pembunuh tersembunyi. Tekanan darah dewasa normal adalah 120 mmhg untuk
sistolik dan tekanan darah diastolik 80 mmhg, ketika tekanan darah sistolik ≥140
mmhg dan tekanan darah ≥ 90 mmhg maka tekanan darah dianggap naik (WHO,
2013).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013).
Saat ini hipertensi masih merupakan masalah yang cukup penting dalam pelayanan
kesehatan. Hal ini dikarenakan angka prevalensi cukup tinggidi Indonesia maupun di
Hampir 1 milyar orang diseluruh dunia memiliki tekanan darah tinggi. Hipertensi
adalah salah satu penyebab utama kematian dini diseluruh dunia. Di tahun 2020
sekitar 1,56 miliar orang dewasa akan hidup dengan hipertensi. Hipertensi membunuh
hampir 8 miliyar orang setiap tahun di dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap
tahunnya di kawasan Asia Timur-Selatan. Sekitar sepertiga dari orang dewasa di Asia
kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di negara berkembang pada tahun 2025,
dari jumlah 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi
dilakukan dicina pada 2011-2012 menemukan bahwa hampir 40% orang Cina berusia
45 tahun tahun atau lebih tua menderita hipertensi . Namun, prevalensinya kesadaran,
pengobatan, dan kontrol tergolong rendah, mereka yang berusia 45-59 tahun memiliki
prevalensi 44,2%, 38,0%, dan 13,1%. Prevalensi penyakit hipertensi rata-rata pada
penduduk usia 18 tahun keatas sebesar 25,8%, namun cakupan kasus oleh tenaga
kesehatan hanya sebesar 36,8% dari total penderita yang diperkirakan dan sisanya
Menurut profi kesehatan Jawa Timur 2016, prevalensi hipertensi sebesar 13,47% atau
Dinas kesehatan Banyuwangi tahun 2017 sebesar 62776 jiwa dari 272928 masyarakat
yang diperiksa tekanan darahnya. Dari data tersebut diketahui data tertinggi atau
tekanan darah. Pada orang yang tidak aktif melakukan kegiatan cenderung
mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan
otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras otot jantung
dalam memompa darah, makin besar pula tekanan darah yang membebankan pada
dinding arteti sehingga tahanan perifer yang menyebabkan kenanikan tekanan darah.
Kurangnya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan yang
memiliki efek samping yaitu dapat memperburuk keadaan penyakit atau efek fatal
lainnya. Hal ini dikarenakan respon terhadap suatu jenis obat pada setiap orang
berbeda. Efek samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan
mual (Susilo & Wulandari, 2011). Salah satu alternatif yang tepat untuk menurunkan
tekanan darah tanpa ketergantungan obat dan efek samping adalah dengan
(peran perawat?????)
mendapatkan efek pengobatan pada saat obat anti hipertensi diberikan. Pengobatan
non farmakologis yang dapat dilakukan pada penderita hipertensi meliputi: teknik
tembakau, olahraga atau latihan, relaksasi, dan akupresur merupakan intervensi yang
bisa dilakukan pada terapi hipertensi. Intervensi lain yang dapat dilakukan untuk
Manfaat pijat refleksi kaki untuk kesehatan sudah tidak perlu diragukan lagi. Salah
satu khasiatnya yang paling populer adalah untuk mengurangi rasa sakit pada tubuh.
(Wahyuni, 2014). Teknik-teknik dasar yang sering dipakai dalam pijat refleksi
diantaranya: teknik merambatkan ibu jari, memutar tangan dan kaki pada satu titik,
(Wahyuni, 2014)
dengan aroma terapi lavender berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia dengan hipertensi. Hasil penelitian ini diperkuat oleh Nugroho (2012),
menunjukkan bahwa pijat refleksi kaki lebih efektif dibanding hipnoterapi dalam
menurunkan tekanan darah. Penelitian lain yang dilakukan oleh Natalia (2013),
senam kaki diabetik dengan tempurung kelapa dapat meningkatkan sensitivitas kaki
pada pasien DM tipe 2. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh Hasneli, Oktaviah,
dan Darmilis (2014), senam kaki “TEMPURA” efektif dalam meningkatkan sirkulasi