Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH ELEKTRONIKA DAYA (KONVERTER)

DISUSUN OLEH :
1. ADI SISWANTO
2. ANDREAS ROLAND.S.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI MUSAMUS
MERAUKE
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rohmad dan karunia - Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Kami sampaikan terima kasih kepada orang tua kami yang telah membantu secara
material dan doa, agar kami dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik–baiknya, hingga
akhirnya terwujudlah laporan ini. Selain itu tidak lupa kami sampaikan rasa terima kasih yang
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami demi tercapainya
penyusunan laporan ini.
Pembuatan laporan ini bertujuan menambah pengetahuan kita tentang Konverter,
semoga dengan pembuatan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran
kami harapkan untuk memperbaiki segala kekurangan dalam penyusunan laporan ini.

Merauke, Desember 2017

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... iv
BAB I ................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ..................................................................................... 1
1.2. TUJUAN............................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 1
2.1. Pengertian Konverter ............................................................................................................ 1
2.2. Jenis-Jenis Konverter ................................................................................................................ 1
BAB IV ........................................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 31

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Terdapat banyak sekali komponen-komponen yang super canggih dengan fungsi dan
kelebihannya masing-masing. Tak jauh berbeda dengan converter atau yang sering disebut
dengan konverter ini merupakan suatu alat elektronika yang nantinya difungsikan untuk
mengkonverensi arus-arus output atau arus DC maupun AC. Alat yang satu ini seringkali
dimanfaatkan untuk mengubah rangkaian arus tertentu entah itu dari arus DC ke AC ataupun
sebaliknya. Dengan begitu, Anda bisa mendapati keperluan arus yang sesuai, bila pun ada
pengubahan dapat Anda sesuaikan dengan alat ini.

Di lihat dari kinerjanya, alat yang satu ini memang canggih dan sudah banyak diterapkan
untuk beberapa kebutuhan. Salah satu hingga beberapa diantara juga dapat Anda terapkan
untuk keperluan di setiap hari. Yang mana dengan adanya alat ini dapat dimanfaatkan untuk
mengubah arah dan nantinya akan menyeimbangkan arus yang dibutuhkan. Sehingga dalam
kata lain arus sebelum tak menjadi masalah ataupun tak menimbulkan resiko pada komponen
berarus lainnya karena alat ini telah mengantisipasinya.

Alat yang digunakan untuk mengubah daya listrik atau yang disebut dengan converter ini
seringkali dimanfaatkan pada dunia elektronika dan industri. Dimana pada alat ini, dapat
difungsikan sebagai pengubah arus listrik yang searah menjadi bolak-balik ataupun
sebaliknya. Di samping itu, difungsikan pula sebagai penyeimbang arus listrik bilamana
diterapkan pada suatu benda yang bermuatan listrik tertentu. Semua fungsi-fungsi tersebut
dapat disesuaikan terlebih dahulu dengan keempat macamnya, yakni:

- Cycloconverter yaitu sebuah pengubah dari arus AC ke AC dengan ukuran ataupun


tekanan arus yang berbeda.
- Chopper ialah alat yang mengubah arus DC ke DC.
- Rectifier disebut sebagai pengubah arus AC ke DC.
- Inverter yang berfungsi untuk mengubah arus dari DC ke AC

Dapat dikatakan bahwa alat yang satu ini dapat dispesifikan kembali berdasarkan
keperluan yang bersangkutan. Di mulai dari hitungan pengubahan arus untuk AC ke AC, DC
ke DC ataupun yang sebaliknya. Dalam artian arus yang diubah tak harus yang berbeda seperti
dari yang bolak-balik ke yang searah. Akan tetapi ditujukan pula untuk pengubahan arus yang
sama-sama satu arah ataupun bolak-balik dengan pengubahan arusnya pada posisi tertentu ke
posisi yang diinginkan. Dengan begitu, terlebih dahulu alat ini harus disesuaikan dengan
macamnya untuk mendapati fungsi yang dimaksudkan.

Di lihat dari manfaatnya, alat yang berperan dalam peralihan atas pengubahan daya sesuai
dengan kriteria ini bisa menjadikan kinerja suatu komponen lebih efektif dan efisien. Di mulai
dari pengubahan sekaligus untuk mendapati tekanan arus sesuai dengan level yang
dibutuhkan.

Sama juga dengan artinya alat yang difungsikan secara spesifik untuk mengatur, mengubah
serta menyeimbangkan adanya suatu arus. Dengan alat yang disebut converter ini, kinerja
tersebut dapat terbantu dengan mudahnya.

1
1.2. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui materi dari Konvektor.
2. Mengetahui fungsi masing-masing komponen.
3. Mengetahui cara kerja dan komplementasi dari konvektor.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Konverter
Konverter adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengubah tegangan searah alias
DC ke tegangan DC yang punya nilai berbeda. Terdapat dua mode konversi yang dapat
digunakan untuk mengubah tegangan tersebut. Mode pertama adalah konversi linear atau
linear conversion. Dan mode kedua adalah konversi peralihan atau switching conversion.

Konversi linear menurunkan tegangan yang berasal dari baterai dengan cara mengubah
kelebihan daya menjadi energi kalor atau panas. Metode ini sangat sederhana, meskipun pada
kenyataannya tidak begitu efisien. Konversi peralihan pada umumnya menggunakan
komponen magnetik guna menyimpan daya secara sementara.

Setelah itu daya yang disimpan secara sementara tersebut diubah menjadi tegangan
lainnya. Tegangan yang dihasilkan bisa lebih besar, atau lebih kecil, lebih rendah, atau
kebalikan (negatif) daripada tegangan input.

2.2. Jenis-Jenis Konverter

- Konverter Dc Ke Dc

1. Konverter Buck

Konverter jenis buck merupakan jenis konverter yang banyak digunakan dalam industri
catu-daya. Konverter ini akan mengkonversikan tegangan dc masukan menjadi tegangan dc
lain yang lebih rendah (konverter penurun tegangan).

Rangkaian ini terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET) dan satu saklar pasif (diode). Untuk
tegangan kerja yang rendah, saklar pasif sering diganti dengan saklar aktif sehingga susut
daya yang terjadi bisa dikurangi. Kedua saklar ini bekerja bergantian. Setiap saat hanya ada
satu saklar yang menutup. Nilai rata-rata tegangan keluaran konverter sebanding dengan rasio
antara waktu penutupan saklar aktif terhadap periode penyaklarannya (faktor kerja). Nilai
faktor kerja bisa diubah dari nol sampai satu. Akibatnya, nilai rata-rata tegangan keluaran
selalu lebih rendah dibanding tegangan masukannya.

