TR PENGANGGARAN Fix
TR PENGANGGARAN Fix
NIM : 7172220008
PRODI : AKUNTANSI
TUGAS RUTIN
Laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam
suatu perushaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan, dan
diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan
penafsiran untuk berbagai tujuan. Laporan keuangan yang disususun guna memberikan
informasi ke berbagai pihak terdiri atas Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Bagian Laba
yang Ditahan atau Laporan Modal Sendiri, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan atau
laporan Sumber dan Penggunaan Dana.
a. Neraca menggambarkann kondisi keuangan dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu,
umumnya pada akhir tahun penutupan buku
b. Laporan Laba Rugi memperlihatkan hasil yang diperolleh dari penjualan barang atau jasa
dan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut.
c. Laporan Bagian Laba yang Ditahan, digunakan dalam perusahaan yang berbentuk
perseroan, menunjukkan suatu analisis perubahan besarnya bagian laba yang ditahan
selama jangka waktu tertentu.
d. Laporan Perubahan Posisi Keuangan memperlihatkan aliran modal kerja selama periode
tertentu.
B. Neraca
Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), utang (liabilities),
dan modal sendiri (owner’s equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Biasa pada
saat buku ditutup yakni akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun.
Dalam praktiknya, neraca itu disususun dengan mengikuti kaidah-kaidah sebagai berikut:
a. Harus disebutkan judul laporan yang memuatnama perusahaan, nama laporan, dan
tanggal penyusunan laporan.
b. Dalam bentuk rekening (account form), disebelah kiri selalu diberi judul “aktiva”
sedangkan disebelah kanan selalu diberi judul “ utang dan modal sendiri”
c. Dalam neraca, metode penilaian harta kekayaan yang dianut berdasarkan harga
pokoknya (cost)
d. Post-post dalam neraca harus dikelompokkan secara logis dan tepat.
e. Pos-pos yang tidak sejenis akan dikelompokkan tersendiri dalam neraca.
f. Jumalah suatu kelompok atau subkelompok harus ditunjukkan dengan jelas.
Unsur-unsur penting dari laporan laba rugi terdiri atas penghasilan utama (operating revenue
atau sales), harga pokokk penjualan ( cost of goods sold), biaya usaha (operating espenses),
penghasilan dan biaya diluar usaha pokok (other income and expense atau nonoperating), dan
pos-pos insidentil atau pos-pos luar biasa (extraordinary items).
1. Analisis vertical (statis) yaitu analisis yang dilakukan terhadap hanya satu
periodelaporan keuangan saja.
2. Analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang dilakukan dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akutansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya.Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka lainnya. Hasil rasio keuangan ini
digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target
seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam
memperdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.
Analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat diolongkan menjadi sebagai berikut :
1. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca
2. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari
laporan laba rugi.
3. Rasio antarlaporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran),
baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.
Kemudian ,disamping tujuan yang ingin dicapai atas,terdapat beberapa manfaat yang dapat
dipetik dari rasio aktivitas,yakni sebagaiberikut :
1. Dalam bidang Piutang
a. Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa lama piutang mampu ditagih selama
satu periode.Kemudian,manajemen juga dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanam
dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
b. Manajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan piutang (days of
receivable) sehingga manajemen dapat pula mengetahui jumlah hari (berapa hari) piutang
tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil keputusan terdiri
dari beberapa jenis. Penggunaan rasio yang diinginkan sangat tergantung dari keinginan
manajemen perusahaan.artinya lengkap tidaknya rasio aktivitas yang akan digunakan
tergantung dari kebutuhan dan tujuan ingin dicapai pihak manajemen perusahaan tersebut.
Berikut ini ada beberapa jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli
keun ,yaitu keuangan yaitu :
1. Perputaran piutang (receivable turn over)
2. Hari rata-rata penagihan piutang (Days of Receivable)
3. Perputaran sediaan (inventory turn over)
4. Hari rata-rata penagihan sediaan (days of inventory)
5. Perputaran modal kerja (working capital turn over)
6. Perputaran aktiva tetap (fixed assets turn over)
7. Perputaran aktiva (assets turn over)
Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk
mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama satu periode. Artinya seberapa
banyak modal kerja berputar selama satu atau dalam satu periode.Untuk mengukur rasio ini ,kita
membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata.
