Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 1 Juni 2017 : 61-71 ISSN No.

2085-580X

POTENSI TIMBULAN SAMPAH PADA OBJEK PARIWISATA BARU DI


KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
(POTENTIALS OF WASTE DRINKING IN NEW TOURISM OBJECT IN REGENCY
BANTUL YOGYAKARTA)

Ahmad Darmawi
1
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Sekretariat Jenderal
Sekolah Menengah Kejuruan - SMTI Pontianak Jl. Sulawesi Dalam No.31. Pontianak
2
Faculty of Agriculture Tecnology UGM, jln. flora 1 Bulaksumur Sleman
3
Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281
e-mail: darmawi@kemenperin.go.id

ABSTRAK
Lingkungan pantai merupakan suatu kawasan yang spesifik, dinamis, kaya keanekaragaman hayati dan
banyak manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan pantai ini sangat potensial untuk dikembangkan baik
sebagai kawasan wisata, budaya, pertanian, pertambangan, perikanan dan laboratorium alam bagi
kepentingan ilmiah, dalam kenyataannya banyak pengelola kebersihan menghadapi berbagai masalah
dan kendala sehingga mereka tidak dapat menyediakan pelayanan yang baik sesuai dengan ketentuan
teknis dan harapan masyarakat. Disana sini sering terjadi pencemaran akibat pengelolaan yang kurang
baik sehingga menimbulkan berbagai masalah pencemaran selama pelaksanaan kegiatan teknis
penanganan persampahan. Hasil penelitian didapatkan komposisi berat sampah oranik pada kawasan
wisata pantai 78,17% merupakan daun-daun, 19,87% sisa limbah rumah makan. Komposisi volume
sampah organik pada kawasan wisata pantai 63,26% merupakan daun-daun, 33,27% sisa limbah rumah
makan.
Kata kunci: Potensi timbulan sampah, objek pariwisata, pantai baru Jogjakarta

ABSTRACT
The coastal environment is a specific area, dynamic, rich in biodiversity and many benefits to the
community. This coastal environment is very potential to be developed both as a tourist area, culture,
agriculture, mining, fishery and natural laboratory for scientific interest, in fact many sanitation managers
face various problems and constraints so they cann’t provide good service in accordance with technical
provisions and expectations Community. Here there is often pollution due to poor management resulting in
various problems of pollution during the implementation of technical activities handling waste. This study
is aimed the result of the research, it is found that the weight composition of oranik in coastal tourism area
is 78,17% is leaves, 19,87% waste of restaurant waste. The composition of volume of organic waste in
coastal tourism area is 63,26% are leaves, 33,27% waste of restaurant waste.
Keywords: Potential of waste generation, tourism object, new beach of Jogjakarta

PENDAHULUAN adalah pohon Cemara Udang (casuarina


Di Dusun Ngentak, Desa Poncosari equisetifolia l) yang merindangi sepanjang
Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul. pantai sehingga membuat suasana
Secara astronomi keberadaan Kecamatan semakin teduh.
Srandakanterletak di 1100 14’ 46” Bujur Pohon Cemara Udang tahan terhadap
Timur dan 070 56’ 20” Lintang Selatan. garam, sehingga pohon ini digunakan
Berdasarkan posisi geografisnya Kcamatan sebagai pengendali erosi di daerah pantai
Srandakan terletak dibagian paling barat (Irwanto ,2006). Manfaat lain sebagai
daya dari wilayah Kabupaten Bantul. Luas bahan pulp, kayu perkakas, naungan /
wilayah 18,32 km2, panjang pantai 4,5 km peneduh, tanaman hias, reklamasi lahan,
dengan ketinggian 2 – 7 dari permukaan dan memperbaiki tanah. Dengan adanya
laut (BPS, 2012). Selain menikmati alam wisatawan yang berkunjung ke kawasan
pantai, pengunjung juga dapat menenikmati Pantai Baru selain menguntungkan para
kuliner, aneka sajian ikan laut segar. pedagang kuliner yang berjualan juga
Puluhan warung atau gazebo dengan menimbulkan efek lain yaitu masalah
masakan khas masing-masing siap sampah sisa-sisa makanan dari para
melayani pengunjung. Daya tarik lainnya wisatawan. Masalah lain di kawasan Pantai
sebagai daerah pantai di Pantai Baru Baru sendiri adalah banyaknya daun-daun

