MAKALAH Jka
MAKALAH Jka
Estimasi analisis ini merupakan metode yang secara tradisional dipakai oleh estimator untuk
menentukan setiap tarif komponen pekerjaan dianalisa ke dalam komponenkomponen utama tenaga
kerja, material, peralatan, pekerja, dan lain-lain. Penekanan utamanya diberikan faktor-faktor seperti
jenis, ukuran, lokasi, bentuk, dan tinggi yang merupakan faktor penting yang mememngaruhi biaya
konstruksi (Ashworth, 1994). Menurut Pratt (1995) fungsi dari estimasi biaya dalam industri konstruksi
adalah:
Untuk melihat apakah perkiraan biaya konstruksi dapat terpenuhii dengan biaya yang ada
Biaya konstruksi dibagi menjadi 2, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.
1. Biaya langsung Biaya langsung merupakan seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik
proyek, yaitu meliputi seluruh biaya dari kegiatan yang dilakukan diproyek (dari persiapan hingga
penyelesaian) dan biaya mendatangkan seluruh sumber daya yang diperlukan oleh proyek tersebut.
Biaya langsung dapat dihitung dengan mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan
pekerjaan. Biaya langsung ini juga biasa disebut dengan biaya tidak tetap (variable cost), karena
sifat biaya ini tipa bulannya jumlahnya tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai dengan kemajuan
pekerjaan. Secara garis besar, biaya langsung pada proyek konstruksi sesuai dengan definisi di atas
dibagi menjadi lima (Asiyanto, 2005) Biaya bahan/ material, Biaya upah kerja (tenaga), Biaya alat,
Biaya subkontraktor, Biaya lain-lain
Biaya material Biaya material adalah biaya pembelian material, hingga material tersebut tiba
di lokasi proyek. Biaya material merupakan kombinasi harga material ditambah dengan ongkos
pengangkutannya sampai pada lokasi proyek. Agar dapat diperoleh biaya tersebut, maka harus
diketahui harga pembelian material dan biaya pemindahannya ke lokais pekerjaan.
Biaya tenaga kerja Estimasi komponen tenaga kerja merupakan aspek paling sulit dari
keseluruhan analisis biaya konstruksi. Faktor berpengaruh yang harus diperhitungkan antara
lain: kondisi tempat kerja, keterampilan, lama waktu kerja, kepadatan penduduk, persaingan,
produktivitas dan indeks biaya hidup setempat. Satuan tenaga kerja dinyatakan dalam rupiah
perjam-orang, rupiah perhari-orang, rupiah perminggu-orang dan lain-lain.
Biaya peralatan Estimasi biaya peralatan termasuk pembelian atau sewa, mobilisasi,
demobilisasi, memindahkan, transportasi, memasang, membongkar dan pengoperasian selama
konstruksi berlangsung. Biaya lain-lain biasanya relatif kecil, tetapi bila jumlahnya cukup berarti
untuk dikendalikan dapat dirinci, menjadi misalnya:
Dan seterusnya
2. Biaya tak langsung Biaya tidak langsung merupakan seluruh biaya yang terkait secara tidak
langsung, yang dibebankan kepada proyek. Biaya ini biasanya terjadi diluar proyek namun harus ada
dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya ini meliputi antara lain biaya pemasaran,
biaya overhead di kantor pusat/ cabang (bukan overhead kantor proyek), pajak (tax), biaya resiko
(biaya tak terduga) dan keuntungan kontraktor. Nilai keuntungan kontraktor pada umumnya
dinyatakan sebagai persentase dari seluruh jumlah pembiayaan. Nilainya dapat berkisar 8%-12%,
yang mana sangat tergantung pada seberapa kehendak kontraktor untuk meraih pekerjaan
sekaligus motivasi pemikiran pantas tidaknya untuk mendapatkannya. Pada prinsipnya penetapan
besarnya keuntungan dipengaruhi oleh besarnya resiko atau kesulitankesulitan yang akan dihadapi
dan sering kali tidak nampak nyata. Sebagai contoh, keterlambatan pihak pemberi tugas dalam
melaksanakan tugas untuk membayar pekerjaan, dan sebagainya. Biaya tidak langsung ini tiap
bulan besarnya relatif tetap dibanding biaya langsung, oleh karena itu juga sering disebut dengan
biaya tetap (fix cost). Biaya tetap perusahaan ini didistribusikan pembebanannya kepada seluruh
proyek yang sedang dalam pelaksanaan. Oleh karena itu setiap menghitung biaya proyek selalu
ditambah dengan pembebanan biaya tetap perusahaan (dimasukkan dalam mark up proyek).
