Anda di halaman 1dari 11

Penerapan Akuntansi Untuk Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 21 Pada

PUSKESMAS Palengaan Pamekasan

Evi Malia 1)
Jasilah 2)
malliephie@yahoo.co.id
Universitas Islam Madura

ABSTRACK
Income tax (PPh) Pasal 21 is the tax payable on the income become the taxpayer's liability to
pay for it. The earnings in question, namely in the form of salary, honorarium, benefits and other
payments with any name with respect to the work, services or activities performed by private
people tax payers in the country. Law No. 36 Year 2008 which are used in determining the tax
rate and payment procedures. The purpose of this research is to know the application of PPh 21
income tax accounting and the presentation of his report on public health Palengaan Pamekasan
and to know the analysis calculation of the PPh Pasal 21 and wages accounting employees at
Clinics Palengaan Pamekasan. The methods used in this research is descriptive method
quantitative. The research indicates that the application of accounting for income taxes income
tax pasal 21 at clinics palengaan i.e. upper cuts, remittance income tax pasal 21 and
penjurnalannya, PPh pasal 21 allowances that are actually covered by employer health centers
incorporated first into the elements of employee salary and benefits when the calculation of
income tax pasal 21 carried out ( income tax pasal 21calculated joined him). As well as the
calculation of income tax (PPh) pasal 21di Palengaan Pamekasan Clinics there are differences
between the calculations performed in Clinics with the calculation done researchers based on
the provisions of the legislation of taxation.
Keyword: Income Tax,
PENDAHULUAN Perusahaan merupakan suatu organisasi
yang didirikan oleh seseorang, sekelompok
Peran pajak bagi Negara Indonesia berfungsi orang atau badan lain yang kegiatannya
sebagai bukti penerimaan kas Negara. melakukan produksi dan distribusi dilakukan
Karena pajak berfungsi sebagai pengatur dengan menggabungkan berbagai faktor
dalam kegiatan ekonomi pada masa yang produksi, yaitu manusia, alam dan modal.
akan datang. Maka dari itu Fungsi pajak Bahwa dalam Kegiatan produksi dan
dibagi menjadi dua diantaranya : distribusi umumnya dilakukan untuk
Menjadikan pajak sebagai fungsi dimana mendapatkan benefit dan pengembangan
pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk usahanya yang dilakukan secara terus
memasukkan dana optimal ke kas Negara menerus dengan terang-terangan dalam
berdasarkan undang-undang perpajakan memperoleh keuntungan (benifit).
yang berlaku serta harus mampu
menghasilkan penerimaan yang tinggi dari Setiap perusahaan memiliki karyawan
sektor pajak. sebagai sumber daya pokok sekaligus
menjadi wajib pajak, pajak penghasilan dengan tiada mendapat jasa timbal
(PPh) pasal 21: Merupakan pajak terutang (kontraprestasi) yang langsung dapat
atas penghasilan yang menjadi kewajiban ditunjukkan dan yang digunakan untuk
Wajib Pajak untuk membayarnya. membayar pengeluaran umum.
Penghasilan yang dimaksud yaitu berupa
gaji, honorarium, tunjangan dan Fungsi pajak
pembayaran lain dengan nama apapun
Pajak merupakan sumber penerimaan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau
Negara yang mempunyai dua fungsi
kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak
Mardiasmo (2011 : 1), yaitu :
orang pribadi dalam negeri. Pajak
penghasilan PPH pasal 21 sebenarnya 1. Fungsi anggaran (budgetair) sebagai
ditanggung oleh perusahaan pemberi kerja sumber dana bagi pemerintah, untuk
dimasukkan terlebih dahulu ke dalam unsur membiayai pengeluaran-
gaji dan tunjangan kepada karyawan saat pengeluarannya.
menerima uang (Tunjangan PPh pasal 21 2. Fungsi mengatur (regulerend)
dihitung pph pasal 21-nya). Jadi seolah-olah sebagai alat mengatur atau
karyawan menerima uang Tunjangan PPh melaksanakan kebijaksanaan
tadi terlebih dahulu dan dihitung pula PPh pemerintah dalam bidang sosial
Pasal 21-nya, baru kemudian dipotong ekonomi.
kembali oleh perusahaan pemberi kerja.
