PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah struktur dari sel ?
2. Bagian-bagian dari sel
3. Macam-macam organel sel
4. Struktur dan fungsi dari organel-organel sel
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami yaitu :
1. Agar lebih memahami tentang sel dan fungsinya beserta organel-organel
didalamnya baik dalam sel hewan maupun tumbuhan.
2. Dapat mengerti pembagian sel melalui ada dan tidaknya selaput atau
membrane pada sel tersebut.
3. Mengetahui apa saja aktivitas sel sebagai makhluk hidup yang membantu
metabolisme, pewarisan sifat, dan lain-lain.
4. Mengetahui apa saja aktivitas sel dalam memperoleh makanan, dan lain-lain.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sel merupakan unit (satuan, zarah) terkecil dari makhluk hidup, yang
dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena tidak
dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri
sendiri.Secara setruktural, tubuh makhluk hidup terrsusun atas sel-sel
sehingga sel disebut satuan struktural makhluk hidup. Secara fungsional,
tubuh makhluk hidup dapat menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel
penyusun itu berfungsi. Karena itu sel juga disebut satuan fungsional
makhluk hidup.
3
Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia,
merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya,
tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun, seluruh tubuh semua organisme
berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari
pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari
pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.
Secara umum struktur sel terbagi atas 3 bagian, yaitu sebagai berikut:
4
2.2.1 Membran Sel
Merupakan pemisah antara lingkungan luar sel dan dalam sel atau
media keluar-masuknya zat dari dalam dan ke dalam sel. Membran sel
bersifat semipermeabel dan selektifpermiabel karena hanya dapat dilalui zat-
zat tertentu.
5
c. Protein Integral/Intrinsik adalah protein yang menjulang atau menembus
membran sel dari lapisan atas hingga ke bawah.
d. Protein Peripheral/Ektrinsik adalah protein yang berada di lapisan atas
atau bawah dari membran sel
e. Fospolipid (lemak yang berikatan denga posfat)
f. Glikolipid (Lemak yang berikatan dengan karbohidrat)
g. Glikoprotein (Protein yang berikatan dengan karbohidrat)
6
terjadi tegangan potensial antara 220-280 mV yang disebut tegangan
potensial dipol, atau potensial membran.
Penamaan dan sifat bagian kepala fosfolipid bergantung pada jenis
gugus tambahan yang dimilikinya, antara lain terdapat sebutan fosfokolina
(pc), fosfoetanolamina (pe),fosfoserina (ps), dan fosfoinositol (pi); dan
masing-masing nama senyawa fosfolipid terkait yang terbentuk pada
membran sel adalah fosfatidil kolina, fosfatidil etanolamina,fosfatidil serina,
dan fosfatidil inositol. Membran juga dapat terbentuk dari senyawa lipid
seperti sfingomielin, sardiolipin, atau ikatan dengan senyawa kolesterol, dan
glikolipida.
Protein integral membran
Protein transmembran
Kerangka membran
7
Menjaga kestabilan pH, menjaga konsentrasi ion, dan membuang sisa
metabolisme yang bersifat racun.
Mempertahankan Struktur Sel
o Pembungkus
Membran sel berfungsi sebagai pembungkus dan menentukan bentuk
sel itu sendiri. Dengan adanya membran sel, sel dapat mempertahankan
bentuk fisiknya, khususnya pada sel hewan yang pada umumnya tidak
memiliki dinding sel.
Dengan adanya membran sel khususnya pada sel hewan, mampu
mempertahanakan organel dan sitoplasma sel terhadap pengaruh
lingkungannya. Oleh karena itu, salah satu fungsi membran sel bila ditinjau
dari strukturnya adalah memisahkan sel dengan lingkungannya dengan
kemampuan atau sifatnya yaitu selektif permeabel.
o Sitoskeleton
o Matriks Ekstraselular
o Pertahanan
8
Fungsi Membran Sel sebagai Fasilitas Selektif Permeabel
Membran sel yang membungkus sel memiliki sifat “pilih kasih” dalam
memilih zat zat yang dapat masuk atau keluar sel. Hal ini disebut selektif
permeabel.