Total assets over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva
yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah
aktiva
Rasio Profitabilitas atau rasio rentabilitas dibagi dua yaitu sebagai berikut.
1. Rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingan laba usaha dengan membandingkan
laba usaha dengan seluruh modal (modal sendiri dan asing).
2. Rentabilitas usaha (sendiri), yaitu dengan membandingkan laba yang disediakan untuk
pemilik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang
besar.
5. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (growth ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian
dan sector usahanya.
6. Rasio Penilaian
Rasio penelitian (valuation ratioi), Rasio yang memberikan ukuran kemampuan
manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi seperi:
1. Rasio harga saham terdapat pendapatan,
2. Rasio nilai pasar saham terdapat nilai buku.
B. Pembandingan Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan tidak akan berarti apabila tidak ada pembandingnya.
Dengan adanya data pembandingnya. Data pembandingan untuk rasio keuangan mutlak ada
sehingga dapat di lakukan perhitungan terhadap rasio yang di pilih. Dengan adanya data
perbandingan, kita dapat melihat perbedaan angka-angka yang ditonjolkan, apakah
mengalami peningkatan atau penurunan dari priode sebelumnya. Dengan kata lain, laporan
keuangan tersebut memiliki makna tertentu jika dibandingkan dengan priode sebelumnya.
Jumlah data pembandingan yang dibutuhkan tegantung dari tujuan analisis itu
sendiri.Artinya jika data pembandingan lebih banyak, semakin banyak yang dapat kita
ketahuai.
Adapun data pembandingan yang dibutuhkan adalah:
1. Angka-angka yang ada dalam tiap komponen laporan keuangan, misalnya total aktiva
lancar dengan utang lancar, total aktiva dengan total utang, atau tingkat penjualan dengan
laba dan seterusnya.
2. Angka-angka yang ada dalam tiap jenis laporan keuangan, misalnya total aktiva di neraca
dengan penjualan di laporan laba rugi.
3. Tahun masing-masing laporan keuangan untuk beberapa periode, misanya tahun 2005
dibandingkan dengan tahubn 2006 dan 2007.
4. Target rasio yang telah dianggarkan dan ditetapkan perusahaan sebagi pedoman
pancapaian tujuan.
5. Standar industry yang digunakan untuk industry yang sama, misannya tingkat Capital
Adequacy Ratio (CAR) untuk dunia perbankan, atau persentase laba atas penjualan
tertentu.
6. Rasio keuangan pesaing pada usaha sejenis yang terdekat, yang digunakan sebagai bahan
acuanuntuk menilai rasio keuangan yang diperoleh di samping standar industry yang ada.
Oleh karena itu, untuk meminimalkan risiko kesalahan dalam membuat rasio keuangan,
diperlukan prinsip kehati-hatian.Setidaknya dengan tindakan kehati-hatian ini dapat
membantu dalam menutupi kelemahan dari rasio keuangan tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis laporan keuangan adalah sebagai
berikut.
1. Analisis dan perhitungan harus dilakukan secara cermat dan akurat.
2. Kalau terjadi perbedaan, Sebaliknya direkonsiliasi terlebih dulu.
3. Dalam menyimpun hasil rasio keuangan suatu perusahaan, baik buruknyna,
hendaknya dilakukan secara hati-hati. Sebagia contoh rasio sediaan yang tinggal ini
biasanya dapat berarti:
a. Ada efesiensi; atau
b. Kekurangan sediaan akibat kehabisan stok
4. Sebaiknya analisis harus memiliki dan menguasai informasi tentang operasional dan
manajemen perusahaan.
5. Jangan terlalu terpengaruh dengan rasio keungan yang normal.
6. Analisi juga harus memiliki indra keenam yang tajam. Artinya dapat melihat hal-hal
yang terkandung berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Kemudian, dapat dikatakan pula bahwa hubungan rentabilitas ekonomi dengan modal
sendiri pada berbagai tingkat pengguna modal asing cukup berpengaruh.Berbeda dengan
hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri yang selalu bersifat
positif, hubungan antara rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri.Dalam pratiknya
rentabilitas modal sendiri, selain dipengaruhi oleh rentabilitas ekonomi, juga dipengaruhi
oleh rasio utang.