61
POTENSI TIMBULAN SAMPAH PADA OBJEK PARIWISATA BARU DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA… Ahmad
Darmawi

Cemara Udang yang berguguran di pengolahan dan pemrosesan akhir


kawasan pantai yang merusak sampah1). Dari kegiatan penanganan
kenyamanan dan keindahan pantai. sampah tersebut, terdapat 3 (tiga) lokasi
Saat ini pengelolaan sampah dan penanganan yaitu: tempat sumber sampah
limbah yang ditimbulkan dari sisa-sisa (salah satunya rumah tangga), tempat
makanan dan daun-daun Cemara Udang penampungan sementara atau tempat
yang berguguran hanya dikelola dengan pengolahan sampah terpadu dan tempat
cara ; kumpul – angkut – buang. Sampah pemrosesan akhir. Kalau dikaitkan dengan
daun-daun Cemara Udang kemudian lokasi TPA yang umumnya jauh dari
dibakar, sedangkan sisa-sisa makanan sumber sampah, sehingga biaya
dibiarkan hingga menyebabkan bau yang pengangkutan sampah menjadi mahal,
kurang sedap di sekitar kawasan Pantai maka upaya daur ulang sampah yang
Baru, yang mengakibatkan tercemarnya dilakukan di lokasi yang semakin dekat
lingkungan dan memberikan suatu dampak dengan sumber sampah menjadi semakin
yang kurang baik bagi lingkungan baik. Dengan demikian upaya daur ulang
(darmawi, 2013; Naria dkk 2015; Adha dkk. sampah rumah tangga menjadi kompos
2016). menjadi sangat tepat untuk dilakukan
Lingkungan pantai merupakan suatu (Sahwan dkk, 2016).
kawasan yang spesifik, dinamis, kaya Dalam kenyataannya banyak pengelola
keanekaragaman hayati dan banyak kebersihan menghadapi berbagai masalah
manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan dan kendala sehingga mereka tidak dapat
pantai ini sangat potensial untuk menyediakan pelayanan yang baik sesuai
dikembangkan baik sebagai kawasan dengan ketentuan teknis dan harapan
wisata, budaya, pertanian, pertambangan, masyarakat. Disana sini sering terjadi
perikanan dan laboratorium alam bagi pencemaran akibat pengelolaan yang
kepentingan ilmiah (Muflih et al, 2015; kurang baik sehingga menimbulkan
Soedarso et al, 2016; Wibowo, 2011). berbagai masalah pencemaran selama
Kondisi yang terjadi di kawasan Pantai pelaksanaan kegiatan teknis penanganan
Baru sudah memiliki elemen-elemen persampahan yang meliputi: pewadahan,
pengelolaan sampah, akan tetapi kesemua pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,
elemen tersebut tidak berjalan secara pengolahan, dan pembuangan akhir.
maksimal, berdasarkan data yang penulis Berbagai potensi yang menimbulkan
dapatkan dan observasi dilapangan, berbagai dampak dapat meliputi (Affandi
adanya wadah, alat pengumpulan dan dkk, 2015;Suryani, 2016; Heriyani dkk,
pengangkutan sampah masih dilakukan 2013) adalah : (a) Perkembangan vektor
secara manual, rute pengangkutan hanya penyakit, wadah sampah merupakan
sebatas di kawasan Pantai Baru saja tempat yang sangat ideal bagi
sehingga masih banyak terdapat sampah- pertumbuhan vektor penyakit terutama lalat
sampah yang belum tertangani secara baik, dan tikus. Hal ini disebabkan dalam wadah
dikawasan tersebut belum memiliki fasilitas sampah tersedia sisa makanan dalam
untuk daur ulang serta TPA yang ada jumlah yang besar; (b) pencemaran udara,
hanya berupa tempat penampungan yang Sampah yang menumpuk dan tidak segera
terbuat dari semen persegi yang kondisnya terangkut merupakan sumber bau tidak
tidak di gunakan secara maksimal dan sedap yang memberikan efek buruk bagi
kumuh. daerah sensitif sekitarnya seperti
Data mengenai timbulan, komposisi, permukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan
dan karakteristik sampah merupakan hal lain-lain; (c) pencemaran air, prasarana dan
yang sangat menunjang dalam menyusun sarana pengumpulan yang terbuka sangat
sistem pengelolaan persampahan di suatu potensial menghasilkan lindi terutama pada
wilayah. Data tersebut harus tersedia agar saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau
dapat disusun suatu alternatif sistem tanah sekitarnya akan menyebabkan
pengelolaan sampah yang baik. Jumlah terjadinya pencemaran; (d) pencemaran
timbulan sampah ini biasanya akan tanah, pembuangan sampah yang tidak
berhubungan dengan elemen-elemen dilakukan dengan baik misalnya di lahan
pengelolaan sampah (Damhuri dan Padmi, kosong atau TPA yang dioperasikan secara
2010; Pramudia dkk, 2016). sembarangan akan menyebabkan lahan
Kegiatan penanganan sampah setempat mengalami pencemaran akibat
merupakan rangkaian kegiatan mulai dari tertumpuknya sampah organik dan mungkin
pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, juga mengandung Bahan Buangan