Struktur yang dimiliki oleh membran sel membuatnya mampu
melakukan hal tersebut (Baca tentang Membran Sel). Selain dari strukturnya
fosfolipid bilayer, “pilih kasih” ini pula didukung oleh adanya mekanisme
transport aktif dan protein transport.
Membran sel dapat melakukan transport aktif atau pemindahan zat zat
/ molekul dari dalam atau dari luar sel walaupun terjadi perbedaan gradien
konsentrasi. Dengan kata lain, transport aktif ini berlawanan dengan proses
osmosis dan difusi. Dengan adanya transport aktif, bahan bahan tidak
dibutuhkan atau sangat dibutuhkan oleh sel mampu diatur. Energi seperti
ATP dibutuhkan dalam kerja transport aktif membran
Hal ini dilakukan oleh membran sel dengan dua cara yaitu eksositosis
dan endositosis. Kedua cara ini menggunakan vesikel yang nantinya akan
keluar atau masuk melalui membran sel.
Eksositosis adalah proses mengeluarkan isi dari vesikel keluar dari sel
melalui membran sel
9
Fungsi Membran dalam Aktivitas Metabolisme
10
D. SISTEN TRANSPOR MEMBRAN
Salah satu fungsi dari membrane sel adalah sebagai lalu lintas molekul
dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membrane sel Antara
lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil
(air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan
ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi
11
a. Transpor pasif
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan
glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa
terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.
b. Transpor aktif
12
antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven
pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump
umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi
cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
F. INTERAKSI FOSFOLIPID
Pembentukan dwilapis lipid adalah proses yang menguras banyak
energi ketika gliserofosfolipid yang dijelaskan di atas berada di dalam
lingkungan basah. Di dalam sistem basah, gugus polar lipid berjejer menuju
polar, lingkungan basah, sedangkan ekor hidrofobik memperkecil
hubungannya dengan air dan cenderung menggerombol bersama-sama,
membentuk vesikel ;bergantung pada konsentrasi lipid, interaksi biofisika ini
dapat berujung pada pembentukan misel, liposom, atau dwilapis lipid.
Penggerombolan lainnya juga diamati dan membentuk bagian dari
polimorfisma perilaku amfifila (lipid). Polimorfisme lipid adalah cabang
pengkajian di dalam biofisika dan merupakan mata pelajaran penelitian
akademik saat ini. Bentuk dwilapis dan misel di dalam medium polar oleh
proses yang dikenal sebagai efek hidrofobik. Ketika memecah zat lipofilik
atau amfifilik di dalam lingkungan polar, molekul polar (yaitu, air di dalam
larutan air) menjadi lebih teratur di sekitar zat lipofilik yang pecah, karena
molekul polar tidak dapat membentuk ikatan hidrogen ke wilayah lipofilik
daru amfifila. Jadi, di dalam lingkungan basah, molekul air membentuk
kurungan "senyawa klatrat" tersusun di sekitar molekul lipofilik yang
terpecah.
Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam
bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di
sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan
13
yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai
struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan
dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen
komponen muchus membran sel semipermanen di lapisan membran
Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk struktur misel
(struktur menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya
yang dinamis maka komponen fosfolipid di membran dapat melakukan
pergerakan dan perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah
pergerakan secara lateral (Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya pada
monolayer membran) dan pergerakan secara flip flop (Tipe pergerakan trans
bilayer).
Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel
eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetiksel dengan
bentuk molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom bersama
dengan beragam jenis protein. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah
yang membentuk genom inti sel.
a. Sejarah
Nukleus adalah organel pertama yg ditemukan, yang pertama kali
dideskripsikan oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih terperinci
oleh ahli botani Skotlandia, Robert Brown, pada tahun 1831. Pada satu sel
umumnya ditemukan hanya satu nukleus. Namun, beberapa jaringan tertentu,
atau beberapa spesies tertentu memiliki lebih daripada satu nukleus. Inti-inti
14
dalam sel multinuklei ini dapat memiliki peran yang saling mengganti atau
saling mengkhususkan diri. Pada Paramecium, terdapat dua inti
sel: makronukleus (inti besar) dan mikronukleus (inti kecil). Makronukleus
menjamin keberlangsungan hidup, sedangkan mikronukleus bertanggung
jawab terhadap reproduksi.
Berdasarkan jumlah nukleus, sel dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Sel mononukleat
Sesuai dengan namanya, sel mononukleat memiliki satu inti sel dalam
setiap selnya. Umumnya sel eukariotik hanya memiliki satu nukleus. Sel
hewan dan sel tumbuhan umumnya memiliki satu inti sel.
15
2. Sel multinukleat.
Sel multi nukleat adalah sel yang memiliki nukleus lebih dari satu. Sel
yang memiliki dua inti sel disebut sel binukleat misalnya paramecium. Sel
yang memiliki inti sel lebih dari dua disebut sel polinukleat misalnya sel
osteoblas, sel otot lurik, jamur lendir, dan lain sebagainya.
Secara garis besar, inti sel terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Membran nukleus
2. Nukleolus
3. Nukleoplasma
MEMBRAN NUKLEUS
Membran nukleus adalah selaput terluar dari inti sel yang
membungkus inti. Setiap membran terdiri dari dua lapis selaput. Sama halnya
dengan membran sel, membran inti juga berfungsi untuk melindungi inti sel
dari bagian luar. Selaput ini berperan penting dalam pertukaran zat antara
sitoplasma dengan nukleoplasma.
NUKLEOLUS
Nukleolus atau anak inti merupakan bagian dari inti sel yang terletak
di dalam. Anak inti terdiri atas DNA, posfoprotein, ortoposfat, dan berbagai
16
jenis enzim. Sama seperti nukleus, anak inti juga dilindungi oleh membran
atau selaput yang disebut membran nukleolus atau membran anak inti.
Nukleoulus berperan penting dalam sintesis RNA.
NUKLEOPLASMA
Jika cairan sel disebut sitoplasma, maka cairan nukleus disebut
nukleoplasma. Cairan ini bersifat kental dan transparan. Nukleoplasma
mengandung kromatin, senyawa kompleks, granula, dan protein inti.
1. Selain mengendalikan seluruh kegiatan sel, inti sel juga memiliki beberapa
fungsi lainnya, yaitu :
2. Sebagai tempat penyimpanan materi herediter, kromatin.
3. Sebagai tempat penyimpanan protein dan RNA.
4. Berperan penting dalam proses transkripsi dalam sintesis protein.
5. Mengatur pertukaran molekul antara inti dan bagian sel lainnya.
6. Sebagai penghasil protein pada nukleoulus.
7. Transportasi selektif melalui pori-pori inti.
Sifat membran inti yang tak permeabel terhadap sebagian besar molekul
membuat nukleus memerlukan pori inti agar molekul dapat bergerak
melintasi membran. Pori nukleus bagaikan terowongan yang terletak pada
membran nukleus yang berfungsi menghubungkan nukleoplasma
dengan sitosol.
Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul
antara nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA,
digunakan untuk sintesis protein.
17
3. subunit lumenal mengandung protein transmembran yang menempelkan
kompleks pori nukleus pada membran nukleus.
4. subunit ring berfungsi untuk membentuk permukaan sitosolik (berhadapan
dengan sitoplasma) dan nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari
kompleks pori nukleus.
2.2.3 SITOPLASMA
Sitoplasma adalah bagian sel yang meliputi semua materi yang berada
di antara membran sel dan inti sel (nukleus). Sitoplasma merupakan salah
satu bagian utama dalam sel yang memiliki peran dalam biosintesis dam
biogenetika. Oleh karena itu, sitoplasma merupakan bagian sel yang sangat
penting. Sitoplasma merupakan massa protoplasma yang terletak di bagian
dalam sel di antara membran sel dan nukleus. Sitoplasma terdiri dari dua
bagian yaitu bagian luar (ektoplasma) dan bagian dalam (endoplasma).
18
Sitoplasma dapat berbentuk cair atau gel dan berperan penting dalam
transportasi zat makanan. Di dalam sitoplasma terdapat organel-orgnael sel
yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Selain itu, di dalam sitoplasma juga
terdapat beberapa macam zat yang terlarut seperti protein, lemak,
karbohidrat dan garam-garam mineral. Sitoplasma tediri dari matriks dan
inklusio sitoplasma.
A. STRUKTUR SITOPLASMA
Secara garis besar, sitoplasma terdiri atas tiga bagian utama yaitu :
1. Matriks
2. Organel sitoplasma
3. Inklusio sitoplasma
1. MATRIKS SITOPLASMA
Matriks sitoplasma merupakan cairan homogen penyusun sel yang
bersifat koloid. Matriks sel dapat berbentuk sol atau gel (dapat berubah dari
fase sol menjadi gel atau sebaliknya). Matriks sitoplasma memiliki
karakteristik sebagai berikut :
19
2. ORGANEL SITOPLASMA
Organel sitoplasma juga dikenal sebagai organel sel. Organel
merupakan bagian-bagian sel yang terstruktur dan memiliki fungsi tertentu.
Organel sitoplasma antara lain :
a) Retikulum endoplasma
b) Ribosom
c) Mitokondria
d) Badan golgi
e) Lisosom
f) Sentriol
g) Plastida
h) Vakuola
i) Mikrotubulus
j) Mikrofilamen
3. INKLUSIO SITOPLASMA
Inklusio sitoplasma merupakan bagian sitoplasma yang tidak hidup.
Inklusio juga dikenal dengan sebutan dentoplasma atau paraplasma. Inklusio
dapat berupa butiran minyak, lemak, granula skretorius, glikogen, dan lain
sebagainya yang terdapat dalam sitoplasma.
4. FUNGSI SITOPLASMA
Secara umum sitoplasma memiliki beberapa fungsi yaitu :
20
7. Sebagai perantara transfer bahan atau zat dari luar sel ke organel atau inti
sel
8. Mengisi ruang sel yang tidak ditempati oleh organel dan vesikula
9. Pelarut protein dan senyawa lain dalam sel
10. Membantu pergerakan unsur atau zat dari satu bagian sel ke bagian sel
yang lain.
5. ORGANEL SEL
A. Mitokondria (Pembangkit Tenaga)
21
mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan
yang dikode oleh inti sel eukariota.
a. Struktur Mitokondria
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang
sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini
22
bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000
Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar
bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang
terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses
transpor lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan asetil-
KoA.
b. Fungsi Mitokondria
23
yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan
ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat kompleks
enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II
(suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reduktase),
kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP
Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT).
d. DNA Mitokondria
24
B. Badan Golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini
terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ
tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan
memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki
hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya
disebut diktiosom.
a. Struktur
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga
vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-
bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.
25
Badan Golgi merupakan bagian sel yang hampir serupa dengan
Retikulum Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis
ruangan yang juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian,
yaitu bagian cis dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel
[vesicle] yang pada umumnya berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar.
Vesikel ini akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi dan isi
dari vesikel tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk penyempurnaan
dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari
bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah ruangan-ruangan tersebut
akan memecahkan dirinya dan membentuk vesikel, dan siap untuk disalurkan
ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar sel.
26
Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang
berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
Tempat untuk memodifikasi protein
Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
Untuk membentuk lisosom
Membentuk Akrosom pada spermatozoa
C. Retikulum Endoplasma
27
Sistem endomembran sel.
28
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung
berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma
bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE)
merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum
endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel
eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum
diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
a. Jenis-jenis RE
RE kasar
RE halus
RE sarkoplasmik
29
b. Fungsi RE
D. Ribosom
30
Ribosom adalah salah satu organel yang berukuran kecil dan padat
dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom
berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan
35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini
menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein)
menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di
dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada retikulum
endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam
amino. Salah satu prinsip utama biologi, sering disebut sebagai “dogma
sentral,” adalah DNA yang digunakan untuk membuat RNA, yang, pada
gilirannya, digunakan untuk membuat protein. Urutan DNA gen disalin ke
RNA mRNA. Ribosom kemudian membaca informasi dalam RNA dan
menggunakannya untuk membuat protein. Proses ini dikenal sebagai
translasi; yaitu, ribosom “menerjemahkan” informasi genetik dari RNA
menjadi protein.
