Abortus Imminiens
Abortus Imminiens
definisi
kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin
Abortus iminens (keguguran mengancam), abortus ini baru mengancam dan masih ada
harapan untuk mempertahankannya. (FK. UNPAD, 1984 :8)
Abortus iminens adalah abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya
abortus selanjutnya. (Sarwono, 2008 : 467)
Abortus iminens adalah abortus yang terjadi dan kehamilan dapat berlanjut. (Panduan
pelayanan maternal dan neonatal, 2002)
Abortus iminens adalah keguguran membakat dan akan terjadi dalam hal ini keluarnya
fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan anti spajmodika serta
istirahat. (Mochtar Rustam, hal. 212)
2. Etiologi
A. Faktor genetic
Kelainan struktur kromoson yang diturunkan wanita atau pria bisa berdampak pada
rendahnya konsentrasi sperma, infertilitas dan mengurangi peluang kehamilan dan terjadi
keguguran. Kelainan sering juga berupa gen yang abnormal, mungkin karena mutasi gen
yang bisa mengganggu proses implantasi dan menyebabkan keguguran.
B. Faktor endometrium
C. Gizi ibu berkurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
D. Faktor lingkungan
Diperkirakan 1-10% malformasi janin akibat dari paparan obat bahan kimia atau radiasi
umumnya berakhir dengan abortus, misalnya paparan temabakau, sigaret rokok mengandung
ratusan unsure koksik, antara lain nikotin, yang mempunyai efek vasoaktif sehingga
menghambat sirkulasi uteroplasenta dengan adanya gangguan pada system fetoplasenta
dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin yang berakibat terjadinya abortus.
F. Trauma fisik
Plasenta sign (gejala plasenta) ialah perdarahan yang terjadi dari pembuluh-pembuluh daerah
sekitar plasenta. Gejala ini selalu terjadi dan terdapat pada kera macacus rhesus yang hamil.
Polyp
Perdarahan sedikit
3. Manifestasi klinis
c) Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi
4. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil
konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih
dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi
keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya
(blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus
papiraseus.
5. Pathway
6. Penatalaksanaan
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis abortus
imminens ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam pada paruh pertama kehamilan. Yang
pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari beberapa jam sampai beberapa hari kemudian
terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat
berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak
nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis. Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama
beberapa minggu. Dalam hal ini perlu diputuskan apakah kehamilan dapat dilanjutkan.
Sonografi vagina,pemeriksaan kuantitatif serial kadar gonadotropin korionik (hCG) serum, dan kadar
progesteron serum, yang diperiksa tersendiri atau dalam berbagai kombinasi, untuk memastikan apakah
terdapat janin hidup intrauterus. Dapat juga digunakan tekhnik pencitraan colour and pulsed Doppler
flow per vaginam dalam mengidentifikasi gestasi intrauterus hidup. Setelah konseptus meninggal, uterus
harus dikosongkan. Semua jaringan yang keluar harus diperiksa untuk menentukan apakah abortusnya
telah lengkap. Kecuali apabila janin dan plasenta dapat didentifikasi secara pasti, mungkin diperlukan
kuretase. Ulhasonografi abdomen atau probe vagina Dapat membantu dalam proses pengambilan
keputusan ini. Apabila di dalam rongga uterus terdapat jaringan dalam jumlah signifikan, maka
dianjurkan dilakukan kuretase.
• Istirahat baring agar aliran darah ke uerus bertambah dan rangsang mekanik berkurang
• Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila
pasien panas
• Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, ungkin janin akan mati, pemeriksaan USG untuk
menentukan apakah janin masih hidup
• Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan preparat hematinik misalnya sulfas
ferosus 600 / 1.000 mg
• Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat
masih mengeluarkan cairan coklat
7. Pem. Fisik
8. Pem. Penunjang
1. Ultrasonografi (USG) Transvaginal danObservasi Denyut Jantung Janin
Pemeriksaan USG transvaginal penting untuk menentukan apakah janin viabel atau
non viabel1,5 dan membedakan antara kehamilan intrauteri, ekstrauteri, mola, atau
hari kemudian untuk mengetahui viabilitas janin. Jika hasil pemeriksaan meragukan,
Bradikardia janin dan perbedaan antara usia kehamilan berdasarkan HPHT dengan
menyebutkan, bahwa jika terdapat satu diantara tiga faktor risiko (bradikardia janin,
perbedaan antara kantung kehamilan dengan panjang crown to rump, dan perbedaan
antara usia kehamilan berdasarkan HPHT dan pemeriksaan USG lebih dari satu
identifi kasi aktivitas jantung janin dengan USG di pelayanan kesehatan primer
97%.
dan missed abortion 2,6,8 Kadar hCG serum wanita hamil yang mengalami
keguguran diawali dengan gejala abortus imminens pada trimester pertama, lebih
kehamilannya berlanjut atau dengan wanita hamil tanpa gejala abortus imminens.
3. Pemeriksaan Kadar Progesteron
4. Tes kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus
9. Prognosis
Ketika terjadi abortus imminens, kondisi janin di dalam kandungan masih dalam keadaan baik sehingga
kehamilan masih dapat terus dipertahankan. Apabila kondisi janin dalam keadaan berbahaya, maka
perlu diambil tindakan yang tepat untuk menyelamatkan janin atau terpaksa dilakukan penghentian
kehamilan.
Perdarahan pada abortus iminens yang terus dibiarkan tanpa penanganan tepat, dapat memicu
terjadinya kelahiran bayi prematur ataupun abortus yang sesungguhnya, dimana janin dapat meninggal.
https://www.google.com/amp/s/mediskus.com/penyakit/abortus-imminens/amp?espv=1