Anda di halaman 1dari 15

TERKIKISNYA BAHASA DAERAH OLEH BAHASA ASING

DI ERA GLOBALISASI

TUGAS AKHIR

UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH BAHASA INDONESIA


YANG DIBINA OLEH BAPAK EGGY FAJAR ANDALAS, S.S., M.HUM.

Oleh :
RISKA ISMATUL FAWZI
201710410311175

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DESEMBER 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah dan dengan seizin-Nya, saya dapat
menyelesaikan tugas akhir bahasa Indonesia yang berjudul “Terkikisnya Bahasa Daerah oleh
Bahasa Asing di Era Globalisasi”. Sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW karena telah menjadi teladan yang baik buat semua umat manusia.

Terima kasih saya haturkan kepada Bapak Eggy Fajar Andalas, S.S., M.Hum. selaku
dosen mata kuliah bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih juga
saya haturkan kepada kedua orang tua saya yang selalu mendoakan saya dalam mencari ilmu,
serta teman-teman seperjuangan yang telah bersedia menghibur dikala sedih melanda.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir bahasa Indonesia.
Dimana tugas ini saya susun dengan semaksimal mungkin dengan bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia
membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Disadari bahwa saya selaku penulis makalah ini, masih banyak kekurangan dari segi
bahasa ataupun susunan kalimatnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Saya berharap
tugas akhir ini bisa bermanfaat untuk pembaca dan untuk diri saya sendiri. Semoga Allah
senantiasa memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.

Malang, 30 Desember 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................................... 2

BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Bahasa ....................................................................................................... 3

2.2 Pengertian Globalisasi ................................................................................................. 4

2.3 Faktor Penyebab Lunturnya Bahasa Daerah ............................................................... 6

2.4 Dampak Menggunakan Bahasa Asing di Era Globalisasi ........................................... 7

BAB III .................................................................................................................................... 10


PENUTUP................................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 10

DAFTAR RUJUKAN .............................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk sosial, salah satunya adalah dimana manusia itu
membutuhkan komunikasi dengan manusia lainnya. Komunikasi sangat penting
karena jika tidak ada komunikasi manusia akan kebingungan bagaimana cara
meluapkan apa yang ada di fikiran mereka. Salah satu komunikasi adalah dengan
menggunakan bahasa. Ada bermacam-macam bahasa di Indonesia, contohnya adalah
bahasa lisan dan bahasa tulisan. Contoh dari bahasa lisan adalah bahasa daerah,
bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan lain-lain, sedangkan contoh dari bahasa tulisan
adalah dengan cara menulis diselembar kertas lalu diberikan kertas itu kelawan bicara
kita. Oleh karena itu komunikasi menggunakan bahasa sangat penting.
Bahasa daerah ialah bahasa yang digunakan oleh suatu daerah untuk
melakukan komunikasi antara sesama manusia. Di Indonesia mempunyai banyak
bahasa daerah. Contoh dari bahasa daerah adalah bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa
Madura, dan masih banyak lainnya. Banyaknya daerah di Indonesia menjadikan
Indonesia kaya akan ragam bahasa. Tidak salah lagi jika bahasa disebut sebagai
identitas nasional. Sebab, bahasa yang kita gunakan sehari-hari merupakan pembeda
Negara kita dengan Negara tetangga. Tentu ini tak terlepas dari nenek moyang yang
berhasil mempertahankan kelinguistikan bahasa dengan sangat baik. Akan tetapi, hal
ini berbanding terbalik dengan generasi muda zaman sekarang yang seakan acuh
dengan bahasa daerah. Ini yang menyebabkan terkikisnya bahasa daerah di zaman
globalisasi ini. Sebagai generasi muda, seharusnya kita mempertahankan apa yang
sudah kita miliki, bukan malah meninggalkan apa yang sudah kita punya sedari dulu.
Di Indonesia, bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa asing hidup
berdampinan. Karena tidak bisa dipungkiri seiring perkembangan zaman masyarakat
Indonesia memilih menjadi warga dunia yang bisa mengikuti arus zaman global yang
ada. Jika diperhatikan, bahasa yang paling popular digunakan saat ini adalah bahasa
asing, sehingga bahasa daerah semakin hari semakin memudar dan sudah di anggap
tidak penting lagi. Fenomena ini menimbulkan dampak positif dan negatif pada
masyarakat. Dampak positifnya, masyrakat menjadi tahu bahasa internasional yang
bisa digunakan diberbagai belahan dunia, dan sisi negatifnya adalah masyarakat

