Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang
dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel
mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi
kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam
sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut
organisme uniselular, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya,
termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiselular
yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-
masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun
demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu
sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya,
sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah
dibuahi. Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika
masing-masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi
jaringan, yang membangun organ dan kemudian sistem organ yang
membentuk tubuh organisme tersebut. Fisiologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktivitas suatu organisme dalam
menjaga dan mengatur kehidupannya. Seperti halnya cabang ilmu biologi
lain, fisiologi juga mempelajari proses kehidupan yang mirip atau identik
pada banyak organisme. Fisiologi sebenarnya merupakan terapan dari fisika
dan kimia modern untuk memahami tumbuhan dan hewan. Karena itu,
kemajuan fisiologi hampir seluruhnya bergantung pada kemajuan dibidang
fisika dan kimia. Kini teknologi ilmu fisika terapan menyumbangkan
peralatan untuk membantu penelitian dibidang fisiologi serta pengetahuan
dasar. Dalam mempelajari fisiologi yang paling mendasar perlu di pelajari
adalah ilmu tentang sel . Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang
terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama melakukan
fungsinya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah struktur dari sel ?
2. Bagian-bagian dari sel
3. Macam-macam organel sel
4. Struktur dan fungsi dari organel-organel sel
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami yaitu :
1. Agar lebih memahami tentang sel dan fungsinya beserta organel-organel
didalamnya baik dalam sel hewan maupun tumbuhan.
2. Dapat mengerti pembagian sel melalui ada dan tidaknya selaput atau
membrane pada sel tersebut.
3. Mengetahui apa saja aktivitas sel sebagai makhluk hidup yang membantu
metabolisme, pewarisan sifat, dan lain-lain.
4. Mengetahui apa saja aktivitas sel dalam memperoleh makanan, dan lain-lain.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sel.

Sel merupakan unit (satuan, zarah) terkecil dari makhluk hidup, yang
dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena tidak
dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri
sendiri.Secara setruktural, tubuh makhluk hidup terrsusun atas sel-sel
sehingga sel disebut satuan struktural makhluk hidup. Secara fungsional,
tubuh makhluk hidup dapat menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel
penyusun itu berfungsi. Karena itu sel juga disebut satuan fungsional
makhluk hidup.

Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat


makhluk hidup. Dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat di
wariskan kepada keturunan. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel
tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba.

3
Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia,
merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya,
tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun, seluruh tubuh semua organisme
berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari
pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari
pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.

Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika


masing-masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan
menjadijaringan, yang membangun organ dan kemudian sistem organ yang
membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot jantung
membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian
dari sistem organ peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel
sendiri tersusun atas komponen-komponen yang disebut organel.

2.2 Struktur Sel

Struktur sel secara umum

Secara umum struktur sel terbagi atas 3 bagian, yaitu sebagai berikut:

4
2.2.1 Membran Sel

Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane,


plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua
jenis sel berupa lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang
memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel,[1] terutama untuk
melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di
dalamsitoplasma.

Merupakan pemisah antara lingkungan luar sel dan dalam sel atau
media keluar-masuknya zat dari dalam dan ke dalam sel. Membran sel
bersifat semipermeabel dan selektifpermiabel karena hanya dapat dilalui zat-
zat tertentu.

A. Struktur Membran Sel

Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein,


oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.

a. Bagian tengah bilayer atau ekor asam lemak membentuk membran


Hidrofobic (tidak suka air)
b. Bagian kepala Fospolipid bilayer atau bagian kepala Amembentuk
membran Hidrofilik (suka air)

5
c. Protein Integral/Intrinsik adalah protein yang menjulang atau menembus
membran sel dari lapisan atas hingga ke bawah.
d. Protein Peripheral/Ektrinsik adalah protein yang berada di lapisan atas
atau bawah dari membran sel
e. Fospolipid (lemak yang berikatan denga posfat)
f. Glikolipid (Lemak yang berikatan dengan karbohidrat)
g. Glikoprotein (Protein yang berikatan dengan karbohidrat)

 Model mosaik fluida


Pada tahun 1972, Seymour Jonathan Singer dan Garth Nicholson
mengemukakan model mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-
hukum termodinamika untuk menjelaskan struktur membran sel. Pada model
ini, protein penyusun membran dijabarkan sebagai sekelompok molekul
globular heterogenus yang tersusun dalam strukturamfipatik, yaitu dengan
gugus ionik dan polar menghadap ke fase akuatik, dan gugus non-polar
menghadap ke dalam interior membran yang disebut matriks fosfolipid dan
bersifat hidrofobik. Himpunan-himpunan molekul globular tersebut terbenam
sebagian ke dalam matriks fosfolipid tersebut. Struktur membran teratur
membentuk lapisan ganda fluida yang diskontinu, dan sebagian kecil dari
matriks fosfolipid berinteraksi dengan molekul globular tersebut sehinggal
struktur mosaik fluida merupakan analogi lipoproteinatau protein integral di
dalam larutan membran ganda fosfolipid.
 Lapisan ganda fosfolipid
Umumnya, membran sel memiliki bagian kepala polar hidrofilik
dengan daya ikat gliserofosforilester yang terdiri dari gliserol, fosfat, dan
gugus tambahan seperti kolina, serina, dll; dengan dua rantai hidrofobik asam
lemak yang membentuk ikatan ester. Pada rantai primer, ditempati oleh asam
lemak jenuh dan pada rantai sekunder ditempati oleh asam lemak tak
jenuh.[4] Bagian kepala dapat berinteraksi dengan air maupun larutan fase
akuatik, sedangkan bagian rantai akan berhimpit membentuk matriks
fosfolipid yang disebut fase internal. Antara fase internal dan fase akuatik

6
terjadi tegangan potensial antara 220-280 mV yang disebut tegangan
potensial dipol, atau potensial membran.
Penamaan dan sifat bagian kepala fosfolipid bergantung pada jenis
gugus tambahan yang dimilikinya, antara lain terdapat sebutan fosfokolina
(pc), fosfoetanolamina (pe),fosfoserina (ps), dan fosfoinositol (pi); dan
masing-masing nama senyawa fosfolipid terkait yang terbentuk pada
membran sel adalah fosfatidil kolina, fosfatidil etanolamina,fosfatidil serina,
dan fosfatidil inositol. Membran juga dapat terbentuk dari senyawa lipid
seperti sfingomielin, sardiolipin, atau ikatan dengan senyawa kolesterol, dan
glikolipida.
 Protein integral membran

Protein integral memiliki domain membentang di luar sel dan di


sitoplasma. Protein intregral juga berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang
ukurannya lebih besar.

