DEFINISI
BAB II
RUANG LINGKUP
2.1 KEGIATAN
1
Pemberian informasi dan edukasi di Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun
dilaksanakan di dalam gedung dan di luar gedung. Didalam gedung meliputi
instalasi rawat jalan dan rawat inap. Sedangkan diluar gedung meliputi pemberian
informasi diarea parkir, disudut – sudut lapangan parkir, ditempat – tempat umum
seperti : perumahan, sekolah dan pusat perbelanjaan.
2
- Edukasi tentang penyakit, tatalaksana pengobatan dan indikasi
rawat.
- Informasi tentang kemungkinan adanya penyulit saat tindakan.
- Informasi tentang perkiraan lama rawat.
- Informasi tentang rencana perawatan.
Perawat / Bidan :
- Informasi tentang alur rawat inap.
- Informasi tentang perlindungan privacy dan nilai – nilai
kepercayaaan.
- Informasi tentang adanya pelayanan kerohanian bagi pasien yang
membutuhkan.
c. Rawat Inap
Dokter :
- Edukasi tentang penyakit dan tatalaksana pengobatan.
- Informasi tentang lama perawatan
- Informasi tentang perkembangan penyakit
- Informasi tentang rencana pemulangan.
Perawat / bidan :
- Informasi tentang Perawat / bidan yang merawat pasien / PN
- Informasi tentang fasilitas ruangan, jam berkunjung.
- Informasi tentang hak pasien dan keluarga.
- Informasi perlindungan privacy dan nilai – nilai kepercayaan.
- Informasi tentang adanya pelayanan kerohanian bagi pasien yang
membutuhkan.
- Edukasi tentang tindakan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
d. Laboratorium :
- Informasi tentang prosedur pengambilan sampel dan perkiraan
lamanya pemeriksaan.
- Informasi tentang biaya pemeriksaan laboratorium.
e. Radiologi :
- Informasi tentang prosedur pemeriksaan dan perkiraan lamanya
pemeriksaan.
- Informasi tentang biaya pemeriksaan radiologi.
f. Farmasi :
- Informasi tentang obat – obatan yang diberikan.
- Informasi tentang aturan pake dan cara penyimpanan.
g. Fisioterapi :
- Informasi tentang tindakan yang dilakukan.
- Informasi tentang jadwal control.
- Edukasi tentang latihan- latihan yang dapat dilakukan di rumah.
3
4. Penyuluhan di perumahan, sekolah, dan perusahan – perusahan.
BAB III
TATA LAKSANA
4
pelaksanaan kegiatan pemberian informasi dan edukasi dan yang ketiga
adalah verifikasi pemahaman pasien terhadap materi informasi dan edukasi
yang diberikan.
1. Asessment/ identifikasi kebutuhan promosi kesehatan
- Semua pasien yang masuk ke rumah sakit dilakukan assesment/
identifikasi tentang kebutuhan informasi dan edukasi yang
dibutuhkan.
5
- Bila ada materi edukasi berupa prosedur tindakan (seperti perawatan
payudara, perawatan luka sederhana, dll) pemberian edukasi
dilakukan dengan metode demonstrasi.
6
dapat membantu rumah sakit memberikan juga penyuluhan
kepada pasien. Bahkan jika pasien yang bersangkutan juga
dapat ikut memperhatikan leaflet, poster atau tayangan yang
disajikan, maka seolah-olah ia berada dalam suatu
lingkungan yang mendorongnya untuk berprilaku sesuai
yang dikehendaki agar penyakit atau masalah kesehatan
yang dideritanya dapat segera diatasi.
3. Advokasi
Advokasi bagi kepentingan pasien rawat jalan umumnya
diperlukan juka pasien tersebut miskin. Biaya pengobatan
dengan rawat jalan bagi pasien miskin memang sudah
dibayar melalui program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN).
b. Pemberian informasi edukasi Kesehatan Bagi Pasien
Rawat Inap
Dimulai saat pasien dinyatakan akan dirawat di IGD atau
Medical Center, dokter memberikan edukasi tentang penyakit
dan indikasi rawat, kemudian ke Front office untuk registrasi
dan pasien / keluarga pasien diberikan informasi mengenai
fasilitas dan tarif rawat inap, tata tertib dan penjelasan tentang
hak pasien.
Pada saat pasien sudah memasuki masa penyembuhan,
umumnya pasein sangat ingin mengetahui seluk-beluk tentang
penyakitnya. Walaupun ada juga pasien yang acuh tak acuh.
Terhadap mereka yang antusias, pemberian informasi dapat
segera dilakukan. Tetapi bagi mereka yang acuh tak acuh, proses
pemberdayaan harus dimulai dari awal, yaitu dari fase
meyakinkan adanya masalah. Sementara itu, pasien yang dengan
penyakit kronis dapat menunjukan reaksi yang berbeda-beda,
seperti misalnya apatis, agresif, atau menarik diri. Hal ini
dikarenakan penyakit kronis umumnya memberikan pengaruh
fisik dan kejiwaan serta dampak social kepada penderitanya.
Kepada pasien yang seperti ini kesabaran dari petugas rumah
sakit sungguh sangat diharapkan, khususnya dalam pelaksanaan
pemberdayaan.
1. Pemberdayaan
Sebagaimana disebutkan di atas, pemberdayaan dilakukan
terhadap pasien rawat inap pada saat mereka sudah dalam
fase penyembuhan dan terhadap pasien rawat inap penyakit
7
kronis (kanker, tuberkolusis, dan lain-lain). Terdapat
beberapa cara pemberdayaan atau konseling yang dapat
dilakukan dalam hal ini.
a. Konseling di Tempat Tidur
Konseling di tempat tidur(bedside conseling) dilakukan
terhadap pasien rawat inap yang belum dapat atau masih
sulit meninggalkan tempat tidurnya dan harus terus
berbaring. Dalam hal ini perawat mahir yang menjadi
konselor harus mendatangi pasien demi pasien, duduk di
samping tempat tidur pasien tersebut, melakukan
pelayanan konseling.
b. Biblioterapi
Bibliografi adalah penggunaan bahan-bahan bacaan
sebagai sarana untuk membantu proses penyembuhan
penyakit yang diderita pasien rumah sakit.
c. Konseling berkelompok
Terhadap pasien yang dapat meninggalkan tempat
tidurnya barang sejenak, dapat dilakukan konseling
secara berkelompok (3-6 orang). Untuk itu maka di
bangsal keperawatan yang bersangkutan harus
disediakan suatu tempat atau ruangan berkumpul.
Konseling berkelompok ini digunakan untuk
meningkatan pengetahuan pasien, mengubah sikap dan
perilaku pasien serta merupakan sarana bersosialisasi
para pasien. Untuk konseling berkelompok sebaiknya
digunakan alat peraga atau media komunikasi untuk
kelompok.
2. Bina suasana
Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap pasien rawat
inap adalah para penjenguk(pembesuk). Biasanya para
pembesuk ini sudah berdatangan beberapa saat sebelum jam
besuk di mulai.
a. Pemanfaatan Ruang Tunggu
Agar para penjenguk tertib saat menunggu jam bezuk,
sebaiknya rumah sakit menyediakan ruang tunggu bagi
mereka. Jika demikian, maka ruang tunggu ini dapat
digunakan sebagai sarana untuk bina suasana. Pada
dinding ruang tunggu dapat dipasang berbagai poster,
juga dapat disediakan selebaran/leaflet.
b. Pendekatan Keagamanaan
8
Suasana yang mendukung terciptanya perilaku untuk
mempercepat penyembuhan penyakit juga dapat
dilakukan dengan pendekatan keagamaan. Dalam hal
ini para petugas rumah sakit, baik dengan upaya
sendiri atau pun dengan dibantu pemuka agama,
mengajak pasien untuk melakukan pembacaan doa-doa
yang disambung dengan tausiah/nasihat tentang
pentingnya melaksanakan perilaku tertentu.
1. Advokasi
Untuk promosi kesehatan pasien rawat inap
advokasi juga diperlukan, khususnya dalam rangka
menciptakan kebijakan atau peraturan perundang-
undangan sebagai rambu-rambu perilaku dan
menghimpun dukungan sumber daya, khususnya
untuk membantu pasien miskin.
2. Promosi Kesehatan di Tempat Pembayaran
Sebelum pulang pasien rawat inap yang sudah
sembuh atau kerabatnya singgah dulu di tempat
pembayaran. Di ruang inipasien/keluarga tidak
berada dalam waktu yang lama namun hendaknya
promosi kesehatan tetap harus dilakukan seperti
pemasangan poster-poster atau leaflet-leaflet.
9
umum/spesialis
Bekerjasama dengan perusahaan untuk penyuluhan oleh dokter
Umum/spesialis.
Penyuluhan ke perumahan( misalnya ke ibu-ibu PKK, arisan) oleh dokter
umum/spesialis.
Siaran Radio oleh dokter spesialis
Siaran Televisi oleh dokter spesialis
Pembahasan topik kesehatan dimedia cetak dengan dokter spesialis
sebagai narasumber.
Website Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun : menginformasikan
fasilitas pelayanan, foto fasilitas rawat jalan, rawat inap, penunjang, nama
dokter, keahlian atau spesialisasi, jam praktek dokter, lokasi rumah sakit dan
cara menghubungi rumah sakit.
BAB IV
DOKUMENTASI
10
11