62
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 1 Juni 2017 : 61-71 ISSN No.2085-580X

Berbahaya (B3); (e) gangguan estetika, Penelitian ini menggunakan metode


lahan yang terisi sampah secara terbuka penelitian eksperimen dengan
akan menimbulkan kesan pandangan yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
sangat buruk sehingga mempengaruhi Metode eksperimen digunakan untuk tujuan
estetika lingkungan sekitarnya; (f) dampak menguji dampak suatu treatment (atau
sosial, hampir tidak ada orang yang akan suatu intervensi) terhadap hasil penelitian,
merasa senang dengan adanya yang dikontrol oleh faktor-faktor lain yang
pembangunan tempat pembuangan dimungkinkan juga memengaruhi hasil
sampah di dekat permukimannya. tersebut (Creswell, 2012)
Berdasarkan permasalahan di atas c. Pengumpulan dan Analisis Data
maka perlu adanya solusi yang tepat untuk
Pengumpulan data dilakukan dengan
merubah perilaku masyarakat dalam hal ini
Pengambilan contoh timbulan sampah
adalah pedagang, pengunjung dan
dikawasan wisata pantai dilakukan selama
masyarakat sekitar kawasan pantai
delapan hari berturut-turut pada lokasi yang
bagaimana menangani potensi timbulnya
sama sesuai dengan Standar Nasional
timbulan sampah yang di sebabkan aktifitas
Indonesia (SNI, 1994).
pada kawasan wisata pantai tersebut.
Dengan mengetahui potensi timbulan
sampah, selanjutnya akan mampu mencari 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
suatu metode dan cara penanganannya, a. Pengukuran Timbulan Sampah
dengan memberikan penyelesaian secara Daun Cemara Udang
nyata bagaimana memanfaatkan limbah Penelitian ini bertujuan untuk
dan sampah yang mencemari kawasan mengetahui berapa besar timbulan sampah
wisata pantai tersebut, sehingga menjadi yang bersumber dari daun Cemara Udang
lebih berdaya guna dan memberikan di kawasan Pantai Baru, Kabupaten Bantul.
dampak positif terhadap kawasan pantai, luas lokasi pengambilan contoh timbulan
sehingga akan tercipta kawasan zero waste sampah daun Cemara Udang adalah 20 m
pada kawasan wisata pantai. x 20 m. Dari hasil pengukuran contoh
timbulan sampah daun Cemara Udang di
kawasan Pantai Baru, dapat di hitung
1. METODELOGI PENELITIAN jumlah volume rata-rata dan berat rata-rata
a. Waktu dan Lokasi Penelitian daun Cemara Udang yang dihasilkan. Hasil
Penelitian ini dilakukan di kawasan pengukuran timbulan sampah daun
Pantai Baru Dusun Ngentak, Desa Cemara Udang pada luas lokasi tersebut
Poncosari Kecamatan Srandakan untuk volume rata-rata timbulannya
Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Penelitian sebesar 264 liter/hari, sedangkan berat
dimulai pada bulan Januari 2013 sampai rata-rata timbulan sampah daun Cemara
dengan bulan Juli 2013. Udang sebesar 15,25 Kg/hari.
b. Metode Penelitian

