Anda di halaman 1dari 13

EKSISTENSI KESENIAN TAYUB DI DESA NGRAJEK KECAMATAN

TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH
KHOLISATUL MAR’AH
NIM 150711602024

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
NOVEMBER 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesenia tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang
diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika,
menurut heukin tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh
imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak , sehingga menjadi
bentuk gerak yang simbolis sebagai ungkapan sipencipta (heukins :
1990,2)
Kesenian tari sendiri salah satu cabang seni, yang diungkapkan
dalam bentuk gerakan tubuh. Kesenian tari juga banyak dinikmati oleh
siapa saja, pada waktu kapan saja. Kesenian tari juga mendapatkan
perhatian khusus dari masyarakat.
Kesenian tari juga sering kita jumpai pada acara-acara tertentu seperti
acara perkawinan, pesta yang berhubungan dengan adat, pagelaran tari,
acara keagamaan kesenian tari ini juga dapat kita lihat dalam acara media
yang berupa televisi.
Eksistensi adalah kata yang berasal dari bahasa lain yaitu existeri
yang berarti muncul, ada,timbul, dan berada. Muncullah empat penjelasan
baru tentang eksistensi yaitu yang pertama eksistensi adalah apa yang ada.
yang kedua eksistensi adalah apa yang memiliki, dan yang ketiga
eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dengan penekanan bahwa
sesuatu itu ada, yang terakir eksistensi adalah kesempurnaan.
Pengertian eksistensi itu sendiri adalah keadaan yang hidup atau menjadi
nyata. Terdapat beberapa pandangan yang berbeda dari filsus tentang arti
kata eksistensi.
Plato berpendapat bahwa esensi lebih nyata dari pada kalau
berpartisipasi dalam materi dan bila mengasimilasikan eksistensi pada
esensi maka materi akan berasosiakan dengan bukan ada.
Aristoteles menegosiasikan eksistensi dengan materi yang
berforma yaitu substansi, sambil menegosiasikan esensi dengan forma dan
menggunakan unsur definisi yang benar.
Keadaan kesenian saat ini didominasi oleh kesenian adalah seni
suara dan seni akting (film,sinetron). Seni tari yang dulu hampir setiap hari
dapat kita saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang berbau
kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995-1996 yang
dapat kita nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi.
Seni saat ini sedang mengalami pergeseran pergeseran atau ’’shirf’’
budaya. Hal ini mungkin dapat dipahami mengingat derasnya arus
globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta ketika mempuan
kita dalam membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar
kita.
Tayub berasal dari kata tata dan guyub (jawa: kiratha basa), yang
artinya bersenang-senang dengan mengibing bersama penari wanita.
Tayub adalah tari pergaulan tetapi dalan perwujudannya bisa bersifat
romantis dan bisa pula erotis. Biasa ditarikan oleh penari wanita yang
disebut dengan tledhek dan selalu melibatkan penonton pria untuk menari
bersama (pengibing). Yang menjadi perhatian disini adalah dalam setiap
pertunjukan selalu didominasi oleh penonton pria, sebab pria disini
sebagai obyek bagi para tledhek untuk dapat menari bersama mereka dan
diharapkan memberi sedikit imbalan (berupa uang = sawer). Tayub
dilaksanakan untuk merayakan pesta pernikahan dan berbagai macam
hajatan lainnya.
Penelitian yang berjudul Eksistensi Kesenian Tayub di Desa
Ngrajek Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk, diambil karena
ingin mengetahui eksistensi kesenian tayub di daerah ngrajek dari jaman
dahulu, sampai ke jaman modern, agar dapat mengetahui perbedaan
keseniat tayub dari masa ke masa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal mula adanya kesenian tayub di Desa Ngrajek
Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk?
2. Bagaimana perkembangan kesenian tayub saat ini di Desa Ngrajek
Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk?
3. Nilai-nilai apa yang terkandung dalam kesenian tayub di Desa Ngrajek
Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian
yaitu:
1. Untuk mengetahui asal mula adanya kesenian tayub di Desa Ngrajek
Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk.