Beberapa konverter buck bisa disusun paralel untuk menghasilkan arus keluaran yang
lebih besar. Jika sinyal ON-OFF masing-masing konverter berbeda sudut satu sama lainnya
sebesar 360o/N, yang mana N menyatakan jumlah konverter, maka didapat konverter dc-dc
N-fasa. Konverter buck N-fasa inilah yang sekarang banyak digunakan sebagai regulator
tegangan mikroprosesor generasi baru. Dengan memperbanyak jumlah fasa, ukuran tapis yang
diperlukan bisa menjadi jauh lebih kecil dibanding konverter dc-dc satu-fasa. Selain
digunakan sebagai regulator tegangan mikroprosesor, konverter buck multifasa juga banyak
dipakai dalam indusri logam yang memerlukan arus dc sangat besar pada tegangan yang

1
rendah.

Perlu dicatat bahwa arus masukan konverter buckc selalu bersifat tak kontinyu dan
mengandung riak yang sangat besar. Akibatnya pada sisi masukan, konverter buck
memerlukan tapis kapasitor yang cukup besar untuk mencegah terjadinya gangguan
interferensi pada rangkaian di sekitarnya. Konverter dc-dc jenis buck biasanya dioperasikan
dengan rasio antara teganan masukan terhadap keluarannya tidak lebih dari 10. Jika
dioperasikan pada rasio tegangan yang lebih tinggi, saklar akan bekerja terlalu keras sehingga
keandalan dan efisiensinya turun. Untuk rasio yang sangat tinggi, lebih baik kalau kita
memilih versi yang dilengkapi trafo.

2. Konverter Forward

Jika penerapan mensyaratkan adanya isolasi galvanis antara sisi masukan dan keluaran
atau bekerja dengan rasio tegangan yang sangat tinggi maka konverter jenis forward bisa
menjadi pilihan. Skema dari konverter dc-dc jenis forward diperlihatkan di Gb. 2(a). Jika
saklar MOSFET menutup maka beban akan merasakan tegangan yang besarnya sebanding
dengan tegangan masukan dikalikan rasio jumlah lilitan trafonya. Jika saklar MOSFET
menutup maka tegangan bebannya sama dengan nol. Akibatnya, nilai rata-rata tegangan beban
bisa diatur dengan mengatur faktor-kerja saklar. Rasio tegangan yang tinggi didapat dengan
memilih rasio jumlah lilitan trafo yang seusai.

Pada Gb. 2(a), trafo dilengkapi dengan belitan tersier dan dioda. Rangkaian ini berperan
saat saklar MOSFET terbuka. Belitan bantu dan dioda ini berfungsi untuk menjamin bahwa
fluksi magnetik di inti trafo telah turun kembali menjadi nol sebelum saklar MOSFET kembali
ditutup.

Tegangan maksimum yang dirasakan saklar aktif adalah tegangan sumber ditambah
tegangan primer trafo (tegangan beban dikalikan rasio jumlah lilitan primer terhadap
sekunder). Selain itu untuk menjamin bahwa fluksi magnetik selalu kembali menjadi nol
selama saklar aktif terbuka, saklar aktif tidak boleh dioperasikan dengan faktor-kerja lebih
dari 50%. Pada saat ini, konverter forward seperti di Gb. 2(a) banyak dipakai untuk daya
sampai 100 Watt.
Untuk daya yang lebih besar, rangkaian konverter forward dimodifikasi menjadi seperti
terlihat di Gb. 2(b). Dengan topologi ini, tegangan maksimum yang dirasakan saklar menjadi
berkurang. Topologi ini cocok untuk daya sampai 1000 Watt. Untuk daya kecil, topologi ini
tidak cocok karena susut daya di empat saklar yang digunakan menjadi sangat membebani
sistem.

2
3. Konverter Jenis Jembatan

Masalah utama yang dihadapi konverter forward adalah penggunaan trafo yang kurang
efisien. Penggunaan trafo kurang efisien karena trafo dimagnetisasi secara tak simetris
(gelombang tegangan trafo bukan gelombang bolak-balik). Untuk mengatasi masalah ini, kita
bisa menggunakan topologi setengah-jembatan (half-bridge) seperti terlihat di Gb. 3(a). Jika
saklar S1 ditutup maka trafo merasakan tegangan positif sedangkan jika saklar S2 ditutup
maka trafo merasakan tegangan negatif. Kelemahan utama dari topologi ini adalah tidak cocok
untuk dioperasikan dalam mode arus terkendali. Inilah alasan utama mengapa topologi ini
tidak banyak digunakan.

Untuk mengatasi masalah pada konverter setengah-jembatan, kita bisa menggunakan


topologi jembatan-penuh (full-bridge). Skema konverter ini diperlihatkan di Gb. 3(b). Untuk
memahami kinerja konverter jembatan-penuh, kita bisa menganggap sebagai dua konverter
setengah-jembatan seperti terlihat di Gb. 4. Masing-masing konverter setengah-jembatan
menghasilkan gelombang persegi yang berbeda fasa. Belitan primer trafo akan merasakan
selisih tegangan yang dihasilkan oleh dua konverter setengah-jembatan tersebut. Selisih
tegangan ini tergantung pada besarnya beda fasa antara dua gelombang tegangan yang
dihasilkan.
Dengan mode kerja seperti di Gb. 4, konverter jembatan-penuh bisa dirancang agar bekerja
dalam mode pensaklaran lunak (soft switching). Pada mode kerja ini, pembukaan dan
penutupan saklar selalu terjadi saat tegangan pada saklar sama dengan nol. Akibatnya, rugi-
rugi daya pensaklaran (rugi-rugi daya yang terjadi selama proses penutupan dan pembukaan
saklar) bisa ditekan menjadi sangat rendah.

Konverter daya jenis jembatan penuh ini cocok untuk penerapan daya besar sampai 5000
Watt. Walaupun komponen yang digunakannya banyak, manfaat yang didapat bisa
mengalahkan kerugiannya.