Pengukuran Timbulan Daun Cemara Udang


450
Volume Timbulan (Liter)

400
350
300
250
200
150
100
50
0
Kamis Jum’at Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis
Volume 374 273 410 176 218 195 243 223
Berat 21,6 15,8 23,7 10,2 12,6 11,3 14,1 12,9

Gambar 1. Grafik pengukuran contoh timbulan sampah daun cemara udang

63
POTENSI TIMBULAN SAMPAH PADA OBJEK PARIWISATA BARU DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA… Ahmad
Darmawi

Gambar 1 dapat dilihat besarnya volume sangat kecil pada hari minggu yaitu
volume timbulan dan berat timbulan sebesar 178 liter pada kondisi cuaca
sampah daun Cemara Udang. Volume normal. Sedangkan berat contoh timbulan
contoh timbulan daun Cemara Udang daun Cemara Udang sangat besar terjadi
sangat besar terjadi pada hari sabtu yaitu pada hari sabtu sebesar 23,7 Kg dan berat
sebesar 410 liter dikarenakan kondisi pada contoh timbulan daun Cemara Udang
saat dilkukanpengambilan contoh timbulan sangat kecil pada hari minggu sebesar 10,2
sampah daun Cemara Udang dilapangan Kg.
turunnya hujan selama 25 menit, dan

Gambar 2. Peta Kawasan Wisata Pantai Baru

Gambar 2 menunjukkan peta kawasan data hasil pengukuran, untuk luas area
pengukuruan luas area yang ditumbuhi kawasan Pantai Baru yang di tumbuhi
pohon Cemara Udang di Pantai Baru, pohon cemara udang adalah lebar 80 meter
pengukuran yang dilakukan ditandai dan panjangnya 467 meter, sehingga luas
dengan garis merah putus-putus. area yang terdapat tumbuhan pohon
Pengukuran dilakukan sebanyak sepuluh cemara udang adalah 37.360 meter
titik dengan lebar pengukuran 80 meter dan persegi. Untuk jumlah pohon cemara udang
panjang titik pengukuran 50 meter. Dalam pada area luas tersebut terdapat sebanyak
setiap kotak pengukuran dihitung jumlah 726 batang, Pohon Akasia sebanyak 85
pohon cemara udang serta beberapa jenis batang, Pohon Pandan 11 rumpun dan
pohon dan tumbuhan lain yang ada dalam Pohon Ketepeng 2 batang.
area pengambilan titik pengukuran. Dari

64
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 1 Juni 2017 : 61-71 ISSN No.2085-580X

Jumlah Pohon Cemara Udang


Jumlah Pohon Cemara
90 88 89
82 84
76 75
66

40
36

area 1 area 2 area 3 area 4 area 5 area 6 area 7 area 8 area 9 area 10

Gambar 3. Jumlah Pohon Cemara Udang

Timbulan Sampah Cemara Udang Setiap Area


600

500

400

300

200

100

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Vol (Liter) 541 264 436 554 594 581 587 502 495 238
Berat (Kg) 31,26 15,25 25,16 32,03 34,31 33,55 33,93 28,98 28,59 13,73

Gambar 4. Timbulan Sampah Daun Cemara Udang

Gambar 3 dan Gambar 4 memberikan Baru Kabupaten Bantul sebesar 4.792 liter
data jumlah pohon Cemara Udang dan dan 276 kg.
timbulan sampah daun cemara udang
berdasarkan pengukuran yang dilakukan
b. Pengukuran Timbulan Sampah
peneliti. Area pengukuran 5 merupakan
Warung Makan
pohon Cemara Udang paling banyak yaitu
Berdasarkan hasil observasi dan
90 pohon, dengan volume timbulan sebesar
pengamatan yang dilakukan selama
594 liter dan berat timbulan sebesar 34,31
penelitian terdapat 78 bangunan kios dan
kg. Area pengukuran 10 terdapat pohon
warung makan yang berada dalam
cemara udang paling sedikit yaitu 36
kawasan Pantai Baru. Pada kenyataannya
batang, dengan volume timbulan sebesar
tidak seluruh kios dan warung makan
238 liter dan berat timbulan sebesar 13,73
menjalankan usahanya setiap hari. Pada
kg. Berdasarkan data pengukuran timbulan
saat pengambilan data primer ini dilakukan
sampah daun Cemara Udang setiap area
hanya didapati ± 12 kios dan warung
pengukuran maka didapatkan total jumlah
makan saja membuka usahanya pada hari
volume serta berat timbulan sampah daun
senin – jumat, sedangkan untuk hari sabtu
Cemara Udang perhari di kawasan Pantai

