ARTIKEL
Oleh :
Armitha Dianty
12.302.0265
ABSTRACT
The purpose of this research were to know the effect of drying machine types and drying
time for ganyong tuber flour processing. The benefit of this research were to informed the public
about the proper type of drying machines and drying time for ganyong tuber flour processing.
The research methods were Physical Response which was rendement calculation.
Chemical responses which were water content analysis, fiber and organoleptic test for color and
texture aspect. The experimental design used was Randomized Block Design (RAK) with 2 (two)
factors, dryer machine types and drying time with 3 (three) replications. One product was tested
for ash, fat and carbohydrate level.
Result of the research on ganyong tuber flour product with dryer type factor had no
significant effect on water content, fiber, yield and texture, but had significant effect on color for
organoleptic test. The drying time factor had significant effect on water content but it had no effect
on fiber content, rendement, organoleptic test for color and texture. Interaction factors had no
effect on all responses. The best treatments were drying which used cabinet dryer and 7 hours of
drying time. With the result of chemical analysis which were ash content 3,67%, protein content
0,782%, fat content 2,196%, and carbohydrate 89,252%.
1
2
2012). Produksi umbi ganyong steam atau udara panas. Pengeringan ini
mencapai 10 ribu ton per tahun baik di memiliki kelebihan misalnya: tinggi
Jawa Timur maupun di Jawa Tengah rendahnya temperatur, kecepatan aliran
dan meningkat setiap tahunnya dalam udara maupun kelembaban dapat diatur,
skala nasional (Tri, L, 2009). tidak tergantung pada panas matahari
Menurut Eni H dkk (2011), atau cuaca. Dengan demikian kecepatan
ganyong berpotensi sebagai sumber pengeringan pun dapat diatur sesuai
karbohidrat dengan total karbohidrat dengan komoditi yang dikeringkan,
mencapai 93,79 % berat kering. Umbi tidak memakai tempat atau lokasi yang
ganyong umumnya digunakan untuk luas, kapasitas dapat dipilih sesuai
produksi pati atau tepung. Bagian umbi keinginan, tidak memerlukan tenaga
yang dapat dikonsumsi sebesar 68,54 % kerja yang banyak, selain itu karena
dari total berat umbi. proses pengeringan dilakukan dalam
Teknologi tepung merupakan ruangan yang tertutup maka kebersihan
salah satu proses alternatif produk maupun kualitasnya dapat lebih terjamin
setengah jadi yang dianjurkan karena (Farel H, 2012).
lebih tahan disimpan, mudah dicampur Pemilihan jenis alat dan kondisi
(dibuat komposit), diperkaya zat gizi pengering yang akan digunakan
(difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat tergantung dari jenis bahan yang
dimasak sesuai tuntutan kehidupan dikeringkan, mutu hasil akhir yang
modern yang ingin serba praktis (Ditjen dikeringkan dan pertimbangan ekonomi,
PPHP, 2012). misalnya untuk bahan yang berbentuk
Pada umumnya masyarakat pasta atau pure maka alat pengering
masih banyak menggunakan proses yang sesuai adalah alat pengering drum,
pengeringan konvensional atau sedangkan untuk bahan yang berbentuk
pengeringan alami, seperti lempengan atau jenis bahan padatan
menggunakan terpal atau hamparan dapat menggunakan pengering kabinet.
lantai yang memerlukan tempat yang Jenis alat pengering lainnya yang dapat
luas ,padahal pengeringan ini memiliki digunakan untuk bahan pangan adalah
kelemahan, di antaranya penurunan pengeringan terowongan, pengering
kadar air sangat tergantung pada semprot, pengering fluidized bed,
ketersediaannya sinar matahari, cuaca pengering beku dan lain-lain
yang tak menentu, kurang higienis, (Mujumdar, 2000). Untuk penelitian
mudah terkontaminasi bahan-bahan kali ini alat pengering yang digunakan
asing yang berbahaya dan biasanya adalah alat tunnel dryer dan cabinet
membutuhkan waktu yang lama. Untuk dryer.
mengatasi berbagai kelemahan yang Pengering kabinet biasanya
dimiliki pada metode pengeringan merupakan pengering yang paling
konvensional. Maka pengeringan secara murah pembuatannya, mudah
mekanis menjadi salah satu alternatif pemeliharaannya, dan sangat luwes
yang memungkinkan dijalankan penggunaanya. Pada umumnya
(Riwanto M, 2016). pengering ini digunakan untuk
Semakin canggihnya teknologi, penelitian - penelitian dehidrasi
pengeringan dapat dilakukan sayuran, umbi-umbian dan buah-buahan
menggunakan alat pengering yang lebih di dalam laboratorium, dan di dalam
cepat praktis dan efisien, serta lebih skala kecil digunakan secara komersial
terjaga kualitasnya diantaranya adalah yang bersifat musiman (Mutia, 2012)
menggunakan pengeringan buatan dalam (Jaffarudin J W, 2013)
(artificial drying) yang merupakan Keuntungan jenis pengering
pengeringan memakai media pemanas tunnel merupakan pengering yang
2
3
gerakannya searah dengan aliran udara lama dan tidak mengurangi kandungan
panas sehingga kecepatan gizi dalam jumlah besar pengolahannya.
pengeringannya lebih tinggi,
terowongan tersebut merupakan ruangan 1.4 Manfaat Penelitian
yang panjang dan dialiri dengan udara Manfaat dalam dari penelitian
panas serta pengeringan terowongan ini adalah :
dapat digunakan untuk mengeringkan 1. Memanfaatkan bahan baku lokal
bahan dalam jumlah besar dengan waktu yang belum terangkat menjadi bahan
singkat (Fellows, 2000). baku yang memiliki nilai tambah
Pemanasan yang tidak tepat dan untuk menambah nilai ekonomis
mengakibatkan kehilangan sejumlah zat dan memperpanjang umur simpan
gizi terutama yang bersifat labil seperti dari umbi ganyong.
asam askorbat, antosianin dan 2. Memberikan informasi mengenai
betakaroten (Budhiarto, 2003). Dengan jenis pengering dan lama
adanya hal tersebut maka perlu pengeringan yang tepat dalam
dilakukan kajian karakteristik pada pembuatan tepung umbi ganyong.
tepung umbi ganyong menggunakan 3. Manfaat lain dengan menggunakan
variasi jenis pengering berbeda sehingga alat pengering mekanis ini yaitu
dapat diketahui jenis pengering mana dapat meningkatkan efisiensi waktu
yang paling baik mengeringkan bahan pengeringan, menghindari
seperti umbi-umbian, serta diharapkan kontaminasi dari bakteri dan debu
bisa tetap menjaga kualitas/ mutu dari yang terbawa angin sehingga bahan
tepung yang dihasilkan. lebih higienis, serta memberikan
peningkatan mutu pada produk bila
1.2 Identifikasi Masalah dibandingkan dengan pengeringan
Berdasarkan uraian diatas, maka sinar matahari.
masalah yang dapat diidentifikasi dalam
penelitian ini adalah : 1.5 Kerangka Pemikiran
1. Bagaimana pengaruh jenis Menurut Damardjati, dkk (2000)
pengering terhadap karakteristik dalam Widya, dkk (2012) Teknologi
pada tepung umbi ganyong? tepung merupakan salah satu proses
2. Bagaimana pengaruh lama alternatif produk setengah jadi yang
pengeringan terhadap karakteristik dianjurkan karena memiliki daya simpan
pada tepung umbi ganyong? yang lebih lama, mudah dicampur
3. Bagaimana pengaruh interaksi (dibuat komposit), diperkaya zat gizi
antara jenis pengering dan lama (difortifikasi), dibentuk dan lebih cepat
pengeringan terhadap karakteristik dimasak sesuai tuntutan kehidupan
pada tepung umbi ganyong? modern yang ingin serba praktis .
Menurut Nani, dkk (2010)
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian tepung ganyong merupakan tepung yang
Maksud dari penelitian ini adalah masih baru, sehingga standardisasinya
untuk mempelajari pengaruh jenis alat mengacu pada pada syarat mutu tepung
pengerig yang digunakan dan lama garut. SNI 1-6057-1999 yaitu sifat
pengeringan yang tepat untuk proses fisiknya berbentuk serbuk halus, tidak
penepungan terhadap produk umbi ada benda asing, serangga dan jenis pati
ganyong. lain, lolos ayakan 100 mesh minimal =
Tujuan dari penelitian ini adalah 95%, Kadar air maksimal 16%, serat
untuk menghasilkan tepung umbi kasar maksimal 1%, derajat asam
ganyong yang berkualitas baik, tahan maksimal 4,0 ml N dan Residu SO2
Maksimal 30 mg/g (BSN, 1999)
3
4
4
5
5
6
yang akan dilakukan adalah kadar air percobaan, dan rancangan respon dan
dan kadar serat kemudian dilakukan analisis.
pembuatan tepung untuk menentukan
suhu terbaik, suhu yang digunakan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk pengeringan adalah suhu 50OC,
60OC dan 70OC, tepung dengan suhu 3.1 Hasil Penelitian Pendahuluan
terbaik akan dijadikan acuan pada Penelitian pendahuluan pada
penelitian utama. penelitian ini meliputi penentuan suhu
untuk mencari perlakuan suhu terbaik
2.2.2 Penelitian Utama yang nantinya digunakan dalam
Penelitian utama yaitu untuk penelitian utama. Dengan pertimbangan
menentukan karakteristik pada tepung respon yang akan digunakan secara fisik
umbi ganyong. Pengeringan tepung yaitu perhitungan rendemen dan respon
umbi ganyong yang digunakan adalah kimia yaitu analisis kadar air dan kadar
pada suhu terbaik yang telah dilakukan serat. Adapun suhu pengeringan yang
pada penelitian pendahuluan dengan digunakan untuk pengeringan dibagi
lama pengeringan adalah 5 jam, 6 jam, menjadi 3 (tiga) taraf yaitu kondisi
7 jam dan 8 jam. Menggunakan alat pengeringan pada suhu 50OC, 60OC dan
pengering tunnel dryer dan cabinet 70OC ,dengan waktu pengeringan 6 jam
dryer. Penelitian utama mencakup (sampai bahan kering) tepung dengan
rancangan perlakuan, rancangan suhu terbaik nantinya akan dijadikan
acuan pada penelitian utama.
Tabel 1. Hasil Pengujian Pendahuluan Terhadap Rendemen, Kadar Air, dan Kadar
Serat Tepung Umbi Ganyong
Suhu
Parameter pengujian
50OC 60OC 70OC
Kadar air 8,54 % 4,87 % 3,68 %
Kadar serat 4,93 % 5,92 % 4,27 %
Rendemen 16,391 % 17,411 % 17,220 %
6
7
Gambar 1 .Grafik Nilai Rata – Rata Kadar Air Tepung Umbi Ganyon
7
NIlai rata-rata kadar air
6
5
4
3 A1 (Tunnel Dryer)
2 A2 (Cabinet Dryer)
1
0
B1 (5 Jam) B2 (6 Jam) B3 (7 Jam) B4 (8 Jam)
Lama Pengeringan
7
8
8
9
Gambar 2. Grafik Nilai Rata – Rata Kadar Serat Tepung Umbi Ganyong
2 A1 (Tunnel Dryer)
A2 (Cabinet Dryer)
1
0
B1 (5 Jam) B2 (6 Jam) B3 (7 Jam) B4 (8 Jam)
Lama Pengeringan
9
10
19
NIlai rata-rata rendemen (%)
18.5
18
17.5
17 A1 (Tunnel Dryer)
16
15.5
B1 (5 Jam) B2 (6 Jam) B3 (7 Jam) B4 (8 Jam)
Lama Pengeringan
10
11
maka semakin rendah nilai rendemen berpengaruh nyata atau tidak berbeda
karena semakin banyak bahan yang nyata. sedangkan untuk jenis pengering
menguap. Kemudian kenaikan dan yang digunakan menunjukkan bahwa
penurunan rendemen yang tidak terdapat pengaruh yang nyata atau
signifikan mungkin disebabkan karena berbeda nyata. Perbedaan jenis
adanya perbedaan perlakuan, seperti pengering terhadap atribut warna tepung
pada proses pengeringan dalam pada umbi ganyong yang berbeda nyata
setiap tray sulit dikendalikan untuk kemudian dilakukan uji lanjut Duncan
memiliki gram yang sama, kemudian yang terdapat pada tabel 6. Berikut
pada proses slice ketebalan dari umbi adalah tabel hasil uji lanjut Duncan
ganyong sulit untuk di kendalikan untuk terhadap respon organoleptik warna
memiliki ketebalan yang sama. pada tepung umbi ganyong.
Rendemen adalah persentase
produk yang didapatkan dari Tabel 6. Pengaruh Jenis Pengering
membandingkan berat awal bahan (A) Terhadap Atribut Warna
dengan berat bahan akhirnya.
Nilai rendemen yang dihasilkan Rata-
Jenis Pengering Taraf
pada penelitian ini lebih tinggi rata
dibandingkan dengan Hasil penelitian Tunnel Dryer (a1) 1,45 A
Nur Richana (2004) yang memperoleh Cabinet Dryer (a2) 1,61 B
rendemen tepung ganyong sebesar
11,43% dan nilai rendemen umbi
Pada data di atas menunjukan
ganyong paling rendah dibanding umbi-
hasil bahwa perlakuan penggunaan jenis
umbian lainnya. Rendahnya rendemen
pengering yang berbeda dapat
tepung ini karena ganyong berserat kasar
mempengaruhi warna dari tepung
yang tinggi dan susah dihaluskan
ganyong hal ini dapat dilihat ketika
sehingga tidak lolos dalam proses
faktor jenis pengering dilakukan uji
pengayakan. lanjut Duncan yang memberikan
pengaruh nyata atau berbeda nyata. Pada
Hasil Uji Organoleptik tunnel dryer memperoleh penilaian dari
Atribut Warna panelis yaitu sebesar 1,45 dimana hal
tersebut menunjukkan bahwa tepung
Hasil perhitungan ANAVA umbi ganyong memiliki warna yang
menunjukkan bahwa perlakuan lama lebih putih dibandingkan menggunakan
pengeringan yang digunakan dan alat cabinet dryer.
interaksi antara keduanya tidak
Tabel 7. Nilai Rata – Rata Nilai Organoleptik Atribut Warna Tepung Ganyong
11
12
3
NIlai rata-rata atribut Tekstur
2.5
1.5
A1 (Tunnel Dryer)
1 A2 (Cabinet Dryer)
0.5
0
B1 (5 Jam) B2 (6 Jam) B3 (7 Jam) B4 (8 Jam)
Lama Pengeringan
12
13
Tabel 8. Nilai Rata – Rata Nilai Organoleptik Atribut Tekstur Tepung Umbi
Ganyong
Gambar 5. Grafik Nilai Rata – Rata Nilai Organoleptik Atribut Tekstur Tepung
Umbi Ganyong
1.68
NIlai rata-rata atribut Tekstur
1.66
1.64
1.62
1.6
1.58 A1 (Tunnel Dryer)
1.56
A2 (Cabinet Dryer)
1.54
1.52
1.5
B1 (5 Jam) B2 (6 Jam) B3 (7 Jam) B4 (8 Jam)
Lama Pengeringan
13
14
14
15
Tabel 10. Hasil Pengujian Mutu Kimia Tepung Umbi Ganyong dengan Jenis
Pengering Cabinet Dryer dan Lama Pengeringan 7 Jam
Parameter Nilai
Kadar Abu (%) 3,67 %
Kadar Protein (%) 0,782 %
Kadar Lemak (%) 2,196 %
Kadar Karbohidrat (%) 89,252 %
15
16
16
17
17
18
Selama Ekstraksi Pati Sagu Susanto, Tri dan Budi Saneto. 1994.
(Metroxylon sp). Fakultas Teknologi Pengolahan Hasil
Teknologi Pertanian, IPB, Bogor Pertanian. Surabaya : PT Bina
Rachmawan, O. 2001.Pengeringan, Ilmu.
Pendinginan dan Pengemasan Tri L, 2009. Mie Ganyong.
Komoditas Pertanian.Depdiknas. http://webcache.googleusercontent
Jakarta. .com/search?q=-
Ratnaningsih, A.W. Permana, dan N. cache:I_XqW43oI8IJ:repository.w
Richana. 2010. Pembuatan ima.ac.id/7001/2/.id. [Diakses 30
Tepung Komposit dari jagung, Oktober 2016]
Ubi kayu, Ubi jalar dan Terigu Widowati, R. 2000. Bercocok Tanam
(Lokal dan Impor) untuk Ubi Jalar. Liptan174/20.
Produk Mi. Prosiding Pekan Samarinda.
Serealia Nasional, Balai Besar Widya Dwi, dkk 2012. Aplikasi Metode
Penelitian dan Pengembangan Modifikasi Panas Lembab
Pascapanen Pertanian.ISBN : 978- untuk Sintesis Tepung Ubi Jalar
979-8940-29-3. dengan Karakteristik
Riwanto, M.P. 2016. Uji Kinerja Alat Antioksidan sebagai Bahan
Pengering Mekanis Tipe Rak Baku Pangan Non Terigu Non
Untuk Mengeringkan Stick Beras. Jurnal pangan. Fakultas
Singkong. Fakultas Pertanian Teknologi Pertanian. Universitas
Universitas Lampung Bandar Brawijaya
Lampung Winarno, F.G. (2004). Kimia Pangan
Rizal, S. 2013. Pengaruh konsentrasi dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Natrium Bisulfit dan Suhu Utama, Jakarta.
Pengeringan Terhadap Sifat Wirakartakusumah.Aman. 1992,
Fisik-Kimia Tepung Biji Peralatan Dan Unit Proses
Nangka (Artocarpus Industri Pangan, Institut Pertanian
heterophyllus). Jurusan Bogor, Bogor
keteknikan Pertanian. Fakultas Yuniarti P W, T.D Sulistiyawati dan E.
Teknologi Pertanian. Universitas Supriyatno. 2013. Pengaruh Suhu
Brawijaya; Malang Pengeringan Vakum Terhadap
Soebito, S 1988. Analisis Farmasi. Kualitas Serbuk Albumin Ikan
Gajah Mada University Press, Gabus (Ophiocephalis Striatus ).
Yogyakarta Jurnal THPI Student
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian,
Yogyakarta : Liberti
18