Pajak yang berlaku bagi pegawai/karyawan Syarat pemungutan pajak
adalah pajak penghasilan pasal 21. Undang-
undang yang dipakai untuk mengatur Menurut Mardiasmo (2011:2) agar
besarnya tarif pajak, tata cara pembayaran pemungutan pajak tidak menimbulkan
dan pelaporan pajak adalah undang-undang hambatan atau perlawanan, pemungutan
nomor 36 tahun 2008 yang merupakan pajak harus memenuhi syarat sebagai
penyempurnaan bagi undang-undang berikut:
terdahulunya yaitu undang-undang no.17 1. Pemungutan pajak harus adil (syarat
tahun 2000. keadilan)
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Sesuai dengan tujan hukum, yakni
untuk mengetahui penerapan akuntansi mencapai keadilan, undang-undang dan
pajak penghasilan pph 21 dan penyajian pelaksanaan pemungutan harus adil.
laporannya pada Puskesmas Palengaan Adil dalam perundang-undangan di
Pamekasan. Dan untuk mengetahui analisis antaranya mengenakan pajak secara
perhitungan PPh Pasal 21 dan akuntansi atas umum, merata, serta disesuaikan dengan
gaji karyawan pada Puskesmas Palengaan kemampuan masing-masing.
Pamekasan. pelaksanaannya yakni dengan
TINJAUAN PUSTAKA memberikan hak bagi wajib pajak untuk
mengajukan keberatan. Penundaan
Pengertian pajak dalam pembayaran dan mengajukan
banding kepada majelis pertimbangan
Definisi atau pengertian pajak menurut pajak.
Soemitro (2011:1) dalam buku perpajakan
adalah sebagai berikut: “ pajak adalah iuran 2. Pemungutan pajak harus berdasarkan
rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (syarat yuridis)
undang-undang (yang dapat dipaksakan)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 2. Menurut sifatnya
1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang
memberikan jaminan hukum untuk berpangkal atau berdasarkan pada
menyatakan keadilan, baik bagi Negara subjeknya dalam arti
maupun warganya. memperhatikan keadaan diri wajib
pajak. Contoh : pajak penghasilan.
3. Tidak mengganggu perekonomian b. Pajak objektif, yaitu pajak yang
(syarat ekonomis) berpangkal pada objeknya tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib
Pemungutan tidak boleh mengganggu
pajak. Contoh: pajak pertambahan
kelancaran kegiatan produksi maupun
nilai dan pajak penjualan barang
perdagangan sehingga tidak
mewah.
menimbulkan kelesuan perekonomian
3. Menurut lembaga pemungutnya
masyarakat.
a. Pajak pusat, yaitu pajak yang
4. Pemungutan pajak harus efisien (syarat dipungut oleh pemerintah pusat dan
finansiil) digunakan untuk membiayai rumah
tangga Negara. Contoh: pajak
Sesuai fungsi budgetair, biaya penghasilan, pajak pertambahan
pemungutan pajak harus dapat ditekan nilai dan pajak penjualan atas
sehingga lebih rendah dari hasil barang mewah, dan bea materai.
pemungutannya. b. Pajak daerah, yaitu pajak yang
dipungut oleh pemerintah daerah
5. System pemungutan pajak harus dan digunakan untuk membiayai
sederhana rumah tangga daerah.
System pemungutan yang sederhana Sistem pemungutan pajak
akan memudahkan dan mendorong
masyarakat dalam memenuhi kewajiban Menurut Mardiasmo (2011:6) sistem
perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi pemungutan pajak adalah sebagai berikut:
undang-undang perpajakan yang baru.
1. Official Assessment System adalah suatu
Pengelompokan Pajak sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada pemerintah (fiskus)
Menurut Mardiasmo (2011:5) untuk menentukan besarnya pajak yang
pengelompokan pajak adalah sebagai terutang oleh Wajib Pajak.
berikut: 2. Self Assesment System adalah suatu
1. Menurut Golongannya. sistem pemungutan pajak yang memberi
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang wewenang kepada Wajib Pajak untuk
harus dipikul sendiri oleh wajib menentukan sendiri besarnya pajak
pajak dan tidak dapat dibebankan yang terutang.
atau dilimpahkan kepada orang 3. With Holding System adalah suatu
lain. Contoh : pajak penghasilan. sistem pemungutan pajak yang memberi
b. Pajak tidak langsung, pajak yang wewenang kepada
pada akhirnya dapat dibebankan pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib
atau dilimpahkan kepada orang Pajak yang bersangkutan) untuk menetukan
lain. Contoh : pajak pertambahan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
nilai. Pajak.