 Protein transmembran

Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan


lipid / transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein,
hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik.
Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah luar
sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi

 Kerangka membran

Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga


macam jenis yaitu mikrotubulus, mikrofilamen,dan filamen intermediet.

B. FUNGSI MEMBRAN SEL


 Sebagai sekat pembatas antara isi sel dan lingkungan luar sel.
 Sebagai reseptor
 Sebagai tempat terjadinya reaksi kimia, misalnya respirasi sel.
 Sebagai pengontrol transportasi zat dari dalam keluar sel, maupun dari luar
ke dalam sel
 Sebagai pelindung sel

7
 Menjaga kestabilan pH, menjaga konsentrasi ion, dan membuang sisa
metabolisme yang bersifat racun.
 Mempertahankan Struktur Sel

o Pembungkus
Membran sel berfungsi sebagai pembungkus dan menentukan bentuk
sel itu sendiri. Dengan adanya membran sel, sel dapat mempertahankan
bentuk fisiknya, khususnya pada sel hewan yang pada umumnya tidak
memiliki dinding sel.
Dengan adanya membran sel khususnya pada sel hewan, mampu
mempertahanakan organel dan sitoplasma sel terhadap pengaruh
lingkungannya. Oleh karena itu, salah satu fungsi membran sel bila ditinjau
dari strukturnya adalah memisahkan sel dengan lingkungannya dengan
kemampuan atau sifatnya yaitu selektif permeabel.
o Sitoskeleton

Pada banyak kasus, membran sel berfungsi menyokong sitoskeleton


yang berada dalam sel (sitoplasma) tetap pada posisinya. Hal ini dapat terjadi
dengan adanya bantuan protein yang melekat diantara membran sel yang
melekat pada beberapa sitoskeleton sehingga mampu mempertahankan
bentuk sel.

o Matriks Ekstraselular

Dengan adanya matriks ekstraselular yang ada pada membran sel


mampu membuat terjadinya interaksi antara sel sel yang berdekatan
khususnya pada jaringan.

o Pertahanan

Membran sel dapat melindungi sel dari bahaya kimia serta


mempertahankan molekul macro yang penting sehingga tidak keluar dari sel.

8
 Fungsi Membran Sel sebagai Fasilitas Selektif Permeabel
Membran sel yang membungkus sel memiliki sifat “pilih kasih” dalam
memilih zat zat yang dapat masuk atau keluar sel. Hal ini disebut selektif
permeabel.
Struktur yang dimiliki oleh membran sel membuatnya mampu
melakukan hal tersebut (Baca tentang Membran Sel). Selain dari strukturnya
fosfolipid bilayer, “pilih kasih” ini pula didukung oleh adanya mekanisme
transport aktif dan protein transport.

 Fungsi Membran Sel sebagai Transportasi Aktif Sel

Membran sel dapat melakukan transport aktif atau pemindahan zat zat
/ molekul dari dalam atau dari luar sel walaupun terjadi perbedaan gradien
konsentrasi. Dengan kata lain, transport aktif ini berlawanan dengan proses
osmosis dan difusi. Dengan adanya transport aktif, bahan bahan tidak
dibutuhkan atau sangat dibutuhkan oleh sel mampu diatur. Energi seperti
ATP dibutuhkan dalam kerja transport aktif membran

 Fungsi membran sel untuk transportasi makromolekul

Hal ini dilakukan oleh membran sel dengan dua cara yaitu eksositosis
dan endositosis. Kedua cara ini menggunakan vesikel yang nantinya akan
keluar atau masuk melalui membran sel.

Eksositosis adalah proses mengeluarkan isi dari vesikel keluar dari sel
melalui membran sel

Endositosis adalah proses memasukkan molekul besar melalui


membran sel dengan membentuk vesikel.

 Fungsi Membran Sel sebagai Penanda (Marker) dan Signalling

Membran sel mampu ditandai oleh penanda protein tertentu yang


membuat komunikasi antar sel dapat terjadi. Pada membran sel juga terdapat
beberapa titik reseptor untuk hormon, neurotransmitter dan protein imunitas.
Dengan cara ini, sel mampu tanggap terhadap respon lingkungan diluar sel
melalui adanya membran sel

9
 Fungsi Membran dalam Aktivitas Metabolisme

Membran plasma pada beberapa bagian dari strukturnya seperti


protein ataupun enzim ikut terlibat dalam proses metabolisme dalam sel.

C. MEMBRAN SEL EUKARIOTA

Pada sel eukariota membran sel yang membungkus organel-organel


di dalamnya, terbentuk dari dua macam senyawa yaitu lipid dan protein,
umumnya berjenis fosfolipid seperti senyawa Antara fosfatidil dan
entaolamina yang membentuk struktur dengan dua lapisan dengan
permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui
membrane sel, namun disela-sela molekul fosfolipid tersebut, terdapat
transporter yang merupakan jalr masuk dan keluarnya zat-zat yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan

Nilai permeabilitas air pada membran ganda dari berbagai komposisi


lipid berkisar antara 2 hingga 1.000 × 10−5 cm2/dt. Angka tertinggi ditemukan
pada membran plasma pada sel epitelial ginjal, beberapa sel glia dan
beberapa sel yang dipengaruhi oleh protein membran dari jenis akuaporin.
Akuaporin-2 memungkinkan adanya transporter air yang peka
terhadap vasopresin, sedang ekspresi akuaporin-4 ditemukan sangat tinggi
pada beberapa sel glia dan ependimal.

10
D. SISTEN TRANSPOR MEMBRAN

Salah satu fungsi dari membrane sel adalah sebagai lalu lintas molekul
dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membrane sel Antara
lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil
(air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan
ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi

E. HIDROFILIK MEMBUTUHKAN MEKANISME KHUSUS AGAR


DAPAT MASUK KE DALAM SEL.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan
terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi
dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu
melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul
yang membutuhkan mekanisme khusus. Lalu lintas membran akan membuat
perbedaan konsentrasi ion sebagai akibat dari dua proses yang berbeda
yaitu difusi dan transpor aktif, yang dikenal sebagai gradien ion. Lebih lanjut,
gradien ion tersebut membuat sel memiliki tegangan listrik seluler. Dalam
keadaan istirahat, sitoplasma sel memiliki tegangan antara 30 hingga 100 mV
lebih rendah daripadainterstitium.

11
a. Transpor pasif

Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni


gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis,
dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi
akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan
sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut
selama respirasi seluler yang mengonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan
difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya
ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke
hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif
karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.

Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan
glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa
terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.

b. Transpor aktif

Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg


sebagai sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari
sebuah area yang mempunyaipotensial elektrokimiawi lebih rendah menuju
ke tempat dengan potensial yang lebih tinggi. Proses tersebut dikatakan,
memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi
dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan substansi.

Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat


tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien
konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein.
Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan
carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang menginduksi
transpor ion melalui membran sel maupun membran buatan.

Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven


pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled
carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah
suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan

12
antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven
pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump
umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi
cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.

Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim


fosfatidil inositol-3 kinase dengan mekanisme dari dalam sitoplasma dengan
bantuan integrin alfavbeta3. Lintasan enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih
lanjut akan memicu transkripsi genetik dari Na+ ATP sintase, K+ ATP
sintase, dll, beserta penyisipan ATP sintase tersebut pada membran plasma,
berikut regulasi dan modulasi aktivitasnya.

F. INTERAKSI FOSFOLIPID
Pembentukan dwilapis lipid adalah proses yang menguras banyak
energi ketika gliserofosfolipid yang dijelaskan di atas berada di dalam
lingkungan basah. Di dalam sistem basah, gugus polar lipid berjejer menuju
polar, lingkungan basah, sedangkan ekor hidrofobik memperkecil
hubungannya dengan air dan cenderung menggerombol bersama-sama,
membentuk vesikel ;bergantung pada konsentrasi lipid, interaksi biofisika ini
dapat berujung pada pembentukan misel, liposom, atau dwilapis lipid.
Penggerombolan lainnya juga diamati dan membentuk bagian dari
polimorfisma perilaku amfifila (lipid). Polimorfisme lipid adalah cabang
pengkajian di dalam biofisika dan merupakan mata pelajaran penelitian
akademik saat ini. Bentuk dwilapis dan misel di dalam medium polar oleh
proses yang dikenal sebagai efek hidrofobik. Ketika memecah zat lipofilik
atau amfifilik di dalam lingkungan polar, molekul polar (yaitu, air di dalam
larutan air) menjadi lebih teratur di sekitar zat lipofilik yang pecah, karena
molekul polar tidak dapat membentuk ikatan hidrogen ke wilayah lipofilik
daru amfifila. Jadi, di dalam lingkungan basah, molekul air membentuk
kurungan "senyawa klatrat" tersusun di sekitar molekul lipofilik yang
terpecah.
Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam
bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di
sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan

13
yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai
struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan
dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen
komponen muchus membran sel semipermanen di lapisan membran
Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk struktur misel
(struktur menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya
yang dinamis maka komponen fosfolipid di membran dapat melakukan
pergerakan dan perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah
pergerakan secara lateral (Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya pada
monolayer membran) dan pergerakan secara flip flop (Tipe pergerakan trans
bilayer).

2.2.2 INTI (NUKLEUS)

Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel
eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetiksel dengan
bentuk molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom bersama
dengan beragam jenis protein. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah
yang membentuk genom inti sel.

Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen


tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain
itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi
pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai
tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA,
serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan
diakhiri.

a. Sejarah
Nukleus adalah organel pertama yg ditemukan, yang pertama kali
dideskripsikan oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih terperinci
oleh ahli botani Skotlandia, Robert Brown, pada tahun 1831. Pada satu sel
umumnya ditemukan hanya satu nukleus. Namun, beberapa jaringan tertentu,
atau beberapa spesies tertentu memiliki lebih daripada satu nukleus. Inti-inti

14
dalam sel multinuklei ini dapat memiliki peran yang saling mengganti atau
saling mengkhususkan diri. Pada Paramecium, terdapat dua inti
sel: makronukleus (inti besar) dan mikronukleus (inti kecil). Makronukleus
menjamin keberlangsungan hidup, sedangkan mikronukleus bertanggung
jawab terhadap reproduksi.

b. Struktur Inti Sel

Elemen struktural utama nukleus adalah membran inti,


suatu membran ganda fosfolipid yang membungkus keseluruhan organel dan
memisahkan bagian inti dengan sitoplasmasel, serta lamina inti, suatu
struktur dalam nukleus yang memberi dukungan mekanis
seperti sitoskeleton yang menyokong sel secara keseluruhan.

Berdasarkan jumlah nukleus, sel dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Sel mononukleat

Sesuai dengan namanya, sel mononukleat memiliki satu inti sel dalam
setiap selnya. Umumnya sel eukariotik hanya memiliki satu nukleus. Sel
hewan dan sel tumbuhan umumnya memiliki satu inti sel.

15
2. Sel multinukleat.

Sel multi nukleat adalah sel yang memiliki nukleus lebih dari satu. Sel
yang memiliki dua inti sel disebut sel binukleat misalnya paramecium. Sel
yang memiliki inti sel lebih dari dua disebut sel polinukleat misalnya sel
osteoblas, sel otot lurik, jamur lendir, dan lain sebagainya.

STRUKTUR INTI SEL

Secara garis besar, inti sel terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. Membran nukleus
2. Nukleolus
3. Nukleoplasma

Bagian-bagian inti sel (nukleus)

MEMBRAN NUKLEUS
Membran nukleus adalah selaput terluar dari inti sel yang
membungkus inti. Setiap membran terdiri dari dua lapis selaput. Sama halnya
dengan membran sel, membran inti juga berfungsi untuk melindungi inti sel
dari bagian luar. Selaput ini berperan penting dalam pertukaran zat antara
sitoplasma dengan nukleoplasma.
NUKLEOLUS
Nukleolus atau anak inti merupakan bagian dari inti sel yang terletak
di dalam. Anak inti terdiri atas DNA, posfoprotein, ortoposfat, dan berbagai

16
jenis enzim. Sama seperti nukleus, anak inti juga dilindungi oleh membran
atau selaput yang disebut membran nukleolus atau membran anak inti.
Nukleoulus berperan penting dalam sintesis RNA.
NUKLEOPLASMA
Jika cairan sel disebut sitoplasma, maka cairan nukleus disebut
nukleoplasma. Cairan ini bersifat kental dan transparan. Nukleoplasma
mengandung kromatin, senyawa kompleks, granula, dan protein inti.

FUNGSI INTI SEL (NUKLEUS)

1. Selain mengendalikan seluruh kegiatan sel, inti sel juga memiliki beberapa
fungsi lainnya, yaitu :
2. Sebagai tempat penyimpanan materi herediter, kromatin.
3. Sebagai tempat penyimpanan protein dan RNA.
4. Berperan penting dalam proses transkripsi dalam sintesis protein.
5. Mengatur pertukaran molekul antara inti dan bagian sel lainnya.
6. Sebagai penghasil protein pada nukleoulus.
7. Transportasi selektif melalui pori-pori inti.

Sifat membran inti yang tak permeabel terhadap sebagian besar molekul
membuat nukleus memerlukan pori inti agar molekul dapat bergerak
melintasi membran. Pori nukleus bagaikan terowongan yang terletak pada
membran nukleus yang berfungsi menghubungkan nukleoplasma
dengan sitosol.

Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul
antara nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA,
digunakan untuk sintesis protein.

Pori nukleus tersusun atas 4 subunit yaitu :

1. Subunit kolom berfungsi dalam pembentukan dinding pori nukleus.


2. subunit anular berguna untuk membentuk spoke yang mengarah menuju
tengah dari pori nukleus.

17
3. subunit lumenal mengandung protein transmembran yang menempelkan
kompleks pori nukleus pada membran nukleus.
4. subunit ring berfungsi untuk membentuk permukaan sitosolik (berhadapan
dengan sitoplasma) dan nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari
kompleks pori nukleus.

Meskipun bagian dalam nukleus tidak mengandung badan yang dibatasi


oleh membran, isi nukleus tidak seragam dan memiliki beberapa badan
subnukleus yang terbentuk dari protein-protein unik, molekul RNA, serta
gugus DNA. Contoh utama dari badan subnukleus adalah nukleolus, yang
terutama terlibat dalam pembentukan ribosom. Setelah diproduksi
oleh nukleolus, ribosom diekspor ke sitoplasma untuk menjalankan fungsi
translasi mRNA.

2.2.3 SITOPLASMA

Sitoplasma adalah bagian sel yang meliputi semua materi yang berada
di antara membran sel dan inti sel (nukleus). Sitoplasma merupakan salah
satu bagian utama dalam sel yang memiliki peran dalam biosintesis dam
biogenetika. Oleh karena itu, sitoplasma merupakan bagian sel yang sangat
penting. Sitoplasma merupakan massa protoplasma yang terletak di bagian
dalam sel di antara membran sel dan nukleus. Sitoplasma terdiri dari dua
bagian yaitu bagian luar (ektoplasma) dan bagian dalam (endoplasma).

18
Sitoplasma dapat berbentuk cair atau gel dan berperan penting dalam
transportasi zat makanan. Di dalam sitoplasma terdapat organel-orgnael sel
yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Selain itu, di dalam sitoplasma juga
terdapat beberapa macam zat yang terlarut seperti protein, lemak,
karbohidrat dan garam-garam mineral. Sitoplasma tediri dari matriks dan
inklusio sitoplasma.

A. STRUKTUR SITOPLASMA
Secara garis besar, sitoplasma terdiri atas tiga bagian utama yaitu :

1. Matriks
2. Organel sitoplasma
3. Inklusio sitoplasma

1. MATRIKS SITOPLASMA
Matriks sitoplasma merupakan cairan homogen penyusun sel yang
bersifat koloid. Matriks sel dapat berbentuk sol atau gel (dapat berubah dari
fase sol menjadi gel atau sebaliknya). Matriks sitoplasma memiliki
karakteristik sebagai berikut :

a) Dapat berubah fase


b) Mampu memantulkan cahaya berbentuk kerucut. Peristiwa pantulan
cahaya berupa kerucut disebut efek Tyndall.
c) Partikel penyusun larutan koloid matriks dapat bergerak secara zig-zag
mengikuti gerak Brown.
d) Mampu bergerak seperti arus atau bergerak secara siklosis.
e) Berperan sebagai larutan penyangga.
f) Sensitif terhadap rangsangan
g) Bersifat konduktif yaitu mampu meneruskan rangsangan

19
2. ORGANEL SITOPLASMA
Organel sitoplasma juga dikenal sebagai organel sel. Organel
merupakan bagian-bagian sel yang terstruktur dan memiliki fungsi tertentu.
Organel sitoplasma antara lain :

a) Retikulum endoplasma
b) Ribosom
c) Mitokondria
d) Badan golgi
e) Lisosom
f) Sentriol
g) Plastida
h) Vakuola
i) Mikrotubulus
j) Mikrofilamen

3. INKLUSIO SITOPLASMA
Inklusio sitoplasma merupakan bagian sitoplasma yang tidak hidup.
Inklusio juga dikenal dengan sebutan dentoplasma atau paraplasma. Inklusio
dapat berupa butiran minyak, lemak, granula skretorius, glikogen, dan lain
sebagainya yang terdapat dalam sitoplasma.
4. FUNGSI SITOPLASMA
Secara umum sitoplasma memiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Sebagai tempat untuk organel-organel sel.


2. Berperan penting dalam biosintesis dan biogenetik seperti sintesis asam
lemak, sintesis protein, sintesis asam amino dan lain sebagainya.
3. Melindungi organel dari benturan.
4. Sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting untuk
kegiatan metabolisme
5. Menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar metabolisme berjalan
dengan baik.
6. Menjaga bentuk dan konsistensi sel

20
7. Sebagai perantara transfer bahan atau zat dari luar sel ke organel atau inti
sel
8. Mengisi ruang sel yang tidak ditempati oleh organel dan vesikula
9. Pelarut protein dan senyawa lain dalam sel
10. Membantu pergerakan unsur atau zat dari satu bagian sel ke bagian sel
yang lain.

5. ORGANEL SEL
A. Mitokondria (Pembangkit Tenaga)

Mitokondria, kondriosom (bahasa Inggris: chondriosome, mitochondrion,


plural:mitochondria) yaitu organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel
makhluk hidup, selain fungsi selular lain, seperti metabolisme asam lemak,
biosintesispirimidina, homeostasis kalsium, transduksi sinyal selular dan
penghasil energi berupa adenosina trifosfat pada lintasankatabolisme.

Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran


luar dan lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk
lipatan-lipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam mitokondria
terdapat 'ruangan' yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat
ditemukan. Sel yang mempunyai banyak mitokondria dapat dijumpai
dijantung, hati, dan otot.

Terdapat hipotesis bahwa mitokondria merupakan organel hasil evolusi


dari sel α-proteobacteria prokariota yang ber-endosimbiosis dengan sel
eukariota. Hipotesis ini didukung oleh beberapa fakta antara lain

 adanya DNA di dalam mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria


merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya,
 beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri, baik ukuran maupun
cara reproduksi dengan membelah diri, juga struktur DNA yang
berbentuk lingkaran.

Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang


berbeda dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA

21
mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan
yang dikode oleh inti sel eukariota.

Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan


melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.

a. Struktur Mitokondria

Struktur umum suatu mitokondrion

Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas


metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak,
misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda
untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan
panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama,
yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang
terletak di bagian dalam membran.

Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang
sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini

22
bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000
Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar
bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang
terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses
transpor lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan asetil-
KoA.

Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar


terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama
pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan
banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista. Stuktur
krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam
mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP
sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta
protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks
melewati membran dalam.

Ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan


membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang
penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi
β-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi
genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP,
ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium, dan kalium.

b. Fungsi Mitokondria

Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang


menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan
berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh
O2 menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar
tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang
dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul
ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif
terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim

23
yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan
ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat kompleks
enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II
(suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reduktase),
kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP
Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT).

c. Siklus Hidup Mitokondira

Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self


replicating) seperti sel bakteri. Replikasi terjadi apabila mitokondria ini
menjadi terlalu besar sehingga melakukan pemecahan (fission). Pada awalnya
sebelum mitokondria bereplikasi, terlebih dahulu dilakukan replikasi DNA
mitokondria. Proses ini dimulai dari pembelahan pada bagian dalam yang
kemudian diikuti pembelahan pada bagian luar. Proses ini melibatkan
pengkerutan bagian dalam dan kemudian bagian luar membran seperti ada
yang menjepit mitokondria. Kemudian akan terjadi pemisahan dua bagian
mitokondria.[6]

d. DNA Mitokondria

Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal


sebagai mtDNA (Ing. mitochondrial DNA). MtDNA berpilin ganda, sirkular,
dan tidak terlindungi membran (prokariotik). Karena memiliki ciri seperti
DNA bakteri, berkembang teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan
bahwa mitokondria dulunya merupakan makhluk hidup independen yang
kemudian bersimbiosis dengan organisme eukariotik. Teori ini dikenal
dengan teori endosimbion. Pada makhluk tingkat tinggi, DNA mitokondria
yang diturunkan kepada anaknya hanya berasal dari betinanya saja
(mitokondria sel telur). Mitokondria jantan tidak ikut masuk ke dalam sel
telur karena letaknya yang berada di ekor sperma. Ekor sperma tidak ikut
masuk ke dalam sel telur sehingga DNA mitokondria jantan tidak diturunkan.

24
B. Badan Golgi

Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini
terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ
tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan
memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki
hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya
disebut diktiosom.

Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi


berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.

a. Struktur

Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang


bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya.
Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh
mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk
diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi
pembentukan dinding sel.

Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga
vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-
bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.

25
Badan Golgi merupakan bagian sel yang hampir serupa dengan
Retikulum Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis
ruangan yang juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian,
yaitu bagian cis dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel
[vesicle] yang pada umumnya berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar.
Vesikel ini akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi dan isi
dari vesikel tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk penyempurnaan
dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari
bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah ruangan-ruangan tersebut
akan memecahkan dirinya dan membentuk vesikel, dan siap untuk disalurkan
ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar sel.

b. Fungsi Badan Golgi

Skema transpor di dalam badan Golgi. 1. Vesikel retikulum endoplasma, 2.


Vesikel eksositosis, 3. Sisterna, 4. Membran sel, 5. Vesikel sekresi.

Fungsi badan golgi:

 Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-


sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
 Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti
membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.
 Membentuk dinding sel tumbuhan

26
 Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang
berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
 Tempat untuk memodifikasi protein
 Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
 Untuk membentuk lisosom
 Membentuk Akrosom pada spermatozoa

Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain:

Clathrin-coated adalah yang pertama ditemukan dan diteliti. tersusun


dari clathrin dan adaptin. interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin
membentuk formasi tunas. jika tunas clathrin sudah tumbuh, protein yang
larut dalam sitoplasma termasuk dynamin akan membentuk cincin di setiap
leher tunas dan memutusnya.

COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae.


beberapa protein COPI-coat memperlihatkan sekuens yang bermiripan
dengan adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang bermiripan.

COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma.

terdapat 2 protein dalam badan golgi. Protein Snare V-snare menuju


T-snare dan akan bergabung. T-snare adalah protein yang ada di target
sedangkan V-snare adalah vesikel snare. V-snare akan mencari T-snare dan
kemudian akan berfusi menjadi satu. Protein Rab termasuk ke dalam
golongan GTP-ase. protein Rab memudahkan dan mengatur kecepatan
pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare dan t-snare yang diperlukan pada
penggabungan membran.

C. Retikulum Endoplasma

Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah


organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik.

27
Sistem endomembran sel.

Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem


membran. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang
disebut sitosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan
kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer,
10−9 meter). Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus
atau nuclear envelope.

Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat


ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses
pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan
Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum.
Kegunaan daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir
dan membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan
protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan
dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.

Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak


diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth
Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan
steroid. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus
terdapat di beberapa organ seperti hati.

28
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung
berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma
bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE)
merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum
endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel
eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum
diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).

Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran


yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti
tabung di dalam sitoplsma.

Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-


substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.

a. Jenis-jenis RE

RE kasar

Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan


ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama
RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.

RE halus

Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom


di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme
yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium,
detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein
membran sel.

RE sarkoplasmik

RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini


ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik
dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul,
sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE
sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.

29
b. Fungsi RE

jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang


tersebar bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk
saluran pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan
ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau
RNA. Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta menerima perintah
melalui RNA tersebut (Time Life, 1984).

Jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan


bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma dan berfungsi sebagai alat
transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.

 Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium


akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol
 Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke
kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel. (RE kasar)
 Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati (RE kasar dan RE
halus)
 Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel
hati.
 Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang
lain (RE kasar dan RE halus)

D. Ribosom

30
Ribosom adalah salah satu organel yang berukuran kecil dan padat
dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom
berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan
35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini
menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein)
menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di
dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada retikulum
endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.

Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam
amino. Salah satu prinsip utama biologi, sering disebut sebagai “dogma
sentral,” adalah DNA yang digunakan untuk membuat RNA, yang, pada
gilirannya, digunakan untuk membuat protein. Urutan DNA gen disalin ke
RNA mRNA. Ribosom kemudian membaca informasi dalam RNA dan
menggunakannya untuk membuat protein. Proses ini dikenal sebagai
translasi; yaitu, ribosom “menerjemahkan” informasi genetik dari RNA
menjadi protein.
Ribosom melakukan hal ini dengan mengikat sebuah mRNA dan
menggunakannya sebagai template untuk urutan yang benar asam amino pada
protein tertentu. Asam amino yang melekat pada RNA
transfer tRNA molekul, yang masuk salah satu bagian dari ribosom dan
mengikat ke urutan messenger RNA. Asam amino terlampir yang kemudian
bergabung bersama oleh bagian lain dari ribosom.
Ribosom bergerak sepanjang mRNA, “membaca” urutan dan
menghasilkan rantai asam amino. Ribosom terbuat dari kompleks dari RNA
dan protein. Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada
yang lain. Mengikat subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit
yang lebih besar kepada tRNA dan asam amino. Ketika selesai membaca
mRNA ribosom, kedua subunit terpecah. Ribosom telah diklasifikasikan
sebagai ribozim, karena RNA ribosomal tampaknya paling penting bagi
aktivitas transferase peptidil yang menghubungkan asam amino bersama.
Ribosom dari bakteri, archaea dan eukariota tiga domain kehidupan di Bumi,

31
memiliki struktur secara signifikan berbeda dan urutan RNA. Perbedaan-
perbedaan dalam struktur memungkinkan beberapa antibiotik untuk
membunuh bakteri oleh ribosom menghambat mereka, sementara
meninggalkan ribosom manusia tidak terpengaruh. Ribosom dalam
mitokondria sel eukariotik mirip pada bakteri, yang mencerminkan asal usul
evolusi kemungkinan organel ini berasal dari kata ribosom asam ribonukleat.
Ribosom tidak memiliki membran (selaput). Hal ini disebabkan antara
lain:
o Ribosom merupakan organel terkecil.
o Untuk membuat membran (selaput) harus terdiri dari lipid (lemak) dan
protein, sedangkan pada ribosom hanya terdapat protein.

E. Lisosom

Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang


berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan
intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950
oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di
dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti
protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun
sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom
adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.

32
Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain
untuk mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa organik yang
dihasilkan tanaman.

a. Komposisi Lisosom

Untuk menyediakan pH asam bagi enzim hidrolitik, membran lisosom


mempunyai pompa H+ yang menggunakan energi dari hidrolisis ATP.
Membrane lisosom juga sangat terglikosilasi yang dikenal dengan lysosomal-
associated membrane proteins (LAMP). Sampai saat ini sudah terdeteksi
LAMP-1, LAMP-2, dan CD63/LAMP-3. LAMP berguna sebagai reseptor
penerimaan kantong vesikel pada lisosom.

o Enzim hidrolitik

Enzim hidrolitik dibuat pada retikulum endoplasma, yang mengalami


pemaketan di badan Golgi dan kemudian ke endosom lanjut yang nantinya
akan menjadi lisosom. Untuk prosesnya ini, enzim ini mempunyai molekul
penanda unik, yaitu manosa 6-fosfat (M6P) yang berikatan dengan
oligosakarida terikat-N.

Seluruh glikoprotein yang ditransfer oleh retikulum endoplasma ke cis Golgi


memiliki rantai oligosakarida terikat-N yang identik, dengan manosa di ujung
terminalnya. Untuk membentuk manosa 6-fosfat, cis Golgi membutuhkan
situs pengenalan, yang disebut signal patch, yang memiliki situs H3N+–COO−

Pembentukan M6P ini memerlukan dua buah enzim, yaitu GlcNac


fosfotransferase yang berfungsi untuk mengikat enzim hidrolitik secara
spesifik dan menambah GlcNac-fosfat ke enzim. Kemudian terdapat enzim
kedua yang memotong GlcNac sehingga membentuk M6P. Satu enzim
hidrolitik mengandung banyak oligosakarida sehingga dapat mengandung
banyak residu M6P. Setelah itu, dari cis Golgi, enzim hidrolitik ini akan
ditransfer ke trans Golgi.

M6P yang terikat pada enzim hidrolitik akan berikatan pada reseptor
protein M6P yang berada pada jaringan trans Golgi. Reseptor ini terikat pada
membran dan berguna untuk pemaketan enzim hidrolitik dengan

33
memasukkan enzim tersebut ke vesikel clathrin coats, dan nantinya vesikel
tersebut dikirim ke endosom lanjut. Pemaketan ini terjadi pada pH 6,5–6,7,
dan dikeluarkan pada pH 6.