1
menjadi acuh terhadap bahasa daerah karena bahasa daerah dianggap kuno dan tidak
mengikuti perkembangan zaman yang ada. Memang, tidak seharusnya didalam
kehidupan sehari-hari kita menggunakan bahasa daerah, akan tetapi alangkah lebih
baik jika kita mengetahui bahasa daerah kita sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari bahasa?
2. Apa pengertian dari globalisasi?
3. Apa saja faktor yang menyebabkan lunturnya bahasa daerah?
4. Apa saja dampak penggunaan bahasa asing dalam era globalisasi?

1.3 Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan :
1. Mengetahui pengertian dari bahasa.
2. Mengetahui pengertian dari globalisasi.
3. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan lunturnya bahasa daerah.
4. Mengetahui dampak penggunaan bahasa asing pada era globalisasi.
b. Manfaat :
Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang dampak penggunaan
bahasa asing dan dapat mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan
lunturnya bahasa daerah, sehingga bisa menyeimbangkan penggunaan bahasa
daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing dengan baik dan benar sesuai dengan
keperluan saja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa


Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang
terkumpul secara tak beraturan (Kushartanti, 2007). Bahasa adalah salah satu alat
yang digunakan untuk berkomunikasi untuk menyampaikan gagasan dan untuk
menyampaikan apa yang ada didalam fikiran kita. Ada bermacam-macam bahasa,
salah satunya adalah bahasa daerah. Dimana bahasa daerah banyak kita jumpai
disetiap daerah. Bahasa sangat penting didalam kehidupan manusia, karena tanpa
adanya bahasa manusia tidak akan bisa meluapkan apa yang sedang mereka fikirkan.
Oleh karena itu bahasa menjadi alat atau sarana komunikasi antar manusia. Berbahasa
pun juga mempunyai norma-norma atau yang biasa disebut dengan cara berbahasa
atau etika berbahasa.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi, bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri (Waridah, 2017:30). Bahasa adalah alat komunikasi bagi
sekelompok masyarakat untuk saling berinteraksi dan pembeda antara manusia dan
hewan. Oleh karena itu, penggunaan bahasa sangat berpengaruh kepada kehidupan
sehari-hari. Ketika seseorang ingin berkomunikasi dengan lawannya, maka seseorang
tersebut akan menggunakan bahasa, karena bahasa digunakan untuk menyampaikan
informasi. Setiap daerah memiliki bahasa yang berbeda-beda, hal ini disebabkan
karena faktor lingkungan dan faktor budaya.

Sedangkan menurut Mario Pei (2016:2) bahasa adalah sebuah sistem dari
komunikasi dengan bunyi yang dioperasikan melalui organ bicara dan pendengaran
diantara anggota komunitas dan menggunakan lambang bunyi yang bersifat arbitrer,
serta mempunyai kesepakatan makna. Disini bunyi bahasa dihasilkan bukan melalui
alat musik, akan tetapi bunyi yang dihasilkan melalui mulut atau alat ucap manusia
dan sifatnya yang berubah-ubah. Bahasa itu unik, apalagi bahasa daerah. Karena
setiap daerah mempunyai bahasa daerah dan lagu bahasa sendiri-sendiri. Misalnya
bahasa Jawa dengan bahasa Madura, ucapan dan lagunya berbeda akan tetapi bisa
untuk berkomunikasi. Kita bisa memprediksi orang yang tidak kita kenal dengan

3
menggunakan bahasa, contohnya dengan dia berbicara. Jika dia berbicara
menggunakan bahasa Jawa, bisa diprediksikan dia adalah orang Jawa, jika dia
berbicara menggunakan bahasa Madura, bisa diprediksikan dia adalah orang Madura.
Oleh sebab itu, bahasa disebut dengan identitas budaya. Karena bahasa adalah media
yang utama untuk memperoleh sebuah informasi, dan dengan bahasa kita bisa dengan
mudah memahami apa yang sedang diutarakan orang lain.

2.2 Pengertian Globalisasi


Globalisasi merupakan proses perkembangan masa kini (kontemporer) yang
mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang
perubahan dunia yang akan berlangsung. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan
berbagai halangan dan ritangan yang menjadikan dunia semakin terbuka dan saling
bergantung satu sama lain. Globalisasi akan membawa kesadaran yang tajam
(persepektif) tentang konsep ”Dunia Tanpa Tapal Batas” yang saat ini diterima
sebagai realita masa depan yang akan mempengaruhi perkembangan budaya dan
membawa perubahan baru (Abdulkarim, 2007:81).