Pajak penghasilan a. Peserta perlombaan dalam segala
bidang, antara lain: perlombaan olah
Definisi atau pengertian pajak menurut raga, seni, ketangkasan, ilmu
Mardiasmo (2011:188) adalah : pajak pengetahuan, teknologi dan
penghasilan PPh pasal 21 adalah pajak perlombaan lainnya.
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, b. Peserta rapat, konferensi, sidang,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan pertemuan, atau kunjungan kerja.
nama dalam bentuk apapun sehubungan
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan Tarif Pajak Penghasilan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.
Subjek pajak dalam negeri, sebagaimana Direktorat Jenderal Pajak telah menerbitkan
dimaksud dalam pasal 21 Undang-undang Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor
Pajak Penghasilan. PER-31/PJ/2009 tentang pedoman teknis
tata cara pemotongan, penyetoran dan
Wajib pajak penghasilan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21
sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan
Menurut Mardiasmo (2011:191) penerima kegiatan orang pribadi. Peraturan tersebut
penghasilan yang dipotong PPh 21 adalah merupakan petunjuk pelaksanaan dari
Menteri Keuangan-252/PMK.03/2008,
orang pribadi yang merupakan :
tentang petunjuk pemotongan atas
1. Pegawai. penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,
2. Penerima uang pesangon, pensiun atau jasa dan kegiatan orang pribadi. Menghitung
uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, Pajak Penghasilan Pasal 21, terlebih dahulu
atau jaminan hari tua, termasuk ahli diketahui dasar pengenaan pajaknya. Untuk
warisnya. Wajib Pajak dalam negeri dan Badan Usaha
3. Bukan pegawai yang menerima atau Tetap, yang menjadi dasar pengenaan
memperoleh penghasilan sehubungan pajakya adalah Penghasilan Kena Pajak.
dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan,
Pajak penghasilan bagi Wajib Pajak dihitung
antara lain meliputi:
dengan cara mengalikan Penghasilan Kena
a. Tenaga ahli yang melakukan
Pajak dengan tarif pajak sesuai dalam
pekerjaan bebas, yang terdiri dari
Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17
pengacara, akuntan, arsitek, dokter,
didasarkan pada tarif Progresif, yaitu tarif
konsultan, notaris, penilai, dan
yang didasarkan pada lapisan Penghasilan
aktuaris.
Kena Pajak, yang artinya persentase tarif
b. Pemain music, pembawa acara,
yang digunakan semakin besar jika jumlah
penyanyi, pelawak, bintang film,
yang dikenakan pajak semakin besar. Tarif
bintang sinetron, bintang iklan,
Pasal 17 Undang-Undang Pajak
sutradara, kru film, foto model,
Penghasilan, yaitu:
peragawan/peragawati, pemain
drama, penari, pemahat, pelukis, dan Tabel 1. Daftar Tarif Pajak
seniman lainnya. PenghasilanLapisan
4. Peserta kegiatan yang menerima atau Lapis Lapisan penghasilan kena Tarif
memperoleh penghasilan sehubungan an pajak Pajak
dengan keikutsertaannya dalam suatu I s.d Rp. 50.000.000,00 5%
kegiatan antara lain meliputi:
II Di atas Rp. 50.000.000,00 s.d 15% METODE PENELITIAN
Rp.250.000.000,00
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
III Di atas Rp. 250.000.000,00 s.d 25% ini, yaitu penelitian deskriptif kuantitatif
Rp. yaitu data yang disajikan dalam bentuk
500.000.000,00 angka-angka atau bilangan yang dapat
dihitung dan dapat dibandingkan dari satu
IV Di atas Rp. 500.000.000,00 30% data dengan data yang lainnya. Adapun
Data-data tersebut berupa daftar gaji
karyawan dan perhitungan Pajak
Sumber: Undang-Undang RI No. 36 Tahun
Penghasilan (PPh) Pasal 21. Penelitian ini
2008 pasal 17.
dilakukan dengan menggunakan data pada
Konsep Akuntansi Pajak Puskesmas Palengaan Pamekasan.