Pada endosom, enzim hidrolitik akan terlepas dari reseptor M6P


karena adanya penurunan pH (menjadi 5). Setelah terlepas, reseptor M6P
akan dibawa oleh vesikel transpor dari endosom kembali ke
membran trans Golgi untuk digunakan kembali. Transpor, baik menuju
endosom atau kebalikannya, membutuhkan peptida penanda (signal peptide)
yang terdapat pada ekor sitoplasmik dari reseptor M6P. Namun, tidak semua
molekul dengan M6P dikirim ke lisosom; ada yang 'lolos' dari pengepakan
dan ditransfer ke luar sel. Reseptor M6P juga terdapat di membran plasma,
yang berguna untuk menangkap enzim hidrolitik yang lolos tersebut dan
membawanya kembali ke endosom.

b. Fungsi Lisosom

Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel


melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan
dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal.
Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang
ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut,
materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam
endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut
sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.

o Autofagi

Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel


sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari
retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk
autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik
dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut).
Proses ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan
embrio manusia.

34
o Fagositosis

Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan


mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran
akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom.
Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi
dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).

F. Sentrosom dan Sentriol

a. Sentrosom

Sentrosom terletak di sitoplasma biasanya dekat dengan inti. Sentrosom


terdiri dari dua sentriol – berorientasi tegak lurus satu sama lain yang tertanam
dalam massa bahan amorf yang mengandung lebih dari 100 protein yang
berbeda. Kejadian ini digandakan ketika berlangsung dari siklus sel. Tepat
sebelum mitosis, dua sentrosom bergerak terpisah sampai mereka berada di
sisi berlawanan dari inti. Sebagai hasil mitosis, mikrotubulus tumbuh dari
setiap Sentrosom dengan ditambah mereka berakhir berkembang ke arah
pelat metafase. Kelompok mikrotubulus ini disebut serat gelondong

35
Sentrosom serat gelendong memiliki tiga tujuan:

 Beberapa melampirkan satu kinetokor dari angka dua dengan yang tumbuh
dari sentrosom berlawanan mengikat kinetokor lain angka dua itu.
 Beberapa mengikat lengan kromosom.
 Yang lain terus tumbuh dari dua sentrosom sampai mereka memperpanjang
antara satu sama lain di wilayah tumpang tindih.
Pembuatan serat serabut sentrosom adalah sebagai berikut , perakitan
kromosom pada pelat metafase pada metafase. Mikrotubulus melekat pada
sisi berlawanan dari angka dua mengecilkan atau tumbuh sampai mereka
dengan panjang yang sama. Motor mikrotubulus melekat pada kinetochores
memindahkan mereka menjelang akhir minus menyusut mikrotubulus
(dynein) dan menuju ditambah akhir perpanjangan mikrotubulus (kinesin).
Lengan kromosom menggunakan kinesin yang berbeda untuk pindah ke pelat
metafase. pemisahan kromosom pada anafase. Bagian kinetochores terpisah
dan, membawa kromatid mereka terpasang, bergerak sepanjang mikrotubulus
yang dengan cara ini kromatid berakhir di kutub yang berlawanan.

Fungsi sentrosom adalah sebagai berikut:

 Sentrosom berperan dalam pembentukan serat serabut


 Pada sel hewan pada pembentukan jaringan mikrotubulus yang
berpartisipasi dalam membuat sitoskeleton, Memisahkan molekul mRNA
sehingga mereka masuk ke hanya salah satu dari dua sel anak yang
dihasilkan oleh mitosis. Dengan cara ini, dua sel anak bisa masuk jalur
yang berbeda diferensiasi meskipun mereka mengandung genom identik.
Dan Posisi Sentrosom dapat menetapkan titik di mana akson akan tumbuh
pada perkembangan neron.
b. Sentriol

Sentriol merupakan satu dari sepuluh organel sel, yang mana oragnel-
organel sel tersebut adalah sentriol, mitokondria, ribosom, lisosom, retikulum
endoplasma, badan golgi, sitoskeleton, badan mikro, plastida dan vakuola.
Sentriol merpakan organel sel yang berperan dalam proses pembelahan sel

36
yang mengatur arah gerak kromosom. Struknya meliputi sekelompok
mikrotubulus yang terdiri dari sembilan tripet yang membentuk satu kesatuan
yang disebut sentrosom.

Sentriol

Setiap Sentrosom berisi sepasang sentriol. Sentriol dibangun dari 9


mikrotubulus yang berbentuk silinder , yang masing-masing telah melekat
padanya 2 mikrotubulus parsial. Foto di bawah ini adalah mikrograf elektron
yang menunjukkan penampang dari sebuah sentriol dengan sembilan triplet
mikrotubulus. Pembesaran fotnya adalah sekitar 305.000 kali.
Ketika sel memasuki siklus sel , masing-masing sentriol diduplikasi. Sebuah
anak sentriol tumbuh dari sisi setiap induk sentriol. Jadi sentriol replikasi –
sama dengan seperti replikasi DNA yang terjadi pada waktu yang sama secara
semikonservatif.
Mikrotubulus Fungsional tumbuh hanya dari sebuah induk. Ketika sel-
sel induk membagi, satu sel anak tetap menjadi sel induk; yang lain terus
untuk membedakan. Dalam dua sistem hewan yang telah diperiksa , sel yang
menerima lama sentriol tetap menjadi sel induk sementara salah satu yang
menerima apa yang telah asli anak sentriol melanjutkan untuk membedakan.

Fungsi sentriol adalah sebagai beikut:

 Sentriol diperlukan untuk mengatur Sentrosom.


 Dalam membelah sel, yang sentriol induk dapat melampirkan ke bagian
dalam membran plasma membentuk tubuh basal.

