Anda di halaman 1dari 22

NAMA : RUDIANTO NAIBAHO

NIM : 7172220008
PRODI : AKUNTANSI

TUGAS RUTIN

BAB 2 JENIS DAN KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI

A. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam
suatu perushaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan, dan
diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan
penafsiran untuk berbagai tujuan. Laporan keuangan yang disususun guna memberikan
informasi ke berbagai pihak terdiri atas Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Bagian Laba
yang Ditahan atau Laporan Modal Sendiri, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan atau
laporan Sumber dan Penggunaan Dana.

a. Neraca menggambarkann kondisi keuangan dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu,
umumnya pada akhir tahun penutupan buku
b. Laporan Laba Rugi memperlihatkan hasil yang diperolleh dari penjualan barang atau jasa
dan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut.
c. Laporan Bagian Laba yang Ditahan, digunakan dalam perusahaan yang berbentuk
perseroan, menunjukkan suatu analisis perubahan besarnya bagian laba yang ditahan
selama jangka waktu tertentu.
d. Laporan Perubahan Posisi Keuangan memperlihatkan aliran modal kerja selama periode
tertentu.
B. Neraca

Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), utang (liabilities),
dan modal sendiri (owner’s equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Biasa pada
saat buku ditutup yakni akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun.

Neraca memuat tiga bagian pokok, yakni sebagai berikut:

1. Aktiva, merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan.


2. Utang, menunjukkan sumber modal yang berasal dari kreditur.
3. Modal sendiri, merupakan sumber modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
C. Bentuk neraca

Dalam praktiknya, neraca itu disususun dengan mengikuti kaidah-kaidah sebagai berikut:

a. Harus disebutkan judul laporan yang memuatnama perusahaan, nama laporan, dan
tanggal penyusunan laporan.
b. Dalam bentuk rekening (account form), disebelah kiri selalu diberi judul “aktiva”
sedangkan disebelah kanan selalu diberi judul “ utang dan modal sendiri”
c. Dalam neraca, metode penilaian harta kekayaan yang dianut berdasarkan harga
pokoknya (cost)
d. Post-post dalam neraca harus dikelompokkan secara logis dan tepat.
e. Pos-pos yang tidak sejenis akan dikelompokkan tersendiri dalam neraca.
f. Jumalah suatu kelompok atau subkelompok harus ditunjukkan dengan jelas.

D. Laporan Laba Rugi

Setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu


memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan laba rugi.
Hasil usaha didapat dengan cara membandingkan penghasilan dan biaya selama jangka waktu
tertentu. Besarnya laba atau rugi akan diketahui dari hasil perbandingan tersebut.

Unsur-unsur penting dari laporan laba rugi terdiri atas penghasilan utama (operating revenue
atau sales), harga pokokk penjualan ( cost of goods sold), biaya usaha (operating espenses),
penghasilan dan biaya diluar usaha pokok (other income and expense atau nonoperating), dan
pos-pos insidentil atau pos-pos luar biasa (extraordinary items).

Bab 3 Analisis Laporan Keuangan

Tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu


2. Untuk mengetahui kelemahan kelemahan perusahaan
3. Untuk mengetahui kekuatan kekuatan yang dimiliki perusahaan
4. Untuk mengetahui langkah langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan untuk
penilaian kinerja manajemen

Langkah yang dilakukan dalam analisis laporan keuangan adalah:


1. Mengumpulkan laporan keuangan dan data yang diperlukan selengkap mungkin
2. Melakukan pengukuran pengukuran atau perhitungan perhitungan dengan rumus
rumus tertentu
3. Melakukan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran
4. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan
5. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut

Terdapat 2 macam metode analisis keuangan yang biasa dipakai:

1. Analisis vertical (statis) yaitu analisis yang dilakukan terhadap hanya satu
periodelaporan keuangan saja.
2. Analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang dilakukan dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Jenis jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan

1. Analisis perbandingan antara laporan keuangan


yaitu analisis yang membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode
(minimal 2 periode)
2. Analisis trend
merupakan analisi laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
persentase dari periode ke periode
3. Analisis persentase per komponen
merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui persentase investasi terhadap
masing masing komponen yang ada dalam laporan keuangan.
4. Analisis sumber dan penggunaan dana
dilakukan untuk mengetahui sumber sumber dana perusahaan serta penggunaan dana
dalam suatu periode. Juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab sebab
berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode
5. Analisis sumber dan penggunaan kas
dilakukan untuk mengetahui sumber sumber kas perusahaan serta penggunaan kas
dalam suatu periode. Juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab sebab
berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode
6. Analisis rasio
untuk mengetahui hubungan pos pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos
pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
7. Analisis kredit
merupakan analisi untuk menilai layak tidaknya suatu kredit dikuncurkan oleh
lembaga keuangan seperti bank. Kemudian analisis ini juga digunakan untuk
meningkatkan penjualan kredit.
8. Analisis laba kotor
digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke periode selanjutnya
dan juga untuk mengetahui sebab sebab berubahnya laba kotor tersebut antara
periode.
9. Analisis titik pulang pokok
break even point ini digunakan untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan atau
produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini
adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.

BAB 4 ANALISIS RASIO

Pengertian Rasio keuangan

Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akutansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya.Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka lainnya. Hasil rasio keuangan ini
digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target
seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam
memperdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.

Analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat diolongkan menjadi sebagai berikut :
1. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca
2. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari
laporan laba rugi.
3. Rasio antarlaporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran),
baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.

A. Bentuk-bentuk rasio keuangan


Untuk memudahkan pemahaman penggunaan rasio keuangan, berikut ini akan diberikan
contoh-contohnya. Angka-angka yang digunakan adalah angka-angka yang tertera dalam
neraca dan laporan keuangan :
1. Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi lain rasio likuditas adalah untuk menunjukkan
atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik
kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan
(likuiditas perusahaan).
Rasio likuiditas atau sering juga disebut rasio modal kerja merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan
membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancer dengan komponen dipassiva lancer
(utang jangka pendek).
Sebagai contoh adalah jika suatu perusahaan memiliki utang yang segera jatuh tempo
senilai Rp1.000.000,00, Sementara,aktiva lancer yang dimiliki perusahaan sebesar
Rp1.200.000,00 perusahaan ini dikatakan likuid. Artinya mampu membayar utang tersebut.
Sebaliknya jika aktiva lancer yang dimiliki perusahaan hanya sebesar Rp800.000,00, perusahaan
ini dikatakan illikuid artinya perusahaan tidak mampu membayar utang dengan seluruh aktiva
lancer yang dimilikinya.

2. Rasio leverage (Leverage ratio)


Seperti diketahui, dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana.
Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau modal sendiri. Dalam hal ini
leverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk
membiayai kegiatan usahnya jika dibandingkan dengan menggunakan model sendiri.
Keuntungan dengan mengetahui rasio ini adalah :
1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.
2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap.
3. Mengetahui keseimbngan antara nillai aktiva khususnya aktiva tetap denngan modal.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)


Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi
pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
a. Pengertian Rasio Aktivitas
Rasio Aktifitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.Atau dapat pula dikatakan
rasio diguanakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya
perusahaan. Efisiensi yang dilakukan misalnya dibidang penjualan,sediaan,penagihan piutang dan
efisiensi dibidang lainnya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan
terlihat apakah perusahaan lebih efisiendan efektif dalam mengelola aset yang dimilikinya atau
mungkin justru sebaliknya.

b.Tujuan dan Manfaat Rasio Aktifitas


Berikut ini adalah beberapa tujuan yang hendak dicapai perusahaan dari penggunaan
rasio aktifitas antara lain :
1. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali
dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
2. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable), dimana hasil
perhitungan ini menunjukkan jjumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak
dapat ditagih.
3. Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang
4. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputardalam
satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang
digunakan (working capital turn over)
5. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam
satu periode
6. Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan.

Kemudian ,disamping tujuan yang ingin dicapai atas,terdapat beberapa manfaat yang dapat
dipetik dari rasio aktivitas,yakni sebagaiberikut :
1. Dalam bidang Piutang
a. Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa lama piutang mampu ditagih selama
satu periode.Kemudian,manajemen juga dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanam
dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
b. Manajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan piutang (days of
receivable) sehingga manajemen dapat pula mengetahui jumlah hari (berapa hari) piutang
tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.

2. Dalam bidang Sediaan


Manajemen dapat mengetahui rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.Hasil ini
dibandingkan dengan taget yang telah ditentukan atau rata-rata industri.kemudian perusahaan
dapat pula dibandingkan hasil ini dengan pengukuran rasio beberapa periode yang lalu.

4. Dalam bidang modal kerja dan penjualan


Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar
dalam satu periode atau dengan kata lain ,berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal
kerja yang digunakan.

4. Dalam bidang aktiva dan penjualan


e. Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap
berputar dalam satu periode.
f. Manajemen dapat mengetahui penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan
dengan penjualan dalam suatu periode tertentu.

g. Jenis – jenis Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil keputusan terdiri
dari beberapa jenis. Penggunaan rasio yang diinginkan sangat tergantung dari keinginan
manajemen perusahaan.artinya lengkap tidaknya rasio aktivitas yang akan digunakan
tergantung dari kebutuhan dan tujuan ingin dicapai pihak manajemen perusahaan tersebut.
Berikut ini ada beberapa jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli
keun ,yaitu keuangan yaitu :
1. Perputaran piutang (receivable turn over)
2. Hari rata-rata penagihan piutang (Days of Receivable)
3. Perputaran sediaan (inventory turn over)
4. Hari rata-rata penagihan sediaan (days of inventory)
5. Perputaran modal kerja (working capital turn over)
6. Perputaran aktiva tetap (fixed assets turn over)
7. Perputaran aktiva (assets turn over)

1. Perputaran piutang( Receivable Turn Over )


Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama
penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yanag ditanam, dalam piutang
ini berputar dalam satu periode.
Cara mencari rasio ini adalah dengan membandingkan antara penjualan kredit dengan
rata- rata piutang.

2. Perputaran Sediaan (Inventory Turn over )


Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanam dalam sediaan (inventory) ,ini berputar dalam satu periode .Rasio ini dikenal
dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turn over).Dapat diartikan pula bahwa
perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapan kali jumlah barang sediaan
di ganti dalam satu tahun.
Cara menghitung rasio perputaran sediaan dilakukan dengan dua cara yaitu:Pertama,
membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan nilai sediaan, dan
kedua,membandingkan antara penjualannilai sediaan. Apabila rasio yang diperoleh tinggi ,ini
menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik.
Demikian pula apabila perputaran sediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak
efisien atau tidak produktif dan banyak barang sediaan yang menumpuk

4. Perputaran Modal Kerja (working Capital Turn Over )

Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk
mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama satu periode. Artinya seberapa
banyak modal kerja berputar selama satu atau dalam satu periode.Untuk mengukur rasio ini ,kita
membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata.

5. Fixed Assets Turn Over


Fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain ,untuk
mengukur apakah perushaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum.
Untuk mencari rasio ini,caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih dengan aktiva
tetap dalam satu periode.

6. Total assets Turn Over

Total assets over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva
yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah
aktiva

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)


Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu.Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang
dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.

Rasio Profitabilitas atau rasio rentabilitas dibagi dua yaitu sebagai berikut.
1. Rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingan laba usaha dengan membandingkan
laba usaha dengan seluruh modal (modal sendiri dan asing).
2. Rentabilitas usaha (sendiri), yaitu dengan membandingkan laba yang disediakan untuk
pemilik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang
besar.

5. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (growth ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian
dan sector usahanya.

6. Rasio Penilaian
Rasio penelitian (valuation ratioi), Rasio yang memberikan ukuran kemampuan
manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi seperi:
1. Rasio harga saham terdapat pendapatan,
2. Rasio nilai pasar saham terdapat nilai buku.
B. Pembandingan Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan tidak akan berarti apabila tidak ada pembandingnya.
Dengan adanya data pembandingnya. Data pembandingan untuk rasio keuangan mutlak ada
sehingga dapat di lakukan perhitungan terhadap rasio yang di pilih. Dengan adanya data
perbandingan, kita dapat melihat perbedaan angka-angka yang ditonjolkan, apakah
mengalami peningkatan atau penurunan dari priode sebelumnya. Dengan kata lain, laporan
keuangan tersebut memiliki makna tertentu jika dibandingkan dengan priode sebelumnya.
Jumlah data pembandingan yang dibutuhkan tegantung dari tujuan analisis itu
sendiri.Artinya jika data pembandingan lebih banyak, semakin banyak yang dapat kita
ketahuai.
Adapun data pembandingan yang dibutuhkan adalah:
1. Angka-angka yang ada dalam tiap komponen laporan keuangan, misalnya total aktiva
lancar dengan utang lancar, total aktiva dengan total utang, atau tingkat penjualan dengan
laba dan seterusnya.
2. Angka-angka yang ada dalam tiap jenis laporan keuangan, misalnya total aktiva di neraca
dengan penjualan di laporan laba rugi.
3. Tahun masing-masing laporan keuangan untuk beberapa periode, misanya tahun 2005
dibandingkan dengan tahubn 2006 dan 2007.
4. Target rasio yang telah dianggarkan dan ditetapkan perusahaan sebagi pedoman
pancapaian tujuan.
5. Standar industry yang digunakan untuk industry yang sama, misannya tingkat Capital
Adequacy Ratio (CAR) untuk dunia perbankan, atau persentase laba atas penjualan
tertentu.
6. Rasio keuangan pesaing pada usaha sejenis yang terdekat, yang digunakan sebagai bahan
acuanuntuk menilai rasio keuangan yang diperoleh di samping standar industry yang ada.

C. Keterbatasan Rasio Keuangan


Rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak
bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat
sudah menjamin 100% kondisi dan posisi keuangan yang sesunggunya. Memang dengan
hasil rasio yang diperoleh, paling tidak dapat diperoleh gambaran yang seolah-olah
sesunggunya terjadi,
Namun, belum bisa dipastikan manjamin kondisi dan posisi keuangan yang
sebenarnya.Mengapa?Karena rasio-rasio keuangan yang digunakan memiliki banyak
kelemahan.
J. Fred Weston menyebutkan kelemahan rasio keuangan adalah sebagai berikut.
1. Data keuangan disusun dari data akutansi. Kemudian, data tersebut ditafsirkan dengan
berbagai macam cara, misanya masing-masing perusahaan menggunakan:
a. Metode penyusutan yang berbeda untuk menentukan nilai penyusutan terhadap
aktivanya sehingga menghasilkan nilai penyusatan setiap periode juga berbeda; atau
b. Penilaian sediaan yang berbeda.
2. Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan berbeda pula,
(dapat naik atau turun), tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut.
3. Adanya manipulasi data, atrinya dalam menyusun data pihak penyusun tidak jujur dalam
memasukkan angka-angka ke laporan keuangan yang mereka buat. Akibatnya hasil
perhitungan rasio keuangan tidak menunjukkan hasil yang sesunggunnya.
4. Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan lainnya berbeda.
Misalnya biaya riset dan pengembangan, biaya perencanaan pension, merger, jaminan
kualitas pada barang jadi dan cadangan kredit macet.
5. Penggunaan tahun fiscal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan.
6. Pengaruh musim mengakibatkan rasio komperatif akan ikut perpengaruh.
7. Kesamaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan standr ndustri belum menjamin
perusahaan berjalan normal dan telah dikelola dengan baik.

Oleh karena itu, untuk meminimalkan risiko kesalahan dalam membuat rasio keuangan,
diperlukan prinsip kehati-hatian.Setidaknya dengan tindakan kehati-hatian ini dapat
membantu dalam menutupi kelemahan dari rasio keuangan tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis laporan keuangan adalah sebagai
berikut.
1. Analisis dan perhitungan harus dilakukan secara cermat dan akurat.
2. Kalau terjadi perbedaan, Sebaliknya direkonsiliasi terlebih dulu.
3. Dalam menyimpun hasil rasio keuangan suatu perusahaan, baik buruknyna,
hendaknya dilakukan secara hati-hati. Sebagia contoh rasio sediaan yang tinggal ini
biasanya dapat berarti:
a. Ada efesiensi; atau
b. Kekurangan sediaan akibat kehabisan stok
4. Sebaiknya analisis harus memiliki dan menguasai informasi tentang operasional dan
manajemen perusahaan.
5. Jangan terlalu terpengaruh dengan rasio keungan yang normal.
6. Analisi juga harus memiliki indra keenam yang tajam. Artinya dapat melihat hal-hal
yang terkandung berdasarkan pengalaman sebelumnya.

D. Hubungan Antara berbagai Rasio


Hubungan ini bisa merupakan hubungan rasio antara laporan keuangan yang satu
laporan dengan yang lain atau hubungan dalam komponen dalam satu laporan keuangan.
Hubungan tersebut dapat bersifat positif maupun negative tergantung rasio keuangannya.
Sebagai contoh hubungan antarberbagai rasio keuangan, yaitu:
1. hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri;
2. hubungan antara rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri.
Misalnya hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri
bersifat positif. Semakin besar rentabilitas ekonomi, akan berakibat besar pula rentabilitas
modal sendiri. Tentu saja dengan asumsi ceteris paribus, yaitu faktor-faktor lain tidak lain
tidak berubah seperti bunga, pajak, dan rasio utang-modal sendiri.

Kemudian, dapat dikatakan pula bahwa hubungan rentabilitas ekonomi dengan modal
sendiri pada berbagai tingkat pengguna modal asing cukup berpengaruh.Berbeda dengan
hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri yang selalu bersifat
positif, hubungan antara rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri.Dalam pratiknya
rentabilitas modal sendiri, selain dipengaruhi oleh rentabilitas ekonomi, juga dipengaruhi
oleh rasio utang.

F. Kondisi Keuangan

Untuk memudahkan kita dalam memahami suatu laporan keuangan secara cepat, kita
dapat melihat ringkasan laporan keuangan tersebut.Caranya adalah dengan memasukkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan ke dalam persentase tertentu.
Menurut James O Gill, kondisi keuangan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai contoh kondisi neraca PT MARAS yang sudah dimasukkan dalam persentase.
Aktiva % passiva %
Aktiva 82% Kewajiban lancar 20%
lancar 13% Kewjiban jangka panjang 22%
Aktiva tetap 5% Ekuitas 58%
Aktiva lainnya 100% Totl passiva 100%
Total aktiva 2.

