net/publication/310604789
CITATIONS READS
0 14,462
2 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mochamad Nur Qomarudin on 21 November 2016.
Masjidillah Press
Surabaya
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui
dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok,
dan tiada seorangpun yang mengetahui di bumi
mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Teliti.
~ Surah Luqman: 34 ~
Masjidillah
Karang Menjangan 108 Surabaya
https://masjidillah.wordpress.com/
www.facebook.com/masjidillah
masjidillah@gmail.com
hp./WA. 0857 33 484 101
1 Menghadapi Sakarotul Maut
1
b. Katupkan mulutnya, kalau perlu dibantu dengan tali dari kain, diikatkan
melingkar dari dagu, pipi, pelipis dan ubun-ubun
c. Lemaskan tangan dan kakinya
d. Letakkan kedua tangannya dengan sedekap di atas dadanya dan diikat
kedua telapak tangannya
e. Luruskan kedua kakinya, dengan diikat pergelangan kaki dan kedua ibu
jarinya
f. Dibujurkan tubuhnya menghadap kiblat
g. Tutup seluruh tubuhnya, dari kepala, wajah sampai ujung kakinya
h. Ucapkan kalimat tarji’ yaitu:
2
2 Tuntunan Perawatan Jenazah
3
Tambahan: kapas/spon, sarung tangan, gayung, gunting, dan tempat
untuk mengumpulkan barang yang kotor
Contoh:
Pertama, dengan air yang dicampur daun bidara
Kedua, dengan air bersih, dan
Ketiga (terakhir), dengan air kapur barus
PERHATIAN!
a. Yang lebih berhak memandikan jenazah adalah keluarga atau ahli waris
laki-laki oleh orang laki-laki atau suami oleh istri dan sebaliknya yang
mu’min
b. Dalam memandikan jenazah supaya tidak memperlakukan jenazah
dengan kasar
c. Menutup jenazah, terutama bagian yang tercela serta tidak
menyebarluaskan aibnya.
4
2.4 Persiapan Mengkafani Jenazah
a. Disiapkan dahulu kain yang baik, bersih dan putih
b. Jenazah laki-laki 3 (tiga) helai kain, masing-masing berukuran 135 cm x
240 cm
5
d. Ukuran kain disesuaikan dengan besar kecilnya jenazah dan tidak
berlebihan (boros)
e. Cawat/celana dalam jika dibutuhkan, tetapi bukan keharusan
f. Memberikan wewangian terbaik yang dimiliki dalam setiap lembar kain
kafannya dan pada badan jenazah
6
2) Jenazah perempuan, dilulut dahulu dengan minyak wangi, kemudian
diikat kerudungnya, dililitkan dengan urut kain sarung, baju kurung,
mantel jaz dan kain biasanya.
PERHATIAN!
Takbir Pertama
a. Berdiri tegak, lalu dengan niat ikhlas karena Allah, mengangkat tangan
sampai bahu, ibu jari sejajar telinga, dan telapak tangan menghadap
Kiblat, jari-jari tidak terlalu renggang atau rapat, seraya membaca takbir
(Allahu Akbar), lalu tangan diturunkan dan telapak tangan kanan
diletakkan pada punggung telapak tangan kiri di dada.
b. Kemudian membaca surah al-Fatihah
8
Takbir Ke empat
ااواَ ْجًرا
َ ًااوفَ َرط
َ ااج َع ْلهُالَنَاا َسلَ ًف ُ َاَل
ْ له َم
Artinya: Ya Allah, jadikanlah ia pendahulu (penjemput) dan pelebihan
(tabungan) serta pahala bagi kami. [Shahih Bukhari, Musnad Ahmad,
Sunan Ibnu Majah]
ااّلِلِ َاوبََرَكاتُاهُاااا
َ ُاعلَْي ُك ْم َاوَر ْْحَة
َ اَل َسالَ ُم
9
PERHATIAN!
a. Jika seseorang meninggal karena: syahid, jelas munafiq, dan bunuh diri
tidak di sholati
b. Sholat Jenazah dilakukan tidak pakai ruku’, sujud dan duduk
c. Lebih baik Imam sholat jenazah dari keluarga atau kerabat terdekat
d. Sebelum sholat dilaksanakan sebaiknya disampaikan tentang haqqul
adami (sangkut paut utang piutang)
10
Artinya: Salam sejahtera kepadamu, wahai perumahanan orang-orang
mukmin, dan Insya Allah kami akan menyusul kamu sekalian. Ya Allah,
janganlah Engkau menjauhkan kami dari pahala mereka dan janganlah
Engkau timbulkan fitnah kepada kami sepeninggal mereka. [Sunan Ibnu
Majah, Musnad Ahmad]
11
2.10 Do’a Selesai Penguburan Jenazah
Selesai mengubur dan sebelum meninggalkan tempat penguburan pelayat
mengambil tanah dan menaburkannya dari arah kepala tiga kali, lalu berdiri di
sisinya, dan membaca do’a sebagai berikut:
PERHATIAN!
12
c. Jika sampai di kuburan, penggalian liang lahat belum selesai dan jenazah
telah diletakkan, pelayat diperkenankan duduk dengan menghadap
kiblat dan tidak di atas kubur
d. Yang turun (menerima, dan meletakkan jenazah) di dalam liang lahat
adalah orang yang tadi malam tidak berhubungan suami istri (jimak)
e. Pelaksanaan penguburan tidak dilakukan pada waktu matahari hampir
atau sedang terbit atau terbenam dan ketika matahari persis di atas
kepala
f. Dilarang meninggikan kuburan “mengijing” atau membangun bangunan
permanen di atasnya, cukup memberi tanda di atasnya dengan batu
atau sebangsanya
g. Jika masuk dalam kuburan, berjalanlah di antara kubur dan melepas alas
kaki
3.1 Takziyah
a. Pengertian takziyah
Takziyah adalah melawat keluarga jenazah baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk menghibur mereka dengan cara memberikan
ucapan belasungkawa, menshalatkan, menganjurkan bersabar dan tabah
dalam menghadapi dan menerima musibah dan cobaan serta
mendo’akan jenazah agar mendapatkan ampunan semua dosa dan
kesalahannya kemudian ditempatkan di tempat yang mulia (surga
jannatun Na’im)
b. Tujuan takziyah
1) Mengurangi beban yang diterima
2) Mengurangi kesedihan yang dialami
3) Bisa menerima musibah dengan sadar dan ikhlas bahwa itu semua
adalah kehendak Allah (swt)
4) Menyerahkan segala sesuatu kepada Allah (swt)
13
3) Jangan menambahi beban pada keluarga jenazah baik mental
maupun materi
4) Memberikan sumbangan materi baik berupa uang atau lainnya
5) Dianjurkan kepada pelayat agar membuatkan makanan untuk
keluarga jenazah
6) Dilarang meratapi jenazah, menampar pipi, merobek-robek pakaian,
dan meratap-ratapan jahiliyah (tidak mengapa menangis), berkumpul
di tempat keluarga sesudah dikubur, sehingga mereka membuatkan
makan bagi pelayat
14
7) Tidak dibenarkan menjadkan jenazah sebagai perantara hubungan
kepada Allah
8) Sebaiknya wanita tidak sering-sering ziarah kubur
9) Duduk menghadap kiblat dan tidak duduk di atas kuburan seseorang
10) Ziarah kubur dianjurkan bagi setiap mukmin, dan bagi mukminat
diperbolehkan, akan tetapi tidak terlalu sering
11) Bila sampai di kuburan mengucapkan salam dan do’a sebagai
berikut:
15
Dari Ibnu Umar (ra), ia berkata: Pernah Rasulullah (saw)
memegang bahuku sambil bersabda: “Hendaklah engkau
hidup di dunia ini seolah-olah orang asing atau penyebrang
jalan.”
Dan Umar juga pernah bekata: “Apabila engkau berada di
waktu pagi, janganlah engkau menunggu sore hari.
Pergunakanlah waktu sehatmu untuk waktu sakitmu, dan
waktu hidupmu untuk bekal kematianmu.”
~ Shaih Bukhari ~
16
View publication stats