37
 Di hampir semua jenis sel, tubuh basal membentuk silia primer nonmotile.
 Dalam sel-sel dengan flagela, mis sperma, flagela berkembang dari tubuh
basal tunggal
 Sementara sel sperma memiliki tubuh basal; telur tidak memilikinya. Jadi
tubuh basal sperma sangat penting bagi pembentukan Sentrosom yang akan
membentuk poros yang memungkinkan pembagian pertama zigot
berlangsung.

G. Plastida

Plastid adalah salah satu organel pada sel-sel (tumbuhan dan alga).
Organel ini paling dikenal dalam bentuknya yang paling umum,kloroplas,
sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. organ plastida merupakan organ
yang hanya dimiliki tumbuhan saja. merupakan organel dengan membran
ganda, sehingga ada membran luar dan membran dalam.

Plastid dalam sel dikenal dalam berbagai bentuk, yaitu

 proplastid, bentuk belum "dewasa" atau bentuk plastid yang belum


membentuk pigmen
 leukoplas, bentuk dewasa tanpa mengandung pigmen, ditemukan
terutama di akar

38
 kloroplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen klorofil, ditemukan
pada daun, bunga, dan bagian-bagian berwarna hijau lainnya
 kromoplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen karotena, ditemukan
terutama pada bunga dan bagian lain berwarna jingga
 amiloplas, bentuk semi-aktif yang mengandung butir-butir tepung,
ditemukan pada bagian tumbuhan yang menyimpan cadangan energi
dalam bentuk tepung, seperti akar, rimpang, dan batang (umbi) serta biji.
 elaioplas, bentuk semi-aktif yang mengandung tetes-tetes minyak/lemak
pada beberapa jaringan penyimpan minyak, seperti endospermium (pada
biji)
 etioplas, bentuk semi-aktif yang merupakan bentuk adaptasi kloroplas
terhadap lingkungan kurang cahaya; etioplas dapat segera aktif dengan
membentuk klorofil hanya dalam beberapa jam, begitu mendapat cukup
pencahayaan.

Plastid adalah organel vital pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai


tempat fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-
hari sel.

Secara evolusi plastid dianggap sebagai prokariota yang bersimbiosis


ke dalam sel eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya.
Teori endosimbiosis ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria
namun introduksi plastid dianggap terjadi lebih kemudian

H. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell
sap dalam bahasa Inggris)yang berupa rongga yang diselaputi membran
(tonoplas). Cairan ini adalah air dan di dalamnya terlarut zat seperti
enzim, lipid, alkaloid, garam mineral, asam, dan basa. Selain itu, Vakuola
juga berisi asam organik, asam amino, glukosa, dan gas. Vakuola
ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada
sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.

39
Vakuola terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan
Vakuola nonkontraktil (vakuola makanan). Vakuola kontraktil berufngsi
sebagai osmoregulator yaitu pengatur nilai osmotik sel atau
ekskresi. Vakuola nonkontraktil berfungsi untuk mencerna makanan dan
mengedarkan hasil makanan.

Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel
sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karenasitosol terdesak
ke bagian tepi dari sel.

Fungsi Vakuola:

1.Tempat penyimpanan zat cadangan makanan seperti amilum dan glukosa

2.Tempat menyimpan pigmen (daun, bunga dan buah)

3.Tempat penyimpanan minyak atsirik (golongan minyak yang memberikan


bau khas seperti minyak kayu putih)

4.Mengatur tirgiditas sel (tekanan osmotik sel)

5.Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolik sekunder seperti


getah karet, alkaloid, tanin, dan kalsium oksabit

Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena


mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola
menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya,

40
terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel. Dalam
vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi
proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem
ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan
pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimia.

41
BAB III
KESIMPULAN
1. Umumnya membran mempunyai ketebalan anatara 7,5 nm sampai 10,0 nm.
Senyawa utama penyusun membran adalah protein dan lipida. Membran sel
berfungsi sebagai interase antara mesin-mesin di bagian dalam sel dan fluida
cair yang membasahi semua sel.
2. Organel-organel sel tumbuhan terdiri atas kloroplas, nucleus, ribosom,
mitokondria, badan golgi, retikulum endoplasma, vakuola, peroksisom,
sitoplasma. Setiap organel-organel sel tumbuhan memiliki fungsi tertentu,
tanpa adanya sel tidak dapat beroperasi dengan baik.
3. Senyawa penyusun sel terdiri dari senyawa organik dan an organik. Senyawa
organic terdiri dari air dan gas. Sedangkan senyawa an organic terdiri atas,
karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat.
4. Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi
ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya
sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis.
5. Osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara differensial
dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
6. Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang
hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya
yang menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air.
7. Plasmolisis adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya
membran plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam
larutan hipertonik.

42
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Biologi Tumbuhan. PT Raja
Grafindo Persada : Jakarta.
Kimbal, J.W. 1992. Biologi Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta.
Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi. Ganeca Exact : Jakarta.
Salisbury, F.B. & C.W. Ross. 1991. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung.
Lone, Irham. (2012). Difusi dan plasmolisis. http://www.irhamlone.com/
laporan-fisiologi-tumbuhan-difusi-dan-plasmolisis.html. 16 September 2014.

Latif, nazarudin. (2012). Plasmolisis.


http://NazarudinLatifBlog’s.com/Laporan-Fisiologi-Tumbuhan-
PLASMOLISIS.html.16 September 2014.
Sridianti. (2013). Organel sel Tumbuhan dan
Fungsinya. http://www.sridianti.com/organel-sel-tumbuhan-dan-
fungsinya.html.16 September 2014.

Fatihatul, Diana. (2013). Osmosis, Difusi dan Imbibisi. http://osmosis-


difusi-dan-imbibisi.html. 16 September 2014.

Itsuki, Minami. (2011).Tumbuhan (Difusi,


Osmosis,Imbibisi). http://PRAKTIKUM-FISIOLOGI-
TUMBUHAN(DIFUSI,OSMOSIS,IMBIBISI)belajarituindah.html. 1
6 September 2014.

Sugeng. (2014). Senyawa-senyawa Penyusun Sel. http://senyawa-penyusn-


sel.html. 16 September 2014.

Sridianti. (2014). Struktur Fungsi Membran Sel. http://struktur-fungsi-


membran-sel.html. 16 September 2014.

43

Anda mungkin juga menyukai