Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ORIENTASI BIDANG PENUNJANG MEDIS (FARMASI)

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

ARDIYANTI PUSPITASARI, S.Farm, Apt

199203232019022010

PURWOKERTO

2019

_____________________________________________________________________________________

Ardiyanti Puspitasari_19920323 201902 2010


Tugas Awal Orientasi Bidang Penunjang Medis

1. a. Tugas bidang penunjang medis menurut Peraturan Gubernur No. 94 tahun 2008,
terdapat pada Bagian Keempat, Paragraf Kedua, Pasal 31 yang berbunyi :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan
administrasi dan teknis dibidang penunjang diagnosa dan penunjang terapi.
b. Fungsi bidang penunjang medis menurut Peraturan Gubernur No. 94 tahun 2008,
terdapat pada Bagian Keempat, Paragraf Kedua, Pasal 32 yang berbunyi :
1) Menyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan
administrasi dan teknis di bidang penunjang diagnosa.
Untuk seksi/bidang penunjang diagnosa mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan
teknis di bidang penunjang diagnosa, meliputi :
a) pelaksanaan dan koordinasi pelayanan bidang penunjang diagnose di instalasi
radiodiagnostik, instalasi patologi klinik, patologi anatomi.
b) pelaksanaan dan pelayanan administrasi bidang penunjang diagnose di instalasi
radiodiagnostik, instalasi patologi klinik, patologi anatomi.
c) pelaksanaan standar pelayanan dan standar operating prosedur kegiatan bidang
penunjang diagnose di instalasi radiodiagnostik, instalasi patologi klinik, patologi
anatomi.
d) pengembangan bidang penunjang diagnose di instalasi radiodiagnostik, instalasi
patologi klinik, patologi anatomi.
2) Menyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan
administrasi dan teknis di bidang penunjang terapi.
Untuk seksi/bidang penunjang terapi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di
bidang penunjang terapi, meliputi :
a) pelaksanaan dan koordinasi pelayanan bidang penunjang terapi di Instalasi
Radioterapi, Instalasi Farmasi, Instalasi Rehabilitasi Medik, Instalasi Gizi,
Instalasi Pelayanan Transfusi Darah.
b) pelaksanaan dan pelayanan administrasi bidang penunjang terapi di Instalasi
Radioterapi, Instalasi Farmasi, Instalasi Rehabilitasi Medik, Instalasi Gizi,
Instalasi Pelayanan Transfusi Darah.
c) pelaksanaan standar pelayanan dan standar operating prosedur kegiatan bidang
penunjang penunjang terapi di Instalasi Radioterapi, Instalasi Farmasi, Instalasi
Rehabilitasi Medik, Instalasi Gizi, Instalasi Pelayanan Transfusi Darah.
_____________________________________________________________________________________

Ardiyanti Puspitasari_19920323 201902 2010


d) pengembangan bidang penunjang terapi di Instalasi Radioterapi, Instalasi
Farmasi, Instalasi Rehabilitasi Medik, Instalasi Gizi, Instalasi Pelayanan Transfusi
Darah.
3) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2. Manajemen Resiko di Unit Farmasi

No. Tahap Resiko yang mungkin terjadi

1. Pengadaan Obat tidak selalu ada ketika dibutuhkan.

2. Penyimpanan a. Penyimpanan obat LASA dan HIGH


ALERT tidak dipisah.
b. Penyimpanan obat tidak FIFO/FEFO
c. Suhu tempat penyimpanan tidak sesuai
stabilitas obat
d. Obat di troli emergency tidak di inspeksi
berkala
e. Obat mendekati kadaluarsa tidak diberikan
tanda

3. Pendistribusian Pencatatan stok tidak dilakukan dengan benar.

4. Penyiapan Tidak dilakukan pengkajian resep.

5. Pemberian Tidak dilakukan verifikasi sebelum pemberian


obat.

6. Pemantauan a. Pemantauan dan pelaporan efek samping


obat tidak dilakukan.
b. Kesalahan obat (KNC, KTC, KTD) tidak
dilaporkan, jika ada laporan tidak di analisis
dan tidak ditindaklanjuti.

3. Indikator Mutu di Farmasi

_____________________________________________________________________________________

Ardiyanti Puspitasari_19920323 201902 2010


Keputusan Menteri
Kesehatan No. Rencana Strategis
Standar Nasional
No. 129/Menkes/SK/II/2008 RSUD Prof. Dr.
Akreditasi Rumah Sakit
tentang Standar Pelayanan Margono Soekarjo
Minimal Rumah Sakit

Waktu Tunggu Waktu Tunggu


1. Waktu Tunggu Pelayanan
Pelayanan Pelayanan

Tidak adanya kejadian Kepatuhan Penggunaan Tidak adanya kejadian


2.
kesalahan Fornas kesalahan

3. Kepuasan pelanggan Ketersediaan Obat Kepuasan pelanggan

Penulisan resep sesuai Penulisan resep sesuai


4.
formularium formularium

4. Berdasarkan UU No. 35 tahun 2009 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan


Pelaporan Narkotik, Psikotropik Dan Prekursor Farmasi. Mekanisme penyimpanan
narkotik/psikotropik yang baik dan benar adalah :
a. Gudang khusus harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Dinding dibuat dari tembok dan hanya mempunyai pintu yang dilengkapi dengan
pintu jeruji besi dengan 2 (dua) buah kunci yang berbeda.
2) Langit-langit dapat terbuat dari tembok beton atau jeruji besi.
3) Jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi.
4) Gudang tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker penanggung
jawab.
5) Kunci gudang dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab dan pegawai lain yang
dikuasakan.
b. Ruang khusus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Dinding dan langit-langit terbuat dari bahan yang kuat.
2) Jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi.
3) Mempunyai satu pintu dengan 2 (dua) buah kunci yang berbeda.
4) Kunci ruang khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang
ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
5) Tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk.
c. Lemari khusus memenuhi syarat sebagai berikut:
_____________________________________________________________________________________

Ardiyanti Puspitasari_19920323 201902 2010


1) Terbuat dari bahan yang kuat.
2) Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda.
3) Harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk Instalasi Farmasi
Pemerintah.
4) Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk Apotek,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan
Lembaga Ilmu Pengetahuan.
5) Kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang
ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.

_____________________________________________________________________________________

Ardiyanti Puspitasari_19920323 201902 2010

Anda mungkin juga menyukai