Anda di halaman 1dari 90

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan peningkatan indeks pembangunan manusia sekaligus

investasi sumberdaya manusia. Oleh karena itu, semua pihak harus, memelihara,

melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Simanjuntak, 2007).

Kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori dan praktik atau seni

yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan

meningkatkan usia penduduk atau masyarakat (Notoadmojo, 2007 : 15).


Peranan yang utama dari perawat kesehatan masyarakat adalah sebagai

pelaksana asuhan keperawatan individu, keluarga kelompok dan masyarakat baik

yang sehat maupun yang sakit atau yang mungkin mempunyai masalah kesehatan

atau keperawatan apakah itu dirumahi, di sekolah, puskesmas, panti dan

sebagainya sesuai dengan kebutuhannya (Notoadmojo, 2007 : 330).


Komunitas adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan

nilai, perhatian yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi

yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga. Misalnya didalam

dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,

lansia, masyarakat dalam suatu wilayah, desa binaan dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat

pedagang, pekerja, masyarakat terasing, dan sebagainya. Keperawatan komunitas

sebagai suatu bidang keperawatan bidang yang merupakan perpaduan antara

keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat

secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara

menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok

1
serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan untuk

meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri

dalam upaya kesehatan. Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan

keperawatan yang alamiah sistematis, dinamis, kontinyu, dan berkesinambungan

dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta

masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,

implementasi dan evaluasi keperawatan. Upaya yang diberikan ditekankan pada

model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan

primer dan menjadi landasannya.


Upaya kesehatan kerja yang terencana, teratur dan berkesinmabungan yang

diselengarakan dari oleh dan untuk masyarakat peker ja (Depkes RI, 2006).
Program pendidikan DIII Keperawatan bertujuan menghasilkan lulusan

yang meiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang

memadai serta memiliki keterampilan professional baik keterampilan intelektual,

interpersonal, maupun teknikal, sebagai pendidikan yang bersifat akademik

professional maka dalam proses pembelajaran dikembangkan berbagai metode

pembelajaran yang mebutuhkan kemampuan penguasaan berbagai cabang ilmuan

yang mendukung keterampilan profesional salah satunya melalui praktik lapangan

keperawatan komunitas.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kelompok 1A, 2A, 3A, 4A

mengikuti kegiatan praktik asuhan keperawatan komunitas yang dilaksanakan di

Dusun Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada tanggal 12

Maret-24 Maret 2018 pada kelompok balita, usia sekolah, wanita, dewasa

pekerja, lansia, dan umum untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui

peningkatan kesehatan, mencegah penyakit dengan melibatkan klien atau

komunitas sebagai mitra dalam keperawatan komunitas.

2
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah langkah melaksanakan asuhan keperawatan komunitas dalam

upaya meningkatkan kesehatan masyarakat di Dusun Desa Toyomarto Kecamatan

Singosari Kabupaten Malang.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tercapai asuhan keperawatan komunitas yang optimal untuk seluruh warga

Dusun Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.


1.3.2 Tujuan Khusus
Selama melaksanakan praktik keperawatan komunitas diharapkan kelompok

1A, 2A,3A, 4A mampu :


1.Melaksanakan pengkajian keperawatan komunitas
2.Merumuskan diagnosa keperawatan
3.Membuat perencanaan keperawatan komunitas
4.Melakukan promosi kesehatan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Komunitas


2.1.1 Definisi Komunitas

Keperawatan komunitas adalah satu sintesa ilmu dan praktek kesehatan

masyarakat, yang diimplementasikan melalui penggunaan proses keperawatan

yang sistematis, dirancang untuk mempromosikan kesehatan dan mencegah

penyakit pada kelompok populasi (Clark, 1999). Dimana sebagai pelayanan

keperawatan profesional diberikan prehensif ditujukan pada individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat yang dipengaruhi lingkungan (bio, psiko, sosio,

mental, dan spiritual) mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Pada praktek

keperawatan komunitas itu sendiri rangkaian prosesnya dimulai dari awal tahap

pengkajian sampai evaluasi, diharapkan terjadi alih peran sehingga peran perawar

3
yang lebih banyak berangsur-angsur berkurang digantikan meningkatknya

kemandirian masyarakat.

Definisi komunitas adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai

persamaan nilai (values) perhatian (Intertest) yang merupakan kelompok khusus

dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah

melembaga. Misalnya di dalam kesehatan terkenal kelompok ibu hamil, kelompok

ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, masyarakat dalam satu

wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat

ada masyarakat petani, pedagang, pekerja, terasing dan sebagainya. Keperawatan

komunitas sebagai satu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara

keperawatan dan kesehatan masyarakat (public Health) dengan dukungan peran

serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan

preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan

rehabilitasi secara menyeluruh dan terpadu yang ditunjukkan kepada individu,

keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh sebagai proses

keperawatan Nurdin proses untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara

optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan. Proses keperawatan

komunikasi merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah,

sistematis, dinamis, continue dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan

masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok, serta masyarakat melalui langkah-

langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan

peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagaia berikut :

4
1. Pelayanan keperawatan secara langsung terhadap individu, keluarga, dan

kelompok dalam konteks komunitas


2. Perhatian langsung terhadap kesehatan ke seluruh masyarakat dengan

mempertimbangkan permasalahan atau issue kesehatana masyarakat yang

dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok. Selanjutnya secara

spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

mempunyai kemampuan untuk :


a. Mengidentifikasikan masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka adapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi

yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memeliharan

kesehatan secara mandiri


2.1.3 Fungsi Keperawatan Komunitas
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis yang ilmiah

bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan

masalah klien melalui asuhan keperawatan


2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhan dibidang kesehatan


3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan

masalah komunitas yang efektif dan efisien serta melibatkan peran

serta masyarakat
4. Agar masyarakat bebas mengemukakakn pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhan sehingga mendapatkan penanganan dan

pelayanan yang cepat dan pada akhirnya mempercepar proses

penyembuhan
2.1.4 Pusat Kesehatan Komunitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di :
1. Sekolah atau kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan

pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan

5
seks. Selain itu perawatan yang bekerja di sekolah dapat memberikan

perawatan untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan

kasus kedaruratan misalnya penyakit influenza, batu All. Perawat juga

dapat memberikan rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila

dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik.


2. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi

pekerjaannya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan

keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawatan

menjalankan program yang bertujuan untuk :


1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan

mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja.


2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular antar pekerja.
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit dan pendidikan kesehatan.


5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan nun kedaruratan dan

memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.


3. Lembaga perawatab kesehatan di rumah klien sering kali

membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat diberikan

secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat

memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya : perawatan

melakukan kunjungan rumah, hospice Care, Home Care dll. Perawat

yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan mendidik,

fleksibel, berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki

kemampuan klinik yang kompeten


4. Lingkungan kesehatan kerja lain terdapat sejumlah tempat lain Diana

perdata juga dapat bekerja dan memiliki peran serta tanggung jawab

yang bervariasi. Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri,

6
bekerja sama dengan perawatan lain, bekerja di bidang pendidikan,

penelitian, di wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain

itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk

memberikan perawatan yang berkualitas.


2.1.5 Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan

Kesehatan Utama
Keperawatan komunitas adalah satu dalam keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran

serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara

lesehan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan pan serta

masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak

melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat

mempu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya. Selain

menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang menjadi

sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan

masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman

(1972 dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas

sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan

kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan.

Model tersebut telah diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra,

untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi

landasannya. Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :


1. Tingkat individu Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila

individu tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan

memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada

tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi

7
penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin

dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan perlu ke puskesmas, penderita

resik tinggi seperti penderita penyakit demam berdarah dan diare. Kemudian

individu yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti

ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.


2. Tingkat keluarga Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan

keperawatan keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang

mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resik tinggi

diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang

anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini

dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga tetap

juga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan

anggotanya.
3. Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan dalam

lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas di dalam satu wilayah kerja

puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau

masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan,

pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.


2.1.6 Pencegahan Dalam Komunitas
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan

komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat

yaitu :
1) Pencegahan Primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit

sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat

kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara

8
umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun

kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang

melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan

perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak

balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.


2) Pencegahan Sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk mendeteksi penyakit lebih awal

dengan mengobati secara tepat. Kegiatan – kegiatan yang mengurangi faktor

resik dikalifikasikan sebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi

keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui

posyandu dan puskesmas.


3) Pencegahan Tersier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan

stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar

dapat secara optimal berfugsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya

mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.

2.2 Kesehatan Masyarakat


Kesehatan masyarakat menurut Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat

(Public Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup

dan meningkatkan kesehatan melalui “Usaha-Usaha Pengorganisasian

Masyarakat” untuk:
1. Perbaikan situasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
3. Pendidikan untuk kebersihan perseorangan
4. Pengorgaisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis

dini dan pengobatan


5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi

kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.

9
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948), kesehatan masyarakat adalah ilmu

dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat

melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.

2.2.1 Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat


Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain,

mencakup:

1. Ilmu biologi
2. Ilmu kedokteran
3. Ilmu kimia
4. Fisika
5. Ilmu lingkungan
6. Sosiologi
7. Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat)
8. Psikologi
9. Ilmu pendidikan

Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang

multidisiplin. Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu

kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama ilmu

kesehatan masyarakat ini antara lain sbb:

1. Epidemiologi
2. Biostatistik/statistik kesehatan.
3. Kesehatan lingkungan
4. Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
5. Administrasi kesehatan masyarakat
6. Gizi masyarakat
7. Kesehatan kerja

2.2.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat


Menurut Hendrick L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat

kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Keturunan
4. Pelayanan kesehatan

10
Dari ke 4 faktor di atas ternyata pengaruh perilaku cukup besar diikuti oleh

pengaruh faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Ke empat faktor

di atas sangat berkaitan dan saling mempengaruhi. Perilaku sehat akan menunjang

meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat lihat dari banyakknya peyakit

berbasis perilaku gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat

mengindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah

tinggi, stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku/ kebiasaan

mencuci tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit

saluran cerna seperti mencret-mencret dan lainnya.


Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait

dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan fasilitas

pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dengan membangun Puskesmas, Pustu, Bidan Desa, Pos Obat Desa,

dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya

rumah sakit baru di setiap kabupaten/kota.


Upaya meningkatkan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat

secara langsung juga dipermudah dengan adanya program jaminan kesehatan

masyarakat (Jamkesmas) bagi masyarakat kurang mampu. Program ini berjalan

secara sinergi dengan program pemerintah lainnya seperti Program Bantuan

Langsung Tunai (BLT), Wajib Belajar dan lain-lain.


Ke 4 faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat di atas tidak

berdiri sendiri-sendiri, namun saling berpengaruh. Oleh karena itu upaya

pembangunan harus dilaksanakan secara stimultan dan saling mendukung. Upaya

kesehatan yang dilaksanakan harus bersifat komprehensif, hal ini berarti bahwa

upaya kesehatan harus mencakup upaya preventif/ promotif, kuratif dan pelaksana

11
pembangunan dapat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

2.3 Peranan Perawat Kesehatan Masyarakat

2.3.1 Pelaksana Pelayanan Keperawatan (provider of nursing care)


Peranan yang utama dari perawat kesehatan masyarakat adalah sebagai

pelaksana asuhan keperawatan individu, keluarga kelompok dan masyarakat baik

yang sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan atau

keperawatan apakah itu di rumah, di sekolah, puskesmas, panti dan sebagainya

sesuai dengan kebutuhannya.


2.3.2 Pendidik (Health Educator)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan

masyarakat naik di rumah, di puskesmas dan di masyarakat secara terorganisir

dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku

seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

2.3.3 Pengamat Kesehatan (Health Monitor)

Melaksanakan Monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi

pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-

masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status

kesehatan, melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan

pengumpulan data.

2.3.4 Pembaharu (inovator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu

terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah

perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan

pemeliharaan kesehatan.

12
2.3.5 Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (organisator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam memberikan

motivasi dalam rangka meningkatkan keikutsertaan masyarakat, individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan

dilaksanakan oleh masyarakat misalnya: kegiatan posyandu, dana sehat, mulai

dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai tahap penilaian, sehingga ikut

berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan dan pengorganisasian masyarakat

dalam bilang kesehatan.

2.3.6 Koordinator Pelayanan Kesehatan (koordinator of Service)

Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat

dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kejasama dengan tema

kesehatan lainnya sehingga tercpta keterpaduan dalam sistem pelayanan

kesehatan. Dengan demikian pelayanan kesehatan yang diterima merupakan

kegitan yang menyeluruh dan tidak terpisah pisah antara satu dengan yang lain.

2.3.7 Panutan (roll model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik

dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh

masyarakat.

2.3.8 Tempat bertanya (fasilitator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh

individu, keluarga , kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai

permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi sehari hari.

Dan perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat membantu memberikan

13
jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka

hadapi.

2.3.9 Pengelola atau manajer

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai

kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban

tugas dan masyarakat yang diemban kepadanya.

2.3.10 Peneliti

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai kemampuan untuk

melakukan penelitian di bidangnnya, guna untuk mengembangkan Brody of

knowledge keperawatan. Dengan kempampuan meneliti, perawat akan dapat

mengidenfikasi masalah keperawatan, menerapkan prinsip dan metode yang tepat

sehingga dapat meningkatkan mur asuhan keperawatan.

2.4 Strategi
Untuk dapat melaksanakan praktisi perawatan kesehatan masyarakat

dengan berhasil guna, diperlukan berbagai strategi yang ditempuh, terutama yang

menyangkut tenaga, pengelolaan, dan partisipasi masyarakat secara aktif melalui :


1. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tenaga pengelola dan pelaksana

perawatan kesehatan masyarakat di berbagai tingkat pelayanan melalui

pendidikan dan pelatihan.


2. Meningkatkan kemampuan manajemen pengelola dan pelaksana sehingga

dapat mencapai hasil secara optimal.


3. Meningkatkan kerja sama lintas program dan sektoral Siantar instansi

terkait dengan program perawatan kesehatan masyarakat.


4. Membantu masyarakat mulai tahap identifikasi masalah, perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian dengan cara :


a. Pendidikan dan pelatihan kader
b. Bimbingan teknik dilapangan
c. Pendidikan kesehatan
d. Pelayanan kesehatan dasar

14
5. Pembinaan keluarga bina/masyarakat binaan yang rawan terhadap masalah

kesehatan
6. Mengadakan koordinasi dengan seluruh upaya kesehatan pokok

puskesmas dalam memberikan pelayanan komprehensif baik di luar

maupun di dalam gedung sesuai dengan fungsi puskesmas.

2.5 Langkah – langkah Pelaksanaan


Pelaksaan perawatan kesehatan dilakukan melalui beberapa tahapan yang

tercakup dalam proses keperawatan dengan menggunakan pendekatan pemecahan

masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan memelihara kesehatan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat sampai tahap optimum melalui satu

pendekatan yang sistematis untuk mengenal masalah kesehatan dan keperawatan

serta membantu memenuhi kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat dengan langkah sebagai berikut :


2.5.1 Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi maslah kesehatan yang

dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui

wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen

pengumpulan data dalam menghimpun informasi.


Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor

lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC Forlane

(1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi, populasi, nilai-nilai

keyakinan dan riwayat termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan

adalah lingkungan fisik, pendidika, keamanan dan transportasi, politik dan

pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan

rekreasi.
Faktor lingkungan perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan

efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.


2.5.2 Analisis Data

15
Analisis data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan

disusun dalam satu format yang sistematis. Analisa data memerlukan pemikiran

yang kritis
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stresor yang

mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul dikomunitas. Selanjutnya

dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) masalah

tersebut terdiri dari masalah sehat sakit, karakteristik populasi, karakteristik

lingkungan.
Data yang terkumpul kemudian diteliti kembali validitas dan reabilitasnya,

bila ada yang tidak atau kurang lengkap dilengkapi kembali, kemudian baru

diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :


1. Editing
2. Coding
3. Klasifikasi
4. Tabulasi
5. Analisa data
6. Perumusan masalah
7. Prioritas masalah

2.5.3 Perumusan Masalah Dan Diagnosa Keperawatan / Kesehatan


Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan

teoritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resik

atau kesejahteraan (Wellness). Dasar penentuan masalah keperawatan/kesehatan

masyarakat antara lain :


a. Masalah yang ditetapkan dari data umum
b. Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan.

Menetapkan skala prioritas dilakuakn untuk menentukan tindakan yang

lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat emngancam kehidupa

masyarakat secara keseluruhan mempertimbangkan :

a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.


b. Kebijakan nasional dan wilayah setempat.
c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat.
d. Keterlibtan, partisipasi dan peran serta masyarakat.

16
Kriteria skala prioritas :
a. Perhatian masyarakat, meliputi pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi

masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk

segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada satu kurun

waktu tertentu.
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat

menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.


d. Kemungkinan masalah untuk dikelola dengan mempertimbangkan berbagai

alternatif dalam cara – cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya,

sumber daya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul

(Effendi,1995).
Indikator prioritas masalah yang digunakan meliputi :
1. Diagnosa
2. Sesuai dengan peran perawat
3. Jumlah yang beresiko
4. Besarnya resik
5. Kemungkinan untuk pen.kes
6. Minat masyarakat
7. Kemungkinan untuk diatasi
8. Sesuai dengan program pemerintah
9. Sumber daya
 Tempat, peralatan, waktu
 Orang, dana

Kemudian dijumlahkan dengan skoring yang sudah disepakati

2.5.4 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan

keperawatan
3. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan
Setelah data diolah dan diketahui masalah kesehatan dan keperawanan yang

dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruh,

dengan mempertimbangkan faktor sebagai berikut :


1. Tujuan yang ingin dicapai

17
2. Kelompok sasaran
3. Jangka waktu
4. Target yang ingin dicapai
5. Sumber yang tersedia dimasyarakat
6. Biaya
7. Tenaga pelaksana dari masyarakat (kader, dasawisma,KPKIA, dan

sebagianya) dari puskesmas koordinator CHN dan tenaga kesehatan

lainnya serta unsur lain terkait seperti PKK, pengurus PKMD,PKLB,

pemuda dan sebagainya .

2.5.5 Pelaksanaan

Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan

individu, keluarga, masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan

dan keperawatan yang dihadapi. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam

pelaksanaan tindakan perawatan kesehatan komunitas adalah :

1. Melaksanakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral dengan

instansi terkait
2. Meningkatkan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat dalam mengatasi kesehatannya.


3. Memanfaatkan potensi dan sumber daya dari masyarakat.

2.5.6 Evaluasi
Penilaian dan pemantauan merupakan kegiatan untuk Menai sejauh mana

keberhasilan pencapaian tujuan dari rencana yang telah dibuat apakah telah

mencapai hasil maksimal atau belum sesuai dengan kriteria standar yang telah

ditetapkan. Penilaian dan pemantauan dapat dilaksanakan


1. Selama pelaksanaan kegiatan atau formatif
2. Setelah pelaksanaan kegiatan (somatis)

Penilaian dan pemantauan penting artinya untuk mengkaji ulang

perencanaan pembinaan dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat yang

18
telah disusun mencapai sasaran atau tidak, dan penting juga untuk pengembangan

perencanaan selanjutnya termasuk perluasan dari segi kualitatif dan kuantitatif.

Evaluasi dilakukan atas respons komunitas terhadap program kesehatan.

Hal yang perlu di evaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil

akhir (output). Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan

dicapai sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula, ada 4 dimensi yang

harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu daya guna, hasil

guna, kelayakan, kecukupan.

Fokus evaluasi adalah relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada

dengan pelaksanaan, perkembangan atau kemajuan proses efisiensi biaya,

efektivitas kerja, dampaknya apakah status kesehatan meningkat atau menurun

dalam jangka waktu berapa lama.

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini

Keterangan :

: peran masyarakat
: peran perawat
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk

memandirikan klien dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya

peran perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih

besar dari pada perawat.


Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait

dengan 5 tugas kesehatan yaitu : mengenal masalah kesehatan, mengambil

19
keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga. Menciptakan

lingkungan yang bisa mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia sedangkan pendekatan

yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses

keperawatan.

BAB 3

HASIL PENDATAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI


DUSUN PLOSOKEREP DESA DENGKOL RW 07/ RT 001 – RT 002
KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG TAHUN 2018

Asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik

Kesehatan Kemenkes Malang Program studi D-III Keperawatan Lawang

Kelompok 1A, 2A, 3A, 4A yang dimulai pada tanggal 10 Februari - 23 Februari

2019 bertempat di Dusun Plosokerep Desa Dengkol RW 07 / RT 01 – RT 02

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Tahun 2019.

20
3.1 Tahap Persiapan

Tahap awal yang dilakukan untuk pencapaian kegiatan praktek komunitas

mahasiswa keperawatan adalah sebagai berikut.

1. Mahasiswa melakukan perkenalan kepada seluruh jajaran petugas

Puskesmas.
2. Dilanjutkan dengan perkenalan serta pendekatan kepada Kepala Dusun

atau yang biasa disebut dengan Kamituwo, Bapak RW, kader posyandu

RW, dan ketua RT 001 – RT 002.


3. Mencari posko untk tempat tinggal selama praktek komunitas ini. Dan

mahsiswa bertempat tinggal di PUSTU (Puskesmas Pembantu).


4. Mahasiswa melakukan kegiatan atau mengunjungi warga RT 001 – RT 002

ini pada pagi hari sampai dengan sore hari. Dan pagi hari ada yang berjaga

di PUSTU, sedangkan pada sore dan malam hari ada yang berjaga di

Puskesmas Ardimulyo.
5. Mahasiswa memperkenalkan diri ke setiap warga dengan berpartisipasi di

dalam kegiatan warga antara lain PKK RW dan pengajian.


Pengumpulan data menggunakan teknik Total Sampling dengan besar

populasi yaitu 84 KK. Dari populasi tersebut didapatkan sampel sebesar 84 KK.

Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan tabulasi atau perhitungan data dan

analisa data. Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk diagram lingkaran,

tabel distribusi frekuensi dan akan dipresentasikan oleh mahasiswa Politeknik

Kesehatan Kemenkes Malang Prodi D-III Keperawatan lawang bersama warga.

3.2 Tahap Pengkajian


Pada tahap ini membahas tentang data umum dan data khusus. Di dalam

data umum akan membahas data demografi yang terdiri dari jenis kelamin, anak

usia balita, anak usia sekolah, orang usia lanjut, tingkat pendidikan, dan

21
pekerjaan. Sedangkan di dalam data khusus akan membahas masalah status

kesehatan masyarakat.

DEMOGRAFI

A. DATA
1. Usia

UMUR JUMLAH PRESENTASE


Balita 25 9%
Anak anak 30 10%
Remaja 35 12%
Dewasa 138 47%
Lansia 62 22%
Jumlah 290 100%

2. Jenis Kelamin

JENIS KELAMIN JUMLAH PRESENTASE


Laki – laki 144 49%
Perempuan 146 51%
Jumlah 290 100%

3. Pendidikan

PENDIDIKAN JUMLAH PRESENTASE


SD 167 58%

22
SMP 50 17%
SMA 35 12%
Diploma III 0 0%
Diploma IV / S1 0 0%
Tidak sekolah (TK) 38 13%
Jumlah 290 100%

4. Agama

AGAMA JUMLAH PRESENTASE


Islam 290 100%
Kristen 0 0
Jumlah 290 100 %

5. Pekerjaan

PEKERJAAN JUMLAH PRESENTASE


PNS 0 0%
Wiraswasta 15 6%
Petani 41 15%
IRT 55 21%
Guru 0 0%
Pelajar 56 22%
Karyawan 85 33%
Mahasiswa 0 0%
Tidak bekerja 8 3%
TNI 0 0%
Jumlah 260 100%

23
BALITA

A. DEMOGRAFI
- Jenis Kelamin

Data Jumlah Presentase


Laki-laki 15 60%
Perempuan 10 40%
Total 25 100%

 Dari 25 responden didapatkan 60 % balita laki-laki dan 40 % balita

perempuan
- Usia

Data Jumlah Presentase


3 12%
1-12 bulan
1 tahun 4 16%
2 tahun 9 36%
3 tahun 3 12%
4 tahun 4 16%
5 tahun 2 8%
total 25 100%

 Dari 25 responden didapatkan 12% balita berusia 1-12 bulan, 16%

balita berusia 1 tahun, 36 % balita berusia 2 tahun, 12 % balita

24
berusia 3 tahun, 16 % balita berusia 4 tahun, dan 8 % berusia 5

tahun.

- Berat badan

Data Jumlah Presentase


8kg -9 kg 2 8%
10kg-11kg 11 44%
12kg-13kg 4 16%

8 32%
14kg-15kg
0 0%
16kg-17kg
0 0%
18kg-19kg
20kg-21kg 0 0%
total 25 100%

 Dari 25 responden didapatkan 8% berat balita 8-9 kg, berat balita

10-11 kg sebesar 44% berat balita 12-13 kg sebesar 16%, dan 32%

berat balita dengan berat 14-15 kg


- Tinggi badan

Data Jumlah Presentase

6 24%
50cm -70cm
13 52%
71cm-90cm
91cm-110cm 5 20%

1 4%
111cm-120cm
25 100%

25
 Dari 25 responden didapatkan data 24% anak balita memiliki tinggi

badan 50-70 cm, 52% dengan tinggi badan 71-90cm, 20% dengan

tinggi badan 91-110cm, 4% dengan tinggi badan 111-120cm.


- Gizi

Data Jumlah Presentase


Gizi lebih 0 0%
Gizi baik 12 48%
Gizi kurang 12 48%
Gizi buruk 1 4%
25 100%

 Dari 25 responden didapatkan 0% gizi lebih, 48 % gizi baik, 48 %

gizi kurang, dan 4 % gizi buruk


- Posisi berat badan dalam KMS

Data Jumlah Presentase

Garis hijau 11 44%

Garis kuning 14 56%

Garis merah 1 4%

Dibawah garis merah 0 0%

25 100%

 Dari 25 responden didapatkan 44 % status KMS balita berada di

garis hijau, 56 % status KMS balita berada di garis kuning, 0 %

status KMS balita berada di garis merah, 0 % status KMS balita

berada di bawah garis merah.

B. STATUS KESEHATAN
- Status imunisasi dasar

26
Data Jumlah Presentase

Lengkap 25 100%
Belum lengkap 0 0%
Tidak lengkap 0 0%
25 100%

 Dari 25 responden status imunisasi dasar didapatkan 100 % imunisasi

lengkap.
- Status perkembangan

Data Jumlah Presentase


Normal 24 96%
Terlambat 1 4%
25 100%

 Dari 25 responden status perkembangan didapatkan 96 %

perkembangan normal, 4 % perkembangan terlambat.

- Riwayat kesehatan

Data Jumlah Persentase


ISPA / Batuk pilek 10 40%
Diare 2 8%
Demam 5 20%
Muntah 3 12%
Batuk kronis 0 0%
Demam berdarah 0 0%
Tifus 0 0%

27
Difteri 0 0%
Cacingan 0 0%
Lain-lain 5 20%

25 100%

 Dari 25 responden riwayat kesehatan didapatkan 40 % ISPA, 8 %

dengan Diare, 20 % dengan Demam, 12 % Muntah, 0 % Batuk kronis,

13 % Demam berdarah, 0 % Tifus, 0 % Difteri, 0 % Cacingan, 20 %

Lain-Lain
C. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
- Pola makan dan minum
1. Frekuensi makan anak dalam 1 hari

Data Jumlah Persentase


3 kali 16 64%
2 kali 6 24%
1 kali 3 12%
25 100%

 Dari 25 responden frekuensi makan anak dalam 1 hari terdapat

data 3x sebanyak 64 %, 2x sebanyak 24 % , 1x sebanyak 12 %


2. Porsi makan anak dalam 1 hari

Data Jumlah Persentase

1 porsi 7 28%
¾ porsi 9 36%
½ porsi 6 24%
¼ porsi 3 12%
25 100%

 Dari 30 responden didapatkan data 1 porsi 28 %, 3/4 porsi

sebanyak 36 %, ½ porsi sebanyak 24 %, 1/4 porsi sebanyak

12%

28
3. Komposisi makan dalam 1 hari

Data Jumlah Persentase


Seimbang 7 28%
Cukup 17 68%
Kurang 1 4%
25 100%

 Dari 25 responden dari komposisi makan dalam 1 hari

didapatkan data seimbang 28 %, cukup seimbang 68 %, dan

kurang seimbang 4 %

4. Pola minum

Data Jumlah Persentase


Baik 25 100%
Cukup 0 0%
Kurang 0 0%
25 100%
 Dari 25 responden pola minum terdapat data baik 100 %,

cukup 0%, dan kurang 0%


5. ASI eksklusif

Data Jumlah Persentase

Ya , 6 bulan 25 100%
Tidak 0 0%
25 100%

 Dari 25 responden ASI eklusif terdapat jumlah data 6 bulan

100 % , dan tidak 0 %


6. Keluhan anak saat makan

29
Data Jumlah Persentase

Kurang nafsu makan 15 60%

Sakit saat menelan 0 0%


Gigi caries 6 24%
Tidak ada keluhan 4 16%
25 100%

 Dari 25 responden data keluhan anak saat makan didapatkan

jumlah kurang nafsu makan 60 %, sakit saat menelan 0 %, gigi

caries 24 %, dan tidak ada keluhan 16 %


- Pola istirahat tidur

Data Jumlah Persentase


< 8 jam 5 20%
8-15 jam 20 80%
>15jam 0 0%
25 100%

 Dari 25 responden data pola istirahat tidur <8 jam 20%, 8-15 jam

80%, dan > 15 jam 0%


- Kebersihan diri
1. Kebiasaan cuci tangan

Data Jumlah Persentase


Selalu 0 0%
Kadang-kadang 19 76%

Tidak pernah 6 24%


25 100%
 Dari 25 responden jumlah data kebiasaan cuci tangan

didapatkan data selalu 0%, kadang-kadang 76%, tidak pernah

24%

30
2. Kebiasaan gosok gigi

Data Jumlah Persentase


Selalu 2 8%
Kadang-kadang 18 72%

Tidak pernah 5 20%


25 100%

 Dari 25 responden data kebiasaan gosok gigi didapatkan jumlah

selalu 8%, kadang-kadang 72 %, dan tidak pernah 20%.

3. Kebiasaan Potong Kuku

Data Jumlah Persentase

Selalu 2 8%

Kadang-kadang 16 64%

Tidak pernah 7 28%

25 100%

 Dari 25 responden data kebiasaan potong kuku didapatkan

jumlah selalu 8%, kadang-kadang 64%, dan tidak pernah

sebesar 28 %

D. PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL


- Membawa Anak ke Posyandu

31
DATA JUMLAH PRESENTASE

Ya 25 100%
Tidak 0 0%

25 100%

 Dari 25 responden data membawa anak ke posyandu didapatkan

jumlah ya 100 %, dan tidak 0 %

- Apakah pelayanan Posyandu bermanfaat bagi anak balita

DATA JUMLAH PRESENTASE


Bermanfaat 25 100%
Tidak Bermanfaat 0 0%
25 100%

 Dari 25 responden data apakah pelayanan posyandu bermanfaat bagi

anak balita didapatkan jumlah bermanfaat 100 %, dan tidak 0 %


- Mendapatkan Penyuluhan

DATA JUMLAH PRESENTASE


Ya 25 100
Tidak 0 0%
25 100%
 Dari 25 responden data mendapatkan penyuluhan didapatkan jumlah

ya 100 % dan tidak 0 %


- Mendapatkan Pelayanan

DATA JUMLAH PRESENTASE

Pemberian
Tambahan 18 72%
Makanan

Garam beryodium 2 8%

32
Tambahan vit. A 5 20%

Lain-lain 0 0%
25 100%

 Dari 25 responden data mendapatkan pelayanan didapatkan jumlah

pemberian tambahan makanan 40 %, garam beryodium 3%, tambahan

vit A 57 %, dan lain-lain 0%


- Butuh Informasi Penyuluhan

DATA JUMLAH PRESENTASE


Gizi Balita 14 56%
Imunisasi Balita 2 8%

Stimulasi
2 8%
Perkembangan Bayi

Perawatan balita sakit


0 0%
di rumah
Lain-lain 7 28%
25 100%

 Dari 25 responden data butuh informasi penyuluhan didapatkan data

gizi balita 56 %, imunisasi balita 8 %, stimulasi perkembangan bayi 8

%, Perawatan balita sakit di rumah 0 %, lain0lain 28 %.


E. LINGKUNGAN
- Resiko Injuri

DATA JUMLAH PRESENTASE


Ya 8 32%
Tidak 17 68%
25 100%

 Dari 25 responden data resiko injuri didapatkan jumlah ya 32 %

dan tidak 68 %

33
USIA SEKOLAH

A. DEMOGRAFI
- Jenis Kelamin

Data Jumlah Presentase


Laki-laki 35 54%
Perempuan 30 46%
Total 65 100%

 Dari 65 responden didapatkan 54 % anak usia sekolah laki-laki dan

46 % anak usia sekolah perempuan


- Usia

34
Data Jumlah Presentase
7 tahun 7 11%
8 tahun 8 12%
9 tahun 7 11%
10 tahun 5 8%
11 tahun 8 12%
>12 tahun 30 46%
total 65 100%

 Dari 65 responden didapatkan hasil anak usia sekolah 7 tahun

sebesar 11%, 8 tahun sebesar 12 %, 9 tahun sebesar 11 %, 10 tahun

sebesar 8%, 11 tahun sebesar 12 %, >12 tahun sebesar 46%.

B. STATUS KESEHATAN
- Berat badan

Data Jumlah Presentase


<21kg 0 0%
21kg-22kg 2 3%
23kg-24kg 8 12%
25kg-26kg 9 13%
27kg-28kg 8 12%
29kg-30kg 7 11%
>31kg 31 49%
total 65 100%

 Dari 65 responden didapatkan data berat badan < 21 kg sebesar 0%,

21-22 kg sebesar 3%, 23-24 kg sebesar 12%, 25-26 kg sebesar 13%,

27-28 kg sebesar 12%, 29-30 kg sebesar 11%, >31 kg sebesar 49 %


- Tinggi badan

Data Jumlah Presentase


<100cm 0 0%
110cm-120cm 9 14%
121cm-140cm 15 23%
>141cm 41 62%

35
65 100%

 Dari 65 responden didapatkan data tinggi badan < 100 cm sebesar

0%, 110-120 cm sebesar 14%, 121-140 cm sebesar 23%, >141 cm

sebesar 62%

- Gizi

Data Jumlah Presentase


Normal 38 58%
Kurus 25 38%
Gemuk 2 4%
Obsees 0 0%
Total 65 100%

 Dari 65 responden didapatkan data gizi normal sebesar 58 %, kurus

sebesar38 %, gemuk sebesar 4%, obese sebesar 0%


- Status imunisasi dasar

Data Jumlah Presentase


Lengkap 65 100%
Belum lengkap 0 0%
Tidak lengkap 0 0%
Total 65 100%
 Dari 65 responden status imunisasi dasar didapatkan data imunisasi

lengkap sebesar 100 %, imunisasi belum lengkap sebesar 0 %,

imunisasi tidak lengkap sebesar 0 %


- Status perkembangan psikososial

Data Jumlah Presentase


Normal 65 100%
Terlambat 0 0%
65 100%

36
 Dari 65 responden status perkembangan didapatkan data

perkembangan psikososial normal sebesar 100 % dan lambat sebesar 0

- Riwayat kesehatan

Data Jumlah Persentase

ISPA / Batuk pilek 25 38%

Diare 10 15%
Demam 14 21%

Muntah 5 8%

Batuk kronis 0 0%

Demam berdarah 5 8%

Tifus 3 5%
Difteri 0 0%
Cacingan 0 0%

Lain-lain 3 5%

Total 65 100%

 Dari 65 responden riwayat kesehatan didapatkan hasil penyakit ISPA

sebesar 38%, diare sebesar 15%, demam sebesar 21%, muntah sebesar

8%, batuk kronis sebesar 0 %, demam berdarah sebesar 8%, tifus

sebesar 5%, difteri sebesar 0%, cacingan sebesar 0%, dan lain-lain
sebesar 5%

37
C. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
1. Pola makan anak sekolah dalam 1 hari

Data Jumlah Persentase


3 kali 45 70%
2 kali 20 30%
1 kali 0 0%
65 100%

 Dari 65 responden frekuensi makan anak dalam 1 hari terdapat

data presentase makan 3 kali sebesar 70%, 2 kali sebesar 30%,

dan 1 kali sebesar 0%


2. Porsi makan anak sekolah dalam 1 hari

Data Jumlah Persentase

1 porsi 45 70%
¾ porsi 10 15%
½ porsi 7 10%
¼ porsi 3 5%
65 100%

 Dari 65 responden didapatkan data makan habis 1 porsi

sebesar 70%, ¾ porsi sebesar 15%, ½ porsi sebesar 10% dan ¼

porsi sebesar 5%

3. Komposisi makan dalam 1 hari

Data Jumlah Persentase


Seimbang 40 62%
Cukup 20 30%
Kurang 5 8%
65 100%

38
 Dari 65 responden dari komposisi makan dalam 1 hari

didapatkan data makanan seimbang sebesar 62%, cukup

seimbang sebesar 30%, kurang seimbang sebesar 8%


4. Pola minum

Data Jumlah Persentase

Baik 50 80%
Cukup 12 18%
Kurang 3 3%
65 100%

 Dari 65 responden pola minum terdapat data pola minum baik

sebesar 80%, cukup sebesar 18%, kurang sebesar 3%


5. Pola istirahat tidur

Data Jumlah Persentase


< 8 jam 50 80%
8-15 jam 15 20%
>15jam 0 0%
65 100%

 Dari 65 responden data pola istirahat tidur terdapat data istirahat

tidur <8 jam sebesar 80%, 8-15 jam sebesar 20%, > 15 jam sebesar

0%
6. Kebutuhan bermain

Data Jumlah Persentase

Baik 40 60%
Cukup 25 40%

Tidak pernah 0 0%

65 100%

39
 Dari 65 responden jumlah data kebebutuhan bermain didapatkan

data bermain baik sebesar 60%, cukup sebesar 40%, tidak mau

bermain 0%

7. Kebiasaan mencuci tangan

Data Jumlah Persentase


Selalu 20 30%
Kadang-kadang 30 50%

Tidak pernah 15 20%


65 100%

 Dari 65 responden data kebiasaan cuci tangan didapatkan

jumlah selalu sebesar 30 %, kadang-kadang sebesar 50 %, tidak

pernah sebesar 20 %
8. Kesulitan belajar

Data Jumlah Persentase


Ya 42 64%
Tidak 23 36%
65 100%
 Dari 65 responden data kesulitan belajar didapatkan jumlah

mengalami kesulitan belajar sebesar 64%, tidak mengalami

kesulitan belajar sebesar 36%


9. Kebiasaan mengkonsumsi jajanan

Data Jumlah Presentase


Bekal 15 23%
Jajan 45 77%
Total 65 100%

 Dari 65 responden data kebiasaan mengkonsumsi jajanan

didapatkan data bekal sebesar 23 % dan jajan sebesar 77%


10. Pengetahuan tentang makanan yang berbahaya

40
Data Jumlah Presentase
Cukup 35 54%
Kurang tahu 30 46%
Total 65 100%

 Dari 65 responden data pengetahuan tentang makanan yang

berbahaya didapatkan data cukup mengetahui sebesar 54%,

kurang tahu sebesar 46%

D. PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL


1. Membawa anak ke Puskesmas/pelayanan kesehatan lain

Data Jumlah Presentase


Ya 60 92%
Tidak 5 8%
Total 65 100%

 Dari 65 responden data membawa anak ke puskesmas/pelayanan

kesehata lain didapatkan data ya sebesar 92% dan tidak sebesar 8%

2. Mendapatkan Penyuluhan

Data Jumlah Presentase


Ya 45 70%
Tidak 20 30%
Total 65 100%

 Dari 65 responden data mendapatkan penyuluhan didapatkan ya

sebesar 70% dan tidak sebesar 30%


3. Butuh Informasi Penyuluhan

Data Jumlah Presentase


Gizi balita 0 0%
Imunisasi 5 8%
Perkembangan anak sekolah 45 70%
Perawatan anak sakit dirumah 15 12%
Total 65 100%

41
 Dari 65 responden data butuh informasi penyuluhan didapatkan data

penyuluhan tentang gizi balita sebesar 0%, imunisasi balita sebesar

8%, perkembangan anak sekolah sebesar 70%, perawatan anak sakit

di rumah sebesar 12%.


E. LINGKUNGAN
1. Resiko Injuri

Data Jumlah Presentase


Ya 10 10%
Tidak 55 90%
Total 65 100%
 Dari 65 responden data resiko injuri didapatkan ya sebesar 10%

dan tidak sebesar 90%


2. Kebersihan Rumah

Data Jumlah Presentase


Ya 18 28%
Tidak 47 72%
Total 65 100%

 Dari 65 responden data kebersihan rumah didapatkan data

kebersihan baik sebesar 28 % dan tidak baik sebesar 72 %

42
KESEHATAN PEREMPUAN

A. IBU HAMIL
1. Usia Ibu

UMUR JUMLAH PERSENTASE


17-25 tahun 0 0%
25-35 tahun 1 100%
≥ 35 tahun 0 0%
Jumlah 1 100%

 Jumlah presentase ibu hamil usia 17-25 tahun di Desa Dengkol RT

001-002 RW 07 sebanyak 0 %, jumlah presentase ibu hamil usia

25-35 tahun sebanyak 100% dan jumlah presentase ibu hamil usia

>35 tahun sebanyak 0 %.

2. Usia Kehamilan

USIA (MINGGU) JUMLAH PERSENTASE

Trimester 1 (1-12
0 0%
minggu)

Trimester 2 (13-28
0 0%
minggu)

Trimester 3 (29-40
1 100%
minggu)
Jumlah 1 100%

 Jumlah presentase usia kehamilan dalam trimester 1 ( 1-12 mgg )

sebanyak 0 %, trimester 2 ( 13-28mgg ) sebanyak 0%, dan

trimester 3 ( 29-40 mgg ) sebanyak 100%.

43
3. Kehamilan ke

KEHAMILAN KE JUMLAH PERSENTASE

1 0 0%
2 1 100%
3 0 0%
≥3 0 0%
Jumlah 1 100%

 Jumlah presentase kehamilan 1 sebesar 0% , kehamilan ke 2

sebesar 100% , kehamilan ke 3 sebesar 0%, dan kehamilan > 3

sebesar 0%.

4. Pemeriksaan Kehamilan

TERATUR JUMLAH PERSENTASE

YA 1 100%
TIDAK 0 0%
Jumlah 1 100%

 Jumlah presentase ibu hamil yang teratur dalam melakukan

pemeriksaan kehamilan di RT 001-002 RW 07 Desa Dengkol Ya

sebesar 100% , tidak sebesar 0%

5. Kelengkapan Imunisasi TT

LENGKAP JUMLAH PERSENTASE

YA 1 100%
TIDAK 0 0%
Jumlah 1 100%

44
 Jumlah presentase kepatuhan ibu hamil dalam melakukan suntik

TT sebanyak 50%, sedangkan 0% lainnya tidak memiliki

kepatuhan dalam melakukan suntik TT


6. Pola Makan Ibu Hamil

JUMLAH PERSENTASE
BAIK 1 100%
CUKUP 0 0%
KURANG 0 0%
Jumlah 1 100%

 Jumlah presentase kepatuhan pola makan ibu hamil di RT 001-002

RW 07 Desa Dengkol baik sebanyak 100%, cukup sebanyak 0%,

dan kurang sebanyak 0%

7. Pola Istirahat/ Tidur

JUMLAH PERSENTASE
CUKUP 1 100%
KURANG 0 0%
Jumlah 1 100%

 Jumlah presentase kepatuhan pola istirahat tidur tergolong cukup

pada ibu hamil sebanyak 100 %, dan kurang pada ibu hamil

sebanyak 0 %

8. Faktor Resiko

FAKTOR RESIKO
JUMLAH PERSENTASE
IBU HAMIL

Multi para 0 0%
Primipara 0 0%
Usia 0 0%
Pre eklamsia 0 0%

45
Kurang gizi 0 0%
Kurang ANC 0 0%

Penyakit jantung 0 0%

Penyakit diabetes 0 0%

Kurangnya
0 0%
dukungan sosial

Tidak ada resiko 1 100%


Jumlah 1 100%

 Jumlah presentase ibu hamil yang tidak ada resiko berjumlah

100%

B. KELUARGA BERENCANA
1. Pasangan Usia Subur dan tidak subur

JUMLAH PERSENTASE
PUS 129 100%

Tidak Subur 0 0%

Jumlah 129 100%

 Jumlah presentase pasangan usia subur sebesar 100% dan jumlah

yang tidak pasangan usia subur sebesar %


2. Keikutsertaan Program KB

JUMLAH PERSENTASE
YA 60 80%

TIDAK karena
2 3%
program hamil

46
Tidak karena takut
penggunaan dan
13 17%
efek samping
penggunaan KB

Jumlah 75 100%

 Jumlah presentase wanita usia subur yang mengikuti program KB

sebesar 80% dan jumlah wanita usia subur yang tidak memiliki

kepatuhan dalam program KB karena program hamil sebesar 3%

dan karena takut dengan penggunaan dan efek samping

penggunaan KB sebesar 17%.


3. Jumlah Anak Yang Direncanakan

ANAK JUMLAH PERSENTASE


1 anak 3 4%
2-3 anak 58 77%
≥ 3 anak 14 19%
Jumlah 75 100%

 Jumlah 75 pasangan usia subur yang merencanakan jumlah anak 1

anak sebesar 4%, 2-3 anak sebesar 77%, dan lebih dari 3 anak

sebesar 19%.
4. Jenis KB

JENIS KB JUMLAH PERSENTASE


IUD 5 7%
Pil 15 20%
Kondom 1 1%
Suntik 50 67%
Susuk 3 4%
MOW 0 0%
MOP 0 0%

47
Tidak KB 1 1%
Jumlah 75 100%

 Jumlah 75 pasangan usia subur yang menggunakan jenis KB

berupa IUD sebesar 7%, menggunakan pil sebesar 20%,

menggunakan kondom sebesar 1%, menggunakan suntik sebesar

67%, menggunakan susuk sebesar 4%, dan tidak KB sebesar 1%

C. IBU MENYUSUI
1. Adakah Ibu Menyusui

JUMLAH PERSENTASE
YA 3 100%
TIDAK 0 0%
Jumlah 3 100%

 Jumlah 3 presentase ibu yang menyusui saat ini sebesar 100 % dan

jumlah ibu yang tidak menyusui saat ini sebesar 0 %.


2. Usia Anak Saat Ini

USIA Jumlah PERSENTASE

5-10 bulan 2 67%

11-12 bulan 1 33%

Jumlah 3 100%

 Jumlah 3 presentase untuk usia anak saat ini yang mendapatkan

ASI dengan umur 5-10 bulan sebesar 67 %, dan yang berumur 11-

12 bulan sebesar 33 %.

48
3. Perawatan Payudara

JUMLAH PERSENTASE

YA 1 33%

TIDAK 2 67%

Jumlah 3 100%

 Jumlah 3 presentase ibu yang melakukan perawatan payudara

sebesar 33 % dan yang tidak melakukan perawatan payudara

sebesar 67 %.

4. Pola Makan Ibu Menyusui

POLA MAKAN JUMLAH PERSENTASE

BAIK 11 68%
CUKUP 5 32%
KURANG 0 0%

Jumlah 16 100%

 Jumlah 16 presentase untuk pola makan ibu menyusui yang baik

sebesar 68% , cukup sebesar 32 %, dam kurang sebesar 0%

49
DEWASA PEKERJA

A. Dewasa Pekerja
1. Jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah Presentase


Laki-laki 75 54%
Perempuan 63 46%
Total 138 100%
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa presentase hasil
untuk dewasa pekerja laki-laki sebesar 60% dan perempuan sebesar
40 %.

2. Usia

Usia Jumlah Presentase


20-30 35 25%
31-40 50 36%
41-50 33 24%
51-59 20 15%
Total 138 100 %
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang usianya 20-30 tahun sebesar 25%, dewasa
pekerja yang berumur 31-40 tahun sebesar 36%, dewasa pekerja
yang berumur 41-50 sebesar 24 %, dan dewasa pekerja yang
berumur 51-59 tahun sebesar 15%

3. Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Presentase


Swasta 79 57%
Wiraswasta 15 11%
Petani 40 29%
Tidak bekerja 4 3%
Total 138 100 %

50
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak orang 138, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang berprofesi swasta sebesar 57%, wiraswasta
sebesar 11%, petani 29%, dan yang tidak bekerja sebesar 3%.

4. Pendidikan terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase


Tidak Sekolah 10 7%
SD 75 54%
SLTP 35 26%
SLTA 18 13%
Total 138 100 %
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang tidak sekolah sebesar 7%, lulusan terakhir SD
sebesar 54%, lulusan terakhir SLTP sebesar 26%, dan dewasa
pekerja yang lulusan terakhir SLTA sebesar 13%.

a. STATUS GIZI
 Berat Badan

Kategori Jumlah Presentase


<40 kg 2 1%
41-45 kg 26 19%
46-50 kg 24 18%
51-55 kg 12 8%
56-60 kg 35 26%
61-65 kg 26 19%
> 65 kg 13 9%
Total 138 100 %
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja dengan berat badan < 40 sebesar 1 %, 41-45

51
sebesar 19 %, 46 -50 sebesar 18 %, 51-55 sebesar 8%, 56-60
sebesar 26%, 61-65 sebesar 19%, > 65 sebesar 9%.

 Tinggi badan

Kategori Jumlah Presentase


< 150 % cm 2 1%
150-155 17 13%
155-160 50 36%
>160cm 69 50%
Total 138 100 %
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja dengan tinggi badan < 150 cm sebesar 1 %,
150-155% cm sebesar 13 %, 155-160% cm sebesar 36%, dan
>160 cm sebesar 50%

b. STATUS KESEHATAN
 Fungsi penglihatan

Keluhan Jumlah Presentase


Penglihatan kabur 5 4%
Mata berair 4 3%
Nyeri pada mata 3 2%
Tidak ada keluhan 126 91%
Total 138 100 %

 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang penglihatannya kabur sebesar 4 %,
dewasa pekerja yang mengalami mata berair sebesar 3 %,

52
dewasa pekerja yang mengalami nyeri pada mata sebesar 2 %,
dan dewasa pekerja yang tiadak ada keluhan sebesar 91 %.

 Fungsi pendengaran

Keluhan Jumlah Presentase


Pendengaran berkurang 0 0%
Telinga berdenging 4 3%
Tidak ada keluhan 134 97%
Total 138 100 %
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa dewasa
pekerja dengan pendengaran berkurang sebesar 0 %, telinga
berdenging sebesar 3 %, dan tidak ada keluhan sebesar 97%.

 Fungsi pernafasan

Keluhan Jumlah Presentase


Batuk lama disertai
8 5%
keringat malam
Sesak nafas 10 17%
Tidak ada keluhan 120 88%
Total 138 100 %
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang mengalami batuk lama disertai keringat
malam sebesar 5 %, dewasa pekerja yang mengalami sesak
nafas 17 % dan dewasa pekerja yang tidak mengalami keluhan
sebesar 88 %.

 Fungsi Jantung

Keluhan Jumlah Presentase


Jantung berdebar-debar 17 12%
Cepat lelah 5 3%

53
Pusing 20 15%
Nyeri daerah tengkuk 15 12%
Tidak ada keluhan 81 58%
Total 138 100 %
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja dengan jantung berdebar-debar sebesar 12%,
cepat lelah sebesar 3%, pusing sebesar 15%, nyeri daerah
tengkuk sebesar 12%, dan tidak ada keluhan sebesar 58%.

 Fungsi pencernaan

Keluhan Jumlah Presentase


Mual/muntah 5 4%
Nyeri ulu hati 3 2%
Makan dan minum banyak
2 1%
(berlebihan)
Perubahan kebiasaan buang
10 8%
air besar (mencret/sembelit)
Tidak ada keluhan 118 85%
Total 138 100 %
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang mengalami mual/muntah sebesar 4%,
dewasa pekerja yang mengalami nyeri ulu hati 2%, dewasa
pekerja yang makan dan minum banyak (berlebihan) sebesar
1%, dewasa pekerja yang mengalami perubahan kebiasaan
buang air besar (mencret/sembelit) sebesar 8% dan dewasa
pekerja yang tidak ada keluhan sebesar 85%.

54
 Fungsi pergerakan

Keluhan Jumlah Presentase


Nyeri kaki saat berjalan 3 2%
Nyeri pinggang / tulang
17 12%
belakang
Nyeri persendian/bengkak 8 5%
Tidak ada keluhan 110 81%
Total 138 100 %
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang mengalami nyeri kaki saat berjalan
sebesar 2%, dewasa pekerja yang mengalami nyeri
pinggang/tulang belakang 12%, dewasa pekerja yang
mengalami nyeri persendian/bengkak sebesar 5% dan dewasa
pekerja yang tidak ada keluhan sebesar 81%.

 Fungsi persyarafan

Keluhan Jumlah Presentase


Lumpuh/kelemahan pada
0 0%
kaki /tangan
Kehilangan rasa 0 0%
Gemetar/tremor 3 2%
Tidak ada keluhan 135 98%
Total 138 100%
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang mengalami lumpuh/kelemahan pada
kaki/tangan sebesar 0%, dewasa pekerja yang mengalami
kehilangan rasa sebesar0 %, dewasa pekerja yang mengalami
gemetar/tremor sebesar 2% dan lansia yang tidak ada keluhan
sebesar 98%.

 Fungsi perkemihan

Keluhan Jumlah Presentase

55
Buang air kecil banyak 1 1%
Sering buang air kecil
0 0%
malam hari
Tidak mampu mengontrol
pengeluaran air kemih/ 0 0%

BAK merembes
Tidak ada keluhan 137 99%
Total 138 100%
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang mengalami buang air kecil banyak
sebesar 1%, dewasa pekerja yang mengalami sering buang air
kecil malam hari sebesar 0%, dewasa pekerja yang tidak
mampu mengontrol pengeluaran air kemih/BAK merembes
sebesar 0% dan dewasa pekerja yang tidak ada keluhan sebesar
99%.

D. RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI

Riwayat penyakit Jumlah Prsentase


Hipertensi 40 26%
Diabetes 10 7%
Penyakit kulit 3 2%
Artritis 0 0%
Asam urat 8 5%
Penyakit jantung 0 0%
Gastritis 8 5%
Stroke 0 0%
Tidak ada 69 50%
Total 138 100%
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang mengalami hipertensi sebesar 26%, dewasa

56
pekerja yang mengalami kencing manis sebesar 7%, dewasa
pekerja yang mengalami penyakit kulit sebesar 2%, dewasa pekerja
yang mengalami radang sendi sebesar 0%, dewasa pekerja yang
mengalami asam urat sebesar 5%, dewasa pekerja yang mengalami
penyakit jantung 0%, dewasa pekerja yang mengalami gastritis
sebesar 5%, dewasa pekerja yang mengalami stroke sebesar 0%
dan dewasa pekerja yang tidak ada keluhan sebesar 50%.

E. POLA PERILAKU KESEHATAN

Pola perilaku Kesehatan Jumlah Presentase


Makan asin 21 7%
Makan/minum manis 9 3%
Makan berlemak/gorengan 42 14%
Makan tinggi purin 8 2%
Minum kopi 38 13%
Merokok 40 14%
Pemanfaatan pelayanan
100 39%
kesehatan (puskesmas/RS)
Pemanfaatan pelayanan
kesehatan (posyandu 8 2%

lansia)
Mengkonsumsi obat-
6 2%
obatan bebas
Kebiasaan berolahraga 11 4%
Total 283 100%
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 283 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang suka makan asin sebesar 7%, dewasa
pekerja yang suka makan/minum manis sebesar 3%, dewasa
pekerja yang suka makan berlemak/gorengan sebesar 14 %,
dewasa pekerja yang suka makan tinggi purin sebesar 2 %,
dewasa pekerja yang suka minum kopi sebesar 13%, dewasa
pekerja yang suka merokok sebesar 14%, dewasa pekerja yang

57
memanfaatkan pelayanan kesehataan RS sebesar 39%, dewasa
pekerja yang memanfaatkan pelayanan kesehatan posyandu
sebesar 2%, dewasa pekerja yang mengkonsumsi obat-obatan
bebas sebesar 2% dan dewasa pekerja yang kebiasaan
melakukan olahraga sebesar 4%.

F. POLA PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN

Pola pemanfaataan pelayanan kesehatan Jumlah Presentase


Periksa ke puskesmas/ rumah sakit 51 36%
Periksa ke dokter 10 7%
Tidak pernah 77 57%
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang periksa ke puskesmas/rumah sakit
sebesar 36%, periksa ke dokter sebesar 7%, dan tidak pernah
sebesar 7%

G. AKTIVITAS SEHARI-HARI

Pola Baik Cukup kurang Presentase


Makan 100 30 8 Baik : 72%
Cukup : 21%
Kurang : 7%

58
Minum 90 40 8 Baik : 65%
Cukup : 28%
Kurang : 7%
BAB 90 40 8 Baik : 65%
Cukup : 28%
Kurang: 7%
BAK 90 40 8 Baik : 65%
Cukup : 28%
Kurang : 7%
Tidur 78 50 10 Baik:56%
Cukup : 36%
Kurang : 8%
Olahraga 10 58 70 Baik : 8%
Cukup:42%
Kurang : 50%
Total
Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
aktivitas sehari-hari pola makan lansia yang baik sebesar 72%, cukup
21%, dan kurang 7%. Prosentase aktivitas sehari-hari pola minum
dewasa pekerja yang baik sebesar 65%, cukup 28 %, dan kurang 7%.
Prosentase aktivitas BAB yang baik sebesar 65%. Prosentase aktivitas
BAK yang baik sebesar 65%, cukup 28%, dan kurang 7%. Prosentase
aktivitas sehari-hari pola tidur dewasa pekerja yang baik sebesar
56%, cukup 36%, dan kurang 8%. Prosentase aktivitas sehari-hari
olahraga yang baik sebesar 8%, cukup 42 % dan kurang 50%.

H. SOSIAL EKONOMI

Kategori Jumlah Presentase


Penghasilan cukup 118 85%
Penghasilan tidak cukup 20 15%
Total 100%
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja dengan penghasilan cukup sebesar 85% dan
penghasilan tidak cukup sebesar 15%

I. PELAYANAN KESEHATAN

59
Kategori Ya Tidak Presentase
Memeriksakan kesehatan 39 99 Ya : 28%
Tidak : 72%
secara teratur
Fasilitas kesehatan tersedia 40 98 Ya : 28%
Tidak :72 %
ditempat kerja
Mempunyai jaminan 88 50 Ya : 63%
Tidak : 37%
kesehatan.
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa pekerja yang memeriksakan kesehatan secara teratur
sebesar 28% dan, fasilitas kesehatan tersedia di tempat kerja
sebesar 28%, dan dewasa pekerja yang mempunyai jaminan
kesehatan sebesar 63%.

J. PENGETAHUAN KESEHATAN PEKERJA

Kategori Sudah tahu Tahu tapi Belum Presentase


dan jelas belum jelas tahu
Pengetahuan 28 80 30 Jelas : 20%
Belum jelas :
tentang
58%
masalah
Belum tahu :
kesehatan
22%
yang dialami
Pengetahuan 28 80 30 Jelas : 20%
Belum jelas :
cara
58%
pencegahan
Belum tahu :
dan
22%
perawatan
penyakit
Pengetahuan 30 78 30 Jelas : 28%
Belum jelas :
pola hidup

60
sehat 44%
Belum tahu :
28%
Total 112 100%
 Dari jumlah total dewasa pekerja pada RT. 001 dan RT 002
sebanyak 138 orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
dewasa dengan pengetahuan tentang masalah kesehatahan
yang dialami jelas sebesar 20%, belum jelas sebesar 58% dan
belum tahu sebesar 22%. Pengetahuan tentang cara
pencegahan dan perawatan penyakit jelas sebesar 20%, belum
jelas sebesar 58% dan belum tahu sebesar 22%. Pengetahuan
tentang pola hidup sehat jelas sebesar 28%, belum jelas
sebesar 44% dan belum tahu sebesar 28%.

USIA LANJUT

A. DEMOGRAFI
1. Jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah Presentase


Laki-laki 29 47%
Perempuan 33 53%
Total 62 100%
 Dari jumlah total lansia pada RT. 001 dan RT 002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase hasil untuk
lansia laki-laki sebesar 47% dan perempuan sebesar 53%.

2. Usia

Usia Jumlah Presentase


60-74 58 93%
>74 4 7%
Total 62 100 %
 Dari jumlah total lansia pada RT. 001 dan RT 002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang

61
usianya 60-74 tahun sebesar 93% dan lansia yang berumur >74
tahun sebesar 7%.

3. Status Perkawinan

Usia Jumlah Presentase


Menikah 50 81 %
Janda / Duda 11 17 %
Tidak menikah 1 2%
Total 62 100 %
 Dari jumlah total lansia pada RT. 001 dan RT 002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
menikah sebesar 81%, janda/duda sebesar 17%, dan tidak
menikah sebesar 2 %
4. Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Presentase


Swasta 14 22%
Wiraswasta 8 12%
Petani 35 56%
Tidak bekerja 5 10%
Total 62 100 %
 Dari jumlah total lansia pada RT. 001 dan RT 002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
berprofesi swasta sebesar 22%, wiraswasta sebesar 12%,
petani 56%, dan lansia yang tidak bekerja sebesar 10%.

5. Pendidikan terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase


Tidak Sekolah 16 26%
SD 34 55%
SLTP 7 11%
SLTA 5 8%
Total 62 100 %
 Dari jumlah total lansia pada RT. 001 dan RT 002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
tidak sekolah sebesar 26%, lulusan terakhir SD sebesar 55%,

62
lulusan terakhir SLTP sebesar 11%, dan lansia yang lulusan
terakhir SLTA sebesar 8%.

B. STATUS GIZI
 Berat Badan

Kategori Jumlah Presentase


40-50 kg 20 32%
51-60 kg 38 61%
61-70 kg 4 7%
71-80 kg 0 0%
81-90 kg 0 0%
91-100 kg 0 0%
>100 kg 0 0%
Total 62 100 %
 Dari jumlah total lansia pada RT. 001 dan RT 002 sebanyak
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia dengan
berat badan 40-50 sebesar 32 %, 51-60 sebesar 61 %, 61-70
sebesar 7 %, 71-80 sebesar 0 %, 81-90 sebesar 0 %, 91-100
sebesar 0 %, >100 sebesar 0 %.

 Tinggi badan

Kategori Jumlah Presentase


150-160 cm 54 87%
161-170 cm 8 13%
171-180 cm 0 0%
>180 cm 0 0%
Total 62 100 %
 Dari jumlah total lansia pada RT. 001 dan RT 002 sebanyak
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia dengan
tinggi badan 150-160 cm sebesar 87%, 161-170 cm sebesar
13%, 171-180 cm sebesar %, dan >180 cm sebesar %

63
C. STATUS KESEHATAN
 Fungsi penglihatan

Keluhan Jumlah Presentase


Penglihatan kabur 24 39%
Mata berair 4 6%
Nyeri pada mata 0 0%
Tidak ada keluhan 34 55%
Total 62 100 %
 Dari jumlah total lansia pada RT. 001 dan RT 002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
penglihatannya kabur sebesar 39%, lansia yang mengalami
mata berair sebesar 6%, lansia yang mengalami nyeri pada
mata sebesar 0%, dan lansia yang tiadak ada keluhan sebesar
55%.

 Fungsi pendengaran

Keluhan Jumlah Presentase


Pendengaran berkurang 10 16%
Telinga berdenging 4 6%
Tidak ada keluhan 48 78%
Total 62 100 %
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia
pendengaran berkurang sebesar 16%, telinga berdenging
sebesar 6%, dan tidak ada keluhan sebesar 78%

 Fungsi pernafasan

Keluhan Jumlah Presentase


Batuk lama disertai
3 5%
keringat malam

64
Sesak nafas 3 5%
Tidak ada keluhan 56 90%
Total 62 100 %
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
mengalami batuk lama disertai keringat malam sebesar 5%,
lansia yang mengalami sesak nafas 5% dan lansia yang tidak
mengalami keluhan sebesar 90%.

 Fungsi Jantung

Keluhan Jumlah Presentase


Jantung berdebar-debar 2 3%
Cepat lelah 5 8%
Pusing 20 32%
Nyeri daerah tengkuk 5 8%
Tidak ada keluhan 30 49%
Total 62 100 %
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia dengan
jantung berdebar-debar sebesar 3%, cepat lelah sebesar 8%,
pusing sebesar 32%, nyeri daerah tengkuk sebesar 8%, dan
tidak ada keluhan sebesar 49%.

 Fungsi pencernaan

Keluhan Jumlah Presentase


Mual/muntah 2 3%
Nyeri ulu hati 2 3%
Makan dan minum banyak
0 0%
(berlebihan)
Perubahan kebiasaan buang air
0 0%
besar (mencret/sembelit)

65
Tidak ada keluhan 58 94%
Total 62 100 %
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
mengalami mual/muntah sebesar 3%, lansia yang mengalami
nyeri ulu hati 3%, lansia yang makan dan minum banyak
(berlebihan) sebesar 0%, lansia yang mengalami perubahan
kebiasaan buang air besar (mencret/sembelit) sebesar 0% dan
lansia yang tidak ada keluhan sebesar 94%.

 Fungsi pergerakan

Keluhan Jumlah Presentase


Nyeri kaki saat berjalan 22 35%
Nyeri pinggang / tulang
20 32%
belakang
Nyeri persendian/bengkak 5 8%
Tidak ada keluhan 15 25%
Total 62 100 %
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
mengalami nyeri kaki saat berjalan sebesar 35%, lansia yang
mengalami nyeri pinggang/tulang belakang 32%, lansia yang
mengalami nyeri persendian/bengkak sebesar 8% dan lansia
yang tidak ada keluhan sebesar 25%.

 Fungsi persyarafan

Keluhan Jumlah Presentase


Lumpuh/kelemahan pada kaki
0 0%
/tangan
Kehilangan rasa 0 0%
Gemetar/tremor 0 0%
Tidak ada keluhan 62 100%
Total 62 100%

66
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
mengalami lumpuh/kelemahan pada kaki/tangan sebesar 0%,
lansia yang mengalami kehilangan rasa sebesar 0%, lansia
yang mengalami gemetar/tremor sebesar 0% dan lansia yang
tidak ada keluhan sebesar 100%.

 Fungsi perkemihan

Keluhan Jumlah Presentase


Buang air kecil banyak 0 0%
Sering buang air kecil
12 19%
malam hari
Tidak mampu
mengontrol pengeluaran
0 0%
air kemih/ BAK
merembes
Tidak ada keluhan 50 81%
Total 62 100%
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
mengalami buang air kecil banyak sebesar 0%, lansia yang
mengalami sering buang air kecil malam hari sebesar 19%,
lansia yang tidak mampu mengontrol pengeluaran air
kemih/BAK merembes sebesar 0% dan lansia yang tidak ada
keluhan sebesar 81%.

D. RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI

Riwayat penyakit Jumlah Prsentase


Hipertensi 17 27%
Kencing manis 6 10%
Penyakit kulit 0 0%
Radang sendi 0 0%
Asam urat 10 16%
Penyakit jantung 0 0%

67
Gastritis 5 8%
Stroke 1 2%
Tidak ada 23 37%
Total 62 100%
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
mengalami hipertensi sebesar 27%, lansia yang mengalami
kencing manis sebesar 10%, lansia yang mengalami penyakit
sebesar 0%, lansia yang mengalami radang sendi sebesar 0%,
lansia yang mengalami asam urat sebesar 16%, lansia yang
mengalami penyakit jantung 0%, lansia yang mengalami
gastritis sebesar 8%, lansia yang mengalami stroke sebesar 2%
dan lansia yang tidak ada keluhan sebesar 37%.

E. POLA PERILAKU KESEHATAN

Pola perilaku Kesehatan Jumlah Presentase


Makan asin 24 38%
Makan/minum manis 14 23%
Makan berlemak/gorengan 14 23%
Makan Tinggi Purin 10 16%
Total 62 100%
Minum kopi 16 26%
Merokok 21 34%
Pemanfaatan pelayanan
9 14%
kesehatan (puskesmas/RS)
Pemanfaatan pelayanan
kesehatan (posyandu 4 6%

lansia)
Mengkonsumsi obat-
7 11%
obatan bebas
Kebiasaan berolahraga 5 8%
Total 62 100%

68
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62 orang,
didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang suka makan asin
sebesar 38%, lansia yang suka makan/minum manis sebesar 23%, lansia
yang suka makan berlemak/gorengan sebesar 23%, lansia yang suka
makan tinggi purin sebesar 16%, lansia yang suka minum kopi sebesar
26%, lansia yang suka merokok sebesar 34%, lansia yang memanfaatkan
pelayanan kesehataan RS sebesar 14%, lansia yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan posyandu lansia sebesar 6%, lansia yang
mengkonsumsi obat-obatan bebas sebesar 11% dan lansia yang kebiasaan
melakukan olahraga sebesar 8%.

F. AKTIVITAS SEHARI-HARI

Pola Baik Cukup kurang Presentase


Makan 27 32 3 Baik : 44%
Cukup : 51%
Kurang : 5%
Minum 32 28 2 Baik : 52%
Cukup : 45%
Kurang : 3%
BAB 20 20 22 Baik : 32%
Cukup : 32%
Kurang : 36%
BAK 30 29 3 Baik :48%
Cukup : 47%
Kurang :5%
Tidur 18 21 26 Baik:29%
Cukup : 34%
Kurang : 42%
Olahraga 10 12 40 Baik : 16%
Cukup : 19%
Kurang : 65 %
Total 127 142 96 Baik : 35%
Cukup : 39 %
Kurang : 26%
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase aktivitas
sehari-hari pola makan lansia yang baik sebesar 44%, cukup
51%, dan kurang 5%. Prosentase aktivitas sehari-hari pola
minum lansia yang baik sebesar 52%, cukup 45%, dan kurang
3%. Prosentase aktivitas BAB yang baik sebesar 32%, cukup

69
sebesar 32%, kurang sebesar 36%. Prosentase aktivitas BAK
yang baik sebesar 48%, cukup 47%, dan kurang 5%.
Prosentase aktivitas sehari-hari pola tidur lansia yang baik
sebesar 29%, cukup 34%, dan kurang 42%. Prosentase
aktivitas sehari-hari olahraga yang baik sebesar 16%, dan
kurang 19%, kurang : 65% . Sehingga dapat disimpulkan
lansia yang memiliki aktivitas sehari - haru dengan baik
sebesar 35%, cukup 39%, kurang 26%

G. LINGKUNGAN FISIK

Kategori Jumlah Presentase


Resiko Injuri 1 2%
Tidak beresiko 61 98%
Total 62 100%
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak
62orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
mengalami resiko injuri sebesar 2 % dan yang tidak beresiko
sebesar 98%.

H. PELAYANAN KESEHATAN

Kategori Ya Tidak Presentase


Memeriksakan 12 50 Ya : 19%
Tidak : 81%
kesehatan
secara teratur
Fasilitas 4 58 Ya : 6%
Tidak :94 %
kesehatan
terjangkau oleh
lansia
Lansia 41 21 Ya : 66%
Tidak : 34%
mempunyai
jaminan
kesehatan.

 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62


orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang

70
memeriksakan kesehatan secara teratur sebesar 12% dan,
fasilitas kesehatan terjangkau oleh lansia sebesar 4%, dan
lansia yang mempunyai jaminan kesehatan sebesar 41%.

Upaya mengatasi masalah kesehatan.

Kategori Jumlah Presentase

Beli obat di warung 23 37%


Dibawa ke sarana 18 29%
kesehatan
Diberi jamu 21 34%
tradisional
Total 62 100%
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
membeli obat di warung ketika sakit sebesar 37%, yang
dibawa ke sarana kesehatan sebesar 29%, membeli jamu
tradisional sebesar 34%.

I. HUBUNGAN SOSIAL

Kategori Jumlah Presentase


Berinteraksi dengan orang 62 100%
lain
Tidak berinteraksi 0 0
Total 62 100%
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
berinteraksi dengan orang lain sebesar 100 %

J. KEGIATAN KELOMPOK USIA LANJUT

Kategori Ya Tidak Presentase


Usia lanjut 4 58 Ya : 6%
Tidak : 94%
memanfaatkan kelompok

71
usia lanjut
Total 62 100%
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
memanfaatkan kelompok usia lanjut sebesar 6 % dan yang
tidak sebesar 94%.

K. PENGETAHUAN KESEHATAN

Kategori Sudah tahu Tahu tapi Belum Presentase


dan jelas belum jelas tahu
Pengetahuan 3 38 21 Jelas : 5%
Belum jelas :
tentang
61%
masalah
Belum tahu :
kesehatan
34%
Total 100%
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
sudah tahu dan jelas tentang masalah kesehatannya sebesar 3
%, yang belum jelas sebesar 61%, dan yang belum tahu
sebesar 34 %.

Kategori Sudah tahu Tahu tapi Belum Presentase


dan jelas belum jelas tahu
Pengetahuan 5 27 30 Jelas : 8%
Belum jelas :
cara
44%
pencegahan
Belum tahu :
dan
48%
perawatan
penyakit
Total 62 100%

72
 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002 sebanyak 62
orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase lansia yang
sudah tahu dan jelas tentang pengetahuan cara pencegahan dan
perawatan penyakit sebesar 8 %, yang belum jelas sebesar 44
%, dan yang belum tahu sebesar 48 %.

Kategori Sudah tahu Tahu tapi Belum tahu Presentase


dan jelas belum jelas
Pengetahuan 3 31 28 Jelas : 5%
Belum jelas : 50%
tentang
Belum tahu : 45%
pola hidup
sehat
Total 100%

 Dari jumlah total lansia pada RT.001 dan RT.002


sebanyak orang, didapatkan kesimpulan bahwa prosentase
lansia yang sudah tahu dan jelas tentang pengetahuan tentang
pola hidup sehat sebesar 5%, yang belum jelas sebesar 50%,
dan yang belum tahu sebesar 45%.

LINGKUNGAN

1. Lingkungan Fisik
A. Lingkungan Fisik

KATEGORI JUMLAH PRESENTASE


- Rumah
a. Jumlah kamar tidur
Tidak ada 0 0%
1 kamar tidur 0 0%
2-3 kamar tidur 80 95 %
>3 kamar tidur 4 5%

b. Kebiasaan membuka
jendela
Ya 31 37 %
Tidak 53 63 %

73
c. Kebiasaan menjemur
Kasur
Ya 6 71 %
Tidak 78 29 %
d. Jenis lantai
Tanah 4 5%
Plester,ubin,keramik 80 95 %
Papan,kayu 0 0%
e. Tipe bangunan rumah
Permanen 82 98 %
Non permanen 2 2%
Semi permanen 0 0%
f. Luas Jendela dan
lubang angina
< 10 % luas lantai 58 69 %
> 10 % luas lantai 30 31 %

g. Kebersihan dalam
rumah dan
pekarangan
Tidak bersih 10 12 %
Kurang bersih 53 63%
Bersih 21 36 %
h. Pencahayaan dalam
rumah
Baik 26 31 %
Kurang 58 69 %
- Kesehatan air
a. Air untuk masak dan
minum
Sumur pompa 11 13 %
Mata air (PDAM) 71 85 %
Sumur gali 2 2%
Air sungai 0 0%
b. Air untuk mandi dan
mencuci
Sumur pompa 82 98 %
Sumur gali 2 2%
c. Kebiasaan keluarga
melakukan /
pengursan
penampungan air
1 x seminggu 4 5%
2 x seminggu 8 10 %
Lain-lain 62 73%
(<1x4minggu) 10 12 %
d. Penampungan air

74
untuk masak dan
minum
Ya 84 100 %
Tidak
e. Jarak sumber air
dengan penampung
kotoran
<5m 3 3%
>10 m 58 70%
5 s/d 10 m 23 27 %
f. Identifikasi jentik
nyamuk
Ada 70 83%
Tidak ada 14 17%
g. Penampungan air
untuk masak dan
minum
Terbuka 14 17%
Tertutup 70 83%
- Pembuangan Sampah
a. Tempat penampungan
sampah
Ya 20 24 %
Tidak 64 76 %
b. Pengolahan sampah
Dibakar 53 63%
Dibuang ke kali 0 0%
Ditimbun 9 10%
Lain-lain 22 27 %
c. Kondisi tempat
penampungan sampah
Tertutup 9 11%
Terbuka 75 89 %
- Kondisi jamban
a. Kondisi jamban
Bersih 77 91 %
Tidak bersih 6 9%
b. Tempat pembuangan
tinja
Ya 80 95 %
Tidak 4 5%
- Pembuangan air limbah
a. Saluran limbah
Ya 78 93 %
Tidak 6 7%
b. Saluran air limbah
Terbendung 4 5%

75
Lancar 80 95 %

B. Pendidikan
KATEGORI JUMLAH PRESENTASE
a. Jenis pendidikan 290 100%
kesehatan yang
dibutuhkan
kesehatan ibu dan 26 9%
anak
cara penanggulangan
kesehatan 167 58%
pembinaan kesehatan
lansia 62 21%
pembinaan kesehatan
remaja 35 12%

C. Transportasi dan Keamanan/ Keselamatan


KATEGORI JUMLAH PRESENTASE
(%)
a. Sarana transportasi
keluarga
Ya 81 96%
Tidak 3 4%
b. Sarana pengamanan
kebakaran untuk rumah
Ya 0 0%
Tidak 84 100%

c. Sarana pengamanan
(security) di
lingkungan
Ya 1 1%
Tidak 83 99%
d. Keluarga merasa aman
Ya 80 95 %
Tidak 4 5%
e. Observasi transportasi
Pribadi 80 95%
Umum 4 5%

76
D. Politik dan Pemerintahan

KATEGORI JUMLAH PRESENTASE


Partai Politik
Ya 1 1%
Tidak 83 99 %
Masyarakat dalam
pengambilan keputusan
Selalu 13 15 %
Kadang-kadang 65 77 %
Tidak pernah 6 8%
Pengambil keputusan dalam
masyarakat
Ketua RW 21 25 %
Lurah 57 68 %
Toma 0 0%
Lain-Lain 6 7%

E. Komunikasi

KATEGORI JUMLAH PRESENTASI


Sarana Komunikasi
Ya 83 99%
Tidak 1 1%

Bahasa digunakan sehari-hari


Indonesia 4 5%
Daerah 80 95 %
Asing
Metode penyampaian
Informasi kesehatan
Media Elektronik 10 12%
Media Cetak 2 2%
Posyandu 57 67 %
Pertemuan Antar Masyarakat 15 19 %
Masalah Komunikasi
Ada 0 0%

77
Tidak ada 84 100%

F. Ekonomi

KATEGORI JUMLAH PRESENTASI


(%)
Penghasilan
< Rp.750.000,- 10 12%
Rp.750.000,- 7 8%
Rp. 1.000.000,- 37 44%
Rp. 1.500,000,- 30 36%
>Rp.2000,000,-

Dana untuk kesehatan


dialokasikan
Ya 10 12%
Tidak 74 88%
Keluarga mempunyai
jamkesmas/jamkesda
Ya 53 63%
Tidak 31 37%

G. Rekreasi

KATEGORI JUMLAH PRESENTASI


(%)
Kebiasaan Waktu Luang
Nonton TV 28 33%
Ngobrol dengan tetangga 36 43%
Rekreasi 0 0%
Keagamaan 20 24%
Tidak ada
Tempat rekreasi yang
dikunjungi
Mall 0 0%
Pantai 0 0%
Kolam Pancing 23 28 %
Kolam Renang 7 8%
Bioskop 0 0%
Gunung 0 0%
Lain-lain 54 64 %

78
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 ANALISA DATA

No. Data Penunjang Penyebab Masalah


1 DS : Kurangnya Pola prilaku
- Dari hasil wawancara
pengetahuan hidup tidak
responden dewasa, dan
masyarakat sehat
lansia, mengatakan sering
tentang
mengkonsumsi kopi rokok
kesehatan
dan gorengan.
- Dari hasil wawancara
orang tua balita dan anak

79
mengatakan sering
mengalami batuk dan pilek.

DO :
-Dari hasil observasi tabulasi
didapatkan Konsumsi kopi
pada dewasa pekerja 13%
dan lansia 26%
-Merokok pada dewasa
pekerja 14% dan lansia 34%
-Konsumsi gorengan pada
dewasa pekerja 14% dan
lansia 23%
- Dari 25 responden balita
yang mengalami batuk dan
pilek 40% sedangkan pada
responden anak 65 yang
mengalami batuk dan pilek
pada anak 38%

2. DS : Dari hasil wawancara Kurangnya Tingginya


dengan responden, banyak kesadaran angka kejadian
yang mengeluh pusing dan tentang pola hipertensi
mempunyai riwayat prilaku hidup
penyakit darah tinggi sehat

DO :
-Dari hasil observasi dewasa
pekerja 138 orang yang
menderita hipertensi 26%
- Dari hasil responden 62
orang, lansia yang
mengalami hipertensi
sebanyak 27%.
- Dari hasil observasi
tabulasi didapatkan 7%
dewasa pekerja dan lansia

80
38% memiliki kebiasaan
mengkonsumsi makanan
asin
3 DS : Dari hasil wawancara Kurang Kurang
orang tua dan anak sekolah, pengetahuan optimalnya
mengatakan banyak yang perilaku hidup budaya
jarang melakukan gosok gigi bersih dan perilaku hidup
sebelum tidur dan cuci sehat tentang bersih dan
tangan setelah melakukan gosok gigi dan sehat pada
kegiatan. cuci tangan balita dan anak
sekolah
DO :
- Dari 25 responden
balita yang kadang-
kadang 72%, tidak
pernah 20%,
sedangkan balita
yang kadang-kadang
cuci tangan sebanyak
76%, tidak pernah
cuci tangan 24%
- Dari 65 responden
anak yang kadang-
kadang cuci tangan
sebanyak 50%,
sedangkan yang
tidak pernah 20%.

4.2 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Pola perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang kesehatan
2. Tingginya angka kejadian hipertensi berhubungan dengan kurangnya

81
kesadaran tentang pola perilaku hidup sehat
3. Kurang optimalnya budaya perilaku hidup bersih dan sehat pada
balita dan anak sekolah berhubungan dengan Kurang pengetahuan
perilaku hidup bersih dan sehat tentang gosok gigi dan cuci tangan

4.3. Intervensi atau Perencanaan

No Tujuan Rencana Tindakan Tempat Waktu Metode


Dx dan
Jam
1 Untuk a. BHSP (Bina Masyarakat Senin Ceramah
meningkatkan Hubungan Saling RT 001 dan 08.00
pengetahuan Percaya) RT 002
b. Memberikan
tentang
PENKES tentang
kesehatan di
PHBS
masyarakat
supaya
perilaku hidup
sehat
2 Untuk a. BHSP (Bina Rumah Ibu Selasa Ceramah
menurunkan Hubungan Saling Umami dan dan
hipertensi di Percaya) dengan Rabu Praktik
masyarakat masyarakat Pukul
b. Observasi TTV
dengan 08.00
(Tanda Tanda Vital)
meningkatkan
c. Penyuluhan dan
kesadaran
mempraktekkan
pola prilaku
terapi senam
hidup sehat
hipertensi
3 Setelah a. BHSP (Bina Sekolah Kamis Praktik

82
mengikuti Hubungan Dasar 08.00 dan
kegiatan Saling Percaya Ceramah
b. Memberikan
penyuluhan
penyuluhan dan
gosok gigi
mempraktekkan
dan cuci
gosok gigi dan
tangan pada
cuci tangan
anak sekolah,
diharapkan
dapat
memahami
materi
penyuluhan
dan
mempraktekk
annya

83
4.5 Evaluasi

No. Ketepatan Pelaksanaan


Diagnosa Keterangan
Dx Tepat Tidak Tepat
1 Pola perilaku Tepat sesuai Terdapat feedback
hidup tidak yang telah pertanyaan
sehat direncanakan meliputi :
berhubungan yaitu
1) Apakah stress
dengan memberikan
bisa
kurangnya PENKES
menyebabkan
pengetahuan tentang PHBS
hipertensi?
tentang yang
kesehatan dilaksanakan Jawaban : Bisa,

pada : dengan adanya


stress aliran
a) Hari Selasa,
darah dalam
20 Maret 2018
tubuh tidak
di rumah Ibu
berjalan dengan
Siti RT. 006
baik sehingga
(PKK RT. 006)
menyebabkan
yang dihadiri
kerja jantung
oleh 19 orang.
meningkat dan
b) Hari Rabu, tekanan darah
21 Maret 2018 menjadi tinggi.
di rumah Ibu
2) Apakah nasi
Ning RT. 005
dalam keadaan
(PKK RT. 005)
hangat baik

84
yang dihadiri untuk
oleh 23 orang. dikonsumsi?

Jawaban: Nasi
dalam keadaan
dingin lebih
baik untuk
dikonsumsi.

3) Mengapa
tekanan darah
sering berubah-
ubah ?

Jawaban :
Tergantung dari
aktifitas yang
dilakukan,
apabila aktifitas
yang dilakukan
berat tekanan
darah akan
tinggi.

4) Apakah yang
menyebabkan
hipertensi ?

Jawaban :
Hipertensi
dapat
disebabkan oleh
terlalu banyak
mengonsumsi
makan asin,

85
merokok, faktor
keturunan dan
sebagainya.
2 Tingginya Tepat sesuai Tidak tepat Senam hipertensi
angka kejadian yang telah sesuai yang mengalami
hipertensi direncanakan telah kemunduran waktu
berhubungan yaitu direncanakan dikarenakan pada
dengan memberikan yaitu hari Kamis, 22
kurangnya terapi relaksasi Pelaksanaan Maret 2018 hujan
kesadaran musik yang senam deras dan banyak
tentang pola dilaksanakan hipertensi ibu-ibu yang tidak
perilaku hidup pada hari dilaksanakan datang dikarenakan
sehat Jum’at, 23 Maret pada hari memasak untuk
2018 pukul Jum’at, 23 buka puasa.
15.30 dengan Maret 2018
dihadiri oleh 10 pukul 15.30
orang. dengan dihadiri
oleh 10 orang
3 Resiko Tepat sesuai Terdapat feedback
terjadinya yang telah pertanyaan
penyakit DBD direncanakan meliputi :
berhubungan yaitu
1) Berapa kalikah
dengan memberikan
kita harus
kurangnya PENKES
menguras bak
kesadaran tentang 3M yang
mandi?
masyarakat dilaksanakan
terhadap pada : Jawaban :

kebersihan Menguras bak


a) Hari Selasa,
penampungan mandi dapat
20 Maret
air dilakukan 1
2018 di
minggu sekali
rumah Ibu
atau 2 minggu
Siti RT. 006

86
(PKK RT. sekali.
006) yang
2) Berapa banyak
dihadiri oleh
abate yang
19 orang.
harus
b) Hari Rabu, dimasukkan
21 Maret dalam bak
2018 di mandi ?
rumah Ibu
Jawaban :
Ning RT. 005
Tergantung
(PKK RT.
besar bak
005) yang
mandi
dihadiri oleh
23 orang. 3) Seringkali
meskipun sudah
dikuras di
dalam bak
mandi masih
terdapat jentik-
jentik nyamuk,
apa yang harus
dilakukan untuk
mengatasi hal
tersebut?

Jawaban : Bisa
menggunakan
kain bersih
untuk
menyaring
jentik-jentik
nyamuk.

87
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa


progam studi D-III Keperawatan Lawang Poltekkes Kemenkes Malang,

88
merupakan suatu progam profesi untuk mengaplikasikan konsep-konsep
perawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses keperawatan
masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah.

Terdapat 2 kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan


komunitas, yaitu praktik klinik keperawatan komunitas itu sendiri dan praktik
klinik di Puskesmas. Pelaksanaan kedua praktik klinik tersebut tidak
meninggalkan konsep proses keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan,
intervensi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.

Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawatan komunitas


yang dilakukan oleh mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 75%, hal ini
didukung dengan adanya masyarakat yang mau berpartisipasi dalam kegiatan
yang sudah direncanakan.

5.2 Saran

Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan


komunitas dan perkembangan keperawatan sendiri maka disarankan :

1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya


pembinaan dan bimbingan yang intensif untuk terjun ke lapangan dengan
konsep bimbingan yang telah terstruktur rapi, baik dari segi mekanisme
bimbingan maupun konsep keperawatan komunitas.
2. Untuk memperluas jangkauan kerja sama instansi sehingga mempermudah
mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik keperawatan komunitas,
maka diharapkan adanya kerja sama antara poltekkes kemenkes malang
dengan pihak-pihak terkait dengan model kontrak kerja tentang
keberadaan praktik klinik keperwatan komunitas di wilayah kerja
puskesmas yang ditangguhkan.
3. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah
bekal ilmu tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat
optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik klinik komunitas.
4. Mahasiswa mengharapkan mempunyai konsep yang lebih tentang
pengorganisasian masyarakat dengan berbagai alternatif pendekatan,

89
sehingga akan lebih mempermudah pelaksanaan Pratik klinik di
masyarakat.

90

Anda mungkin juga menyukai