65
POTENSI TIMBULAN SAMPAH PADA OBJEK PARIWISATA BARU DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA… Ahmad
Darmawi

dan minggu terdapat ± 58 kios dan warung makannya antara pukul 08.00 – 19.00 Wib.
makan. Pengambilan data volume (liter) Pada pengambilan timbulan sampah yang
dan berat (kg) timbulan sampah yang dihasilkan oleh lima warung makan selama
dihasilkan dari tiap kios dan warung makan delapan hari secara berurutan (SNI, 1994) .
untuk mendapatkan data timbulan sampah Dari data contoh timbulan sampah dari
perharinya peneliti mengambil 5 warung lima warung makan yang diukur didapatkan
makan dari ±12 kios dan warung makan volume contoh timbulannya yaitu rata-rata
yang membuka usahanya. Dimana setiap sebesar 105 liter perhari, sedangkan berat
harinya warung makan yang peneliti ambil contoh timbulan sampah warung makan
datanya menjalankan usah warung rata-rata sebesar 12,55 kilogram perhari.

Pengukuran Timbulan Sampah Warung Makan


450
400
Volume Sampah (Liter)

350
300
250
200
150
100
50
0
Kamis Jum’at Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis
Volume (liter) 64 44 67 116 404 47 45 52
Berat (kg) 7,6 5,2 8 13,8 48,7 5,6 5,3 6,2

Gambar 5. Grafik pengukuran contoh timbulan sampah warung makan

Analisis data secara grafik Gambar 5 sangat besar terjadi pada hari minggu
menunjukkan bahwabesarnya volume sebesar 48,7 Kg dan berat contoh timbulan
contoh timbulan dan berat contoh timbulan sampah warung makan sangat kecil pada
sampah dari lima warung makan. Volume hari selasa sebesar 5,3 Kg.
contoh timbulan sampah warung makan Untuk mengetahui contoh timbulan
sangat besar terjadi pada hari senin yaitu sampah kios dan warung makan yang ada
sebesar 404 liter dikarenakan pada hari di kawasan Pantai Baru Kabupaten Bantul
minggunya merupakan hari libur sehingga adalah dengan membandingkan
didapati begitu banyak pengunjung yang pengukuran contoh sampah warung makan
datang dan hadir bersama keluarganya yang diambil dari 5 warung makan selama
untuk berwisata dan makan di kawasan delapan hari, dengan seluruh kios dan
Pantai Baru. Volume contoh timbulan warung makan kawasan Pantai Baru yang
sampah warung makan sangat kecil pada membuka usahanya dari hari senin sampai
hari selasa yaitu sebesar 45 liter karena dengan minggu Tabel 1, dengan
pengunjung dan wisata relatif berkurang mengasumsikan bahawa volume dan berat
pada hari tersebut. Sedangkan berat timbulan sampah pada saat pengukuran
contoh timbulan sampah warung makan adalah sama :

66
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 1 Juni 2017 : 61-71 ISSN No.2085-580X

Tabel 1. Timbulan Sampah Warung Makan Berdasarkan Jumlah


Jumlah Warung
Makan yang Volume Sampah Berat Sampah
menjalankan Warung Makan(Liter) Warung Makan(Kg)
Usahanya(Buah)
5 105 12,55
10 210 25,1
15 315 37,65
20 420 50,2
25 525 62,75
30 630 75,3
35 735 87,85
40 840 100,4
45 945 112,95
50 1050 125,5
55 1155 138,05
60 1260 150,6
65 1365 163,15
70 1470 175,7
75 1575 188,25
80 1680 200,8

c. Perbandingan Volume dan Berat makan yang dilakukan selama 8 hari


Contoh Timbulan Sampah di Kawasan secara berurutan dapat dilihat pada
Pantai Baru Gambar 6 sedangkan persentase
Perbandingan volume contoh timbulan perbandingan volume sampah yang ada di
sampah daun cemara udang dan volume kawasan Pantai Baru dapat dilihat pada
contoh timbulan sampah dari warung Gambar 7.

4792
5000

4000

3000

2000 1218

1000 252

0
sampah daun sampah sampah Warung
cemara udang Warung makan makan sabtu -
senin - jumat minggu

Gambar 6. Grafik volume timbulan sampah

67
POTENSI TIMBULAN SAMPAH PADA OBJEK PARIWISATA BARU DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA… Ahmad
Darmawi

19% Volume sampah daun


4% cemara udang (liter/hari)

77% Volume sampah Warung


makan senin - jumat
(liter/hari)

Gambar 7. Persentase volume timbulan sampah

Perbandingan berat contoh timbulan Gambar 8 sedangkan persentase


sampah daun cemara udang dan berat perbandingan berat sampah yang ada di
contoh timbulan sampah dari warung kawasan Pantai Baru dapat dilihat pada
makan yang dilakukan selama 8 hari Gambar 9.
secara berurutan dapat dilihat pada

276,79
300

200 145,58

100 30,12

0
sampah daun
cemara udang

Gambar 8. Grafik Berat timbulan sampah

Berat sampah daun


cemara udang (Kg/hari)
32%

Berat sampah Warung


61% makan senin - jumat
(Kg/hari)

7% Berat sampah Warung


makan sabtu - minggu
(Kg/hari)

Gambar 9. Persentase berat timbulan sampah

68
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 1 Juni 2017 : 61-71 ISSN No.2085-580X

d. Komposisi Sampah di Kawasan 2010) komposisi dan sifat-sifat sampah


Pantai Baru Kabupaten Bantul menggambarkan keanekaragaman aktivitas
Pengelompokan berdasarkan manusia yang berada dalam kawasan
komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai Pantai Baru. Komposisi sampah yang
% berat (biasanya berat basah) atau % ditampilkan pada tebel dibawah ini adalah
volume (basah) dari kertas, kayu, kulit, sampah daun cemara udang dan sampah
karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan, dari warung makan yang dikumpulkan pada
dan lain-lain. Tabel 2 menggambarkan selang waktu pengukuran selama 8 hari,
tipikal komposisi sampah di kawasan sehingga didapatkan komposisi sebagai
Pantai Baru. Menurut (Damhuri dan Padmi, berikut :

Tabel 2. Komposisi Sampah di Kawasan Pantai Baru

Katagori Sampah % Berat % Volume


Kertas dan bahan-bahan kertas 0.52 0.41
Kayu / produk dari kayu 0.26 0.91
Plastik, kulit dan produk karet 1.04 1.19
Gelas dan kaca 0.13 0.96
Logam - -
Sampah organik
 Daun cemara udang 78.17 63.26
 Sisa makanan rumah makan 19.87 33.27

1.19% % Berat
0.41% 0.91% 0.96%
Kertas
33.27% Kayu
Plastik
63.26%
Gelas
Daun cemara udang
Sisa makanan warung

Gambar 10. Diagram pie komposisi berat timbulan

0.26% % Volume
0.52% 1.04%
0.13%
Kertas
19.87%
Kayu
Plastik

78.17% Gelas
Daun cemara udang
Sisa makanan warung

Gambar 11. Diagram pie komposisi volume

69
POTENSI TIMBULAN SAMPAH PADA OBJEK PARIWISATA BARU DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA… Ahmad
Darmawi

Dari Gambar 10 dan Gambar 11 diatas Creswell, J.W. (2009). Research Design:
menjelaskan bahwa sampah organik Qualitative, Quantitative, and Mixed
seperti komposisi berat dan volume Methids Approachhes. Third Edition.
California:SAGE publication.
timbulan sampah lebih bersifat untuk
mempermudah pengertian umum, untuk Damhuri dan Padmi. (2010). Pengolahan
menggambarkan komponen sampah yang Sampah. Program Studi Teknik
cepat terdegradasi (cepat membusuk), Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan
terutama yang berasal dari sisa makanan. Lingkungan, Institut Teknologi Bandung.
Sampah yang membusuk (garbage) adalah
sampah yang dengan mudah Darmawi, A. (2013). The Composting Of
terdekomposisi karena aktivitas Casuarina Equisetifolia L As A Solution To
mikroorganisme. Dengan demikian Create The Zero Waste Area In Pantai
pengelolaannya menghendaki kecepatan, Baru Distric Bantul. Unpublished Thesis.
Gadjah Mada University, Yogyakarta.
baik dalam pengumpulan, pembuangan,
maupun pengangkutannya. Pembusukan Hariyani, N., Prasetyo, H., & Soemarno, S.
sampah ini dapat menghasilkan bau tidak (2013). Partisipasi Pemulung Dalam
enak, seperti amoniak dan asam-asam Pengelolaan Sampah Di Tpa Supit Urang
volatil lainnya. Selain itu, dihasilkan pula Mulyorejo Sukun Kota Malang. Jurnal
gas-gas hasil dekomposisi, seperti gas Pembangunan Dan Alam Lestari, 4(1).
metan dan sejenisnya, yang dapat
membahayakan keselamatan bila tidak Irawanto. (2006). Penggunaan Tanaman
Actinorhizal Casuarina Equisetifolia L Pada
ditangani secara baik (Damhuri dan Padmi,
Rehabilitasi Lahan Alangalang Dengan
2010). Penumpukan sampah yang cepat Sistem Agroforestri. Yogyakarta.
membusuk perlu dihindari. Sampah www.irwantoshut.com diakses pada 10
kelompok ini kadang dikenal sebagai Oktober 2012.
sampah basah, atau juga dikenal sebagai
sampah organik. Kelompok inilah yang Muflih, A., Fahrudin, A., & Wardiatno, Y. (2015).
berpotensi untuk diproses dengan bantuan Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata
mikroorganisme, misalnya dalam Pesisir Tanjung Pasir dan Pulau Untung
pengomposan atau gasifikasi. Jawa. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia, 20(2), 141-149.

3. KESIMPULAN Naria, E., & Hasan, W. (2015). Hubungan


Kualitas Mikrobiologis Air Sumur Gali dan
a. Komposisi berat sampah organik pada Pengelolaan Sampah di Rumah Tangga
kawasan Wisata Pantai Baru 78,17% dengan Kejadian Diare pada Keluarga di
merupakan daun-daun, 19,87% sisa limbah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan
rumah makan. Marelan Tahun 2013. Lingkungan dan
b. Komposisi volume sampah organik Kesehatan Kerja, 3(1).
pada kawasan Wisata Pantai Baru 63,26%
merupakan daun-daun, 33,27% sisa limbah Pramudia, W., Susila, G. P. A. J., & Bagia, I. W.
rumah makan. (2016). Analisis Manajemen Sumber Daya
Manusia Strategik pada Dinas Kebersihan
dan Pertamanan. Jurnal Jurusan
DAFTAR PUSTAKA Manajemen, 4(1).

Sahwan, F., Wahyono, S., & Suryanto, F.


Adha, H. N., Yuliana, Y., & Waryono, W. (2016).
(2016). Kualitas Kompos Sampah Rumah
Pengelolaan Sanitasi Di Kawasan
Tangga Yang Dibuat Dengan
Pedagang Makanan Kaki Lima Kota
Menggunakan” Komposter” Aerobik. Jurnal
Payakumbuh. E-Journal Home Economic
Teknologi Lingkungan, 12(3), 233-240.
And Tourism, 11(1).
Soedarso, S., Sutikno, S., & Sukardi, S. (2016).
Affandi, A., Fatmawati, F., & Ma'ruf, A. (2015).
Strategi pengembangan pariwisata daerah
Peran Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya
dan pemberdayaan masyarakat di Parigi
Dalam Pengelolaan Sampah di Kabupaten
Moutong. Masyarakat, Kebudayaan dan
Bulukumba. Otoritas: Jurnal Ilmu
Politik, 29(3), 159-166.
Pemerintahan, 5(2).
Standart Nasional Indonesia Nomor SNI-03-
3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. (2012).
Lokasi Tempat Pembuangan Akhir
Kacamatan Dalam Angka.
Sampah, Badan Standar Nasional.
http://bantulkab.bps.go.id.

70
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 1 Juni 2017 : 61-71 ISSN No.2085-580X

Suryani, A. S. (2016). Peran Bank Sampah


Dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah
(Studi Kasus Bank Sampah
Malang). Jurnal Aspirasi (Trial), 5(1), 71-
84.

71

Anda mungkin juga menyukai