F. Kondisi Keuangan
Untuk memudahkan kita dalam memahami suatu laporan keuangan secara cepat, kita
dapat melihat ringkasan laporan keuangan tersebut.Caranya adalah dengan memasukkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan ke dalam persentase tertentu.
Menurut James O Gill, kondisi keuangan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai contoh kondisi neraca PT MARAS yang sudah dimasukkan dalam persentase.
Aktiva % passiva %
Aktiva 82% Kewajiban lancar 20%
lancar 13% Kewjiban jangka panjang 22%
Aktiva tetap 5% Ekuitas 58%
Aktiva lainnya 100% Totl passiva 100%
Total aktiva 2.
2. Untuk kondisi perusahaan yang aman dapat dilihat dari komposisi masing-maisng aktiva,
utang, dan modalnya. Untuk kondisi aman, apabila komposisinya adalah sebagai berikut.
Sementara itu, persyaratan agar suatu perusahaan dikatakan dalam kondisi tidak aman
adalah:
Tingkat pencarian aktiva yang tinggi (aktiva sulit dicairkan nilainya);
Aktiva jangka panjang tinggi;
Dana dari luar lebih dari 50% bisnis;
Dasar modal kecil;
Pendapatan sangat fluktuatif.
Sebagai catatan, rasio tersebut di atas tergantung dari jenis usahnya atau bidang usaha
masing-masing.Hal ini disebabkan karena setiap jenis usaha, misalnya antara perusahaan jasa
dan perusahaan nonjasa biasanya terdapat perbedaan dalam komposisi keuangannya karena
masing-masing perusahaan memiliki karakteristik tersendiri.
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah yang dapat digunakan untuk
mengukur seberapa llikuidnya suatu perusahaan. Jika perusahaan mampu memenuhi
kewajibannya berarti perusahaan tersebut likuid, sedangkan jika perusahaan tidak mampu
memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut ilikuid.
Cara mengukur perusahaan itu likuid atau tidak, Anda dapat membandingkan komponen
yang ada pada neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancar (utang jangka
pendek). Pengukuran ini dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat
perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.
Dengan mengetahui rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan, Anda bisa mendapatkan
beberapa manfaat seperti:
Mengantisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak.
Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau Bank) yang ingin melakukan
penarikan dana.
Poin penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi atau bisnis lain
yang menguntungkan.
Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, Anda perlu
membuat analisa atau interpretasi terhadap data finansial perusahaan, rasio likuiditas adalah
salah satu cara untuk mengetahui hal tersebut. Jika Anda atau perusahaan Anda masih
mengalami kendala untuk menentukan likuiditas bisnis melalui perhitungan rasio bisnis,
Anda bisa mempercayakan kebutuhan tersebut pada Jurnal.
Utang jangka panjang yaitu kewajiban untuk membayar pinjaman yang jatuh temponya lebih
dari satu tahun. Letak perbedaan antara Rasio Solvabilitas (Rasio Leverage) dengan Rasio
Likuiditas adalah jangka waktu pinjaman (kewajiban). Rasio Solvabilitas mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang. Sedangkan rasio
likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk mpemenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio Solvabilitas membandingkan beban utang perusahaan secara keseluruhan terhadap aset
atau ekuitasnya. Rasio ini memaparkan jumlah aset perusahaan yang dimiliki oleh pemegang
saham dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh Kreditor (pemberi utang). Jika asset
perusahaan lebih banyak dimiliki oleh pemegang, maka perusahaan tersebut kurang
Leverage. Jika kreditor atau pemberi utang (biasanya bank) memiliki asset secara dominan,
maka perusahaan tersebut memiliki tingkat leverage yang tinggi. Rasio Solvabilitas
mempermudah manajemen dan investor untuk memahami tingkat risiko struktur modal pada
perusahaan melalui catatan atas laporan keuangan.