3
4. Konverter Push-Pull

Topologi turunan buck lain yang cukup popular adalah push-pull seperti terlihat di Gb. 5.
Keuntungan utama dari topologi ini adalah dua saklar yang digunakan bisa dikendalikan
dengan dua rangkaian gate yang referensinya sama. Ini akan sangat menyederhanakn
rangkaian kendali yang diperlukan sehingga bisa dibuat dalam satu chip. Topologi push-pull
cocok untuk penerapan dengan tegangan masukan yang rendah karena saklar akan merasakan
tegangan sebesar dua kali tegangan masukannya. Akibatnya, rangkaian ini cocok untuk
konverter daya yang dipasok dengan battery. Topologi ini banyak dipakai untuk daya sampai
500 Watt.

4
5. Topologi Boost

Topologi boost bisa menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi dibanding
tegangan masukannya (penaik tegangan). Skema konverter ini diperlihatkan di Gb. 6. Jika
saklar MOSFET ditutup maka arus di induktor akan naik (energi tersimpan di induktor naik).
Saat saklar dibuka maka arus induktor akan mengalir menuju beban melewati dioda (energi
tersimpan di induktor turun). Rasio antara tegangan keluaran terhadap tegangan masukan
konverter sebanding dengan rasio antara periode penyaklaran dan waktu pembukaan saklar.
Ciri khas utama konverter ini adalah bisa menghasilkan arus masukan yang kontinyu. Pada
saat ini, topologi boost banyak dipakai dalam penyearah yang mempunyai faktor-daya satu
seperti terlihat di Gb. 7. Pada rangkaian ini, saklar dikendalikan sedemikian rupa sehingga
gelombang arus induktor mempunyai bentuk seperti bentuk gelombang sinusoidal yang
disearahkan. Dengan cara ini, arus masukan penyearah akan mempunyai bentuk mendekati
sinusoidal dengan faktor-daya sama dengan satu. Pengendali konverter semacam ini sekarang
tersedia banyak di pasaran dalam bentuk chip.

5
6. Topologi Buck-Boost

Skema konverter buck-boost diperlihatkan di Gb. 8. Jika saklar MOSFET ditutup maka
arus di induktor akan naik, Saat saklar dibuka maka arus di induktor turun dan mengalir
menuju beban. Dengan cara ini, nilai rata-rata tegangan beban sebanding dengan rasio antara
waktu pembukaan dan waktu penutupan saklar. Akibatnya, nilai rata-rata tegangan beban bisa
lebih tinggi maupun lebih rendah dari tegangan sumbernya.

Masalah utama dari konverter buck-boost adalah menghasilkan riak arus yang tinggi baik
di sisi masukan maupun sisi keluarannya. Akibatnya, diperlukan tapis kapasitor yang besar di
kedua sisinya. Inilah salah satu alasan mengapa konverter buck-boost jarang dipakai di
industri.
Dalam industri, topologi yang sering dipakai adalah turunan buck-boost yang lebih popular
disebut konverter flyback. Skema konverter ini diperlihatkan di Gb. 9. Pada konverter ini,
energi tersimpan di trafo akan naik saat saklar MOSFET ditutup. Saat saklar dibuka, energi
tersimpan di trafo akan dikirim ke beban melalui dioda. Konverter ini sering dipakai untuk
menghasilkan banyak level tegangan keluaran dengan menggunakan beberapa belitan
sekunder trafo.
Konverter flyback biasa dipakai untuk daya sampai 100 Watt. Keuntungan utama dari
konverter flyback adalah menggunakan komponen yang paling sedikit dibanding konverter
jenis lainnya. Kelemahan utama dari topologi ini adalah tingginya tegangan yang dirasakan
oleh saklar.

6
7. Kombinasi Konverter

Untuk penerapan yang sangat khusus, kita bisa mengkombinasikan beberapa konverter
dasar sehingga didapat kinerja yang diinginkan. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan,
kita bisa menganggap konverter sebagai two-port network yang direpresentasikan seperti
terlihat di Gb. 10. Jika konverter bisa dianggap sebagai two-port network seperti di Gb. 10
maka empat macam kombinasi seperti terlihat di Gb. 11 bisa didapat. Konverter yang
dikombinasikan bisa lebih dari dua. Konverter yang dikombinasikan tidak harus mempunyai
topologi yang sama. Dengan kombinasi semacam ini, keuntungan dari beberapa jenis
konverter bisa digabung dan membuang kelemahannya.

Tergantung pada topologi dasar yang dipakai untuk membentuk two-port network tidak
semua empat macam kombinasi seperti di Gb. 11 bisa didapat. Tidak adanya isolasi galvanis
antara sisi masukan dan keluaran pada beberapa topologi menyebabkan tidak semua
kombinasi di Gb. 11 bisa diimplementasikan. Kombinasi semacam ini juga berlaku untuk
konverter dc-ac, ac-dc, dan ac-ac.

7
- KONVERTER AC ke AC

Converter AC ke AC Untuk menjalankan peralatan berat di dunia industri, terkadang kita


membutuhkan suatu sumber AC dengan amplituda dan frekuensi yang berbeda dengan
sumber AC yang disediakan oleh jaringan jala-jala/grid. Dalam hal ini jala-jala yang
disediakan oleh PT.PLN adalah bertegangan 220 AC 50 Hz.

Untuk mengubah tegangan AC 50 Hz tersebut, biasanya kita menggunakan suatu


rangkaian elektronika daya khusus, konverter AC-AC. Konverter AC-AC yang paling dikenal
adalah cycloconverter, yang mampu menurunkan frekuensi sumber sesuai dengan frekuensi
yang diinginkan.

Aplikasi Cycloconverter dapat dilihat pada industri-industri yang menggunakan motor


induksi berdaya besar dan dengan kecepatan yang rendah seperti industri pengolahan semen,
aplikasi pada rolling ball mill, scherbius drive, mine-winders yang berkapasitas lebih dari 20
MW.

8
Konverter AC-AC banyak juga dipakai pada sistem pembangkit listrik tenaga angin
(PLTB) berdaya besar, dan kecepatan berubah seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut
untuk sistem PLTB segala aplikasi generator.

(a) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed – rotor belitan)

(b) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed back to back conventer)

Sistem variable speed (d) dan (e) adalah sistem PLTB yang dibedakan berdasarkan jenis
generator yang digunakan.

(c) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed) (rotor sangkar)

9
(d) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed – rotor permanen magnet)

1. CYCLOCONVERTER DAN KONVERTER MATRIK AC-AC

Cycloconverter yang berbasis pada thyristor memiliki keterbatasan karena menghasilkan


harmonisa yang tinggi, menghasilkan faktor-daya yang rendah, dan hanya mampu
menurunkan frekuensi sumber. Namun karena hanya thyristor memiliki kemampuan daya
yang besar dan mudah didapat hingga saat kini, untuk penerapan konverter AC-AC berdaya
besar cycloconverter masih merupakan satu-satunya pilihan.

Konverter AC-AC bisa juga didesain dengan menggabungkan 2 buah atau lebih jenis
konverter, yang sering disebut dengan istilah konverter matrik. Konverter matrik ini sering
digunakan sebagai pengganti cycloconverter karena memiliki topologi yang lebih sederhana,
biasanya berupa sistem rectirfier-inverter yang berbasis pada saklar GTO/IGBT. Sayangnya
karena terbatasnya komponen saklar ini, masih sedikit perusahaan yang mampu
memproduksinya dan memasarkannya. Keunggulan teknologi konverter matrik AC-AC ini
adalah sudah mampu mengatasi masalah harmonisa dan faktor-daya. Frekuensinya keluaran
yang lebih tinggi dari sumber juga bisa dengan mudah dihasilkan.

2. CYCLOCONVERTER

Secara sederhana rangkaian elektronika daya cycloconverter satu phasa dapat dilihat pada
gambar 2(a). Untuk lebih mudah memahami kerja rangkaian ini dapat dibayangkan dengan
cara membagi topologi ini menjadi 2 buah rangkaian konverter tyristor-P dan rangkaian
konverter tyristor-N paralel yang nantinya bekerja secara bergantian. Konverter tyristor-P
bekerja untuk membentuk arus keluaran AC pada saat periode positip-nya, sedangkan
konverter tyristor-N bekerja setelahnya untuk membentuk arus keluaran AC pada periode
negatifnya.

Yang perlu penulis tekankan disini, komponen utama yang digunakan pada topologi ini
adalah 8 buah thyristor yang dihubungkan seperti rangkaian penyearah 1 fasa (jembatan
penuh) yang dihubungkan secara anti-paralel.

10
Gambar 2 Prinsip Kerja Single Phase Cycloconverter

Berikut adalah salah satu contoh apabila kita ingin mengubah sumber tegangan AC 50
Hz menjadi frekuensi yang lebih rendah (pada gambar 3 menjadi 16,67 Hz). Rangkaian
konverter tyristor lengan kiri bekerja sedemikian rupa dengan memainkan sudut penyalaannya
selama 1,5 periode sumber. Konverter tyristor lengan kanan bekerja setelahnya dengan sudut
penyalaan yang sama.

Yang perlu diperhatikan disini adalah ada banyak cara yang bisa digunakan untuk
memainkan sudut penyalaan atau memainkan integral cycle tegangan sumber agar dapat
menghasilkan tegangan AC frekuensi rendah yang memiliki harmonisa yang lebih kecil.
Gambar 3 ini hanyalah salah satu contoh teknik kendali yang paling sederhana.

Gambar 3 Bentuk gelombang tegangan masukan dan keluaran cycloconverter

11
Cycloconverter 3-fasa memiliki topologi yang mirip dengan cycloconverter 1-fasa.
Gambar 4 menunjukkan contoh cycloconverter 3-fasa dalam aplikasinya untuk menggerakan
motor 3-fasa.

Gambar 4 Cycloconverter 3-fasa

Bentuk gelombang keluaran sinus dari cycloconverter dapat diperoleh dengan cara
menambah jumlah pulsa sumbernya. Menggunakan 6-pulsa untuk cycloconverter 1 fasa, dan
12 pulsa untuk cycloconverter 3 fasa.

Gambar 5 (a) adalah bentuk gelombang keluaran dengan sumber masukan gelombang
AC 6-pulsa (3-fasa). Sedangkan gambar (b) adalah bentuk gelombang keluaran dengan
sumber masukan gelombang AC 12-pulsa (6-fasa). Gelombang AC enam fasa dapat
dihasilkan dengan cara menjumlahkan gelombang AC tiga fasa dengan gelombang AC tiga
fasa tersebut yang digeser sudutnya sejauh 30 derajat dengan menggunankan trafo tiga phasa
hubungan wye-delta (trafo penggeser fasa).

Gambar 5 Bentuk Gelombang Keluaran Cycloconverter (a) dengan menggunakan 6-pulsa


(b) dengan menggunakan 12-pulsa

12
Pada gambar 5, saat cycloconverter dihubungkan dengan beban RL, dapat dilihat
bahwa setiap konverter tyristor pada rangkaian eqivalen pernah bekerja pada fase retifying
dan inverting. Apabila tegangan keluaran dan arus keluaran dari konverter bernilai positip itu
artinya konverter-P bekerja sebagai penyearah. Sedangkan bila tegangan keluaran bernilai
negatif dan arus keluaran bernilai positip itu artinya aliran daya mengalir dari beban ke
sumber, konverter-P bekerja sebagai inverter. Pada fase berikutnya konverter-P akan berhenti
bekerja kemudian konverter-N akan bekerja menggantikan peran konverter-P untuk
membentuk fase selanjutnya (arus beban negatif).

Gambar 6 Kondisi kerja konverter-P dan konverter-N saat cycloconverter terhubung dengan
beban RL

3. MATRIK KONVERTER

Untuk mengubah frekuensi suatu sumber tegangan dapat juga diperoleh melalui dua tahap
berikut, yaitu mengubah sumber AC menjadi DC kemudian diubah lagi menjadi AC frekuensi
tinggi (AC-DC-AC) atau AC-AC-AC, atau biasa disebut DC link dan AC lik. Untuk
menghasilkan tegangan keluaran AC yang memiliki amplituda dan frekuensi yang bervariasi,
biasanya inverter dikendalikan dengan kendali PWM.

Pada prinsipnya AC link dan DC link adalah sama. Yang membedakan hanya, pada AC
link, tegangan bolak-balik sumber dinaikkan menjadi AC frekuensi tinggi terlebih dahulu
dengan menggunkana (rectifier + inverter + transformer frekuensi tinggi), selanjutnya dengan
menggunakan cycloconverter diturunkan lagi frekuensinya sesuai dengan frekuensi yang
diinginkan. Dengan cara ini keterbatasan komponen GTO/IGBT dapat diatasi.