Globalisasi adalah proses yang menyeluruh atau mendunia tanpa terikat batas
wilayah atau Negara. Yang bisa saling tukar informasi melalui media elektronik
ataupun media yang lainya. Globalisasi juga bisa menjadikan sebuah daerah atau
Negara menjadi kecil karena kemudahan komunikasi antar Negara melalui
perdaganga bebas atau yang lainya sehingga dapat menyebabkan dampak positif atau
negatif bagi wilayah tersebut.

Globalisasi itu sangat kuat sehingga masyarakat Indonesia tidak bisa


menghindari dampak negatif adanya globalisasi. Dengan adanya globalisasi di
Indonesia dapat mempengaruhi kebudayaan di Indonesia dan dapat membuat
kebudayaaan di Indonesia terancam punah. Contohnya seperti bahasa daerah-daerah
yang sudah hampir punah, kebanyakan anak yang baru lahir di didik sama orang tua
menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris dengan alasan demi masa depan
anak buah kecilnya. Sehingga menyebabkan bahasa daerah sedikit demi sedikit
terkikis dan bisa menyabkan kepunahan.

4
Globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup,
orientasi, dan budaya (Suneki, 2012:308). Adanya globalisasi pertama kali ditandai
dengan adanya alat komunikasi. Alat komunikasi memang sudah ada sejak zaman
dahulu, akan tetapi pada masa globalisasi alat komunikasi lebih canggih dan lebih
efisien untuk dibawa kemana-mana, contohnya handphone. Dengan adanya alat
komunikasi yang semakin canggih bisa mempercepat globalisasi di daerah-daerah,
khususnya daerah pedesaan. Orang daerah yang biasanya bicara menggunakan bahasa
daerah, kini dia mulai bergaya berbicara dengan bahasa asing karena adanya teknologi
tersebut.

Globalisasi telah mempengaruhi kebudayaan di Indonesia. Dampak negatif


yang di dapatkan dari adanya globalisasi adalah adanya perubahan perilaku orang
Indonesia seperti cara bicara dan cara berpakaian. Semuanya itu meniru budaya asing
seperti Korea. Globalisasi telah meracuni anak-anak muda zaman sekarang, selain
meracuni dalam bidang budaya globalisasi telah meracuni dalam bidang musik. Anak-
anak di Indonesia lebih menyukai musik dan film dari Negara asing dari pada di
Negara Indonesia sendiri. Itu semua bisa menyebabkan terkikisnya budaya Indonesia
karena pengaruh Globalisasi.

Selo Soemardjan (2007:100) mengartikan globalisasi sebagai suatu proses


terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia.
Tujuannya adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama
seperti dalam organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Konferensi
Islam (OKI), dan organisasi Negara-negara Asia Tenggara, Association of Southeast
Asia Nation (ASEAN).

Memang benar, dengan adanya globalisasi bisa mempererat kerjasama antar


Negara dan dapat mempererat tali silaturahmi, akan tetapi disisi lain adanya
globalisasi bisa meracuni dan merusak moral bangsa Indonesia. Globalisasi memang
menguntungkan, akan tetapi juga banyak merugikan. Globalisasi sudah banyak
memakan korban, contohnya seperti anak-anak dan remaja yang seharusnya menjadi
generasi penerus bangsa, saat ini banyak yang menjadi cuek dengan bangsanya sendiri
dan lebih menganut bangsa asing atau bangsa orang lain.

5
2.3 Faktor Penyebab Lunturnya Bahasa Daerah
Banyak masyarakat Indonesia yang acuh terhadap penggunaan bahasa daerah,
ini dikarenakan adanya bahasa asing yang telah meracuni masyarakat Indonesia. Jika
dibiarkan lama-kelamaan bahasa daerah akan menjadi punah dan bisa jadi akan
digantikan dengan bahasa asing. Masyarakat seharusnya lebih peduli dengan bahasa
daerah dan harus bisa melestarikan bahasa daerah, bukan malah menjadi cuek dan
acuh terhadap bahasa daerah. Mungkin karena bahasa daerah dianggap sudah tidak
penting lagi, dianggap jadul, dan dianggap tidak modern. Dengan menjamurnya
bahasa asing di Indonesia, masyarakat seharusnya sadar bahwa nenek moyang kita
pada zaman dahulu telah susah payah mempertahankan bahasa daerah agar tidak
punah dan tidak dijajah oleh bahasa asing. Seiring berkembangnya zaman, bahasa
asinglah yang telah dianggap sebagai bahasa modern oleh kalangan remaja dan anak-
anak.