Banyaknya jumlah pegawai dan lebih dari
Akuntansi pajak (tax accounting) satu jenis pegawai yang bekerja di
merupakan bidang akuntansi yang bertujuan puskesmas memunculkan kompleksitas
untuk menetapkan besar kecilnya jumlah pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 21 yang
pajak. Sederhananya, akuntansi pajak menarik untuk dikaji lebih mendalam
bertugas menangani, mencatat, meng- khususnya untuk karyawan yang
kalkulasi dan menganalisa serta membuat memperoleh penghasilan tidak teratur pada
strategi pajak berkaitan dengan kejadian Puskesmas Pamekasan.
atau transaksi ekonomi perusahaan. Laporan
Akuntansi Pajak disusun serta disajikan Tempat Dan Waktu Penelitian
dengan berdasar pada peraturan perpajakan
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
yang berlaku walaupun ada ketidak cocokan
Palengaan Pamekasan. di Jalan Raya
aturan antara akuntansi pajak dengan
Palengaan Pamekasan. Waktu penelitian ini
pedoman laporan keuangan
berlangsung pada Bulan Juni.
Perlakuan akuntansi tentang pajak
Teknik Analisis Data
penghasilan PPH 21
Perlakuan akuntansi tentang pajak Tahap-tahap yang dilakukan untuk
menganalisa data yang ada adalah sebagai
penghasilan PPH 21 bahwa pajak
berikut :
penghasilan diperlakukan sebagai biaya bagi
perusahaan. Oleh karena itu pajak 1. Mengumpulkan data-data berkaitan
penghasilan harus diasosiasikan dengan laba dengan penelitian yaitu daftar gaji
dimana pajak penghasilan tersebut karyawan.
dikenakan atau diperhitungkan. Proses untuk
mengasosiasikan dengan laba dimana pajak 2. Menganalisis perhitungan Pajak
penghasilan itu dikenakan disebut alokasi Penghasilan (PPh) Pasal 21 terhadap gaji
pajak karena tarif penghasilan berubah-ubah karyawan.
dari waktu ke waktu, maka diperlukan suatu
metode alokasi agar diperoleh kepastian dan Rumusnya:
perlakuan yang konsisten terhadap pajak
1. Penghasilan Bruto – biaya jabatan –
penghasilan tersebut beserta penyajiannya
iuran dana pensiun, JHT, THT
dalam laporan keuangan.
dibayar sendiri = Penghasilan Netto.
2. Penghasilan Netto – PTKP = PKP
3. PKP x Tarif PPh 21. No Nama Gaji PPh 21
Tarif PPh 21 : 0 – 50 jt = 5% 1. Nur Rahma 3.912.60 43.145
> 50 – 250 jt = 15% 0
2. Karmiatus 3.248.30 28.987
> 250 – 500 jt = 25% Sakdiyah 0
3. Junaidah 4.429.30 87.991
> 500 jt = 30% 0
4. Syarofah 3.912.60 41.245
3. Menganalisis penerapan akuntansi atas
Handayani 0
pemotongan dan penyetoran (PPh) Pasal
21 atas gaji karyawan. Adapun penerapan 5. Herman 4.383.30 62.008
akuntansinya atas pemotongan, Hidayat 0
penyetoran PPh Pasal 21 nya yaitu atas 6. Indriana 3.639.20 28.908
penjurnalan dari puskesmas. 0
7. Sri Daryati 3.639.20 28.908
4. Membandingkan perhitungan Pajak 0
Penghasilan (PPh) Pasal 21 dan 8. Ihmiriyani 3.639.20 28.908
penerapan akuntansi perpajakan oleh 0
puskesmas dengan Undang-Undang dan 9. Istyorini 3.528.10 23.891
peraturan perpajakan (PPh) Pasal 21. 0
Adapun perbandingannya yaitu 10 Endang Tri 3.639.20 37.216
membandingkan jumlah perhitungan . Anggraini 0
karyawan dengan yang akan dilakukan 11 Abdur 2.898.70 -
perhitungan sekarang. . Rahman 0
12 Eva -
HASIL PENELITIAN DAN . Widianti 2.898.70
PEMBAHASAN 0
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di 13 Lilik 3.181.30 -
Puskesmas Palengaan . Sukarsih 0
14 Subiarto 31.813
Berdasarkan hasil penelitian yang telah . 3.714.90 0
dilakukan di Puskesmas Palengaan diperoleh 0
data 15 Mohammad 26.150
. Soudy 3.714.90
berupa daftar gaji sebanyak 34 karyawan. 0
Jumlah tersebut adalah jumlah karyawan 16 Uswatun 17.350
yang masuk daftar database Dinas . Hasanah 3.714.90
Kesehatan Kabupaten Pamekasan yang 0
ditempatkan di Puskesmas Palengaan. 17 Kurrotul 2.724.40 -
Diantara 34 karyawan tersebut, terdapat 17 . Aini 0
karyawan di dalam daftar tersebut yang 18 Astutik 3.247.50 70
dipotong PPh Pasal 21 adalah sebagai . 0
berikut:
19 Rukiyah 3.349.80 7.370
Tabel 2 . 0
20 Abdul Wari 3.455.30 12.795
Daftar gaji karyawan Puskesmas Palengaan . 0
21 Fathol Bari 3.247.50 2.104 data yg diperoleh dari objek hanya daftar
. 0 gaji karyawan dan tidak ada cara
perhitungan serta penjurnalannnya yang
sesuai dengan UU Perpajakan. Begitu pula
22 Busri 2.928.30 - berdasarkan hasil wawancara dengan
. 0 bendahara Puskesmas juga tidak tau cara
menghitung (PPh) Pasal 21. Mengatakan
23 Indra 2.752.30 -
bahwa : “ Tidak ada cara perhitungan pajak
. Wahyuni 0
penghasilan PPh Pasal 21 yang sesuai
24 Sugianto B 3.419.50 16.691 berdasarkan KUP No. 16 tahun 2009 dan
. 0 Undang-undang No. 36 tahun 2008 Pasal
17 tentang pajak penghasilan di Puskesmas
tersebut”.
25 Henni -
. Andanurulit 2.481.80 Dari data yang ada, dapat kita simpulkan
a 0 bahwa yang termasuk penambah
26 Dwi Rose 2.481.80 - penghasilan karyawan berupa tunjangan di
. Miniarti 0 antaranya tunjangan struktur, Tunjangan
27 Nurus 2.809.50 - fungsional dan tunjangan
. Syamsiyah 0 umum serta PPh Pasal 21 sebagai
28 Mahmudi 2.481.80 - penambah Gaji pokok karyawan dan yang
. 0 menjadi pengurangnya adalah beras, PFK,
29 Sugianto 2.332.50 - PPh, dan sewa hutang rumah.
. 0
30 Hidayatur 2.332.50 - Perhitungan PPh (Pasal 21)
. Rahmah 0 Berdasarkan ketentuan KUP No. 16 Tahun
31 Siti Jamilah 2.381.10 - 2009 dan Undang-undang perpajakan RI No.
. 0 36 Tahun 2008 Pasal 17 tentang pajak
32 Dwi Ratna 2.237.90 - penghasilan, bahwa perhitungan PPh Pasal
. Anggarini 0 21 terhadap gaji karyawan Puskesmas
33 Suyatmi 2.456.00 - Palengaan. Adalah sebagai berikut : Rumus
. 0 =
34 Mistari 2.751.60 -
1. (Penghasilan Bruto – biaya jabatan –
. 0
iuran dana pensiun, JHT, THT dibayar
Sumber: Puskesmas Palengaan. sendiri = Penghasilan Netto.
Dan berdasarkan hasil wawancara dengan 2. Penghasilan Netto – PTKP = PKP
bapak Herman Hidayat selaku bendahara 3. PKP x Tarif PPh Pasal 21)
Puskesmas Palengaan tentang tata cara Adapun perhitungan PPh Pasal 21
pemotongan PPh Pasal 21 atas karyawan atas karyawan menurut UU Perpajakan:
adalah : “Bahwa terdapat beberapa
tunjangan penghasilan seperti tunjangan 1. Januari 2016 Nur Rahma bekerja di
struktur, fungsional, pajak dan tunjangan puskesmas palengaan dengan status
beras yang dimasukkan dalam pemotongan menikah (k/0), menerima penghasilan
Pajak (PPh) Pasal 21’’. Penjelasan : Bahwa bruto sebulan Rp. 4.568.205,- maka
perhitungan PPh Pasal 21 dihitung Gaji = Rp. 4.872.230,-
sebagai berikut : Tunjangan Struktur = Rp. 500.053,-
Tunjangan Beras = Rp. 144.840,-
Gaji = Rp. 3.912.600,- Tunjangan PPh Pasal 21 = Rp. 87.991,- +
Tunjangan Struktur = Rp. 540.040,-
Tunjangan Beras = Rp. 72.420,-
Tunjangan PPh Pasal 21 = Rp. 43.145,- + Penghasilan Bruto = Rp. 5.605.114,-

Penghasilan Bruto = Rp. 4.568.205,- Biaya Jabatan 5% x Penghasilan Bruto


= Rp. 280.255,-
Biaya Jabatan 5% x Penghasilan Bruto = Iuran Pensiun 47,5% = Rp. 266.242,- _
Rp. 228.410,-
= Rp. 546.497,-
Iuran Pensiun 47,5% = Rp. 216.989,- _
Penghasilan Netto setahun x 12
= Rp. 5.058.617,- x 12
= Rp. 4.122.806,-
= Rp. 60.703.404,-
Penghasilan Netto setahun x 12 WP OP = Rp. 36.000.000,-
= Rp. 4.122.806,- x 12= Rp. 49.473.672 ,- Kawin = Rp. 3.000.000,-
WP OP = Rp. 36.000.000,- 1 Anak = Rp. 3.000.000,- +
= Rp. 42.000.000,-
Kawin = Rp. 3.000.000,- + PKP = Rp. 18.703.404,-
= Rp. 39.000.000,-
PKP = Rp. 10.473.672,-
Tarif Pajak 5% x PKP
Tarif Pajak 5% x PKP
= 5% x Rp. 10.473.672,- = 5% x Rp. 18.703.404,-
= Rp. 523.683,-12
= Rp. 935.170,-12
PPh Pasal 21 = Rp. 43.640,-
PPh Pasal 21 = Rp. 77.931,-
Adapun Jurnal Akuntansinya Sebagai
Adapun Jurnal Akuntansinya Sebagai
Berikut :
Berikut :
Beban Gaji Rp. 4.872.230,-
Beban Gaji Rp. 4.568.205,-
PPh pasal 21 Rp. 77.931,-
PPh pasal 21 Rp. 43.640,- Kas/Bank Rp. 4.385.007,-
Potongan PFK Rp. 565.154,-
Kas/Bank Rp. 4.176.905,-
3. Januari 2016 Karmiatus Sakdiyah
Potongan Rp. 434.900,- bekerja di puskesmas palengaan dengan
status menikah (k/2), dan punya 2
2. Januari 2016 Junaidah bekerja di
anak menerima penghasilan bruto
Puskesmas Palengaan dengan status
sebulan Rp.4.771.793,- maka
menikah (k/1), dan punya 1 anak
perhitungan PPh Pasal 21 dihitung
menerima penghasilan bruto sebulan
sebagai berikut :
Rp. 5.605.114,- maka perhitungan PPh
Pasal 21 dihitung sebagai berikut :
Gaji = Rp. 3.248.300,- Tabel 3
Tunjangan Struktur = Rp. 750.064,-
Tunjangan Beras = Rp. 289.680,- Perbandingan Pajak PPh Pasal 21 Karyawan
Tunjangan PPh Pasal 21 Puskesmas Palengaan.
= Rp. 28.987,- +
No Nama Hasil Hasil
Penghasilan Bruto = Rp. 4.771.793,-
Perhitungan Perhitungan
Biaya Jabatan 5% x Penghasilan Bruto Puskesmas Peneliti
= Rp. 238.586,- Palengaan
Iuran Pensiun 47,5% = Rp. 266.660,- _
Rp. 465.246,- 1. Nur Rahma Rp. 43.145,- Rp. 43.640,-

Penghasilan Netto setahun x 12 2. Karmiatus Rp. 28.987 Rp. 27.827,-


= Rp. 4.306.547,- x 12 Sakdiyah
= Rp. 51.678.564,- 3. Junaidah Rp. 87.991 Rp. 77.930,-
WP OP = Rp. 36.000.000,- 4. Syarofah Rp. 41.245 Rp. 41.749,-
Kawin = Rp. 3.000.000,- Handayani
2 Anak = Rp. 6.000.000,- + 5. Herman Rp. 62.008,- Rp. 63.474,-
= Rp. 45.000.000,- Hidayat
6. Indriana Rp. 28.908 Rp. 28.854,-
PKP = Rp. 6.678.564,-
7. Sri Daryati Rp. 28.908 Rp. 28.854,-
Tarif Pajak 5% x PKP 8. Ihmiriyani Rp. 28.908 Rp. 28.854,-
9. Istyorini Rp. 23.89 Rp. 23.619,-
= 5% x Rp. 6.678.564,- 10. Endang Tri Rp. 37.216 Rp. 37.024
Anggraini
= Rp. 333.928,-12
11. Subiarto Rp. 31.858,- Rp. 32.342,-
PPh Pasal 21 = Rp. 28.827,- 12. Mohammad Rp. 26.150 Rp. 26.206,-
Soudy
Adapun Jurnal Akuntansinya Sebagai 13. Uswatun Rp. 17.350 Rp. 17.538,-
Berikut : Hasanah
14. Rukiyah Rp. 7.370 Rp. 6.576,-
Beban Gaji Rp. 3.703.062,-
15. Abdul Wari Rp. 12.795 Rp. 12.253,-
PPh pasal 21 Rp. 39.161,- 16. Fathol Bari Rp. 2.104 Rp. 1.228,-
17. Sugianto B Rp. 16.691 Rp. 16.504,-
Kas/Bank Rp. 3.332.756,- Sumber : Data Diolah
Potongan PFK Rp. 409.467 Berdasarkan tabel di atas bahwa ada
perbedaan Perhitungan PPh Pasal 21
Setelah dihitung menurut KUP No. 16 terhadap gaji karyawan Puskesmas
Tahun 2009 dan UU Perpajakan No 36 Palengaan, untuk semua karyawan ada
Tahun 2008 Pasal 17 tentang pajak beberapa pajak penghasilan pph pasal 21
penghasilan, terdapat perbedaan dengan yang berbeda dengan daftar gaji.
daftar gaji karyawan Puskesmas Palengaan. Perhitungan pajak untuk karyawan terdapat
Seperti yang tercantum pada tabel dibawah perbedaan antara perhitungan dari
ini : puskesmas dengan perhitungan yang
dilakukan peneliti sesuai dengan KUP No.
16 Tahun 2009 dan UU perpajakan No. 36
Tahun 2008 Pasal 17 tentang pajak tunjangan pajak sebesar 100% dari jumlah
penghasilan. PPh Pasal 21 yang terutang. Seperti
perhitungan di bawah ini :
Hasil analisis Pajak Penghasilan (PPh)
atas tunjangan pajak - Nur Rahma (k/0):
Hasil penelitian yang dilakukan di Gaji = Rp. 3.912.600,-
Puskesmas Palengaan mengenai PPh Pasal Tunjangan = Rp. 612.460,- +
21 menunjukkan bahwa PPh Pasal 21
dimasukkan kedalam tunjangan gaji yang Penghasilan Bruto = Rp. 4.525.060,-
menambah penghasilan. Sebagai contoh Pengurang :
yaitu :
Sewa hutang Rumah = Rp. 7.000,-
Nur Rahma bekerja di Puskesmas Palengaan PFK = Rp. 391.260,- _
dengan status menikah (K/0), menerima
penghasilan bruto sebulan Rp. 4.568.205,-
maka perhitungan PPh Pasal 21 berdasarkan = Rp. 4.126.800,-
KUP No.16 Tahun 2009 dan UU perpajakan
Potongan PPh 21 = Rp. 43.145,- _
No. 36 Tahun 2008 Pasal 17 tentang pajak
= Rp. 4.083.655,-
penghasilan, sebesar Rp. 43.640,- hasil
perhitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal
Cara menanggung PPh Pasal 21 yang kedua
21 sebesar Rp. 43.640,-menunjukkan jumlah
(menanggung PPh tanpa memberikan
pajak terutang setiap bulan yang harus
tunjangan pajak) dalam istilah peraturan
dibayar oleh karyawan (Nur Rahma).
pajak disebut dengan PPh Ditanggung
Berdasarkan UU PPh menanggung PPh Pemberi Kerja. Dengan cara ini, PPh Pasal
tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, 21 yang terutang atas gaji karyawan dibayar
yang pertama dengan seolah-olah sendiri oleh pemberi kerja dan PPh Pasal 21
memberikan tunjangan pajak (Tunjangan yang dibayar (ditanggung) oleh si pemberi
PPh) seperti layaknya memberikan kerja itu tidak dimasukkan sebagai unsur
tunjangan struktur, tunjangan beras, penghasilan karyawan.
tunjangan fungsional atau lainnya. Dengan
cara ini, PPh Pasal 21 yang sebenarnya
ditanggung oleh perusahaan pemberi kerja Adapun jurnal akuntansinya sebagai berikut
dimasukkan terlebih dahulu ke dalam unsur :
gaji dan tunjangan kepada karyawan saat
penghitungan PPh Pasal 21 dilakukan Beban Gaji Rp. 4.568.205,-
(Tunjangan PPh Pasal 21 ikut dihitung PPh PPh pasal 21 Rp. 43.640,-
Pasal 21-nya). Jadi seolah-olah karyawan Kas/Bank Rp. 4.176.905,-
menerima uang Tunjangan PPh tadi terlebih Potongan Rp. 434.900,-
dahulu dan dihitung pula PPh Pasal 21-nya, KESIMPULAN
baru kemudian dipotong kembali oleh
perusahaan pemberi kerja. Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini
adalah :
Besarnya Tunjangan PPh dapat disesuaikan
dengan kebijakan Puskesmas Palengaan. 1. Bahwa ada perbedaan antara perhitungan
Puskesmas atau pemberi kerja bisa saja Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di
menerapkan kebijakan untuk memberikan Puskesmas Palengaan Pamekasan dengan
perhitungan yang dilakukan peneliti Akuntansi Untuk Pajak
berdasarkan ketentuan Undang-undang Penghasilan (PPH) Pasal 21 Pada
Perpajakan PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk.
2. Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 di
Puskesmas Palengaan yang sebenarnya Cabang dotulolong Lasut. Jurnal Ekonomi
ditanggung oleh puskesmas pemberi dan Bisnis, Vol. 2, No. 1: 457-
kerja dimasukkan terlebih dahulu ke 468.
dalam unsur gaji dan tunjangan kepada
Sudiyanto. 2005. Sistem Administrasi
karyawan saat penghitungan PPh Pasal
Pajak Penghasilan (PPh) pasal
21 dilakukan (Tunjangan PPh Pasal 21
21 di PT.(Persero) Pertamina
ikut dihitung PPh Pasal 21-nya).
Unit Pemasaran IV Semarang.
SARAN Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang.
1. Perlunya pengetahuan tentang perpajakan
minimal tentang PPh Pasal 21 agar pihak Utomo, Dwiarso., Setiawanta, Yulita., dan
yang bertanggung jawab mengetahui tata Yulianto, Agung. 2011.
cara bagaimana dalam menghitung Pajak Perpajakan Aplikasi dan Terapan.
PPh 21 sesuai dengan peraturan UU Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
perpajakan No. 36 Tahun 2008 Pasal 17
Undang-Undang KUP dan Peraturan
tentang pajak penghasilan.
Pelaksanaannya tentang
2. Bagian administrasinya perlu
penetapan peraturan pemerintah
memperbaharui setiap peraturan
pengganti undang-undang nomor
perundang-undangan yang baru mengenai
5 tahun 2008 tentang perubahan
perpajakan agar tidak terjadi kesalahan
keempat atas undang-undang
pemotongan baik lebih maupun kurang
nomor 6 tahun 1983 tentang
bayar yag bisa mengakibatkan kesalahan
ketentuan umum dan tata cara
pembayaran gaji karyawan.
perpajakan menjadi Undang-
DAFTAR PUSTAKA undang Republik Indonesia nomor
16 tahun 2009.
Jusup, Al. Haryono. 2011. Dasar- Dasar
Akuntansi Jilid I Ke-7. Undang-Undang PPh dan Peraturan
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Pelaksanaannya tentang
Ekonomi YKPN. perubahan ke empat atas undang-
undang nomor 7 tahun 1983
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. tentang pajak penghasilan menjadi
Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET. undang-undang no 36 tahun 2008.
Sadeli, Lili, M. 2010. Dasar-Dasar https://www.academia.edu/12/12Akuntansi.
akuntansi. Jakarta: PT. Bumi Perpajakan (diakses juni 2016.)
Aksara.
http://nichonotes.blogspot.co.id/2014/09/pen
Sugiono. 2012. Metode Penelitian gertian.akuntansi.perpajakan.
Kuantitatif dan Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta. Html (di akses juni 2016.)

Sinon Dotulong, S.S., Pangemanan., H.


Sabijono. 2014. Penerapan

Anda mungkin juga menyukai