Gambar 6 DC Link Konverter Matrik AC-AC


13
Bagaimana prinsip kerja dari konversi ac ke ac?
Cycloconverter adalah rangkaian elektronika daya yang dapat mengubah gelombang
masukan AC dengan frekuensi tertentu ke gelombang keluaran AC dengan frekuensi yang
berbeda. Pada Figure 1(a) dapat dilihat rangkaian daya cycloconverter satu phasa. Untuk lebih
mudah memahami kerja rangkaian ini sehingga dapat menurunkan frekuensi sumber adalah
dengan cara membagi topologi ini menjadi 2 buah rangkaian konverter tyristor-P dan
rangkaian konverter tyristor-N yang bekerja secara bergantian, seperti terlihat pada Figure
1(b). Konverter tyristor-P bekerja untuk membentuk arus keluaran pada saat periode positip-
nya, sedangkan konverter tyristor-N bekerja setelahnya untuk membentuk arus keluaran pada
periode negatif arus keluaran.
Pada Figure 2 terlihat bahwa untuk mengubah sumber tegangan AC 50Hz menjadi
frekuensi yang lebih rendah (16,67Hz), rangkaian konverter tyristor lengan kiri bekerja
sedemikian rupa dengan memainkan sudut penyalaannya selama 1,5 periode sumber.
Konverter tyristor lengan kanan bekerja setelahnya.
Pada Figure 3 terlihat bahwa untuk mengubah sumber tegangan AC 50Hz menjadi
frekuensi yang lebih rendah (10Hz), rangkaian konverter tyristor lengan kiri bekerja
sedemikian rupa dengan memainkan sudut penyalaannya selama 2,5 periode sumber.
Dari Figure 4. dapat dilihat bahwa setiap konverter tyristor pada rangkaian eqivalen
pernah bekerja pada fase retifying dan inverting. Apabila tegangan keluaran dan arus keluaran
dari konverter bernilai positip itu artinya konverter-P bekerja sebagai penyearah. Sedangkan
bila tegangan keluaran bernilai negatif dan arus keluaran bernilai positip itu artinya aliran
daya mengalir dari beban ke sumber, konverter-P bekerja sebagai inverter. Pada fase
berikutnya konverter-P akan berhenti bekerja kemudian konverter-N akan bekerja
menggantikan peran konverter-P untuk membentuk fase selanjutnya (arus beban negatif).

Bagaimana prinsip kerja dari konversi dc ke ac?

Konverter dc-ac dikenal juga sebagai inverter. Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan
dengan menggunakan 4 sakelar seperti ditunjukkan pada gambar dibawah. Bila sakelar S1
dan S2 dalam kondisi on, maka akan mengalir arus DC ke beban R dari arah kiri ke kanan.
Apabila yang hidup adalah sakelar S3 dan S4 maka akan mengair aliran arus DC ke beban R
dari arah kanan ke kiri. Inverter biasanya menggunakan rangkaian modulasi lebar pulsa atau
yang disebut Pulse Width Modulation dalam proses konversi tegangan DC menjadi AC.

 Inverter 1 Fasa

Pada dasarnya inverter merupakan sebuah alat yang membuat tegangan bolak-balik dari
tegangan searah dengan cara pembentukan gelombang tegangan. Namun gelombang tegangan
yang terbentuk dari inverter tidak berbentuk sinusoida melainkan berbentuk gelombang
dengan persegi. Pembentukan tegangan AC tersebut dilakukan dengan menggunakan dua
pasang saklar. Berikut ini merupakan gambar yang akan menerangkan prinsip kerja inverter
dalam pembentukan gelombang tegangan persegi.

 Inverter 3 fasa

Pada dasarnya prinsip kerja pada inverter 3 Phasa sama dengan inverter 1 phasa. Yaitu
dengan mengubah arus searah menjadi bolak-balik dengan frekuensi yang beragam. Dimana
tegangan arus DC ini dihasilkan oleh sirkuit converter untuk kemudian diubah lagi menjadi
arus AC oleh sirkuit inverter.

14
Konverter jenis buck merupakan konverter penurun tegangan yang mengkonversikan
tegangan masukan DC menjadi tegangan DC lainnya yang lebih rendah. Seperti terlihat pada
gambar 2, rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET), satu saklar pasif
(diode), kapasitor dan induktor sebagai tapis keluarannya.

Gambar 2 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck

Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif (dioda) sering diganti dengan saklar
aktif (MOSFET) sehingga susut daya pada saklar bisa dikurangi. Apabila menggunakan 2
saklar aktif, kedua saklar ini akan bekerja secara bergantian, dan hanya ada satu saklar yang
menutup setiap saat. Nilai rata-rata tegangan keluaran konverter sebanding dengan rasio
antara waktu penutupan saklar (saklar konduksi/ON) terhadap periode penyaklarannya.
Biasanya nilai faktor daya ini tidak lebih kecil dari 0.2, karena jika dioperasikan pada rasio
tegangan yang lebih tinggi, saklar akan bekerja dibawah keandalannya dan menyebabkan
efisiensi konverter turun. Untuk rasio (Vd/Ed) yang sangat tinggi, biasanya digunakan
konverter DC-DC yang terisolasi atau topologi yang dilengkapi dengan trafo.

a. Penyearah 1 Fasa Terkendali


Seperti telah dijelaskan pada modul terdahulu bahwa pada penyearah dengan dioda
sebagai komponen pensakelaran akan menghasil tegangan keluaran yang tetap. Dalam hal
ini untuk mengendalikan/ mengatur tegangan keluaran penyearah hanya dapat dilakukan
dengan menggunakan komponen pensakelaran yang memungkinkan untuk mengatur
tegangan fasa keluaran.
Tegangan keluaran dari penyearah ini dapat diatur/ dikendalikan dengan menvariasikan
besarnya sudut perlambatan penyalaan dari komponen tryristor.
Komponen pensakelaran thyristor dinyalakan dengan cara memberikan tegangan pulsa
sesaat (Vg) yang cukup pada kaki gate. Sementara proses pemadamannya dilakukan dengan
pemadaman secara natural, yaitu pemadaman dengan cara memberikan tegangan arah balik
Vak(-) pada thyristor pada saat arus anoda katoda tepat sama dengan nol.

Penyearah terkendali biasa juga disebut dengan converter ac-dc terkendali

dan digunakan secara luas untuk keperluan industri.


Terdapat dua jenis penyearah terkendali, yaitu:
1. Penyearah terkendali 1 fasa (Single phase converters)
2. Penyearah terkendali 3 fasa (Three-phase converters)

Setiap jenis converter ac-dc terkendali dapat


dikategorikan menjadi:

15
1. Konverter ac-dc semi terkendali (semiconverter)
2. konverter ac-dc terkendali penuh (full converter)
3. konverter ac-dc ganda (dual ac-dc converter)

Konverter semi terkendali merupakan converter ac-dc 1 kuadran, dan hanya mempunyai
1 polaritas positif untuk tegangan dan arus keluaran.
Konverter terkendali penuh sistem jembatan merupakan converter 2 kuadran, yang
memungkinkan tegangan mempunyai polaritas positif (+) atau negative (-), sementara
arus keluaran hanya mempunyai polritas positif (+).
Konverter ganda (dual converter) merupakan converter 4 kuadran, yang memungkinkan
tegangan dan arus keluaran mempunyai polaritas positif, ataupun negative.
1. Penyearah 1 Fasa Terkendali ½ Gelombang
Gambar 5.1 berikut ini menunjukkan rangkaian daya dari suatu penyearah 1
fasa ½ gelombang dengan beban resistor (R). Untuk setengah siklus positif dari tegangan
sumber thyristor T mengalami tegangan arah maju yang menyebabkan thyristor konduksi
(on state), dan akan aktif mulai dari t = dan menyebabkan mengalirnya arus pada
beban, sekaligus menyebabkan tegangan pada sisi beban R. Bila tegangan masukan
berubah arah ke negative pada t = thyristor mengalami tegangan arah balik dan
menyebabkan thyristor berubah dari keadaan on ke keadaan off (off state). Sudut
perlambatan penyalaan , didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh tegangan
masukan berubah menjadi negatife dimana pada saat tersebut thyristor dinyalakan.

Gambar 5.1 – Penyearah Terkendali 1 fasa ½ Gelombang beban


Resistor (R)

Tegangan rata-rata keluaran Vdc ditentukan dengan persamaan berikut:


The average output voltage Vdc is given by

16
Tegangan keluaran Vdc dapat divariasikan dari Vm/ to nol volt dengan cara
memvariasikan sudut perlambatan penyalaan  dari nol sampai dengan 

17
Selanjutnya besarnya tegangan rms diberikan melalui persamaan:

2. Penyearah 1 Fasa Terkendali Gelombang Penuh


Penyearah 1 fasa terkendali gelombang penuh merupakan pengembangan dari penyearah
1 fasa ½ gelombang. Penyearah ini terdiri dari empat buah komponen pensakelaran yang
dapat dikendalikan secara berpasang-pasangan. Penyearah jenis ini pada umumnya
banyak digunakan untuk menghasilkan catu daya teregulasi dengan kemampuan yang relatif
lebih kecil. Gambar 5.3 merupakan rangkaian daya dari suatu penyearah 1 fasa terkendali
gelombang penuh dengan beban yang dominan induktif, sehingga bentuk arus yang
mengalir pada sisi beban canderung merupakan arus dc rata. Thyristor T1 and T2
mengalami tegangan arah maju selama setengah siklus dari tegangan sumber. Bila ke dua
thyristor dinyalakan secara bersamaan pada t = , maka beban dihubungkan pada sumber
melalui T1 dan T2. Thyristors T1 dan T2 akan terus mengantar pada daerah t = 
sebagai akibat penggunaan jenis beban dominan induktif. Selama setengah silus negatif,
thyristor T1 dan T2 akan mengalami tegangan arah maju, dan pada saat t =  + 
thryristor T1 dan T2 akan mengalami tegangan arah balik (reversed biased) dan akan pada
(off) bersamaan dengan terjadinya komutasi alami dari tegangan sumber. Selanjutnya
pada periode   t  , tegangan dan arus masukan akan bernilai positif dan akan mengali
menuju beban. Mode operasi konverter pada kondisi ini adalah mode penyearah (rectification
mode).

18
Gambar 5.3 – Penyearah 1 Fasa Terkendali Gelombang Penuh
Beban Dominan Induktof
Seperti pada gambar pada periode   t   + , tegangan masukan akan bernilai
negatif, arus masukan bernilai positif yang menghasilkan daya mengalir pada beban dari
sumber. Dalam hal ini konverter beroperasi pada mode pembalik tegangan (inverter mode).
Konverter ini dapat menyulai daya dengan operasi 2 kuadrant dimana tegangan keluaran dapat
bernilai positif, ataupun negatif dan sangat ditentukan oleh nilai sudut perlambatan penyalaan.
Tegangan keluaran rata-rata dinyatakan persamaan:

Tegangan keluaran dapat divariasikan dalam range 2Vm/ sampai dengan -2Vm/
dengan cara memvariasikan sudut perlambatan penyalaan dari 0 sampai dengan . Besarnya
tegangan efektif keluaran dinyatakan dalam bentuk persamaan:

3. Penyearah 3 Fasa ½ Gelombang

19
Penyearah terkendali 3 fasa ½ gelombang menghasilkan tegangan keluaran pada sisi
beban yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyearah 1 fasa sistem jembatan. Demikian juga
frekuensi riak tegangan keluaran converter ac-dc 3 fasa lebih tinggi dibandingkan dengan
penyearah terkendali fasa tunggal. Gambar 5.4 memperlihatkan gelombang tegangan
masukan dan keluaran penyearah 3 fasa ½ jembatan. Seperti pada gambar 5.4, thyristor
T1 dinyalakan pada t = /6 + oleh karena Van mempunyai sudut lebih positif
pada interval /6  t  5/6. Thyristor T2 dinyalakan pada t = 5/6 +
karena Vbn mempunyai sudut fasa yang lebih positif pada 120° listrik berikutnya. Jika
Thyristor T2 dalam keadaan konduksi , thyristor T1 akan berada dalam keadaan off state
sejalan dengan nilai tegangan fasa ke fasa Vab berada dalam kondisi negative. Thyristor T3
akan dinyalakan pada saat t = 3/2 + bersamaan dengan itu thyristo T2 akan berada
pada keadaan off .

Gambar 5.4 Penyearah Terkendali 3 Fasa ½ Gelombang

Arus beban pada gambar 5.4 merupakan arus continue disebabkan oleh beban
merupakan beban yang dominan induktif. Khusus untuk beban resistof murni dan sudut

20
perlambatan penyalaan  > /6, maka arus beban akan merupakan arus discontinue, dan
setiap thyristor mengalami komutasi pada saat polaritas tegangan fasa akan berada pada daerah
negative. Frekuensi dari riak tegangan keluaran pada keadaan ini adalah sebesar 3fs, dengan
fs merupakan frekuensi tegangan suplai. Konverter ini biasanya tidak digunakan pada
rangkaian sederhana oleh karena arus masukan mengandung komponen dc yang cukup besar.
Khusus untuk arus beban continue, tegangan rata-rata pada sisi keluaran pada sisi beban
ditentukan dengan cara:

Selanjutnya tegangan efektif pada sisi keluaran dinyatakan dalam bentuk :

Untuk beban resistif dan   /6, maka tegangan rata-rata pada sisi beban dinyatakan dalam
bentuk:

Dan tegangan efektif pada sisi beban untuk beban resistof dinyatakan
dengan:

4. Penyearah 3 Fasa Terkendali Sistem Jembatan

Penyearah 3 fasa terkendali sistem jembatan merupakan penyearah 3 fasa


gelombang penuh. Diagram penyearah 3 fasa gelombang penuh dengan beban dominant
induktif diperlihatkan pada gambar 5.7 bersama-sama dengan gelombang tegangan dan
arus pada sisi masukan dan keluaran.