Faktor utama yang mempengaruhi lunturnya budaya daerah adalah adanya


perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini dapat menyebabkan
lunturnya bahsa daerah karena jika penduduk berpindah ke tempat lain otomatis
mereka sudah tidak memakai bahasa daerah mereka lagi, dan mereka bakalan
mengikuti bahasa suatu tempat yang menjadi tempat tinggal mereka sekarang.
Contohnya adalah orang Jawa yang pindah ke Negara Inggris, otomatis mereka akan
meninggalkan bahasa Jawa yang selama ini mereka gunakan sehari-hari dengan
mengganti bahasa sehari-hari mereka dengan bahasa Inggris. Hal ini adalah salah satu
contoh yang dapat menyebabkan terkikisnya bahasa daerah.

Menurut Fanny Henry Tondo (2009) ada beberapa faktor yang menyebabkan
kepunahan bahasa daerah, yaitu :
1. Pengaruh bahasa mayoritas di mana bahasa daerah tersebut digunakan.
2. Kondisi masyarakat penuturnya yang bilingual atau bahkan
multilingual.
3. Faktor globalisasi.
4. Faktor migrasi (migration).
5. Perkawinan antaretnik (intermarriage).
6. Bencana alam dan musibah.
7. Kurangnya penghargaan terhadap bahasa etnik sendiri.

6
8. Kurangnya intensitas komunikasi berbahasa daerah dalam berbagai
ranah khususnya dalam ranah rumah tangga.
9. Faktor ekonomi.
10. Faktor bahasa Indonesia.
Bahasa daerah tidak bisa bersaing dengan bahasa asing apalagi dalam satu
daerah yang sama, itu bisa menyebabkan salah satu bahasa itu menjadi terdesak dan
akhirnya menjadi gugur dan punah. Kondisi masyarakat yang multilingual juga bisa
menyebabkan kepunahan bahasa daerah, sebab seseorang itu bisa menggunakan
beberapa bahasa sekaligus, penggunaan variasi bahasa yang digunakan untuk
menyesuaikan diri itu sebenarnya sangat menyimpang dari norma-norma bahasa.
Globalisasi, ini adalah faktor yang lebih parah mengancam punahnya bahasa daerah
sebab dengan adanya globalisasi kemajuan teknologi yang semakin pesat dan banyak
teknologi sekarang yang menggunakan bahasa asing, itu bisa menyebabkan
kepunahan bahasa daerah. Dengan adanya perpindahan penduduk dari satu tempat ke
tempat lain itu juga bisa menyebabkan terkikisnya bahasa daerah, sebab masyarakat
lebih bebas menerima aspek kebahasaan dari luar daripada aspek dari Negara
Indonesia sendiri.
Kurangnya masyarakat menggunakan bahasa daerah untuk komunikasi sehari-
hari itu juga bisa menyebabkan terkikisnya bahasa daerah, karena jika masyarakat
terus-terusan berkomunikasi menggunakan bahasa asing makan bahasa daerah lambat
laun akan luntur dan bisa jadi akan digantikan dengan bahasa asing. Tanpa kita sadari,
sebenarnya bahasa Indonesia juga mempengaruhi punahnya bahasa daerah, contohnya
pada anak-anak yang baru lahir, mereka diajarkan berbicara menggunakan bahasa
Indonesia tanpa mereka tahu betapa pentingnya bahasa daerah di dalam kehidupan
mereka kelak. Mungkin bahasa daerah dianggap tidak modern, tetapi faktanya bahasa
daerahlah yang dapat mempertahankan budaya Indonesia.