Biasanya pembebanan biaya ini ditetapkan dalam presentase dari biaya langsung proyeknya. Biaya
ini walaupun sifatnya tetap, tetapi tetap harus dilakukan pengendalian, agar tidak melewati
anggarannya Biaya tidak langsung dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu:
Biaya overhead Biaya overhead adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan dalam
pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan namun tidak berhubungan langsung dengan biaya bahan,
peralatan, dan tenaga kerja. Biaya overhead umumnya terbagi 2, yaitu biaya overhead umum
dan biaya overhead proyek. - Biaya umum Biaya umum atau lazim disebut overhead cost adalah
gaji personil tetap kantor pusat dan lapangan; pengeluaran kantor pusat seperti sewa kantor
pusat, telepon, dan sebagainya; perjalanan beserta akomodasi; biaya dokumentasi; bunga bank;
biaya notaris; peralatan kecil dan material habis pakai. Biaya overhead umum ini dapat diambil
dari keuntungan yang ditetapkan pada satu proyek - Biaya proyek Pengeluaran yang
dibebankan pada proyek tetapi tidak dimasukkan pada biaya material, upah kerja, atau
peralatan, yaitu: bangunan kantor, lapangan beserta perlengkapannya; biaya telepon kantor
lapangan; kebutuhan akomodasi lapangan seperti listrik, air bersih, air minum, sanitasi, dan
sebagainya; jalan kerja dan parkir, batas perlindungan dan pagar di lapangan
Contingency Biaya tak terduga adalah salah satu biaya tak langsung, yaitu biaya untuk
kejadian-kejadian yang mungkin terjadi atau mungkin tidak. Misalnya naiknya muka air tanah,
banjir, longsornya tanah dan sebagainy. Pada umumnya biaya ini diperkirakan antara 0,5
sampai 5 % dari biaya total proyek. Yang termasuk dalam kondisi kontigencies adalah sebagai
berikut : - Akibat kesalahan Kesalahan dalam desaign, kesalahan dalam metode pelaksanaan
sehingga mengharuskan membongkar dan membuat yang baru - Akibat bencana alam Bencana
alam, misalkan tanah longsor, kebakaran, banjir bandang, erupsi gunung, dan lainnya, Gambar
1. Bagan Alur Tahapan Proyek Konstruksi Terkait Dengan Estimasi Biaya Dari bagan alur
tersebut, dijelaskan jenis cost 1,2 dan 3 yaitu :
Cost 1 : adalah biaya proyek secara kasar untuk keperluan analisis ekonomi dalam study
kelayakan
Cost 2 : adalah biaya proyek semi detail untuk keperluan penyediaan dana (budgeting bagi
Owner)
Cost 3 : adalah biaya proyek secara detail yang bersifat definitif (Nilai kontrak), yaitu
pertemuan angka antara Owner estimate dan Bid price kontraktor
1. Pelayanan yang disediakan kontraktor seperti kantor lapangan untuk arsitek dan
penyedia telepon.
2. Daftar nama arsitek dan penyedia telepon.
3. Persyaratan material dengan kinerja khusus.
4. Persyaratan tahap konstruksi khusus dari pemilik.
Satuan Pengukuran
Satuan pengukuran dipakai untuk menghitung kuantitas, harus dapat menunjukkan
penilaian yang tepat.
Mengukur Perhitungan
Kalkulasi dari estimasi harus akurat dan efisien. Estimator harus mempunyai pengetahuan
yang luas mengenai matematika dasar. Hal ini mencakup aljabar, geometri, trogonometri,
konversi angka dan hukum-hukum matematika.
Di Indonesia, terdapat dua jenis pemilik yang didasarkan dari sektornya yaitu sector
pemerintah dan sektor swasta.
Perbedaan utama antara sektor pemerintah dengan swasta adalah dari tujuan pelaksanaan
proyek tersebut. Dalam proyek konstruksi, sektor swasta akan lebih cenderung
mengutamakan faktor-faktor ekonomi seperti keuntungan, tingkat pengembalian investasi,
dan risiko.
