NPM : 1801203010018
1.
REALISASI
URAIAN ANGGARAN LEBIH / (KURANG)
s/d PERIODE LALU PERIODE INI TOTAL
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat-alat Bantu 5.248.311,00 0,00 5.182.000,00 5.182.000,00 (66.311,00)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat Angkutan 6.159.703.490,00 0,00 5.550.975.490,00 5.550.975.490,00 (608.728.000,00)
Darat Bermotor
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat Ukur 40.000.000,00 0,00 23.452.800,00 23.452.800,00 (16.547.200,00)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat Pemeliharaan 312.897.160,00 0,00 312.897.160,00 312.897.160,00 0,00
Tanaman/Alat Penyimpan
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat Kantor 420.000.000,00 0,00 419.625.000,00 419.625.000,00 (375.000,00)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat Rumah 1.329.842.330,00 0,00 1.172.782.526,00 1.172.782.526,00 (157.059.804,00)
Tangga
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Komputer 850.045.060,00 0,00 823.067.850,00 823.067.850,00 (26.977.210,00)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat Studio 5.000.000,00 0,00 5.000.000,00 5.000.000,00 0,00
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat Komunikasi 175.621.000,00 0,00 175.500.000,00 175.500.000,00 (121.000,00)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat Kedokteran 4.777.776.479,00 0,00 4.720.632.379,00 4.720.632.379,00 (57.144.100,00)
Belanja Modal Gedung dan Bangunan - Pengadaan Bangunan 4.068.145.689,00 0,00 4.026.411.000,00 4.026.411.000,00 (41.734.689,00)
Gedung Tempat Kerja
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan Instalasi Air 772.500.000,00 0,00 769.482.000,00 769.482.000,00 (3.018.000,00)
Minum/Air Bersih
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan Instalasi 1.008.500.000,00 0,00 1.002.994.000,00 1.002.994.000,00 (5.506.000,00)
Pengolahan Sampah
SURPLUS / DEFISIT (71.117.443.901,00) 0,00 (65.529.907.396,00) (65.529.907.396,00) 5.587.536.505,00
SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN (71.117.443.901,00) 0,00 (65.529.907.396,00) (65.529.907.396,00) 5.587.536.505,00
Berdasarkan laporan realisasi anggaran pada SKPD Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya, dapat kita ketahui bahwa pada tahun
2017 jumlah anggaran belanja sebesar Rp 80.191.627.497,00 dan dari jumlah anggaran tersebut realisasi penyerapan anggaran sebesar
Rp 73.089.724.695,00. Pada hal ini kualitas penyerapan anggaran belanja belum memuaskan, kita ketahui terjadi surplus antara dana
yang telah dianggarkan untuk belanja , baik belanja langsung maupun tidak langsung, terhadap penyerapan realisasi anggaran.
2. Dapat dianalisis bahwa dalam renstra 2017 dinyatakan target anggaran, khusunya di belanja yang dianggarkan pada tahun
2017 senilai Rp 80.191.627.497,00. sedangkan yang terealisasi dari anggaran yang telah dianggarkan tersebut senilai Rp
73.089.724.695,00. Terlihat bahwa dari anggaran yang sudah direncanakan dengan anggaran yang sudah dianggarkan saja
terdapat perlselisihan, menurut saya itu disebabkan dari perkiraan masa pakai barang yang seharusnya 5 tahun sudah
penyusutan, namun masih bisa terpakai ditahun selanjutnya, sehingga anggaran yang direncanakan dapat dicoret atau tidak
terpakai.
3. “Anggaran yang dikelola dengan baik tidak hanya mencerminkan kualitas ekonomi yang baik, tapi juga mencerminkan
martabat suatu bangsa yang baik”(Sri Mulyani Indrawati, Rakornas Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017). Anggaran daerah
seharusnya dipergunakan sebagai alat untuk mendongkrak pendapatan, pengeluaran, pembiayaan, dan alat bantu pengambil
keputusan dan perencanaan pembangunan, otoritas pengeluaran di masa yang akan datang, ukuran standar untuk evaluasi
kinerja serta alat koordinasi bagi semua aktivitas di berbagai unit kerja. Kemandirian dan pengelolaan secara ekonomis,
efektif, dan efisiensi suatu daerah atau wilayah akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah tersebut yang selanjutnya
mengurangi pengangguran dan menurunkan tingkat kemisikinan. Oleh karena itu, pengelolaan keuangan daerah sangat besar
pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah yang kuat dan berkuasa serta mampu
mengembangkan kebesarannya atau menjadi tidak berdaya tergantung pada cara mengelola keuangannya.
Pengelolaan keuangan daerah dimaksudkan agar sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah mulai dari perencanaan
dan penyusunan anggaran, pelaksanaan, dan penatausahaan/akuntansi, dan pertanggungjawaban pelaporan dan monitoring
evaluasi pelaksanaannya semaksimal mungkin berorientasi kepada kepentingan publik, pertumbuhan ekonomi dan penciptaan
lapangan kerja. Indikator utama untuk mengukur kualitas pengelolaan keuangan daerah adalah ketepatan waktu penetapan
APBD, jumlah pendapatan APBD (porsi PAD terhdap total pendapatan), kualitas belanja APBD (postur APBD), kualitas
Dalam upaya mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efisien, pemerintah daerah perlu memperhatikan
mengenai manajemen pendapatan maupun manajemen belanja. Namun dalam hal ini, manajemen belanja harus lebih mendapat
perhatian khusus karena pada dasarnya, untuk mengeluarkan uang akan lebih mudah dibandingkan untuk mendapatkan uang.
Di samping itu, adanya peluang untuk korupsi juga lebih banyak timbul pada aspek pengeluaran. Oleh karena itu maka
diperlukan manajemen yang kuat mengenai manajemen belanja daerah. Hal ini penting karena manajemen belanja tidak
sekadar terkait masalah teknis bagaimana menghemat pengeluaran tetapi juga terkait dengan strategi dan kebijakan bagaimana