21
Gambar 5.7 Konverter 3 Fasa Terkendali Gelombang Penuh

Konverter jenis ini merupakan converter 3 fasa dengan operasi 2 kuadran,


dimana thyristor dinyalakan pada interval /3.

Oleh karena thyristor dinyalakan setiap selang 60°, maka frekuensi dari tegangan
riak keluaran adalah 6 kali frekuensi tegangan sumber. Pada interval t = /6 +
thyristor T6 sudah berada dalam keadaan aktif (on state) dan thyristor T1 dinyalakan.
Pada interval /6  t  /2, thyristor T1 dan T6 konduksi dengan tegangan jaring
Vab dirasakan pada sisi beban. Selanjutnya pada interval t = /2 + thyristor T2
22
diaktifkan bersamaan dengan tidak aktifnya (off state) thyristor T6 dengan komutasi natural.
Hal ini disebabkan karena pada saat thyristor T2 diaktifkan, tegangan jaring pada thyristor T6
berada pada nilai positif (Vbc), sehingga thyristor T6 mengalami tegangan arah balik.
Kemudian pada interval (/2 + )  t  (5/6 + ), thyristor T1 dan T2 akan
konduksi dan menyebabkan tegangan beban sama besar dengan tegangan jaring (line to line
voltage). Urutan konduksi dari ke 6 buah thyristor akan mengikuti pola T1T2, T3T3, T3T4,
T4T5, T5T6, dan T6T1.

Penentuan Besarnya tegangan rata-rata dan tegangan efektif (rms)


pada sisi beban.
Dengan memisalkan tegangan fasa netral dinyatakan dalam bentuk:

Hubungan tegangan jaring (line to line voltages) dinyatakan dalam bentuk persamaan:

Nilai tegangan keluaran rata-rata (average output voltage) ditentukan dengan persamaan:

Besarnya tegangan maksimum keluaran pada sisi beban diperoleh pada sudut perlambatan

penyalaan = 0, dan dinyatakan dengan :

23
Nilai tegangan efektif pada sisi beban ditentukan dengan persamaan:

2.3. Fungsi Dan Kelebihannya Masing-Masing.

Tak jauh berbeda dengan converter atau yang sering disebut dengan konverter ini
merupakan suatu alat elektronika yang nantinya difungsikan untuk mengkonverensi arus-arus
output atau arus DC maupun AC. Alat yang satu ini seringkali dimanfaatkan untuk mengubah
rangkaian arus tertentu entah itu dari arus DC ke AC ataupun sebaliknya. Dengan begitu, Anda
bisa mendapati keperluan arus yang sesuai, bila pun ada pengubahan dapat Anda sesuaikan
dengan alat ini.

Di lihat dari kinerjanya, alat yang satu ini memang canggih dan sudah banyak diterapkan
untuk beberapa kebutuhan. Salah satu hingga beberapa diantara juga dapat Anda terapkan
untuk keperluan di setiap hari. Yang mana dengan adanya alat ini dapat dimanfaatkan untuk
mengubah arah dan nantinya akan menyeimbangkan arus yang dibutuhkan. Sehingga dalam
kata lain arus sebelum tak menjadi masalah ataupun tak menimbulkan resiko pada komponen
berarus lainnya karena alat ini telah mengantisipasinya.

Alat yang digunakan untuk mengubah daya listrik atau yang disebut dengan converter ini
seringkali dimanfaatkan pada dunia elektronika dan industri. Dimana pada alat ini, dapat
difungsikan sebagai pengubah arus listrik yang searah menjadi bolak-balik ataupun sebaliknya.
Di samping itu, difungsikan pula sebagai penyeimbang arus listrik bilamana diterapkan pada
suatu benda yang bermuatan listrik tertentu.

Ketika kita mempelajari elektronika, yang pertama harus kita lakukan adalah mempelajari
dan mengenal terlebih dahulu komponen-komponen dasar elektronika. Dengan begitu maka
kita akan lebih mudah mempelajari elektronika dan membangun suatu sistem elektronika yang
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah 5 jenis komponen
dasar elektronika beserta fungsi dan simbolnya yang harus kamu ketahui, terdiri dari resistor,
kapasitor, induktor, dioda, dan transformator.

- Resistor

Resistor bila diterjemahkan artinya tahanan atau hambatan, yang berfungsi untuk
menghambat arus yang mengalir dalam suatu rangkaian tertutup. Kemampuan resistor

24
menghambat suatu arus kita disebut resistansi yang dinyatakan dalam satuan Ohm (Ω).
Besarnya nilai resistansi suatu resistor dapat kita lihat dari gelang-gelang warna yang terdapat
pada badan resistor.

Gambar dan Simbol Resistor

- Kapasitor

Kapasitor merupakan salah satu dari 5 komponen dasar elektronika yang fungsinya penting
untuk kamu ketahui karena sering digunakan. Kapasitor atau disebut juga dengan kondensator
merupakan komponen yang mampu menyimpan dan melepaskan muatan listrik.

Satuan dari kapasitor disebut dengan Farad, yang menunjukkan kemampuan kapasitor
dalam menyimpan muatan listrik atau kapasitansi. Farad diambil dari nama Michael Faraday,
seorang ilmuan yang menemukan kapasitor.

Gambar dan Simbol Kapasitor

25
- Induktor

Induktor adalah komponen yang digunakan sebagai beban induktif. Induktor berfungsi
sebagai penyimpanan energi dimedan magnet akibat tegangan listrik yang melaluinya.
Induktor yang ideal terdiri dari kawat yang dililit tanpa adanya nilai resistansi. Sifat-sifat
elektrik dari sebuah induktor ditentukan oleh panjangnya induktor, diameter induktor, jumlah
lilitan, dan bahan yang mengelilinginya. Nilai induktansi sebuah induktor dinyatakan dalam
satuan Henry.

Gambar dan Simbol Induktor

26
- Dioda

Dioda adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengahantarkan arus listrik ke
satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda bisa juga digunakan untuk
mengontrol arus, yakni sebagai saklar elektronik. Dioda terdiri dari 2 komponen elektroda yaitu
Anoda dan Katoda.

Gambar dan Simbol Dioda

- Transistor

Transistor merupakan komponen dasar elektronika yang harus kamu ketahui karena
memiliki banyak fungsi dan merupakan komponen yang memegang peranan sangat penting
dalam dunia elektronika modern ini. Pada prinsipnya transistor terdiri atas dua buah dioda yang
disatukan. Transistor terdiri dari 3 kaki yaitu Basis (B), Colector (C), dan Emitor (E). Agar
transistor dapat bekerja, kepada kaki-kakinya harus diberikan tegangan, tegangan ini
dinamakan bias voltage. Basis-Emitor diberikan forward voltage, sedangkan Basis-Colector
diberikan reverse voltage. Sifat transistor adalah bahwa antara Colector dan Emitor akan ada
arus (transistor akan menghantarkan) bila ada arus basis. Makin besar arus basis makin besar
penghantarannya.

Beberapa fungsi transistor diantaranya adalah sebagai penguat arus, sebagai Switch,
stabilitasi tegangan, modulasi sinyal, penyearah dan lain sebagainya.

27
Gambar dan Simbol Transistor

Bagaimana prinsip kerja dari konversi dc ke dc?

Pengubah daya DC-DC (DC-DC Converter) tipe peralihan atau dikenal juga dengan
sebutan DC Chopper dimanfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan keluaran DC yang
bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada beban. Daya masukan dari proses DC-
DC tersebut adalah berasal dari sumber daya DC yang biasanya memiliki tegangan masukan
yang tetap. Pada dasarnya, penghasilan tegangan keluaran DC yang ingin dicapai adalah
dengan cara pengaturan lamanya waktu penghubungan antara sisi keluaran dan sisi masukan
pada rangkaian yang sama. Komponen yang digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung
tersebut tidak lain adalah switch (solid state electronic switch) seperti misalnya Thyristor,
MOSFET, IGBT, GTO. Secara umum ada dua fungsi pengoperasian dari DC Chopper yaitu
penaikan tegangan dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih tinggi dari tegangan
masukan, dan penurunan tegangan dimana tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan
masukan.

 Prinsip kerja step – down choppers

Pada gambar (a), jika saklar SW ditutup pada saat t1, maka tegangan Vs akan melalui
beban. Jika saklar dimatikan atau di buka pada saat t2, tegangan yang melewati beban adalah
nol. Betuk gelombang output dan arus beban ditunjukan pada gambar (b). penggunaansaklar
pada chopper dapat implementasikan dengan menggunakan,Power BJT,Power MOSFET,GTO
atau SCR

 Prinsip kerja step –up chopper

Pada gambar (a), jika saklar SW ditutup pada saat t1,aruskan mengalir pada inductor dan
akan menyimpan energy pada inductor tersebut.Jika saklar terbuka pada saat t2, energy yang
tersimpan pada pada inductor dialirkan kebeban, betuk gelombang yang dihasilkan arus
inductor dapat dilihatpada gambar (b).

28
2.3. Implementasi Dari Konvekter
IMPLEMENTASI

- Konverter AC ke AC

Konverter AC ke AC atau biasa disebut dengan Cycloconverter / Matrix adalah suatu


rangkaian yang dapat mengubah arus AC tetap menjadi arus AC yang dapat dikendalikan
atau diatur. Konverter AC ke AC memiliki fungsi mengubah energi listrik arus bolak balik
menjadi arus bolak balik dengan tegangan maupun frekuensi yang lain. Misalnya listrik AC
220 V dengan frekuensi 50 Hz diubah menjadi listrik AC 110 V dengan frekuensi 100 Hz.

- Konverter DC ke DC

Konverter DC ke DC adalah suatu rangkaian yang dapat mengubah arus DC tetap


menjadi arus DC yang dapat dikendalikan atau diatur. Fungsinya adalah mengubah arus
searah ke dalam besaran yang berbeda. Misalnya listrik DC 15V diubah menjadi listrik DC
5V.

- Konverter DC ke AC

Konverter DC ke AC atau yang biasa disebut Inverter adalah suatu rangkaian dapat
mengubah arus DC tetap menjadi arus AC yang dapat dikendalikan atau diatur. Konverter
DC ke AC memiliki fungsi mengubah listrik searah menjadi listrik bolak-balik pada
tegangan serta frekuensi yang bisa diatur. Misalnya listrik DC 12 V dari akumulator diubah
menjadi listrik tegangan AC 220V dengan frekuensi 50 Hz.

29
BAB IV
KESIMPULAN
Kami dapat meyimpulkan begitu pentingnya converter di lingkup masyarakat dan Terdapat
banyak sekali komponen-komponen yang super canggih dengan fungsi dan kelebihannya
masing-masing. Tak jauh berbeda dengan converter atau yang sering disebut dengan konverter
ini merupakan suatu alat elektronika yang nantinya difungsikan untuk mengkonverensi arus-
arus output atau arus DC maupun AC. Alat yang satu ini seringkali dimanfaatkan untuk
mengubah rangkaian arus tertentu entah itu dari arus DC ke AC ataupun sebaliknya. Dengan
begitu, Anda bisa mendapati keperluan arus yang sesuai, bila pun ada pengubahan dapat Anda
sesuaikan dengan alat ini.

30
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Daryanto. 1995. Pengetahuan Teknik Listrik . Jakarta: PT Bumi aksara


http://fisika79.wordpress.com/2011/04/10/arus-listrik-ac-2/
http://www.mediabali.net/listrik_dinamis/sifatsifat_listrik_ac.html
http://kanagaartikeldanmakalah.blogspot.com/2011/02/generator-ac.html
http://ianhanes.blogspot.com/2012/06/searah-generator-adalah-mesin-yang.html
http://rendemen.wordpress.com/2011/11/24/generator/
http://oktanggrainitu.blogspot.com/2013/02/generator-ac-dc.html
http://elektroclan.blogspot.com/2013/05/generator.html
https://www.academia.edu/5791272/Induksi_Elektromagnetik_inilah_yang_mendasari_konsp

31
32

Anda mungkin juga menyukai