Rasio ini memperlihatkan bahwa dana pinjaman yang segera jatuh tempo akan ditagih
dibandingkan modal yang dimiliki. Perhitungan rasio ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar bagian dari modal (termasuk pengertian modal dan jenis jenis modal yang
menjadi jaminan utang lancar. Semakin kecil rasio ini berarti kondisi perusahaan semakin
baik karena modal untuk menjamin utang lancar masih cukup (besar). Batas terendah dari
rasio ini adalah 100% atau 1 : 1. Rumus Debt to Equity Ratio (DER) sebagai berikut.
Rasio ini juga memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru
sebagai tambahan modal dengan jaminan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Jika
tingkat rasio ini semakin tinggi maka jaminan berupa asset yang ada dan uang yang
diberikan oleh kreditor dalam jangka panjang semakin terjamin. Besaran presentasi rasio ini
minimu 100% atau 1 : 1 artinya Rp 1 utang jangka panjang bisa dijamin oleh Rp 1 aktiva
tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Utang yang dihitung dalam hal ini adalah semua utang
perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kreditor biasanya lebih memilih
debt ratio yang rendah karena kondisi perusahaan aman (tidak akan bangkrut). Tingkat rasio
yang rendah maka kondisi perusahaan semakin aman (solvable). Berikut ini rumus rasio
utang (debt ratio).
Times Interest Earned Ratio = Laba sebelum Pajak dan bunga / Beban Bunga x 100%
Tujuan Rasio Solvabillitas
Kasmir berpendapat bahwa ada 7 tujuan perusahaan memakai rasio solvabillitas. Tujuannya
sebagai berikut.
Untuk meninjau posisi sebuah perusahaan yang dilihat dari kewajibannya kepada pihak
lainnya (kreditor).
Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban tetap seperti
angsuran pinjaman termasuk bunga.
Untuk meninjau nilai aktiva khususnya aktiva tetap terhadap modal, apakah sudah seimbang
atau belum.
Untuk mengetahui jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang.
Untuk meninjau pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva apakah berpengaruh
signifikan atau tidak.
Untuk mengetahui besarnya bagian dari modal perusahaan yang dijadikan jaminan utang
jangka panjang.
Untuk meninjau jumlah dana pinjaman yang segera jatuh tempo (akan ditagih) terhadap
modal yang dimiliki oleh perusahaan.
Rasio solvabilitas berguna untuk mengetahui seberapa solvable atau insolvable sebuah
perusahaan yang dilihat dari utangnya. Perusahaan membutuhkan pinjaman atau utang untuk
tambahan modal pada saat perusahaan ingin melakukan ekspansi seperti penambahan cabang
atau ekspansi jumlah produksi. Fungsi buku besar juga berpengaruh terhadap hasil laporan
keuangan secara keseluruhan.
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau efektivitas
perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau asset (aktiva) yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Rasio aktivitas merupakan salah satu macam macam rasio yang melakukan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada semua aktiva yang dimiliki
sehingga fungsi akuntansi keuangan bisa berjalan dengan baik
Total assets turn over diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka kondisi
operasional perusahaan semakin baik. Maksudnya yaitu perputaraan aktiva lebih cepat
sehingga menghasilkan laba dan pemakaian keseluruhan aktiva dalam menghasilkan
penjualan semakin optimal. Rasio yang nilainya tinggi juga bisa berarti jumlah asset yang
sama bisa memperbesar volume penjualan. Total assets turn over ini penting untuk diketahui
oleh para kreditur, pemilik perusahaan, dan manajemen perusahaan, efisiensi pemakaian
seluruh aktiva dalam perusahaan bisa terlihat. Rumus Total assets turn over sebagai berikut.
Rasio perputaran modal kerja adalah perbandingan antara penjualan dengan modal kerja
bersih suatu perusahaan. Nilai modal kerja bersih diperoleh dari aktiva lancar dikurangi utang
lancar. Rasio ini mengukur aktivitas bisnis yang dibandingkan dengan kelebihan aktiva lancar
atas kewajiban lancar sehingga banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang diperoleh
perusahaan untuk setiap rupiah modal kerja dapat terlihat. Working capital turn over ini juga
dikatakan sebagai pengukuran kemampuan modal kerja (netto) dalam suatu periode siklus
kas (cash cycle) pada suatu perusahaan yang memengaruhi pencatatan transaksi keuangan.
Modal kerja dikatakan efektif berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang
bersangkutan melakukan kegiatan operasional usaha. Periode perputaran modal kerja
(working capital turn over period) dimulai dari kas diinvestasikan dalam komponen-
komponen modal kerja hingga kembali menjadi kas. Semakin pendek periode tersebut berarti
perputaran (turn over rate) semakin cepat.Periode perputaran modal kerja tergantung durasi
periode perputaran dari setiap komponen modal kerja tersebut. Rumus rasio perputaran modal
kerja sebagai berikut.
Perputaran Modal Kerja = Penjualan/ Modal Kerja Bersih atau Penjualan / Aktiva
Lancar – Utang Lancar
3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)
Rasio perputaran akltiva tetap adalah perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap yang
dimiliki suatu perusahaan. Fixed assets turn over ratio ini mengukur efektivitas pemakaian
dana yang tertanam pada harta (aktiva) tetap seperti pabrik dan peralatan untuk menghasilkan
penjualan yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap tersebut.
Inventory turnover ratio adalah perbandingan kemampuan dana pada inventory yang berputar
dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk
adanya overstock pada suatu perusahaan. Rasio perputaran persediaan ini mengukur efisiensi
pemakaian persediaan barang dagang pada perusahaan sehingga kinerja manajemen dalam
mengontrol modal yang ada pada persediaan bisa terlihat baik atau kurang baiknya. Ada dua
masalah yang umumnya timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran persediaan
yang termasuk unsur unsur laporan keuangan.
Pertama, penjualan akan dinilai berdasarkan harga pasar (market price), persediaan dinilai
berdasarkan harga pokok penjualan (at Cost) sehingga rasio perputaran persediaan (at cost)
berguna untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio ini dihitung dengan
membandingkan penjualan dengan persediaan dalam perputaran persediaan dalam kas. Rasio
keuangan yang memakai rasio perputaran persediaan (at market) lebih banyak digunakan.
Namun jika ingin mengukur rasio industri maka sebaiknya menggunakan rasio perputaran
persediaan (at market). Penjualan yang dilakukan sepanjang tahun dan angka persediaan
merupakan gambaran keadaan sesaat sehingga lebih baik memakai rata-rata persediaan yaitu
persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua. Rumus rasio perputaran persediaan
sebagai berikut.
Rata-rata umur piutang = Piutang / Penjualan Per Hari atau Piutang x 365 / Penjualan
6. Perputaran Piutang
Piutang perusahaan berkaitan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan
taksiran waktu pengumpulan atau penagihan bisa dinilai dengan menghitung tingkat
perputaran piutang tersebut. Rasio perputaran piutang adalah perbandingan total penjualan
kredit (neto) terhadap piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio (turnover) maka modal kerja
yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah. Sebaliknya jika rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga perlu dianalisis lebih lanjut karena
mungkin kinerja bagian kredit dan penagihan kurang efektif atau mungkin ada perubahan
dalam kebijakan pemberian kredit.
Rasio ini mengukur rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun sehingga kualitas
piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya juga
terlihat. Rasio ini biasanya digunakan untuk menganalisis modal kerja karena ukuran
seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas bisa ditentukan. Jumlah hari piutang
menggambarkan lamanya suatu piutang yang bisa ditagih (jangka waktu pelunasan). Jika
jangka waktu pelunasan semakin lama maka risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang
semakin besar. Rumus perputaran piutang sebagai berikut.
Perputaran Piutang = Penjualan Kredit / Piutang Rata-Rata atau Penjualan Bersih /
Rata-Rata Piutang Dagang
Demikian penjelasan tentang rasio aktivitas. Sesuai dengan namanya maka rasio ini memang
dikaitkan dengan aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Setiap perusahaan
pasti ingin memperoleh laba yang maksimum dengan biaya yang minimal sehingga metode
pengumpulan biaya juga berperan penting. Pemahaman tentang cara membuat laporan
keuangan sangat diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan.