Anda di halaman 1dari 8

Teori Manajemen Klasik

 Robert Owen
Ia memperhatikan pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor
produksi tenaga kerja. Hasil pengamatanya disimpulkan bahwa, bilamana
terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan
keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja,
apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian
baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan
perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya
dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh
situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert
Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.

 Charles Babbage
Menurutnya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan
menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan biaya, karena
pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia
menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam
penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian kerja (devision of
labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu:

- Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang


baru.
- Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan
pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
- Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja
bekerja terus menerus dalam tugasnya.
- Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya
karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Teori Manajemen Ilmiah

 Frederick Tylor
Ia dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management).
Hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang
menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau yang lebih dikenal
dengan nama sistem trial and error. Hakekat pertama daripada manajemen
ilmiah yaitu A great mental revolution, karena hal ini menyangkut manajer
dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu penerapan ilmu pengetahuan
untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap unsur pekerjaan.
Taylor mengemukakan empat prinsip manajemen ilmiah, yaitu :

- Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode


ilmu pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
- Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya
memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
- Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di
dalam menjalankan tugasnya.
- Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan
pekerja.

Hal yang menarik dari pendapat Taylor salah satunya adalah mengenai
posisi manajer. Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang
bertentangan dengan pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa
bawahan adalah pelayan manajer. Oleh Taylor ini dinamakan studi gerak
dan waktu (Time and a motion study).

 Henry L. Gantt
Gantt menekankan pentingnya mengembangkan minat timbal balik antara
manajemen dan karyawan, yaitu kerjasama yang harmonis. Dia menggaris
bawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang
sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan
bahwa “ dalam segala masalah manajemen unsur manusia yang paling
penting”.
Teori Organisasi Klasik

 Henry Fayol
Fayol membagi manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan,
fungsi ini dikenal sebagai fungsionalisme. Selanjutnya ia membagi enam
kegiatan manajemen, yaitu Teknik Produksi dan Manufakturing Produk,
Komersial, Keuangan, Keamanan, Akuntansi, dan Manajerial.
Ia mengemukakan 14 prinsip manajemen, yaitu :
1. Devision of Work
Adanya spesialisasi dalam pekerjaan
2. Uathority and Responsibility
Wewenang yaitu hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk
meminta dipatuhi.
3. Dicipline
Melakukan apa yang sudah menjadi persetujuan bersama.
4. Unity of Command
Setiap bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasan saja
untuk menghilangkan kebingungan dan saling lempar tanggung jawab.
5. Unity of Direction One head and one plan or a group or activities
having the same objective.
Seluruh kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama harus
diarahkan oleh seorang manajer.
6. Subordination of Individual Interest to Generale Interest
Kepentingan seseorang tidak boleh di atas kepentingan bersama atau
organisasi.
7. Renumeration
Gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang
diberikan, kompensasi.
8. Centralization
Standarisasi dan desentralisasi merupakan pembagian kekuasaan.
9. Sealar Chain (garis wewenang)
Jalan yang harus diikuti oleh semua komunikasi yang bermula dari dan
kembali ke kuasaan terakhir.
10. Order
Disini berlaku setiap tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada
tempatnya berdasarkan pada kemampuan.
11. Equity
Persamaan perlakuan dalam organisasi.
12. Stability of Tonure of Personel
Seorang pegawai memerlukan penyesuaian untuk mengerjakan
pekerjaan barunya agar dapat berhasil dengan baik.
13. Initiative
Bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam mengeluarkan
pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan rencananya.
14. Esprit the Corps
Persatuan adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi perlu
memiliki kebanggaan, keharmonisan dan kesetiaan dari para
anggotanya yang tercermin dalam semangat korps.
Teori Aliran Hubungan Manusiawi ( Neo Klasik)

 Hugo Munsterberg
Hugo merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai
bapak psikologi industri. Bukunya yaitu Psikology and Industrial
Efficiensy, menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktivitas harus
melakukan tiga cara pertama penemuan best possible person, kedua
penciptaan best possible work dan ketiga penggunaan best possible effect.
 Elton Mayo
Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana hubungan
manusiawi menggambarkan manajer bertemu atau berinteraksi dengan
bawahan. Bila moral dan efisiensi kerja memburuk, maka hubungan
manusiawi dalam organisasi juga akan buruk.

• Sumbangan Pendekatan Hubungan Manusiawi:


- Penekanan kebutuhan sosial dalam aliran hubungan manusiawi
melengkapi pendekatan klasik sebagai usaha meningkatkan
produktivitas.
- Mengilhami pembahasan selanjutnya tentang motivasi manusia.

• Keterbatasan:
- Konsep “makhluk sosial” tidak menggambarkan secara lengkap
individu-individu dalam tempatnya bekerja.
- Perbaikan kondisi kerja dan kepuasan karyawan tidak
menghasilkan peningkatan produksi yang dramatik seperti yang
diharapkan.
- Lingkungan sosial tempat kerja hanya merupakan salah satu faktor;
produktivitas dan kepuasan kerja menjadi semakin kompleks.
Teori Manajemen Modern

 Frederick Herzberg
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya
dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :
a. Maintenance Factors. Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang
berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh
ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan kebutuhan
yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada
titik nol setelah dipenuhi.
b. Motivation Factors. Adalah faktor motivator yang menyangkut
kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam
melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan dengan
penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn pekerjaan.

 Robert Blak dan Jane Mounton,


Ia membahas lima gaya kepemimpinan dan kisi-kisi manajerial
(managerial grid) yaitu :
- Grid 1. Manajer sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orang-
orang yang bekerja dengan dirinya, dan produksinya yang
seharusnya dihasilkan oleh organisasinya. Dalam menjalankan
tugas manajer dalam grid ini menganggap dirinya sebagai
perantara yang hanya mengkomunikasikan informasi dari atasan
kepada bawahan.

- Grid 2. Manajer mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi


untuk memikirkan baik produksinya maupun orang-orang yang
bekerja dengannya. Dia mencoba merencanakan semua usaha-
usahanya dengan senantiasa memikirkan dedikasinya pada
produksi dan nasib orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.
Manajer yang termasuk grid ini dapat dikatakan sebagai “manajer
tim” yang riel (the real team manager). Dia mampu untuk
memadukan kebutuhan-kebutuhan produksi dengan kebutuhan -
kebutuhan orang-orang di organisasinya.

- Grid 3. Manajer mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi


untuk selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam
organisasinya. Tetapi pemikirannya mengenai produksi rendah.
Manajer semacam ini sering dinamakan pemimpin club (the
Country club management), Manajer ini berusaha menciptakan
suasana lingkungan yang semua orang bisa bekerja rileks,
bersahabat, dan bahagia bekerja dalam organisasinya. Dalam
suasana seperti ini tidak ada satu orang pun yang mau memikirkan
tentang usaha-usaha koordinasi guna mencapai tujuan organisasi.

- Grid 4. Kadangkala manajer ini disebut sebagai manajer yang


menjalankan tugas secara otokratis (autocratictask managers).
Manajer semacam ini hanya mau memikirkan tentang usah
peningkatan efisiensi pelaksanaan kerja, tidak mempunyai atau
hanya sedikit rasa tanggung jawabnya pada orang-orang yang
bekerja dalam organisasinya dan lebih dari itu gaya
kepemimpinannya lebih menonjolkan otokratisnya.

- Grid 5. Dalam hal ini manajer mempunyai pemikiran yang médium


baik pada produksi maupun pada orang-orang. Dia berusaha
mencoba menciptakan dan membina moral orang-orang yang
bekerja dalam organisasi yang di pimpinnya, dan produksi dalam
tingkat yang memadai, tidak terlampau mencolok. Dia tidak
menciptakan target terlampau tinggi sehingga sulit dicapai, dan
berbaik hati mendorong orang-orang untuk bekerja lebih baik.
TEORI – TEORI MANAJEMEN

TOMMY PAONGANAN

1B

461 120 40

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2012

Anda mungkin juga menyukai