2. Untuk kondisi perusahaan yang aman dapat dilihat dari komposisi masing-maisng aktiva,
utang, dan modalnya. Untuk kondisi aman, apabila komposisinya adalah sebagai berikut.

Aktiva lancar 70% Kewajiban lancar 25%


Aktiva Tetap 30% Kewajiban jangka panjang 15%
Modal 60%
Jumlah Aktiva 100% Jumlah Passiva 100%
Agar suatu perusahaan dikatakan dalam kondisi yang aman perusahaan tersebut harus
menunjukkan:
 Tingkat pengembalian yang rendah;
 Dasar modal yang besar;
 Pertumbuhan yang lambat;
 Utang dan aktiva jangka pendek sedikit.

3. Kondisi perusahaan yang berisiko, yaitu sebagai berikut.


Aktiva lancar 30% Kewajiban lancar 20%
Aktiva tetap 70% Kewajiban jangka panjang 45%
Modal 35%

Sementara itu, persyaratan agar suatu perusahaan dikatakan dalam kondisi tidak aman
adalah:
 Tingkat pencarian aktiva yang tinggi (aktiva sulit dicairkan nilainya);
 Aktiva jangka panjang tinggi;
 Dana dari luar lebih dari 50% bisnis;
 Dasar modal kecil;
 Pendapatan sangat fluktuatif.
Sebagai catatan, rasio tersebut di atas tergantung dari jenis usahnya atau bidang usaha
masing-masing.Hal ini disebabkan karena setiap jenis usaha, misalnya antara perusahaan jasa
dan perusahaan nonjasa biasanya terdapat perbedaan dalam komposisi keuangannya karena
masing-masing perusahaan memiliki karakteristik tersendiri.

BAB 5 RASIO LIKUIDITAS

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah yang dapat digunakan untuk
mengukur seberapa llikuidnya suatu perusahaan. Jika perusahaan mampu memenuhi
kewajibannya berarti perusahaan tersebut likuid, sedangkan jika perusahaan tidak mampu
memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut ilikuid.

Cara mengukur perusahaan itu likuid atau tidak, Anda dapat membandingkan komponen
yang ada pada neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancar (utang jangka
pendek). Pengukuran ini dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat
perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.

Dengan mengetahui rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan, Anda bisa mendapatkan
beberapa manfaat seperti:
 Mengantisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak.
 Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau Bank) yang ingin melakukan
penarikan dana.
Poin penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi atau bisnis lain
yang menguntungkan.

Jenis-Jenis Rasio Likuiditas


Current Ratio (Rasio Lancar)
Dalam rasio ini akan diketahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan dapat digunakan untuk
menutupi kewajiban jangka pendek atau utang lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dengan utang lancar maka artinya semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam
menutupi kewajiban utang lancarnya. Tingginya Rasio lancar dapat menunjukkan adanya
uang kas berlebih yang bisa berarti dua hal yaitu besarnya keuntungan yang telah diperoleh
atau akibat tidak digunakannya keuangan perusahaan secara efektif untuk berinvestasi.

Quick Ratio (Rasio Cepat)


Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan persediaan karena
persediaan akan membutuhkan waktu yang lama untuk diuangkan dibanding dengan aset
lainnya. Quick Ratio ini terdiri dari piutang dan surat-surat berharga. Jadi semakin besar
rasio, semakin baik juga posisi keuangan perusahaan. Jika hasilnya mencapai 1:1 atau 100%,
maka ini akan berakibat baik jika terjadi likuidasi karena perusahaan akan mudah untuk
membayar kewajibannya.

Cash Ratio (Rasio Kas)


Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk melunasi
kewajiban jangka pendek yang ditunjukan dari tersedianya dana kas atau setara kas,
contohnya rekening giro. Jika hasil rasio menunjukkan 1:1 atau 100% atau semakin besar
perbandingan kas dengan utang maka akan semakin baik .

Cash Turnover Ratio (Rasio Perputaran Kas)


Rasio ini akan menunjukkan nilai relatif antara nilai penjualan bersih terhadap kerja bersih.
Modal kerja bersih merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar.
Rasio ini dihitung dengan cara membagi nilai penjualan bersih dengan modal kerja. Rasio ini
menunjukkan seberapa besar penjualan untuk modal kerja yang dimiliki perusahaan.

Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, Anda perlu
membuat analisa atau interpretasi terhadap data finansial perusahaan, rasio likuiditas adalah
salah satu cara untuk mengetahui hal tersebut. Jika Anda atau perusahaan Anda masih
mengalami kendala untuk menentukan likuiditas bisnis melalui perhitungan rasio bisnis,
Anda bisa mempercayakan kebutuhan tersebut pada Jurnal.

BAB 6 RASIO SOLVABILITAS

Pengertian Rasio Solvabilitas


Rasio solvabilitas atau leverage adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melunasi semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan jaminan
aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan hingga perusahaan tutup atau dilikuidasi (Fred
Weston yang dikutip oleh Kasmir). Sebesar apa beban utang yang ditanggung perusahaan
akan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio) memiliki nama lain
yaitu Rasio Leverage (Leverage Ratio) namun berbeda dengan rasio profitabilitas.

Utang jangka panjang yaitu kewajiban untuk membayar pinjaman yang jatuh temponya lebih
dari satu tahun. Letak perbedaan antara Rasio Solvabilitas (Rasio Leverage) dengan Rasio
Likuiditas adalah jangka waktu pinjaman (kewajiban). Rasio Solvabilitas mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang. Sedangkan rasio
likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk mpemenuhi kewajiban jangka pendek.

Rasio Solvabilitas membandingkan beban utang perusahaan secara keseluruhan terhadap aset
atau ekuitasnya. Rasio ini memaparkan jumlah aset perusahaan yang dimiliki oleh pemegang
saham dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh Kreditor (pemberi utang). Jika asset
perusahaan lebih banyak dimiliki oleh pemegang, maka perusahaan tersebut kurang
Leverage. Jika kreditor atau pemberi utang (biasanya bank) memiliki asset secara dominan,
maka perusahaan tersebut memiliki tingkat leverage yang tinggi. Rasio Solvabilitas
mempermudah manajemen dan investor untuk memahami tingkat risiko struktur modal pada
perusahaan melalui catatan atas laporan keuangan.

Jenis jenis Rasio Solvabilitas

A. Debt to Equity Ratio (Rasio Utang terhadap Ekuitas)


Rasio ini memaparkan porsi yang relatif antara ekuitas dan utang yang dipakai untuk
membiayai aset perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) membandingkan antara total
kewajiban (liabilities) dengan ekuitas (equity). Utang tidak boleh lebih besar dari modal
supaya beban perusahaan tidak bertambah. Tingkat rasio yang rendah berarti kondisi
perusahaan semakin baik karena porsi utang terhadap modal semakin kecil.

Rasio ini memperlihatkan bahwa dana pinjaman yang segera jatuh tempo akan ditagih
dibandingkan modal yang dimiliki. Perhitungan rasio ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar bagian dari modal (termasuk pengertian modal dan jenis jenis modal yang
menjadi jaminan utang lancar. Semakin kecil rasio ini berarti kondisi perusahaan semakin
baik karena modal untuk menjamin utang lancar masih cukup (besar). Batas terendah dari
rasio ini adalah 100% atau 1 : 1. Rumus Debt to Equity Ratio (DER) sebagai berikut.

Debt to Equity Ratio (DER) = Total Utang / Ekuitas (Modal) x 100%

B. Debt Ratio (Rasio Utang)


Debt Ratio atau Rasio Utang menilai seberapa besar perusahaan berpatokan pada utang untuk
membiayai asetnya. Rasio ini membandingkan total utang (total liabilities) dengan total aset
yang dimiliki. Aset dan ekuitas itu berbeda sehingga harus mengetahui terlebih dahulu
tentang asset dan ekuitas. Aset merupakan sumber daya yang diperoleh dari transaksi atau
kegiatan lain di masa lalu sehingga menjadi milik perusahaan. Sedangkan ekuitas merupakan
hak residual atas asset perusahaan setelah pengurangan seluruh liabilitas sesuai hakikat
akuntansi.

Rasio ini juga memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru
sebagai tambahan modal dengan jaminan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Jika
tingkat rasio ini semakin tinggi maka jaminan berupa asset yang ada dan uang yang
diberikan oleh kreditor dalam jangka panjang semakin terjamin. Besaran presentasi rasio ini
minimu 100% atau 1 : 1 artinya Rp 1 utang jangka panjang bisa dijamin oleh Rp 1 aktiva
tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Utang yang dihitung dalam hal ini adalah semua utang
perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kreditor biasanya lebih memilih
debt ratio yang rendah karena kondisi perusahaan aman (tidak akan bangkrut). Tingkat rasio
yang rendah maka kondisi perusahaan semakin aman (solvable). Berikut ini rumus rasio
utang (debt ratio).

Rasio utang = Total utang / Total Aset x 100%

C. Times Interest Earned Ratio


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi beban bunga pada masa yang
akan datang. Times Interest Earned Ratio disebut juga Interest Coverage Ratio. Rasio ini
membandingkan laba sebelum pajak dan bunga terhadap Biaya Bunga yang sesuai
dengan prinsip prinsip akuntansi. Berikut ini rumus Times Interest Earned Ratio.

Times Interest Earned Ratio = Laba sebelum Pajak dan bunga / Beban Bunga x 100%
Tujuan Rasio Solvabillitas

Kasmir berpendapat bahwa ada 7 tujuan perusahaan memakai rasio solvabillitas. Tujuannya
sebagai berikut.

 Untuk meninjau posisi sebuah perusahaan yang dilihat dari kewajibannya kepada pihak
lainnya (kreditor).
 Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban tetap seperti
angsuran pinjaman termasuk bunga.
 Untuk meninjau nilai aktiva khususnya aktiva tetap terhadap modal, apakah sudah seimbang
atau belum.
 Untuk mengetahui jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang.
 Untuk meninjau pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva apakah berpengaruh
signifikan atau tidak.
 Untuk mengetahui besarnya bagian dari modal perusahaan yang dijadikan jaminan utang
jangka panjang.
 Untuk meninjau jumlah dana pinjaman yang segera jatuh tempo (akan ditagih) terhadap
modal yang dimiliki oleh perusahaan.

Rasio solvabilitas berguna untuk mengetahui seberapa solvable atau insolvable sebuah
perusahaan yang dilihat dari utangnya. Perusahaan membutuhkan pinjaman atau utang untuk
tambahan modal pada saat perusahaan ingin melakukan ekspansi seperti penambahan cabang
atau ekspansi jumlah produksi. Fungsi buku besar juga berpengaruh terhadap hasil laporan
keuangan secara keseluruhan.

BAB 7 RASIO AKTIVITAS

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau efektivitas
perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau asset (aktiva) yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Rasio aktivitas merupakan salah satu macam macam rasio yang melakukan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada semua aktiva yang dimiliki
sehingga fungsi akuntansi keuangan bisa berjalan dengan baik

Jenis-jenis Rasio Aktivitas

1. Total Assets Turn Over(Perputaran Aktiva)


Total assets turn over adalah perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu
perusahaan yang menjelaskan tentang kecepatan perputaran total aktiva dalam satu periode
tertentu. Total assets turn over memaparkan bahwa tingkat efisiensi pemakaian aktiva
perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu sesuai catatan
atas laporan keuangan.

Total assets turn over diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka kondisi
operasional perusahaan semakin baik. Maksudnya yaitu perputaraan aktiva lebih cepat
sehingga menghasilkan laba dan pemakaian keseluruhan aktiva dalam menghasilkan
penjualan semakin optimal. Rasio yang nilainya tinggi juga bisa berarti jumlah asset yang
sama bisa memperbesar volume penjualan. Total assets turn over ini penting untuk diketahui
oleh para kreditur, pemilik perusahaan, dan manajemen perusahaan, efisiensi pemakaian
seluruh aktiva dalam perusahaan bisa terlihat. Rumus Total assets turn over sebagai berikut.

Total Assets Turn Over = Penjualan / Total Aktiva x 100%

2. Working Capital Turn Over(Rasio Perputaran Modal Kerja)

Rasio perputaran modal kerja adalah perbandingan antara penjualan dengan modal kerja
bersih suatu perusahaan. Nilai modal kerja bersih diperoleh dari aktiva lancar dikurangi utang
lancar. Rasio ini mengukur aktivitas bisnis yang dibandingkan dengan kelebihan aktiva lancar
atas kewajiban lancar sehingga banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang diperoleh
perusahaan untuk setiap rupiah modal kerja dapat terlihat. Working capital turn over ini juga
dikatakan sebagai pengukuran kemampuan modal kerja (netto) dalam suatu periode siklus
kas (cash cycle) pada suatu perusahaan yang memengaruhi pencatatan transaksi keuangan.

Modal kerja dikatakan efektif berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang
bersangkutan melakukan kegiatan operasional usaha. Periode perputaran modal kerja
(working capital turn over period) dimulai dari kas diinvestasikan dalam komponen-
komponen modal kerja hingga kembali menjadi kas. Semakin pendek periode tersebut berarti
perputaran (turn over rate) semakin cepat.Periode perputaran modal kerja tergantung durasi
periode perputaran dari setiap komponen modal kerja tersebut. Rumus rasio perputaran modal
kerja sebagai berikut.

