Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 3, Nomor 1, Maret 2017

ISSN 2442-501X

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TERHADAP RESIKO TERTULAR HIV/AIDS DI


KELURAHAN PAPANGGO RT001/RW007 JAKARTA UTARA
Egeria Dorina Sitorus*, Siti Jihanita** *Dosen Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Jakarta
**Mahasiswa Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Jakarta

Abstrak
Masa remaja merupakan salah satu priode dari perkembangan manusia, masa ini merupakan perubahan atau
peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik,
dan perubahan sosial. Kiranya tidak dapat di ingkari lagi bahwa keluarga merupakan lingkungan primer hampir
setiap individu, sejak ia lahir sampai datang masanya ia meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga
sendiri oleh sebab itu keluarga harus bisa menyampaikan pengetahuan sekiranya yang dapat menambah
wawasan remaja tentang penyakit HIV/AIDS. Penelitian ini bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini
adalah seberapa besar pengetahuan seorang remaja tentang HIV/AIDS di Kelurhan Papanggo RT01/RW07
Jakarta Utara, sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan sistem acak (random sampling) dimana
anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dari penelitian. Hasil analisa
menemukan bahwa dari 20 responden menunjukkan bahwa berdasarkan kategori pengetahuan remaja di
Kelurhan Papanggo RT01/RW07 Jakarta Utara menunjukkan bahwa kategori pengetahuan yang sedang (55%),
pengetahuan yang tinggi (45%). Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan penyuluhan
tentang pentingnya sumber informasi HIV/AIDS pada remaja.

Kata kunci : Pengetahuan, Remaja dan HIV/AIDS.

Latar Belakang Myanmar, Nepal dan Thailand menunjukkan


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah Tren penurunan untuk infeksi baru HIV, hal ini
virus yang memperlemah kekebalan tubuh dihubungkan salah satunya dengan
manusia. HIV menyerang tubuh manusia dengan diterapkannya program pencegahan HIV/AIDS
cara membunuh atau merusak sel-sel yang melalui program Condom use 100 % (CUP).
berperan dalam kekebalan tubuh sehingga Trend kematian yang disebabkan oleh AIDS
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan antara tahun 2002 sampai 2011 berbeda disetiap
kanker menurun drastis (Sunaryati, 2011) bagian Negara. Di Eropa Timur dan Asia Tengah
AIDS (Acquired Immuno Deficiency sejumlah orang meninggal karena AIDS
Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan meningkat dari 7.800 menjadi 90.000, di Timur
infeksi sindrome yang timbul karena rusaknya Tengah dan Afrika Utara meningkat dari 22.000
sistem kekebalan tubuh. Selain itu AIDS juga menjadi 35.000, di Asia Timur juga meningkat
dapat menimbulkan komplikasi penyakit dari 24.000 menjadi 56.000 (WHO, Progress
lainnya, seperti penyakit paru-paru, saluran Report 2011). Jika di lihat dari data di Indonesia
pencernaan, saraf dan kejiwaan, tumor ganas 57,8% kasus HIV & AIDS (2011) berasal dari
(malignan) dan infeksi oportunistik lainnya kelompok umur 15–29 tahun mengindikasikan
(Sunaryati, 2011). bahwa mereka tertular HIV pada umur yang
Data Komisi Nasional Penanggulangan AIDS masih sangat muda. Hal ini sejalan pula dengan
menunjukkan, penyebaran HIV/AIDS berubah fakta bahwa penyalahguna napza sebagian besar
dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan adalah remaja dan dewasa muda. Hampir 30%
penelitian tahun 2011, penyebab transmisi populasi Indonesia berumur antara 10 sampai 24
tertinggi adalah seks bebas (76,3 %), tahun, dan mereka ini seharusnya menjadi
homoseksual (53 %), dan diikuti jarum suntik sasaran edukasi dan penyuluhan yang benar agar
(16,3 %). AIDS merupakan penyebab kematian tidak masuk kedalam sub-populasi berperilaku
utama di dunia termasuk Amerika Serikat, risiko tinggi. Kontak seksual dini membawa
Afrika, Sub-Sahara, dan Thailan. (Komisi resiko tinggi infeksi HIV. Banyak survei
Nasional Penanggulangan AIDS,2011). mengungkapkan bahwa sebagian besar
Menurut World Health Organization responden menyatakan bahwa pengalaman
(WHO) dilaporkan bahwa pada tahun 2012 seksual pertama mereka dimulai pada usia yang
terdapat 3,5 juta orang di Asia Tenggara hidup sangat muda. Informasi ini mengejutkan banyak
dengan HIV/AIDS. Beberapa Negara seperti orang dewasa,