2.4 Dampak Menggunakan Bahasa Asing di Era Globalisasi


Zaman sekarang banyak orang tua yang sibuk mencarikan tempat belajar atau
tempat bimbingan untuk anak-anaknya supaya bisa belajar bahsa asing, contohnya
untuk belajar bahasa Inggris. Karena menurutnya bahasa asinglah yang lebih utama
dibandingkan dengan bahasa daerah ataupun bahasa Indonesia. Meskipun bahasa
Inggris merupakan bahasa internasional, akan tetapi belajar bahasa daerah juga

7
penting untuk perkembangan anak-anak diusia dini. Meskipun kita tahu bahwa bahasa
asing (bahasa Inggris) merupakan bahasa internasional yang di gunakan untuk
komunikasi dengan Negara lain, akan tetapi itu semua juga memberikan dampak
positif dan negatif.

Di Indonesia sekarang, mulai dari tingkat pendidikan yang rendah sampai


Universitas mendapatkan pelajaran bahasa Inggris. Ini dikarenakan supaya generasi
penerus bangsa Indonesia bisa lebih dalam mengetahui dan bisa mempelajari bahasa
asing di era globalisasi ini. Akan tetapi mereka lalai akan bahasa daerah mereka
sampai-sampai salah satu dari mereka jika ditanya tentang bahasa daerah mereka
sendiri tidak bisa menjawabnya. Betapa tragisnya negeri ini jika para generasi penerus
bangsa mengacuhkan bahasa daerah mereka. Belakangan ini pengaruh dari bahasa
asing sudah mulai kelihatan, dari yang gayanya kebarat-baratan, menirukan artis-artis
luar negeri, dan lain sebagainya.

Penggunaan bahasa asing di era globalisasi ini juga mempunyai dampak, salah
satunya adalah dampak positif. Salah satu dampak positifnya adalah bangsa
Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia. Karena bahasa Inggris adalah bahasa
Internasional, jadi jika kita bisa menggunakan bahasa Inggris dengan mahir maka kita
akan mudah memperoleh informasi dan dapat dengan mudah berkomunikasi dengan
orang-orang di Negara luar, contohnya di Negara Inggris, Jerman, Belanda, dan lain-
lain. Dampak positif yang kedua adalah mempermudahkan perdagangan Indonesia
dalam bekerjasama dengan luar negeri. Karena semakin kita menguasai bahasa asing
maka kita akan semakin mudah mengajak bekerjasama dengan orang-orang luar
negeri karena kita pandai dalam berkomunikasi dengannya.

Dilain hal, juga ada dampak negatif dari penggunaan bahasa asing di
Indonesia, salah satu dampaknya adalah bahasa asing dapat mengambil alih posisi
bahasa daerah. Karena jika kita terus-terusan menggunakan bahasa asing, otomatis
bahasa daerah akan terlupakan dan lama-kelamaan akan menjadi pudar dan punah.
Kita harus bisa menempatkan diri kita pada keadaan sekarang, dimana bahasa asing
sudah mulai meracuni para generasi penerus bangsa.

Menurut Stewart (dalam Fishman, 1968: 536), daya hidup suatu bahasa adalah
use of the linguistic system by an unisolated community of native speakers. Kalau
suatu bahasa secara terus-menerus mengalami pengurangan jumlah penutur sehingga

8
pada akhirnya kehilangan atau kehabisan jumlah penutur asli sama sekali, bahasa itu
sudah jelas bernasib punah. Jika bahasa sudah punah, maka tidak akan ada lagi bahasa
itu. Seperti bahasa daerah, sekarang yang memakai bahasa daerah kebanyakan hanya
orang yang tua-tua saja, anak-anak dan remaja sekarang lebih memilih menggunakan
bahasa asing karena yang sifatnya internasional. Bahasa daerah dianggap kuno karena
tidak mempunyai kemodernan dan di anggap kurang gaul.

Dampak adanya banyak urbanisasi dan transmigrasi itulah yang membuat


masyarakat kesulitan untuk mempelajari bahasa daerah dan masyarakat memilih
untuk mempelajari bahasa asing. Bahasa asing yang seharusnya dipakai ditempat-
tempat tertentu, kini sekarang di desa-desa sudah banyak masyarakat yang
menggunakannya karena kurang pahamnya dengan bahasa daerah. Sungguh malang
sekali negeri kita ini jika dilihat dari perilaku penduduk Indonesia yang semakin lama
semakin acuh dan cuek kepada bahasa daerah.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan diatas, dapat saya simpulkan bahwa sesuai makalah “Terkikisnya
Bahasa Daerah oleh Bahasa Asing di Era Globalisasi” saya menyimpulkan bahwa
mempelajari dan menerapkan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari itu sangat
penting, karena dengan kita mempelajari bahasa daerah dalam kehidupan kita sehari-
hari itu merupakan salah satu contoh kita meestarikan kebudayaan yang telah
dibangun sedari dulu oleh para pejuang dan para nenek moyang. Mempelajari bahasa
asing sebenarnya boleh-boleh saja, asalkan tidak meninggalkan bahasa daerah dan
alangkah lebih baik jika anak usia dini dididik menggunakan bahasa daerah supaya
mereka bisa menjadi generasi penerus bangsa yang baik. Bangsa yang baik adalah
bangsa yang bisa melestarikan kebudayaannya, terutama bahasa daerahnya.

Mempelajari bahasa asing juga harus memperhatikan dampak-dampak yang


kita akan dapatkan. Terutama dampak negatif. Meskipun disisi lain banyak dampak
positifnya, tetapi kita harus tetap waspada dengan dampak negatif yang kita dapat
sewaktu mempelajari bahasa asing. Mempelajari bahasa asing di era globalisasi
banyak mengundang dampak negatif, contohnya kepada anak-anak dan remaja.
Mereka bisa kapan saja meniru dan memperagakan salah satu kebudayaan bangsa
asing, mulai dari bahasa sehari-hari, cara berpakaian, dan lain-lain.

Mungkin karena masyarakat zaman sekarang yang cuek dan acuh terhadap
bahasa daerah, itu bisa menyebabkan salah satu wujud terkikisnya bahasa daerah di
era globalisasi ini. Selain itu, tidak ada minat untuk mempelajari bahasa daerah karena
bahasa daerah dianggap tidak modern dan di anggap jadul, oleh karena itu mereka
malas untuk mempelajari, apa lagi menerapkan bahasa daerah dalam kehidupan
sehari-hari. Jika masyarakat terus-terusan seperti itu, maka bisa diprediksikan bahasa
daerah akan luntur dan bisa jadi akan digantikan dengan bahasa asing yang saat ini
sedang menjamur di berbagai kalangan remaja dan anak-anak masa kini.

Menggunakan bahasa asing terlalu berlebihan itu tidak baik, karena memiliki
dampak positif dan dampak negatif. Meskipun dampak positif itu membawa
perubahan kepada Indonesia, akan tetapi disisi lain juga membawa kerugian di
Indonesia. Dampak kerugian itu salah satunya adalah bisa mengikis dan lambat laun

10
akan mempunahkan bahasa daerah karena bahasa daerah akan kalah saing dengan
bahasa asing. Dari dampak positifnya, kita sebagai masyarakat bisa dengan mudah
berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan negasa asing dan tidak di anggap
jadul.

Menggunakan bahasa asing berlebihan itu tidak baik, alangkah lebih baik jika
menggunakan bahasa asing tepat pada waktunya dan sesuai dengan tempatnya. Jika
keadaan di desa atau di daerah-daerah tertentu, jika kita tidak bisa menggunakan
bahasa daerah tersebut kita bisa menggunakan bahasa Indonesia atau lebih baik kita
sedikit-sedikit belajar kepada orang-orang yang sudah pandai dan mahir dalam
menguasai bahasa daerah tersebut. Sebagai orang Indonesia kita harus bisa lebih
mencintai kebudayaan kita seperti bahasa daerah, karena kita termasuk generasi muda
yang harus mempertahankan bahasa daerah tersebut agar tidak punah.

11
DAFTAR RUJUKAN

Abdulkarim, Aim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Membangun Warga Negara yang


Demokratis. Jakarta: Grafindo Media Pratama.

Kushartanti, Yuwono, U., & Lauder, M. R. 2007. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami
Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Stewaer, W. 1968. "A Socolinguistic Typology for Describing Multilingualism" dalam


Fishman J.A . Readings in the Sociology of Language. The Hague: Mouton.

Sukanti, Dwi; Yamti, Sri; Umasih. 2007. Geografi dan Sosiologi. Jakarta: Ganesa Exact.

Suneki, Sri. 2012. Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah. Jurnal Ilmiah
CIVIS, 308.

Tondo, Fanny Henry. 2009. Kepunahan Bahasa-Bahasa Daerah: Faktor Penyebab dan
Implikasi Etnolinguistis. Masyarakat dan Budaya, 11, 284-289.

Waridah, Ernawati. 2017. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Bmedia.

Yendra. 2016. Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). Yogyakarta: Deepublish.

12

Anda mungkin juga menyukai