Ribosom melakukan hal ini dengan mengikat sebuah mRNA dan
menggunakannya sebagai template untuk urutan yang benar asam amino pada
protein tertentu. Asam amino yang melekat pada RNA
transfer tRNA molekul, yang masuk salah satu bagian dari ribosom dan
mengikat ke urutan messenger RNA. Asam amino terlampir yang kemudian
bergabung bersama oleh bagian lain dari ribosom.
Ribosom bergerak sepanjang mRNA, “membaca” urutan dan
menghasilkan rantai asam amino. Ribosom terbuat dari kompleks dari RNA
dan protein. Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada
yang lain. Mengikat subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit
yang lebih besar kepada tRNA dan asam amino. Ketika selesai membaca
mRNA ribosom, kedua subunit terpecah. Ribosom telah diklasifikasikan
sebagai ribozim, karena RNA ribosomal tampaknya paling penting bagi
aktivitas transferase peptidil yang menghubungkan asam amino bersama.
Ribosom dari bakteri, archaea dan eukariota tiga domain kehidupan di Bumi,
31
memiliki struktur secara signifikan berbeda dan urutan RNA. Perbedaan-
perbedaan dalam struktur memungkinkan beberapa antibiotik untuk
membunuh bakteri oleh ribosom menghambat mereka, sementara
meninggalkan ribosom manusia tidak terpengaruh. Ribosom dalam
mitokondria sel eukariotik mirip pada bakteri, yang mencerminkan asal usul
evolusi kemungkinan organel ini berasal dari kata ribosom asam ribonukleat.
Ribosom tidak memiliki membran (selaput). Hal ini disebabkan antara
lain:
o Ribosom merupakan organel terkecil.
o Untuk membuat membran (selaput) harus terdiri dari lipid (lemak) dan
protein, sedangkan pada ribosom hanya terdapat protein.
E. Lisosom
32
Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain
untuk mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa organik yang
dihasilkan tanaman.
a. Komposisi Lisosom
o Enzim hidrolitik
M6P yang terikat pada enzim hidrolitik akan berikatan pada reseptor
protein M6P yang berada pada jaringan trans Golgi. Reseptor ini terikat pada
membran dan berguna untuk pemaketan enzim hidrolitik dengan
33
memasukkan enzim tersebut ke vesikel clathrin coats, dan nantinya vesikel
tersebut dikirim ke endosom lanjut. Pemaketan ini terjadi pada pH 6,5–6,7,
dan dikeluarkan pada pH 6.
b. Fungsi Lisosom
o Autofagi
34
o Fagositosis
a. Sentrosom
35
Sentrosom serat gelendong memiliki tiga tujuan:
Beberapa melampirkan satu kinetokor dari angka dua dengan yang tumbuh
dari sentrosom berlawanan mengikat kinetokor lain angka dua itu.
Beberapa mengikat lengan kromosom.
Yang lain terus tumbuh dari dua sentrosom sampai mereka memperpanjang
antara satu sama lain di wilayah tumpang tindih.
Pembuatan serat serabut sentrosom adalah sebagai berikut , perakitan
kromosom pada pelat metafase pada metafase. Mikrotubulus melekat pada
sisi berlawanan dari angka dua mengecilkan atau tumbuh sampai mereka
dengan panjang yang sama. Motor mikrotubulus melekat pada kinetochores
memindahkan mereka menjelang akhir minus menyusut mikrotubulus
(dynein) dan menuju ditambah akhir perpanjangan mikrotubulus (kinesin).
Lengan kromosom menggunakan kinesin yang berbeda untuk pindah ke pelat
metafase. pemisahan kromosom pada anafase. Bagian kinetochores terpisah
dan, membawa kromatid mereka terpasang, bergerak sepanjang mikrotubulus
yang dengan cara ini kromatid berakhir di kutub yang berlawanan.
Sentriol merupakan satu dari sepuluh organel sel, yang mana oragnel-
organel sel tersebut adalah sentriol, mitokondria, ribosom, lisosom, retikulum
endoplasma, badan golgi, sitoskeleton, badan mikro, plastida dan vakuola.
Sentriol merpakan organel sel yang berperan dalam proses pembelahan sel
36
yang mengatur arah gerak kromosom. Struknya meliputi sekelompok
mikrotubulus yang terdiri dari sembilan tripet yang membentuk satu kesatuan
yang disebut sentrosom.
Sentriol
37
Di hampir semua jenis sel, tubuh basal membentuk silia primer nonmotile.
Dalam sel-sel dengan flagela, mis sperma, flagela berkembang dari tubuh
basal tunggal
Sementara sel sperma memiliki tubuh basal; telur tidak memilikinya. Jadi
tubuh basal sperma sangat penting bagi pembentukan Sentrosom yang akan
membentuk poros yang memungkinkan pembagian pertama zigot
berlangsung.
G. Plastida
Plastid adalah salah satu organel pada sel-sel (tumbuhan dan alga).
Organel ini paling dikenal dalam bentuknya yang paling umum,kloroplas,
sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. organ plastida merupakan organ
yang hanya dimiliki tumbuhan saja. merupakan organel dengan membran
ganda, sehingga ada membran luar dan membran dalam.
38
kloroplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen klorofil, ditemukan
pada daun, bunga, dan bagian-bagian berwarna hijau lainnya
kromoplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen karotena, ditemukan
terutama pada bunga dan bagian lain berwarna jingga
amiloplas, bentuk semi-aktif yang mengandung butir-butir tepung,
ditemukan pada bagian tumbuhan yang menyimpan cadangan energi
dalam bentuk tepung, seperti akar, rimpang, dan batang (umbi) serta biji.
elaioplas, bentuk semi-aktif yang mengandung tetes-tetes minyak/lemak
pada beberapa jaringan penyimpan minyak, seperti endospermium (pada
biji)
etioplas, bentuk semi-aktif yang merupakan bentuk adaptasi kloroplas
terhadap lingkungan kurang cahaya; etioplas dapat segera aktif dengan
membentuk klorofil hanya dalam beberapa jam, begitu mendapat cukup
pencahayaan.
H. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell
sap dalam bahasa Inggris)yang berupa rongga yang diselaputi membran
(tonoplas). Cairan ini adalah air dan di dalamnya terlarut zat seperti
enzim, lipid, alkaloid, garam mineral, asam, dan basa. Selain itu, Vakuola
juga berisi asam organik, asam amino, glukosa, dan gas. Vakuola
ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada
sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
39
Vakuola terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan
Vakuola nonkontraktil (vakuola makanan). Vakuola kontraktil berufngsi
sebagai osmoregulator yaitu pengatur nilai osmotik sel atau
ekskresi. Vakuola nonkontraktil berfungsi untuk mencerna makanan dan
mengedarkan hasil makanan.
Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel
sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karenasitosol terdesak
ke bagian tepi dari sel.
Fungsi Vakuola:
40
terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel. Dalam
vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi
proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem
ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan
pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimia.
41
BAB III
KESIMPULAN
1. Umumnya membran mempunyai ketebalan anatara 7,5 nm sampai 10,0 nm.
Senyawa utama penyusun membran adalah protein dan lipida. Membran sel
berfungsi sebagai interase antara mesin-mesin di bagian dalam sel dan fluida
cair yang membasahi semua sel.
2. Organel-organel sel tumbuhan terdiri atas kloroplas, nucleus, ribosom,
mitokondria, badan golgi, retikulum endoplasma, vakuola, peroksisom,
sitoplasma. Setiap organel-organel sel tumbuhan memiliki fungsi tertentu,
tanpa adanya sel tidak dapat beroperasi dengan baik.
3. Senyawa penyusun sel terdiri dari senyawa organik dan an organik. Senyawa
organic terdiri dari air dan gas. Sedangkan senyawa an organic terdiri atas,
karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat.
4. Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi
ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya
sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis.
5. Osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara differensial
dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
6. Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang
hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya
yang menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air.
7. Plasmolisis adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya
membran plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam
larutan hipertonik.
42
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Biologi Tumbuhan. PT Raja
Grafindo Persada : Jakarta.
Kimbal, J.W. 1992. Biologi Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta.
Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi. Ganeca Exact : Jakarta.
Salisbury, F.B. & C.W. Ross. 1991. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung.
Lone, Irham. (2012). Difusi dan plasmolisis. http://www.irhamlone.com/
laporan-fisiologi-tumbuhan-difusi-dan-plasmolisis.html. 16 September 2014.
43