DI ERA GLOBALISASI
TUGAS AKHIR
Oleh :
RISKA ISMATUL FAWZI
201710410311175
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DESEMBER 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah dan dengan seizin-Nya, saya dapat
menyelesaikan tugas akhir bahasa Indonesia yang berjudul “Terkikisnya Bahasa Daerah oleh
Bahasa Asing di Era Globalisasi”. Sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW karena telah menjadi teladan yang baik buat semua umat manusia.
Terima kasih saya haturkan kepada Bapak Eggy Fajar Andalas, S.S., M.Hum. selaku
dosen mata kuliah bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih juga
saya haturkan kepada kedua orang tua saya yang selalu mendoakan saya dalam mencari ilmu,
serta teman-teman seperjuangan yang telah bersedia menghibur dikala sedih melanda.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir bahasa Indonesia.
Dimana tugas ini saya susun dengan semaksimal mungkin dengan bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia
membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Disadari bahwa saya selaku penulis makalah ini, masih banyak kekurangan dari segi
bahasa ataupun susunan kalimatnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Saya berharap
tugas akhir ini bisa bermanfaat untuk pembaca dan untuk diri saya sendiri. Semoga Allah
senantiasa memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Bahasa ....................................................................................................... 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menjadi acuh terhadap bahasa daerah karena bahasa daerah dianggap kuno dan tidak
mengikuti perkembangan zaman yang ada. Memang, tidak seharusnya didalam
kehidupan sehari-hari kita menggunakan bahasa daerah, akan tetapi alangkah lebih
baik jika kita mengetahui bahasa daerah kita sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi, bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri (Waridah, 2017:30). Bahasa adalah alat komunikasi bagi
sekelompok masyarakat untuk saling berinteraksi dan pembeda antara manusia dan
hewan. Oleh karena itu, penggunaan bahasa sangat berpengaruh kepada kehidupan
sehari-hari. Ketika seseorang ingin berkomunikasi dengan lawannya, maka seseorang
tersebut akan menggunakan bahasa, karena bahasa digunakan untuk menyampaikan
informasi. Setiap daerah memiliki bahasa yang berbeda-beda, hal ini disebabkan
karena faktor lingkungan dan faktor budaya.
Sedangkan menurut Mario Pei (2016:2) bahasa adalah sebuah sistem dari
komunikasi dengan bunyi yang dioperasikan melalui organ bicara dan pendengaran
diantara anggota komunitas dan menggunakan lambang bunyi yang bersifat arbitrer,
serta mempunyai kesepakatan makna. Disini bunyi bahasa dihasilkan bukan melalui
alat musik, akan tetapi bunyi yang dihasilkan melalui mulut atau alat ucap manusia
dan sifatnya yang berubah-ubah. Bahasa itu unik, apalagi bahasa daerah. Karena
setiap daerah mempunyai bahasa daerah dan lagu bahasa sendiri-sendiri. Misalnya
bahasa Jawa dengan bahasa Madura, ucapan dan lagunya berbeda akan tetapi bisa
untuk berkomunikasi. Kita bisa memprediksi orang yang tidak kita kenal dengan
3
menggunakan bahasa, contohnya dengan dia berbicara. Jika dia berbicara
menggunakan bahasa Jawa, bisa diprediksikan dia adalah orang Jawa, jika dia
berbicara menggunakan bahasa Madura, bisa diprediksikan dia adalah orang Madura.
Oleh sebab itu, bahasa disebut dengan identitas budaya. Karena bahasa adalah media
yang utama untuk memperoleh sebuah informasi, dan dengan bahasa kita bisa dengan
mudah memahami apa yang sedang diutarakan orang lain.
Globalisasi adalah proses yang menyeluruh atau mendunia tanpa terikat batas
wilayah atau Negara. Yang bisa saling tukar informasi melalui media elektronik
ataupun media yang lainya. Globalisasi juga bisa menjadikan sebuah daerah atau
Negara menjadi kecil karena kemudahan komunikasi antar Negara melalui
perdaganga bebas atau yang lainya sehingga dapat menyebabkan dampak positif atau
negatif bagi wilayah tersebut.
4
Globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup,
orientasi, dan budaya (Suneki, 2012:308). Adanya globalisasi pertama kali ditandai
dengan adanya alat komunikasi. Alat komunikasi memang sudah ada sejak zaman
dahulu, akan tetapi pada masa globalisasi alat komunikasi lebih canggih dan lebih
efisien untuk dibawa kemana-mana, contohnya handphone. Dengan adanya alat
komunikasi yang semakin canggih bisa mempercepat globalisasi di daerah-daerah,
khususnya daerah pedesaan. Orang daerah yang biasanya bicara menggunakan bahasa
daerah, kini dia mulai bergaya berbicara dengan bahasa asing karena adanya teknologi
tersebut.
5
2.3 Faktor Penyebab Lunturnya Bahasa Daerah
Banyak masyarakat Indonesia yang acuh terhadap penggunaan bahasa daerah,
ini dikarenakan adanya bahasa asing yang telah meracuni masyarakat Indonesia. Jika
dibiarkan lama-kelamaan bahasa daerah akan menjadi punah dan bisa jadi akan
digantikan dengan bahasa asing. Masyarakat seharusnya lebih peduli dengan bahasa
daerah dan harus bisa melestarikan bahasa daerah, bukan malah menjadi cuek dan
acuh terhadap bahasa daerah. Mungkin karena bahasa daerah dianggap sudah tidak
penting lagi, dianggap jadul, dan dianggap tidak modern. Dengan menjamurnya
bahasa asing di Indonesia, masyarakat seharusnya sadar bahwa nenek moyang kita
pada zaman dahulu telah susah payah mempertahankan bahasa daerah agar tidak
punah dan tidak dijajah oleh bahasa asing. Seiring berkembangnya zaman, bahasa
asinglah yang telah dianggap sebagai bahasa modern oleh kalangan remaja dan anak-
anak.
Menurut Fanny Henry Tondo (2009) ada beberapa faktor yang menyebabkan
kepunahan bahasa daerah, yaitu :
1. Pengaruh bahasa mayoritas di mana bahasa daerah tersebut digunakan.
2. Kondisi masyarakat penuturnya yang bilingual atau bahkan
multilingual.
3. Faktor globalisasi.
4. Faktor migrasi (migration).
5. Perkawinan antaretnik (intermarriage).
6. Bencana alam dan musibah.
7. Kurangnya penghargaan terhadap bahasa etnik sendiri.
6
8. Kurangnya intensitas komunikasi berbahasa daerah dalam berbagai
ranah khususnya dalam ranah rumah tangga.
9. Faktor ekonomi.
10. Faktor bahasa Indonesia.
Bahasa daerah tidak bisa bersaing dengan bahasa asing apalagi dalam satu
daerah yang sama, itu bisa menyebabkan salah satu bahasa itu menjadi terdesak dan
akhirnya menjadi gugur dan punah. Kondisi masyarakat yang multilingual juga bisa
menyebabkan kepunahan bahasa daerah, sebab seseorang itu bisa menggunakan
beberapa bahasa sekaligus, penggunaan variasi bahasa yang digunakan untuk
menyesuaikan diri itu sebenarnya sangat menyimpang dari norma-norma bahasa.
Globalisasi, ini adalah faktor yang lebih parah mengancam punahnya bahasa daerah
sebab dengan adanya globalisasi kemajuan teknologi yang semakin pesat dan banyak
teknologi sekarang yang menggunakan bahasa asing, itu bisa menyebabkan
kepunahan bahasa daerah. Dengan adanya perpindahan penduduk dari satu tempat ke
tempat lain itu juga bisa menyebabkan terkikisnya bahasa daerah, sebab masyarakat
lebih bebas menerima aspek kebahasaan dari luar daripada aspek dari Negara
Indonesia sendiri.
Kurangnya masyarakat menggunakan bahasa daerah untuk komunikasi sehari-
hari itu juga bisa menyebabkan terkikisnya bahasa daerah, karena jika masyarakat
terus-terusan berkomunikasi menggunakan bahasa asing makan bahasa daerah lambat
laun akan luntur dan bisa jadi akan digantikan dengan bahasa asing. Tanpa kita sadari,
sebenarnya bahasa Indonesia juga mempengaruhi punahnya bahasa daerah, contohnya
pada anak-anak yang baru lahir, mereka diajarkan berbicara menggunakan bahasa
Indonesia tanpa mereka tahu betapa pentingnya bahasa daerah di dalam kehidupan
mereka kelak. Mungkin bahasa daerah dianggap tidak modern, tetapi faktanya bahasa
daerahlah yang dapat mempertahankan budaya Indonesia.
7
penting untuk perkembangan anak-anak diusia dini. Meskipun kita tahu bahwa bahasa
asing (bahasa Inggris) merupakan bahasa internasional yang di gunakan untuk
komunikasi dengan Negara lain, akan tetapi itu semua juga memberikan dampak
positif dan negatif.
Penggunaan bahasa asing di era globalisasi ini juga mempunyai dampak, salah
satunya adalah dampak positif. Salah satu dampak positifnya adalah bangsa
Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia. Karena bahasa Inggris adalah bahasa
Internasional, jadi jika kita bisa menggunakan bahasa Inggris dengan mahir maka kita
akan mudah memperoleh informasi dan dapat dengan mudah berkomunikasi dengan
orang-orang di Negara luar, contohnya di Negara Inggris, Jerman, Belanda, dan lain-
lain. Dampak positif yang kedua adalah mempermudahkan perdagangan Indonesia
dalam bekerjasama dengan luar negeri. Karena semakin kita menguasai bahasa asing
maka kita akan semakin mudah mengajak bekerjasama dengan orang-orang luar
negeri karena kita pandai dalam berkomunikasi dengannya.
Dilain hal, juga ada dampak negatif dari penggunaan bahasa asing di
Indonesia, salah satu dampaknya adalah bahasa asing dapat mengambil alih posisi
bahasa daerah. Karena jika kita terus-terusan menggunakan bahasa asing, otomatis
bahasa daerah akan terlupakan dan lama-kelamaan akan menjadi pudar dan punah.
Kita harus bisa menempatkan diri kita pada keadaan sekarang, dimana bahasa asing
sudah mulai meracuni para generasi penerus bangsa.
Menurut Stewart (dalam Fishman, 1968: 536), daya hidup suatu bahasa adalah
use of the linguistic system by an unisolated community of native speakers. Kalau
suatu bahasa secara terus-menerus mengalami pengurangan jumlah penutur sehingga
8
pada akhirnya kehilangan atau kehabisan jumlah penutur asli sama sekali, bahasa itu
sudah jelas bernasib punah. Jika bahasa sudah punah, maka tidak akan ada lagi bahasa
itu. Seperti bahasa daerah, sekarang yang memakai bahasa daerah kebanyakan hanya
orang yang tua-tua saja, anak-anak dan remaja sekarang lebih memilih menggunakan
bahasa asing karena yang sifatnya internasional. Bahasa daerah dianggap kuno karena
tidak mempunyai kemodernan dan di anggap kurang gaul.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari paparan diatas, dapat saya simpulkan bahwa sesuai makalah “Terkikisnya
Bahasa Daerah oleh Bahasa Asing di Era Globalisasi” saya menyimpulkan bahwa
mempelajari dan menerapkan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari itu sangat
penting, karena dengan kita mempelajari bahasa daerah dalam kehidupan kita sehari-
hari itu merupakan salah satu contoh kita meestarikan kebudayaan yang telah
dibangun sedari dulu oleh para pejuang dan para nenek moyang. Mempelajari bahasa
asing sebenarnya boleh-boleh saja, asalkan tidak meninggalkan bahasa daerah dan
alangkah lebih baik jika anak usia dini dididik menggunakan bahasa daerah supaya
mereka bisa menjadi generasi penerus bangsa yang baik. Bangsa yang baik adalah
bangsa yang bisa melestarikan kebudayaannya, terutama bahasa daerahnya.
Mungkin karena masyarakat zaman sekarang yang cuek dan acuh terhadap
bahasa daerah, itu bisa menyebabkan salah satu wujud terkikisnya bahasa daerah di
era globalisasi ini. Selain itu, tidak ada minat untuk mempelajari bahasa daerah karena
bahasa daerah dianggap tidak modern dan di anggap jadul, oleh karena itu mereka
malas untuk mempelajari, apa lagi menerapkan bahasa daerah dalam kehidupan
sehari-hari. Jika masyarakat terus-terusan seperti itu, maka bisa diprediksikan bahasa
daerah akan luntur dan bisa jadi akan digantikan dengan bahasa asing yang saat ini
sedang menjamur di berbagai kalangan remaja dan anak-anak masa kini.
Menggunakan bahasa asing terlalu berlebihan itu tidak baik, karena memiliki
dampak positif dan dampak negatif. Meskipun dampak positif itu membawa
perubahan kepada Indonesia, akan tetapi disisi lain juga membawa kerugian di
Indonesia. Dampak kerugian itu salah satunya adalah bisa mengikis dan lambat laun
10
akan mempunahkan bahasa daerah karena bahasa daerah akan kalah saing dengan
bahasa asing. Dari dampak positifnya, kita sebagai masyarakat bisa dengan mudah
berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan negasa asing dan tidak di anggap
jadul.
Menggunakan bahasa asing berlebihan itu tidak baik, alangkah lebih baik jika
menggunakan bahasa asing tepat pada waktunya dan sesuai dengan tempatnya. Jika
keadaan di desa atau di daerah-daerah tertentu, jika kita tidak bisa menggunakan
bahasa daerah tersebut kita bisa menggunakan bahasa Indonesia atau lebih baik kita
sedikit-sedikit belajar kepada orang-orang yang sudah pandai dan mahir dalam
menguasai bahasa daerah tersebut. Sebagai orang Indonesia kita harus bisa lebih
mencintai kebudayaan kita seperti bahasa daerah, karena kita termasuk generasi muda
yang harus mempertahankan bahasa daerah tersebut agar tidak punah.
11
DAFTAR RUJUKAN
Kushartanti, Yuwono, U., & Lauder, M. R. 2007. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami
Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Sukanti, Dwi; Yamti, Sri; Umasih. 2007. Geografi dan Sosiologi. Jakarta: Ganesa Exact.
Suneki, Sri. 2012. Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah. Jurnal Ilmiah
CIVIS, 308.
Tondo, Fanny Henry. 2009. Kepunahan Bahasa-Bahasa Daerah: Faktor Penyebab dan
Implikasi Etnolinguistis. Masyarakat dan Budaya, 11, 284-289.
12