2. Untuk mengetahui perkembangan kesenian tayub saat ini di Desa
Ngrajek Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk.
3. Untuk mengetahui nilai nilai apa yang terkandung dalam kesenian
tayub di Desa Ngrajek Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk.
D. Kegunaan
Penelitian yang di rencanakan memiliki beberapa manfaat antara lain :
1. Bagi peneliti, penelitian ini sangatlah bermanfaat bagi pengetahuan
perkembangan kesenian tayub.
2. Bagi masyarakat, diharapkan bisa mempertahankan kesenian tayub
agar tidak punah dengan seiringnya perkembangan zaman.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Eksestensi
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Eksistensi adalah
keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan
menurut Abidin Zaenal (2007:16) eksistensi adalah :
“Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu, menjadi atau
mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni
exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi
eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau
kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran,
tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-
potensinya”.
Dalam arti eksestensi adalah kata yang berasal dari bahasa lain
yaitu existeri yang berarti muncul, ada,timbul, dan berada. Muncullah
empat penjelasan baru tentang eksistensi yaitu yang pertama eksistensi
adalah apa yang ada. yang kedua eksistensi adalah apa yang memiliki,
dan yang ketiga eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dengan
penekanan bahwa sesuatu itu ada, yang terakir eksistensi adalah
kesempurnaan.
Pengertian eksistensi itu sendiri adalah keadaan yang hidup atau
menjadi nyata. Terdapat beberapa pandangan yang berbeda dari filsus
tentang arti kata eksistensi.
Plato berpendapat bahwa esensi lebih nyata dari pada kalau
berpartisipasi dalam materi dan bila mengasimilasikan eksistensi pada
esensi maka materi akan berasosiakan dengan bukan ada.
Aristoteles menegosiasikan eksistensi dengan materi yang
berforma yaitu substansi, sambil menegosiasikan esensi dengan forma
dan menggunakan unsur definisi yang benar.

B. Kesenia Tayub
Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang
digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa
manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa
manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos
berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta
meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian
dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.
Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan yang sering di
gunakan oleh manusia sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan
yang sedang dialami dalam kehidupan sehari-hari, kesenian menjadi
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena
dengan kesenian dapat mewakilkan segala bentuk perasaan. Kesenian
juga membuat variasi dalam kehidupan setelah diliputi rutinitas yang
terkadang membuat jenuh.
Seni tari adalah seni yang diciptakan dengan menggunakan unsur
gerak tubuh yang di tata menjadi ragam gerak tari, gerak tari
merupakan gerak yang diperhalus serta terdapat unsur estetis. Prakoso
(2008:1) mengatakan bahwa kesenian secara kontekstul berkaitan
dengan berbagai bentuk kepentingan kehidupan budaya manusia
sehingga kesenian cenderung bersifat multifungsi.
Kesenian tari adalah ungkapan nilai nilai keindahan yang di
ungkapkan lewat gerak. M.jazuli (1989:1) mendefinisikan tari sebagai
sebuah ungkapan, pernyataan, atau ekspresi dalam gerak yang memuat
komentar-komentar tentang realitas kehidupan yang dapat merasuk
dibenak penonton setelah pertunjukan tari selesai.
Suryadiningrat (dalam R.M Wisnu wardana 1990:8)
mengemukakan pengertian tari dalam bahasa jawa sebagai berikut ini
:ingkang kawastanan joget inggih puniko ebahing sarandungin badan,
katata pikantuk wiramaning gendhing, jumbuhing pasemon, sarta
pikajenging joget. Arti dari bahasa jawa tersebut adalah yang
dinamakan tari adalah gerak keseluruhan tubuh yang ditata dengan
irama lagu pengiring, sesuai dengan lambang, watak, dan tema tari.
Seni tari merupakan alat komunikasi yang disampaikan melalui gerak,
dengan tubuh manusia sebagai alatnya. Seni tari juga dilengkapi
dengan unsur-unsur lain, seperti irama, ruang, waktu, tenaga, serta
unsur-unsur pendukung lainnya (Weni dkk, 2009 : 1).