Perputaran Modal Kerja = Penjualan/ Modal Kerja Bersih atau Penjualan / Aktiva
Lancar – Utang Lancar
3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

Rasio perputaran akltiva tetap adalah perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap yang
dimiliki suatu perusahaan. Fixed assets turn over ratio ini mengukur efektivitas pemakaian
dana yang tertanam pada harta (aktiva) tetap seperti pabrik dan peralatan untuk menghasilkan
penjualan yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap tersebut.

Rasio ini berfungsi untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan


aktivanya secara efektif sehingga pendapatan meningkat yang dicatat sesuai jenis jenis
laporan keuangan. Jika perputarannya lambat (rendah), maka kapasitas akan terlalu besar atau
ketersediaan aktiva tetap banyak sehingga kurang bermanfaat. Kemungkinan lain yang terjadi
yaitu investasi pada aktiva tetap biasanya berlebihan daripada nilai output yang diperoleh.
Semakin tinggi rasio ini maka pemakaian aktiva tetap semakin efektif. Rumus perputaran
aktiva tetap sebagai berikut.

Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap x 100%


ads

4. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Inventory turnover ratio adalah perbandingan kemampuan dana pada inventory yang berputar
dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk
adanya overstock pada suatu perusahaan. Rasio perputaran persediaan ini mengukur efisiensi
pemakaian persediaan barang dagang pada perusahaan sehingga kinerja manajemen dalam
mengontrol modal yang ada pada persediaan bisa terlihat baik atau kurang baiknya. Ada dua
masalah yang umumnya timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran persediaan
yang termasuk unsur unsur laporan keuangan.

Pertama, penjualan akan dinilai berdasarkan harga pasar (market price), persediaan dinilai
berdasarkan harga pokok penjualan (at Cost) sehingga rasio perputaran persediaan (at cost)
berguna untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio ini dihitung dengan
membandingkan penjualan dengan persediaan dalam perputaran persediaan dalam kas. Rasio
keuangan yang memakai rasio perputaran persediaan (at market) lebih banyak digunakan.
Namun jika ingin mengukur rasio industri maka sebaiknya menggunakan rasio perputaran
persediaan (at market). Penjualan yang dilakukan sepanjang tahun dan angka persediaan
merupakan gambaran keadaan sesaat sehingga lebih baik memakai rata-rata persediaan yaitu
persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua. Rumus rasio perputaran persediaan
sebagai berikut.

Perputaran Persediaan (At Cost) = Harga Pokok Penjualan / Rata-rata Persediaan


Perputaran Persediaan (At Market) = Penjualan / Persediaan
5. Rata-Rata Umur Piutang
Rasio rata-rata umur piutang adalah pengukuran efisiensi manajemen piutang perusahaan dan
durasi (waktu) yang diperlukan untuk melunasi piutang atau mengubah piutang menjadi kas.
Rasio ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan per hari yaitu
penjualan dibagi 360 atau 365 hari. Rumus rasio rata-rata piutang sebagai berikut.

Rata-rata umur piutang = Piutang / Penjualan Per Hari atau Piutang x 365 / Penjualan

6. Perputaran Piutang

Piutang perusahaan berkaitan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan
taksiran waktu pengumpulan atau penagihan bisa dinilai dengan menghitung tingkat
perputaran piutang tersebut. Rasio perputaran piutang adalah perbandingan total penjualan
kredit (neto) terhadap piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio (turnover) maka modal kerja
yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah. Sebaliknya jika rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga perlu dianalisis lebih lanjut karena
mungkin kinerja bagian kredit dan penagihan kurang efektif atau mungkin ada perubahan
dalam kebijakan pemberian kredit.

Rasio ini mengukur rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun sehingga kualitas
piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya juga
terlihat. Rasio ini biasanya digunakan untuk menganalisis modal kerja karena ukuran
seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas bisa ditentukan. Jumlah hari piutang
menggambarkan lamanya suatu piutang yang bisa ditagih (jangka waktu pelunasan). Jika
jangka waktu pelunasan semakin lama maka risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang
semakin besar. Rumus perputaran piutang sebagai berikut.
Perputaran Piutang = Penjualan Kredit / Piutang Rata-Rata atau Penjualan Bersih /
Rata-Rata Piutang Dagang
Demikian penjelasan tentang rasio aktivitas. Sesuai dengan namanya maka rasio ini memang
dikaitkan dengan aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Setiap perusahaan
pasti ingin memperoleh laba yang maksimum dengan biaya yang minimal sehingga metode
pengumpulan biaya juga berperan penting. Pemahaman tentang cara membuat laporan
keuangan sangat diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai