Pengertian Adaptasi
Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon individu
terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan tubuh
baik secara fisiologis maupun psikologis dalam perilaku adaptif. Hasil dari perilaku ini dapat
berupa usaha untuk mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan agar dapat kembali pada
keadaan normal, namun setiap orang akan berbeda dalam perilaku adaptif, ada yang dapat
berjalan cepat namun ada pula yang memerlukan waktu lama tergantung dari kematangan
mental orang tersebut.
Adaptasi terhadap stress dapat berupa :
a. Adaptasi fisiologis
Adaptasi fisiologis adalah proses penyesuaian diri secara alamiah atau secara
fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan dalam berbagai faktor yang menimbulkan
keadaan menjadi tidak seimbang contoh: masuknya kuman pennyakit ketubuh manusia.
b. Adaptasi psikologi
Adaptasi secara psikologis dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) LAS ( general adaptation syndroma)
adalah apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti ketika kulit
terinfeksi maka akan terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll
yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
2) GAS ( general adaptation syndroma)
adalah apabila reaksi lokal tidak dapat diaktifitasi maka dapat menyebabkan gangguan
dan secara sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian diri seperti panas di
seluruh tubuh, berkeringat
2. Jenis Koping Mekanisme
Mekanisme koping adalah suatu pola untuk menahan ketegangan yang mengancam
dirinya (pertahanan diri/maladaptif) atau untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
(mekanisme koping/adaptif). Adanya masalah-masalah yang mengancam pribadi dan
kehidupan akan memunculkan reaksi adaptif atau maladaptif, dimana masalah tersebut akan
memunculkan kecemasan pada individu. Pada kecemasan ringan, maka mekanisme koping
yang dipergunakan masih dalam taraf normal atau adaptif/positif. Ketika kecemasan menjadi
kecemasan sedang atau lebih/hebat, maka kecemasan tersebut seringkali dihadapi dengan 2
tipe mekanimse koping yaitu reaksi atas orientasi tugas (menyelesaikan masalah)
dan mekanisme pertahanan ego (tanpa kesadaran dan pemikiran yang tidak
rasional/maladaptif/negatif).
Reaksi atas orientasi tugas adalah kesadaran, berorientasi atau berekasi untuk mencoba
mempertemukan keinginan yang realistik dari situasi stres yang terjadi pada
dirinya. Mekanisme pertahanan ego adalah salah satu penyesuaian diri terhadap stres pada
tingkat ketidaksadaran tertentu dan melibatkan tingkat-tingkat penipuan diri sendiri dan atau
penyimpangan atas realitas yang ada.
a. Contoh Task Oriented :
1. Meminta bantuan kepada orang lain
2. Mengungkapkan perasaan sesuai yang dirasakan saat ini
3. Mencari lebih banyak informasi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
4. Menyusun rencana untuk memecahkan masalah
5. Meluruskan persepsi terhadap masalah
b. Contoh Ego Oriented :
1. Denial; menyangkal untuk melihat kenyataan yang tidak diinginkan dengan cara
mengabaikan atau menolak kenyataan tersebut.
2. Proyeksi; menyalahkan orang lain atas ketidakmampuan dirinya atau atas kesalahan
yang dia perbuat.
3. Represi; menekan ke alam bawah sadar dan sengaj melupakan pikiran, perasaan, dan
pengalaman yang menyakitkan.
4. Regresi; kemunduran dalam hal tingkah laku yang dilakukan seseorang dalam
menghadapi stres.
5. Rasionalisasi; berusaha memberi alasan yang masuk akal terhadap perbuatan yang
dilakukannya.
6. Pengalihan; memindahkan perasaan yang tidak menyenangkan dari seseorang atau
obyek ke orang atau obyek lain yang biasanya lebih kurang berbahaya daripada obyek
semula.
7. Reaction Formation; mengembangkan pola sikap atau perilaku tertentu yang disadari
tetapi berlawanan dengan perasaan dan keinginannya.
8. Sublimasi; penyaluran rangsangan atau nafsu yang tidak tersalurkan ke dalam
kegiatan lain.
a) Jenis reaksi atas orientasi tugas adalah.
1) Menyerang/agresif yaitu berusaha untuk menghilangkan atau mengatasi rintangan
dengan cara aktif, partisipatif atau menghadapi masalah secara bertanggung jawab
untuk memuaskan kebutuhan/untuk emosinya secara masuk akal dalam
menghadapi masalah.
2) Kompromi yaitu mengubah perjalanan suatu cara atau tujuan dengan posisi tawar-
menawar (bargaining) untuk memuaskan keinginan/emosinya dan bagaimana
caranya mencapai suatu tujuan yang sama-sama menguntungkan.
3) Menarik diri yaitu berupaya untuk menghilangkan sumber-sumber ancaman
secara fisik atau memuaskan keinginan/emosi tanpa melibatkan diri dalam
mengatasi masalah tersebut. Cara ini termasuk maladaptif.
b) Jenis mekanisme pertahanan ego adalah:
1) Kompensasi adalah mengalihkan kelemahan dirinya dengan menonjolkan/
mengunggulkan/menggantikan keberhasilan-keberhasilan aspek lainnya yang
dianggap sebagai aset dirinya.
2) Pengingkaran/denial adalah menghindarkan diri dan mengabaikan realitas yang
tidak menyenangkan terhadap dirinya, menolak untuk mengenalinya atau tidak setuju.
3) Displacement adalah pengalihan emosi pada objek lain atau orang lain yang lebih
ringan risikonya/bahayanya atau yang lebih netral.
4) Identifikasi adalah berupaya menjadi orang yang dikagumi dengan mengambil ide-
ide dan atau pemikiran/pendapat orang lain yang disukasinya tersebut (contohnya
mencoba menjadi seperti idolanya).
5) Rasionalisasi adalah memberikan alasan yang kuat/masuk akal agar diterima oleh
orang lain sebagai pengganti untuk menutupi peran perilaku dan motivasi yang tidak
dapat diterima orang lain untuk menyesuaikan diri terhadap impuls, perasaan dan
perilaku orang lain.
6) Introjeksi adalah mengidentifikasi perilaku yang kuat atau bersemangat mengambil
nilai/norma dari orang lain untuk diterapkan pada dirinya atau ke dalam struktur
egonya sendiri (tipe identifikasi yang hebat).
7) Isolasi adalah memisahkan diri secara emosional dari suatu pemikiran atau
permasalahn yang sedang terjadi saat ini bisa terjadi sementara/temporer atau menetap
dalam jangka panjang/lama.
8) Proyeksi adalah memindahkan pemikiran, dorongan, rangsangan emosional atau
motivasi kepada orang lain atau objek lain, biasanya dengan menyalahkan orang lain
atas ketidakberhasilan dirinya dalam suatu hal.
9) Over kompensasi adalah pola perkembangan sikap dan perilaku yang berlainan
dengan dorongan yang ada pada dirinya dan biasanya tidak sesuai dengan realitas
sebagai upaya kompensasi namun berlebihan, seperti bekerja/belajar secara
berlebihan.
10) Regresi adalah menghindari keterangan dengan kemunduran karakter perilaku pada
tingkat perkembangan sebelumnya.
11) Represi adalah menekan dorongan yang tidak dapat diterima secara sadar/tidak
disadari menekan pikiran, perasaan, kemauan, kemampuan, dan dorongan pada
dirinya akibat dari adanya hal-hal yang menyakitkan/konflik sebagai pertahanan ego
secara primer.
12) Pemisahan/splitting adalah memandang/membagi orang lain/situasi dalam dua
penggolongan yaitu kelompok baik/positif/negatif dalam dirinya.
13) Penghalus/sublimasi adalah mengganti suatu tujuan untuk suatu tujuan tertentu yang
tidak dapat diterima oleh orang lain/sosial dengan tujuan tertentu yang bisa diterima
secara sosial dengan perilaku yang biasanya bersifat menekan perasaannya sendiri.
14) Disosiasi adalah pemisahan diri sekelompok mental/proses perilaku dari keseluruhan
kesadaran/identitas.
15) Intelektualisasi adalah alasan/logika yang berlebihan yang digunakan untuk
menghindari perasaan yang mengganggu dirinya.
16) Supresi yaitu analog dengan represi dengan cara menekan perasaan dengan suatu
kesadaran dan bertujuan untuk menunda suatu tindakan sampai ada suatu kesempatan
untuk mengekspresikan.
17) Undoing yaitu bertindak/berkomunikasi secara sebagian-sebagian/meniadakan
tindakan/ informasi yang sebelumnya ada, hal ini sebagai pertahanan diri yang
primitif.
3. Resume Stress
a) Pengertian Stress
Stres adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau
beban kehidupan)” ( Dadang Hawari, 2001).
Stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam; yang menimbulkan suatu
ketegangan dalam diri seseorang “ (Soeharto Heerdjan, 1987).
Secara umum, yang dimaksud “Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang
menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain”.
Stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri, dan karena itu, sesuatu yang
mengganggu keseimbangan kita” ( Maramis, 1999).
Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht (2000) bahwa yang
dimaksud “Stres adalah ganguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan
dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan
individu di dalam lingkungan tersebut”.
b. Penggolongan Stres
Apabila ditinjau dari penyebab stress, menurut Sri Kusmiati Desminiarti (1990 ), dapat
digolongkan sebagai berikut.
1) Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperature yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat
bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.
2) Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormone, atau gas.
3) Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang menimbulkan penyakit.
4) Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur , fungsi jaringan, organ atau sistemik
sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
5) Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada masa bayi hingga tua.
6) Stres psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, social, budaya,
atau keagamaan.
Adapun menurut Brench Grand (2000), stress ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu :
a. Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian,
perceraian, pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.
b. Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti pertengkaran
rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Stres
1) Faktor biologis : Herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurofsiologik, dan
neurohormonal.
2) Faktor psikoedukatif/sosio cultural : Perkembangan kepribadian, pengalaman, dan kondisi
lain yang mempengaruhi.
d. Sumber Stres Psikologis
Menurut Maramis (1999), ada empat sumber atau penyebab stress psikologis, yaitu
a) Frustasi : Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral melintang,
misalnya apabila ada perawat Puskesmas lulusan SPK bercita-cita ingin mengikuti D3
Akper program khusus puskesmas, tetapi tidak diizinkan oleh istri/suami, tidak punya
biaya, dan sebagainya.
Frustasi ada yang bersifat intrinsic (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik
(kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi,
pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
b) Konflik : Timbulnya karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam keinginan,
kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya approach-approach conflict, approach-avoidance
conflict, atau avoidance-avoidance conflict.
c) Tekanan : Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari
dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi. Tekanan yang
berasal dari luar diri individu, misalnya orang tua menuntut anaknya agar di sekolah
selalu ranking satu atau istri menuntut uang belanja yang berlebihan kepada suami.
d) Krisis : Krisis yaitu keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stress pada individu,
misalnya kematian orang yang disayangi, kecelakaan, dan penyakit yang harus segera
dioperasi.
Keadaan stress dapat terjadi beberapa sebab sekaligus, misalnya frustasi, konflik, dan
tekanan.
e. Tahapan Stres
Menurut Dr. Robert J. Van Amberg (1979), sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dadang
Hawari (2001) bahwa tahapan stress sebagai berikut :
Stres tahap pertama (paling ringan), yaitu stress yang disertai perasaan nafsu bekerja yang
besar dan berlebihan , mampu meyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang
dimiliki, dan penglihatan menjadi tajam
Stres tahap kedua, yaitu stress yang disertai keluhan, seperti bangun pagi tidak segar atau
letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks,
lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort), jantung berdebar, otot tengkuk, dan
punggung tegang. Hal tersebut karena cadangan tenaga tidak memadai
Stres tahap ketiga, yaitu tahapan stress dengan keluhan, seperti defekasi tidak teratur
(kadang-kadang diare), otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit
hidup kembali (middle insomnia), bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali (late
insomnia), koordinasi tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.
Stres tahap keempat, yaitu tahapan stress dengan keluhan, seperti tidak mampu bekerja
sepanjang hari (loyo), aktivitas pekerjaan terasa sulit dan menjenuhkan , respon tidak
adekuat, kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi
dan daya ingat menurun, serta timbul ketakutan dan kecemasan.
Stres tahap kelima, yaitu tahapan stress yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental
(physical and psychological exhaustion), ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang
sederhana dan ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya rasa takut dan cemas,
bingung, dan panik.
Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stress dengan tanda-tanda, seperti jantung
berdebar keras, sesak napas, badan gemetar, dingin, dan banyak keluar keringat, loyo, serta
pingsan atau collaps.