Kesenian tari itu sendiri menurut para ahli seperti Haukin
menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh
imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi
bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta
(Haukins: 1990, 2).
Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi yang
berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus
diinternalisasikan.Untuk menjadi bentuk yang nyata maka Suryo
mengedepankan tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi
bentuk obyektif (Meri:1987, 12)
Tayub berasal dari kata tata dan guyub (jawa: kiratha basa), yang
artinya bersenang-senang dengan mengibing bersama penari wanita.
Tayub adalah tari pergaulan tetapi dalan perwujudannya bisa bersifat
romantis dan bisa pula erotis. Biasa ditarikan oleh penari wanita yang
disebut dengan tledhek dan selalu melibatkan penonton pria untuk
menari bersama (pengibing). Yang menjadi perhatian disini adalah
dalam setiap pertunjukan selalu didominasi oleh penonton pria, sebab
pria disini sebagai obyek bagi para tledhek untuk dapat menari
bersama mereka dan diharapkan memberi sedikit imbalan (berupa
uang = sawer). Tayub dilaksanakan untuk merayakan pesta pernikahan
dan berbagai macam hajatan lainnya.
Kesenian adalah bagian dari budaya, kesenian itu menampilkan
keindahan gerak dan ekspresi dll, kesenian itu sendiri seperti kesenian
tari tayub, yang menampilkan keindahan gerak tubuh suatu penari,
tarian tayub biasanya ditariakan para wanita dengan menarik penonton
pria.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dapat
menjawab permasalahan tentang fenomena-fenomena berdasarkan
data yang diperoleh. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll (Moleong, 2014:6).
Metode penelitian kualitatif dilakukan secara intensif maka
peneliti harus ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat hal-
hal apa yang terjadi, melakukan analisis refleksi terhadap berbagai
dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan
penelitian secara mendetail (Sugiyono, 2016:18). Penelitian ini
menggunakan paradigma intrepretatif, paradigma interpretatif
merupakan dasar untuk menjelaskan kehidupan peristiwa sosial
dan manusia pada umumnya (Alam,1998:3). Paradigma
interpretatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan pemahaman (mengerti dan menginterpretasi apa
di balik peristiwa) (kompasiana, 2015). Sehingga, dengan
penelitian kualitatif interpretatif dapat membantu peneliti untuk
menafsirkan mengenai:
a. Bagaiman asal mula adanya kesenian tayub di Desa Ngrajek
Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk.
b. Bagaimana perkembangan kesenian tayub saat ini di Desa
Ngrajek Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk.
c. Nilai-nilai apa yang terkandung dalam kesenian tayub di Desa
Ngrajek Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk.
B. Kehadiran peneliti
Peneliti dalam melakukan penelitian dan untuk memperoleh
data sebanyak mungkin peneliti menggunakan studi di lapangan.
Oleh karena itu kehadiran peneliti menjadi hal yang sangat penting.
Seperti yang yang di jelaskan Moleong (2014:9) mengatakan
bahwa dalam penelitian kualitatif, penelitian sendiri atau dengan
bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Sesuai
dengan penelitian kualitatif kehadiran peneliti diperlukan secara
mutlak dan optimal karena peneliti merupakan kunci pokok dalam
mengungkapkan makna dan sekaligus sebagai alat pengumpulan
data. Karena hal itu peneliti harus terlibat dalam kehidupan orang
orang yang akan diteliti sampai pada keterbukaan antara kedua
belah pihakan.
C. Lokasi Penelitian.
Lokasi penelitian ini di Desa Ngrajek Kecamatan
Tanjunganom Kabupaten Nganjuk. Karna di Desa Ngrajek ini
tempatnya kesenian Tayub.
Penelian ini lebih memilih Eksistensi Kesenian Tayub di
Desa Ngrajek Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk
sebagai lokasi penelitian, karena kesenian ini patut di teliti dengan
adanya perkembangan jaman.
D. Sumber dan Jenis Data
Sumber data ini di ambil dari warga setempat Desa Ngrajek
Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk, karna mayoritas
warga di sini adalah keledhek.
Dalam setiap penelitian, peneliti dituntut untuk menguasai
teknik pengumpulan data sehingga menghasilkan data yang relevan
dengan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis
data kualitatif dari sumber primer dan sumber sekunder.
1) Sumber primer
Sumber primer adalah data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2016,222). Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber primer adalah para
informan yang difokuskan pada pihak-pihak yang mempunyai
informasi mengenai eksitensi kesenian tayub.
2) Sumber sekunder
Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono,
2016:222).
E. Prosedur Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan beberapa tahapan
seperti haknya seperti ini :
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan
beberapa pertanyaan antara pewawancara dengan yang
diwawancarai (Djaelani, 2013:87).
b. Observasi
Teknik dari observasi untuk menghasilkan data dari sumber
data yang berupa peristiwa, tempat, lokasi, dan benda serta
rekaman gambar. Nasution (dalam sugiyono, 2016:277)
manfaat dari obserfasi salah satunya adalah peneliti tidak hanya
mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-
kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang
diteliti.
c. Dokumentasi
Dokumtasi yaitu metode yang digunakan untuk mencapai
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
traskip,buku,surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2014:274).
Dokumen adalah setiap bahan tertulis atau film, lain dari
record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan
seorang penyidik (Guba dan Lincoln, dalam
Moleong,2014:216). Dokumen juga bisa berupa tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2016:239).
F. Tekni Analisis Data
Peneliti melakukan pengumpulan data, kemudian seluruh
data yang terkumpul diolah oleh peneliti. Kemudian data di analisis
dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif yaitu dengan
mendeskripsikan secara menyeluruh data yang didapat selama
proses penelitian tersebut. Huberman (dalam sugiyono, 2016:370)
mengungkapkan bahwa dalam mengolah data kualitatif dilakukan
melalui tahap reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Mereduksi data berarti merangkum dan memilih hal-hal yang
pokok. Dan setelah dilakukan reduksi data, langkah-langkah
selanjutnya adalah menyajikan data. Selanjutnya tahap yang terakir
adalah pengolahan data adalah suatu penarikan kesimpulan.
G. Pemeriksaan keabsahan Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk kepentingan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong,
2014:330).teknik triangulasi yang serig di gunakan adalah
pemeriksaan melalu sumber data lain (Moleong, 2014:330).
Memberchek adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Memberchek mempunyai tujuan agar
informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau
informasi (Sugiyono, 2015 :276).
DAFTAR RUJUKAN
A. Buku
Alam, Bachtiar. 1998. Globalisasi dan Perubahan Budaya
Perspektif Teori
Kebudayaan. Jurnal Antropologi Indonesia, 54(1):3.
Arikunto, Suharsimi.2014. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djaelani, Rofiq A. 2013. Teknik Pengumpulan Data dalam
Penelitian Kualitatif.
Majalah Ilmiah Pawiyatan. XX(1):87.
Moleong, Lexy. 2014. Metodelogi PenelitianKualitatif:Edisi
Revisi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
M.jazuli. 1994. Telaah teoretis seni tari. Semarang :IKIP
Semarang perss.
Prakoso. 2008. Seni pertunjukan etnik jawa: ritus, simbolisme,
politik, dan problematikanya
(Robby Hidayat, R.Djoko prakosa Eds). Malang: Gantar
Gumelar.
R.M. Wisnu Wardana.1990.pendidikan seni tari. Yogyakarta:
departemen pendidikan dan kebudayaan
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan
:Researtch and
Development. Bandung: Alfabeta.
Weni. R, dkk. 2009. Mengenal seni tari. Klaten : Mediantara
B. Website
Kompasiana. 2015. Paradigma Penelitian Kualitatif, (Online),
(m.kompasiana.com/paradigma-penelitian-kualitatif/),
diakses 13 Novemeber 2017
Heukin,1990.Tentang Tari Tayu, (Online)
(http://spectradancestudio.wordpress.com/2012/10/17/tenta
ng-tari-tayub/), diakses 13 November 2017

Anda mungkin juga menyukai