Kesuksesan proyek dilihat dari seberapa besar keuntungan yang diperoleh. Sementara itu,
sektor pemerintah lebih memperhatikan kebutuhan publik. Kesuksesan proyek dilihat dari
tingkat kesejahteraan masyarakat pada wilayah setempat akibat dibangunnya sebuah
infrastruktur pada wilayah tersebut.
Dalam pelaksanaan proyek, pemerintah akan selalu diperhatikan oleh publik sehingga
segala aspirasi dan masukan dari publik harus dapat diakomodasi dengan baik.
Konsultan
Konsultan adalah individu atau badan usaha yang memiliki keahlian dalam spesifikasi
pekerjaan tertentu serta memiliki kompetensi untuk memberi masukan teknis pada suatu
proyek.
Secara umum dalam pembangunan proyek teknik sipil atau fasilitas fisik, konsultan
dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.
1. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap
dan mendetail. Konsultan perencana dapat dibedakan menjadi beberapa macam
berdasarkan spesialisasi pekerjaannya.
Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja,
syarat-syarat, hitungan struktur, dan rencana anggaran biaya.
Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor
tentang pelaksanaan pekerjaan.
Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal–hal yang kurang jelas
dalam gambar rencana, rencana kerja, dan syarat–syarat.
Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
2. Konsultan Pengawas
Konsultan ini adalah konsultan yang melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang
telah dilakukan oleh kontraktor. “Pengawas Konstruksi adalah penyedia jasa orang
perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli di bidang pengawasan jasa
konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan
pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserah terimakan.”
Undang – Undang Tentang Jasa Konstruksi, BAB I, Pasal 1, ayat 11. Konsultan pengawas
bertanggung jawab penuh untuk mengawasi pelaksanaan kerja kontraktor serta
mengusulkan, menyetujui, dan menolak pekerjaan yang diusulkan oleh kontraktor.
Hak dan kewajiban Konsultan Pengawas antara lain:
Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan biaya yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat.
Kontraktor dipilih setelah melalui proses tender yang diadakan oleh pihak pemilik proyek
untuk menjalankan proyek. Kontraktor bertanggung jawab langsung kepada pemilik proyek,
dan selama melaksanakan tugasnya diawasi langsung oleh Konsultan MK.
Sub Kontraktor
Sub Kontraktor adalah pihak pelaksana konstruksi yang mempunyai spesialisasi khusus
yang dipilih oleh pihak yang membuka penawaran kerja terlebih dahulu.
Pihak Sub Kontraktor dapat langsung bertanggung jawab kepada pihak pemilik proyek
apabila dipilih langsung oleh pemilik proyek tapi tetap berkoordinasi dengan pihak
Kontraktor Utama dan ada juga Sub Kontraktor yang bertanggung jawab langsung kepada
Kontraktor utama karena sebelumnya telah dipilih oleh Kontraktor Utama
Melaksanakan pekerjaan dari Pemilik Proyek / Kontraktor Utama yang telah disanggupi
untuk dapat dikerjakan sesuai dengan gambar rencana, peraturan-peraturan, dan syarat–
syarat yang ditetapkan.
Mengkoordinasikan dan mengkonsultasikan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.
Bertanggung jawab langsung kepada Pemilik Proyek atau Kontraktor Utama.
Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor utama atau pemilik proyek
berdasarkan perjanjian yang telah disepakati.
Time schedule atau project schedule dibuat oleh project manager untuk mengatur manusia di
dalam proyek dan menunjukan kepada organisasi bagaimana pekerjaan proyek tersebut akan
dilaksanakan. Setiap proyek membutuhkan Time schedule dan ini merupakan alat untuk
memantau bagi project manager/site manager apakah proyek dan tim masih terkendali atau
tidak. Project schedule berbentuk kalender yang dihunbungkan, sebelum jadwal dibuat WBS
harus terlebih dahulu ada, jika tidak ada maka jadwal tersebut akan terkesan semrawut atau
mengada-ada.
pedoman direksi untuk mengontrol apakah suatu pekerjaan berlangsung sesuai jadwal atau
tidak.
5) Untuk memperkirakan biaya yang harus disediakan dalam jangka waktu tertentu, serta
untuk memperkirakan jumlah tenaga kerja, jumlah dan macam peralatan, serta material
yang digunakan.
Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa jenis model instrumen penjadwalan yang biasa
digunakan baik untuk proyek yang berskala kecil sampai yang besar baik yang bersifat formal
maupun non formal. Secara umum dalam proyek konstruksi sering kita temukan jenis penjadwalan
atau schedule berupa penjadwalan diagram batang/Gantt Chart dan Curve-S yang berfungsi
memproyeksikan kemajuan progres bobot pekerjaan dan waktu pelaksanaan. Namun jika dikaji
secara luas model penjadwalan memiliki beberapa jenis dan fungsi yang dapat digunakan dalam
proses perencanaan maupun selama proses konstruksi berlangsung, Ada beberapa bentuk time
tahunan.
2) Bar chart
Sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal, dan kolom
arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah
kegiatan dapat terlihat dengan jelas sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh
3) Curve-S
Sebuah jadal pelaksanaan yang disajikan dalam bentuk table dan bagan menyerupai
huru S. Model penjadwalan semacam ini berupa penjadwalan yang berfungsi untuk
memberikan informasi berupa bobot pekerjaan (Sb-y) dengan index dari 0 – 100%
berdasarkan waktu durasi proyek (Sb-x) sehingga hubungan kedua sumbu tersebut
4) Gantt Chart
urutan item pekerjaan yang akan dikerjakan secara sistematis dan juga dapat
aktual selama proses konstruksi dan tidak memberikan informasi lainnya seperti
suatu proyek khusunya di bidang konstruksi. Parameter dasar pada metode EVM
yaitu:
Yaitu nilai hasil bobot pekerjaan aktual di lapangan dikalikan dengan harga satuan
Merupakan parameter yang menunjukkan biaya aktual yang telah dikeluarkan pada
waktu dan biaya proyek, indeks kinerja waktu dan biaya serta dapat digunakan dalam
meramalkan/estimasi total waktu dan biaya proyek secara keseluruhan berdasarkan index
kinerja proyek yang telah dikerjakan sampai pada saat proyek dievaluasi. Earned Value
Jadwal kegiatan pekerjaan berbentuk diagram network, model Ini digunakan dalam
yang ada didalam proyek yang bersangkutan merupakan model instrumen pengukuran
jadwal proyek dengan menggunakan logika jaringan kerja untuk mendeteksi item
pekerjaan yang berada pada jalur kritis maupun untuk mengetahui waktu detail pekerjaan
yaitu dapat menentukan waktu yang paling cepat atau Early Time dan waktu paling lama
atau Latest Time untuk dikerjakan dan waktu selesainya pada setiap item pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
Model jaringan kerja bisa berupa Critical Path Method (CPM), Predence Diagram Method
(PDM) dan Program Evaluation Review Technique (PERT). Ketiga model jaringan kerja
tersebut disesuaikan dengan jenis proyek yang akan dikerjakan misalnya untuk metode
PERT lebih ideal gunakan jika proyek masih tergolong baru dimana waktu estimasi
Model penjadwalan ini merupakan uraian dari penjadwalan sebelumnya dimana dalam
penjadwalan ini hanya berfokus pada sumber daya yang akan dijadwalkan selama proses
konstruksi baik distribusi jadwal tenaga kerja, material dan peralatan proyek. Fungsi dari
model penjadwalan ini yaitu dapat memberikan informasi target alokasi sumber daya
sehingga dapat mencegah terjadinya keterlambatan waktu alokasi sumber daya proyek di
Seperti memantau kondisi di lapangan, mempelajari medan yang akan dibangun untuk
proyek konstrusi tersebut atau Penelitian dilapangan, sehingga didapat data-data yang
2) Metode Pelaksanaan
Spesifikasi pekerjaan dan gambar secara lengkap yang sesuai dengan persyaratan mutu
pekerjaan yang diperlukan dan Peralatan yang digunakan dalam pelaksaan proyek.
Kemampuan dan keahlian yang dimiliki para pekerja, hal ini sangat berpengaruh pada
Seperti jenis pekerjaan penggalian, pengecoran atau pekerjaan akan dimulainya proyek,
apakah jalan akses masuk perlu dibuat atau sudah ada, apakah lokasi proyek di tengah hutan
dan mempertimbangkan terlebih dahulu pekerjaan penebasan pohon, land clearing atau
pemindahan tanah.
Daerah dimana pekerjaan kontruksi tersebut memiliki batas yang jelas pada suatu wilayah
Peraturan yang dibuat dari pemda setempat karena daerah tersebut berkaitan dengan
budaya atau adat dan ijin lahan dan sebagainya yang menjadi acuan dasar untuk melaksanakan
pekerjaan konstruksi.