5
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 3, Nomor 1, Maret 2017
ISSN 2442-501X

termasuk orang tua dan guru yang sering kali Metode Penelitian
menghalangi upaya pemberian informasi Dalam penelitian ini desain penelitian
mengenai seks dan kesehatan reproduksi pada yang digunakan adalah penelitian deskriptif
anak di usia remaja.(Soeharmanto, 2011). dimana penelitian metode deskriptif bertujuan
Dari data remaja pria berumur 13-19 tahun untuk melihat gambaran fenomena yang
yang terdiagnosis AIDS pada tahun 1999, terjadi didalam suatu populasi tertentu dan
didapatkan cara transmisinya adalah karena dengan mengunakan pendekatan cross
berhubungan seksual dengan sesama jenis sectional di mana data yang menyangkut
( 41% ), penggunaan obat injeksi ( 13% ) , variabel bebas (independent) dan variabel
pola keduannya ( 5% ) dan kontak terikat (dependent), akan dikumpulkan dalam
heteroseksual ( 15% ). Untuk umur 20-24 waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012).
tahun, 65% karena hubungan sesama jenis, Teknik sampling yang digunakan adalah
15% karena penggunaan injeksi, 5% pola Pada penelitan ini peneliti mengambil sampel
keduannya dan 14% karena kontak secara random sampling, teknik pengambilan
heteroseksual. Kebanyakan melibatkan wanita ini paling sederhana dimana seluruh populasi
dengan umur produktif. Pada tahun 1999, diambil sebagai sampel dan jumlah subjek
dilaporkan kasus wanita berumur 13-24 tahun telah terindentifikasi (Hidayat, 2013).
lebih banyak dari pada pria. (Wandoyo, 2007) Pada penelitian ini sampel yang ditetapkan
Dari hasil survey Badan Koordinasi Keluarga adalah remaja di kelurahan Papanggo
Berencana Nasional (BKKBN, 2008), sebanyak RT01/RW07. Karena peneliti menggunakan
63% remaja di Indonesia baik SMP maupun random sampling untuk memperkuat sampel
SMA telah melakukan hubungan seksual diluar agar tidak keluar dari populasi maka sebelum
nikah, yang menjadi resiko terhadap penularan dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan
HIV dan AIDS. Tingginya kasus HIV/AIDS ini kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
dapat disebabkan oleh pengetahuan remaja
tentang HIV/AIDS yang masih kurang, sehingga Hasil Penelitian
tidak dapat melakukan pencegahan terhadap Tabel 1. Distribusi Frekuensi Remaja Di Kelurahan
HIV/AIDS, seperti menghindari penggunaan Papanggo RT01/RW07 Jakarta Utara Menurut
jarum suntik yang tidak steril secara bergantian, Tingakat Umur Responden
tidak melakukan hubungan seksual yang tidak
Tingkat umur Frekuensi Persen
aman seperti berganti pasangan dan tidak
10-12th 2 10 %
menggunakan kondom, melakukan proses
persalinan yang aman bagi ibu yang HIV positif, 13-15th 1 5%
dan menerima transfusi darah yang tidak th 17 85 %
16-19
tercemar virus HIV.
Sedangkan remaja kelurahan papanggo Total 20 100%
belum di ketahuinya tingkat pengetahuan
terhadap resiko tertular HIV/AIDS, sehingga Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dan Persentasi
penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Remaja kelurahan Papanggo RT01/RW07
“Tingkat Pengetahuan Remaja Terhadap Jakarta Utara Menurut tingkat pendidikan
Resiko Tertular HIV/AIDS di Kelurahan Responden.
Papanggo RT01/RW01 Jakarta Utara.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk Tingkat Frekuensi Persen
pendidikan
mngetahui “tingkat kepatuhan tentang
SD 1 5%
HIV/AIDS terhadap resiko tertular HIV/AIDS
SMP 2 10 %
pada remaja di Kelurahan Papanggo RT01/RW07
SMA 17 85%
2016, sehingga diharapkan hasil penelitian dapat TOTAL 20 100%
memberi informasi tentang pengetahuan resiko
tertular HIV/AIDS di Kelurahan Papanggo Tabel 3 Distribusi Frekuensi Dan Persentasi
RT01/RW07 2016. Informasi ini juga diharapkan remaja Kelurahan Papanggo RT001/RW07
menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan Jakarta Utara Menurut tingkat pengetahuan
Kelurahan Papanggo untuk memberikan Responden.
himbauan kepada remaja terhadap resiko tertular
HIV/AIDS.

6
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 3, Nomor 1, Maret 2017
ISSN 2442-501X

Tingkat Frekuensi Persen Kesimpulan


pengetahuan Penelitian yang dilakukan ini adalah untuk
Sedang 11 55 % mengetahui Tingkat pengetahuan remaja
Tinggi 9 45 % terhadap resiko tertular HIV di Kelurahan
Total 20 100% Papanngo Jakarta Utara. Berdasarkan hasil
dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan
Diagram 1. Distribusi Frekuensi Dan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian
Persentasi remaja Kelurahan Papanggo mengenai Tingkat Pengetahuan Remaja
RT001/RW07 Jakarta Utara Menurut tingkat Terhadap Resiko Tertular Hiv di Kelurahan
pengetahuan Responden. Papanggo RT001/RW07 Jakarta Utara, yaitu:
Kesimpulan secara keseluruhan berdasarkan
umur dari 20 responden, remaja kelurahan
th
papanggo dengan tingkat umur 10-12 sebanyak
th
2 responden (10%), umur 13-15 sebanyak 1
th
45% 55% sedang responden (5%) dan umur 16-19 sebanayak
tinggi 17responden (85%). Berdasarkan tingkat
pendidikan dari 20 responden remaja kelurahan
papanggo RT01/RW07 Jakarta Utara
berdasarkab tingkat pendidikan SD 1 responden
(5%), SMP 2 responden (10%), dan SMA 17
Diagram 1. menunjukkan bahwa dari 20 responden (85%). Berdasarkan tingkat
responden,Tingkat Pengetahuan Remaja pengetahuan remaja Kelurahan Papanggo
Kelurahan Papanggo Jakarta utara berdasarkan Jakarta utara berdasarkan Tingkat sedang
sebanyak 11 responden (55%) dan tingkat tinggi
Tingkat sedang sebanyak 11 responden (55%)
sebanyak 9 responden (45%).
dan tingkat tinggi sebanyak 9 responden
(45%).
Sumber
Pembahasan Hanwari, 2006. Global effect HIV/AIDS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dimensi Psikoreligi. Jakarta : FKUI.
Responden remaja yang berumur 10- 12 th
sebanyak 2 orang (10%) , responden remaja Hidayat, A. Aziz. 2013. Metode Penelitian
yang berumur 13-15th sebanyak 1 orang (5%), Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
dan responden remaja yang berumur 16-19th Jakarta. Salemba Medika.
sebanyak 17 orang (85%) artinya responden Nasronudin, 2007. HIV/AIDS Pendekatan
remaja yang berumur 16-19 th lebih banyak Biologis Molekuler,Klinis dan
dari pada responden remaja yang berumur 10- Sosial.
12 th dan 13-15th. Surabaya : AirlanggaUniversity Press.
Responden remaja yang berpendidkan SD
sebanyak 1 orang (5%), responden SMP Notoatmodjo, 2010. Metodelogi Penelitian
sebanyak 2 orang (10%) dan responden SMA Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
sebannyak 17 orang (85%), artinya responden Notoatmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat:
SMA lebih banyak dari pada SMP dan SD. Ilmudan seni. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Responden dengan pengetahuan tingkat
sedang 11 sebanyak orang (55%), responden Sulistyaningsih. 2011. Metodologi
dengan tingkat tinggi sebanyak 9 orang (45%), Penelitian
artinya responden dengan tingkat pengetahuan Kebidanan Kuantitatif Kualitatif.
rendah lebih banyak dari pada tingkat Yogyakarta: Graha Ilmu.
pengentahuan tinggi. Sunaryati, 2011. 14 penyakit paling sering
Selain itu, Remaja dikelurahan Papanggo, menyerang dan sangat mematikan.
rata-rata memiliki tingkat pengetahuan yang Yogyakarta : FlashBooks.
sedang terhadap resiko tetular HIV/AIDS itu
sendiri yaitu sebanyak 11 orang, Tinggi Wibowo, 2014. Metodelogi Penelitian
sebanyak 9 orang. Hal ini ini di pengaruhi oleh Kesehatan. Jakarta : EGC.
umur remaja, pendidikan, dan pengetahuan. Widyastuti, 2009. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta : Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai