Laporan Praktik Kerja Industri Revisi Sidang
Laporan Praktik Kerja Industri Revisi Sidang
Penyusun mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-NYA penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Penyusunan laporan ini terwujud berkat adanya bimbingan , serta bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu , penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
i
5. Ir. Tin Kartini, M.Si selaku pembimbing Praktik Kerja Industri di Sekolah
Menengah Kejuruan – SMAK Bogor yang telah banayk memberikan
dukungan , bimbingan, nasihat serta doa.
6. Semua unsur pendidik dan tenaga kependidikan SMK-SMAK Bogor.
7. Orang tua serta keluarga atas semua dukungan dan doa dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan.
8. Seluruh staf PPLI laboratory ( Pak Wempi, Pak Arif, Pak Rustami , Pak
Pian, Pak Dian, Mba Revi, Teh Nesya, Teh Uni, Pak Aril, Pak Uding
Nasin, Pak Rudi, Pak Teguh, Pak Aji, Pak Bayu, Pak Nico , Pak Firman
.dll)
9. Teman seperjuangan di PPLI laboratory , Ferdian , Ahmad serta Upil.
10. Sahabat-sahabat yang senantiasa selalu mendoakan dan menyemangati.
11. Seluruh rekan seperjuangan Chepatrov Zenova 58.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini dari segi penyusunan masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu , untuk kesempurnaan laporan ini penyusun
mengharapkanadanya kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
perbaikan di masa yang akan datang. Selain itu penyusun meminta maaf atas
kesalahan yang terdapat dalam penyusunan laporan ini.
ii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I PENDAHULUAN
1. Visi
Menjadi sekolah menengah analis kimia bertaraf internasional yang
menghasilkan lulusan professional dan bermartabat.
2. Misi
Melaksanakan pendidikan analis kimia yang berkualitas, yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat dunia usaha maupun industri
1
3. Tujuan
Menyiapkan tamatan untuk menjadi tenaga kerja tingkat menengah dalam
bidang teknisi pengelolaan laboratorium, pengatur dan pelaksana analisis
kimia, serta melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
2
1. Mampu memahami, dan menerapkan hal-hal yang telah dipelajari di
sekolah yang di lakukan dilapangan.
2. Mampu mencari alternatif lain dalam pemecahan masalah analisis kimia,
secara lebih rinci dan mendalam.
3. Dapat membukukan setiap pengalaman yang didapat selama prakerin.
3
BAB II INSTITUSI PRAKERIN
Negara yang hijau dan subur serta kaya akan sumber daya alam, itulah
sebutan untuk negeri kita Indonesia. Tapi kini semuanya telah berubah, keadaan
Indonesia menjadi sangat memprihatinkan. Salah satunya adalah tingkat
pencemaran lingkungan yang tinggi dan terjadi dimana-mana khususnya di kota-
kota besar, kawasan industri dan kawasan padat penduduk. Banyak hal yang
dapat menyebabkan pencemaran, salah satu penyebab besarnya adalah limbah.
Pada awalnya, PT. PPLI dimiliki oleh Bapedal (memiliki 5% saham), PT.
Bimantara Citra (memiliki 25% saham) dan Waste management Indonesia (70%).
Pada tahun 2000, 95% sahamnya dipegang oleh Modern Asia Enviromental
Holdings (MAEH) dan 5% sisanya oleh BUMN.
4
Pada tahun 2009, MAEH didapatkan oleh Dowa Eco Sistem Co.LTD.,
sebuah perusahaan yang berdedikasi untuk management lingkungan dan
recycling dan secara keseluruhan merupakan cabang dari Dowa Holdings
Co.Ltd., perusahaan yang telah berdiri selama lebih dari 120 tahun sebagai
perusahaan penambang dan pemurni logam. Bisnis ini berpusat pada recycling,
waste management, remediasi tanah dan konsultasi lingkungan.
Sejalan dengan akuisisi MAEH oleh Dowa Eco Sistem, WMI dan MAEH
sekarang menjadi bagian keluarga yang lebih besar. Bisnis Dowa Grup
menawarkan operasi daur ulang terpadu yang meliputi pengumpulan, daur ulang,
pengangkutan dan fasilitas penimbunan.
Para ahli yang dimiliki MAEH membuat PPLI mampu memberikan tingkat
pelayanan dan kenyamanan lingkungan yang konsisten dengan standar
internasional dan memastikan perusahaan atau organisasi konsumen mematuhi
peraturan internasional, ISO 14001 dan ISO 17025 tentang Pengelolaan
Laboratorium serta meminimasi kewajiban lingkungan di masa depan.
Misi WMI adalah menjadi penyedia jasa utama dalam pengelolaan limbah
B3 dan non B3 di Indonesia, dengan komitmen memberikan biaya yang efektif
serta solusi yang berwawasan lingkungan.
5
2.3 Peraturan Kerja di PT. PPLI
6
2.3.2 Fasilitas yang diterima karyawan
1. Tunjangan transportasi
2. Fasilitas makan
3. Tunjangan luar kota
4. Biaya perjalanan dinas
5. Tunjangan shift
6. Tunjangan hari raya
7. Bonus per 3 bulan
8. Fasilitas pengobatan
9. Biaya rawat jalan
10. Biaya rawat inap
11. Biaya persalinan
12. Pemeriksaan kesehatan
13. Jaminan Sosial dan Tenaga Kerja
14. Bantuan duka cita dan pernikahan.
15. Penghargaan atas masa kerja.
7
2.4 Struktur Organisasi
Presdir
Director
Operasional
Deputi
Quality Manager Technical Technical
Manager Manager
Deputi Manager
Mutu Laboratory
Laboratory
Supervisior Admin
Technician Technician
Sampler Technician
8
Struktur Organisasi PT.PPLI
d
Presdir
Sales Dept.
Transport
Dept. Accounting Operation
Dept. Dept.
Engineering
Dept.
DWM
Dept. K Dept.
HSE Dept.
Public
Relation
Dept.
Community
Relation Dept.
Customer
Service
9
2.5 Pelayanan dan Fasilitas
10
2.5.3 Layanan Pengumpulan dan Pengangkutan
Untuk rute jarak jauh, PT. PPLI mengoperasikan armada yang ramah
lingkungan seperti draw bar trailer dan 40 feet trailer yang dapat memaksimalkan
efisiensi biaya logistik kontainer, meminimalisir biaya transportasi dari lokasi kerja
pelanggan hingga ke lokasi pengolahan dan pembuangan akhir.
WMI juga dapat pula menyediakan berbagai jenis kontainer khusus yang
telah memiliki sertifikasi uji angkat dan beban, untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan, kontainer limbah tersedia dalam berbagai bentuk dan jenis.
11
2.5.5 Pengemasan, Pemberian Label, dan Keamanan Pengangkutan
Limbah
Ada berbagai macam pelayanan yang diberikan oleh PT. PPLI yang
diberikan kepada konsumen dalam kaitannya dengan pengolahan limbah.
12
a. Presifitasi kimiawi,koagulasi,flokulasi
b. Dissolved air flotation
c. Solids removal
d. Netralisasi asam/basa
e. Pemisahan minyak/air
f. Sequencing batch reactor-SBR
g. Pengolahan lanjutan karbon aktif.
PROSES FISIKA
.
LimbahB3
B3 + Binder LimbahB3
Limbah B3
Limbah
Liquidr/Sludge/Mud Solid
Solid
Liquidr/Sludge/Mud
Taufik, Limbah B3
2.6.3 Stabilisasi
15
1. Memelihara agar segala bentuk pengerjaan senantiasa sesuai dengan syarat
aturan yang berlaku.
2. Melakukan aktivitas dengan cara yang baik yang dapat mencegahatau
meminimalisir kerusakan bagi lingkungan.
3. Menjaga komunikasi langsung dengan karyawan, pelanggan, supplier,
kontraktor, komunitas lokal, serta pihak ke-3 dalam kewajiban untuk
meningkatkan kesadaran bagi penjagaan lingkungan, serta kualitas proses
penyaluran.
4. Pengembangan hubungan kuat dengan penduduk setempat, serta membantu
aktivitas penduduk.
5. Menjamin keamanan karyawan, pelanggan, supplier, kontraktor,pengunjung
dan khalayak umum dengan menerapkan prosedur keamanan yang tepat
serta pelatihan untuk aktivitas serta situasi darurat.
6. Dipimpin oleh penasihat berkelas dunia yang menerapkan pengerjaan terbaik
dan inovatif.
7. Terus meningkatkan keramahan lingkungan dan standar kualitas.
16
perbaikan/peningkatan yang berkesinambungan dan Sistem Manajemen yang
memenuhi standar persyaratan ISO 14001 (Environmental Management) dan
OHSAS 18001 (Occupational Health and Safety Accreditation Sistem).
17
2.8.7 OLIMS
18
2.8.12 Pemantauan Penutupan dan Pasca Pentupan
19
2.9.3 Proses Uji Sidik Jari (Finger Print)
Ketika limbah telah datang, limbah yang tiba di PT. PPLI diperiksa ulang
dengan uji sidik jari. Proses uji sidik jari ini dilakukan untuk memastikan apakah
limbah yang diterima sama dengan sampel limbah yang telah diperiksa dan
dibuatkan profil limbahnya (sampel PA). Sampel limbah yang datang tersebut
dinamakan sampel EA (End-Acceptance).Setelah melalui analisa di laboratorium
uji sidik jari maka dilakukan pengolahan sampel. Berikut adalah proses dari
penerimaan limbah yang masuk, adalah sebagai berikut:
Penjadwalan untuk
Sampel dikirim kemudian Diperoleh
Pengiriman Limbah
di Timbang Kesepakatan
P-Chem
Effluent Discharde
Bioplant
20
2.10 Proses Pengolahan Limbah
Hampir semua jenis limbah industri dapat diolah di PT. PPLI kecuali
limbah yang mengandung radioaktif. Ada berbagai proses yang dilakukan dalam
pengolahan limbah yang dilakukan di PT. PPLI.
2.10.2 Stabilisasi
2.10.3 Phy-chem
Proses ini digunakan untuk limbah cair yang berbahaya. Secara umum
proses Phy-chem dilakukan melalui proses netralisasi, flokulasi, dan koagulasi.
Setelah melalui proses tersebut maka sebagian besar zat-zat berbahaya akan
terendapkan. Melalui proses filterisasi maka endapan akan terpisah dan
dimasukkan ke dalam proses stabilisasi. Sementara untuk bagian cair akan
diolah melalui proses Bioplant.
21
2.10.4 Bioplant
a. Sistem Linier
Merupakan sistem pelapis yang terdiri dari pelapis dasar dan pelapis
penutup.
b. Manajemen Lindi
22
d. Manajemen Air Tanah
LIMBAH
Anorganik Organik
Fuel Blending
Phy-Chem
Liquid Solid
Stabilisasi
BioPlant
Bahan Bakar
Effluent Landfill
Syntetic
Taufik, Limbah B3
24
2.11 Kegiatan di Laboratorium
25
b. Analisa Fuel Blending
Selain itu di analisa fuel blending juga dilakukan analisa sulfur, pH ekstrak
10%, viskositas, flash point, TOX, ash content, Specific grafity, dan blending test.
Analisis yang dilakukan ialah berkaitan dengan kimia air. Parameter yang
dianalisa di laboratorium Water Treatment ialah BOD, Cl, COD, Cr6+, DO, Fl-,
MLSS(Mix Liquor Suspensi Solid), MLVSS (Mix Liquor Volatyle Suspensi Solid),
N, NH4, NO2-, NO3-, P2 O5, Ph. S-, TDS, TOC, Phenol, TSS, dan MBAS, selain
parameter tadi. Ada pun sampel yang dianalisa di laboratorium Water Treatment
ialah sampel PA, EA QC, sampel komersil, sampel proyek serta proses
monitoring terhadap sampel dari proses Bioplant, dimana parameter yang
dianalisa ialah key parameter yaitu pH, TDS, COD, dan Ammonia terlarut.
26
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Mudah meledak (explosive) adalah bahan yang pada suhu dan tekanan
standar (250C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau
fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan
cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya. Pengujiannya dapat dilakukan
dengan menggunakan Differential Scanning Calorymetry (DSC) atau Differential
Thermal Analysis (DTA), 2,4-dinitrotoluena atau Dibenzoil-peroksida sebagai
senyawa acuan. Dari hasil pengujian tersebut akan diperoleh nilai temperatur
pemanasan. Apabila nilai temperatur pemanasan suatu bahan lebih besar dari
senyawa acuan, maka bahan tersebut diklasifikasikan mudah meledak.
b. Pengoksidasi (Oxidizing)
28
pembakaran bahan tersebut sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran
senyawa standar.
1. Berupa cairan
2. Berupa padatan
29
f. Beracun (Moderately Toxic)
g. Berbahaya (Harmful)
h. Korosif (Corrosive)
Bahan baik padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara
langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput
lendir dapat menyebabkan peradangan.
30
l. Berbahaya bagi Lingkungan (Dangerous to the Environment)
Bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon
(misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut
dapat merusak lingkungan.
m. Karsinogenik (Carcinogenic)
Karsinogenikadalah sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel liar yang
dapat merusak jaringan tubuh.
n. Teratogenik (Teratogenic)
o. Mutagenik (Mutagenic)
3.4 Nitrit
31
3.5 Spektrofotometer UVVis U-2800
Keterangan :
1 = sumber cahaya
2 = cermin
3 = monokromator
4 = celah (slit)
gambar 1. Bagan Spektrofotometer
5= kuvet
6= detektor
32
1. Sumber Cahaya
2. Monokromator
Sinar yang dikeluarkan sumber radiasi merupakan sinar polikromatis yang
mengandung berbagai panjang gelombang.Sementara itu untuk pengukuran zat
diperlukan sinar tertentu yang khas dan sebaiknya monokromatis.Perlu diingat
tetapan a pada hukum Lambert-Beer ditentukan oleh jenis sinar dan jenis
zatnya.Bila jenis sinarnya banyak yang berarti nilai panjang gelombangnya
banyak, maka nilai tersebut merupakan nilai sumbangan dari berbagai sinar yang
tidak diketahui pasti sumbangannya.Akibatnya nilai serapan belum tentu linier
dengan konsentrasi.
a. Prisma
Prisma terbuat dari gelas, kuarsa, atau silika. Bila radiasi elektromagnetik
melalui prisma maka radiasi tersebut akan dibiaskan karena bahan prisma
berbeda dengan udara. Indeks bias (indeks refraksi) tergantung pada panjang
gelombang. Radiasi dengan panjang gelombang pendek dibiaskan lebih jauh
daripada radiasi dengan panjang gelombang lebih panjang.Semakin pendek
panjang gelombang semakin jauh suatu radiasi dibelokkan.Hasil pembiasan
33
adalah pecahnya radiasi menjadi beberapa radiasi dengan panjang gelombang
tertentu yang semuanya tercakup dalam radiasi awal.
Radiasi daerah infra merah, sangat sedikit ditransmisikan oleh gelas dan
silika leburan, oleh karena itu untuk daerah ini prisma dan alat optik lainnya harus
terbuat dari kristalhalide alkali atau alkali tanah yang biasa ditembus sinar infra
merah.Selama berlangsungnya analisis spektrofotometri, kita dapat memilih sinar
dengan warna tertentu (artinya dengan panjang gelombang tertentu) dengan
menggunakan slit/celah. Pada slit tersebut terdapat celah yang hanya dapat
meloloskan panjang gelombang dengan cara memutar prisma. Gabungan prisma
dengan slit disebut monokromator.
Kisi difraksi sukar disiapkan dan kisi yang asli sangat mahal. Biasanya dibuat
kisi tiruan dari resin epoksi. Kisi tersebut dibuat dengan cara menutup kisi asli
dengan lapisan resin yang dibiarkan menyelimuti galurnya, kemudian galur
34
tersebut dilepaskan dari kisi asli dan digunakan sebagai kisi karena galur dari kisi
asli tercetak pada lapisan tersebut.
4. Detektor
35
BAB IV METODE ANALISIS
4.1 Tujuan
Prosedur ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan Nitrogen-
Nitrit dalam air permukaan dan air bawah tanah, air limbah domestik dan industri
berdasarkan SNI 06-6989.9-2004 tentang cara uji Nitrit (NO2-N) secara
spektrofotometri.
4.2 Prinsip
Reaksi antara Nitrit dan pereaksi pewarna yang merupakan komposisi
dari diazotized sulfanilamide dan N-(1-naphtyl)-ethylenediamine dihydrochloride
(NED dihydrochloride) pada pH 2.0 – 2.5 akan menimbulkan warna ungu
kemerahan dari pewarna azo.
4.3 Reaksi
HSO3NH2 + NO2- + 2H+ → HSO3N≡N +2H2O
Asam sulfanilat ion diazonium
1. Labu ukur 25 ml
2. Pipet
3. Spektrofotometer U-2800
4. Kuvet
Pereaksi
1. Sampel limbah
2. Coloring agent :Tambahkan 100 ml H3PO4 85% dan 10 gr Sulfanilamide
ke dalam 500 ml air, aduk hingga terlarut sempurna. Larutkan pula 1 gr N-
(1-naphthyl) ethylenediamine dihydrochloride dalam 100 ml air. Setelah
kedua larutan tersebut terlarut sempurna, campurkan keduanya ke dalam
labu ukur 1000 ml dan dihimpitkan hingga tanda batas. Aduk dan simpan
36
dalam lemari pendingin. Larutan ini akan tahan selama satu bulan apabila
disimpan pada botol gelap (amber) dalam lenari pendingin.
3. Standard induk Nitrit 250 ppm (NaNO2)
4. Air bebas Nitrit (NO2)
37
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Berikut ini adalah data atau hasil dari pembacaan sampel dengan
menggunakan spektrofotometer U-2800 pada panjang gelombang 534 nm.
Reading Concent
Kode sampel DF Analyst Remark
Instrument (mg/L)
Blank - 0.000 <0.005 Dea
QC : 0.10 ppm - 0.096 0.0096 99.0
CRM : 0.609 ppm 5 0.124 0.62 101.8
K34222 - 0.236 0.24
K35444 - 0.115 0.12
K45333 - 0.221 0.22
K34445 - 0.117 0.12
K34221 - 0.051 0.051
Dup - 0.055 0.055
Spike 0.151 0.151 98
% Error =
= = 7.5 %
5.2 Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi Nitrit pada sampel
limbah cair pada sampel yang terdapat dalam Tabel.3 . Berdasarkan data yang
diperoleh dari pembacaan 5 sampel yang berbeda, didapatkan hasil kadar nitrit
38
pada sampel limbah yang berbeda sebesar K34222 : 0.24 ppm, K35444 : 0.12
ppm, K45333 ; 0.22 ppm, K34445 : 0.12 ppm dan K34221 : 0.051 ppm.
Berdasarkan standar yang diterapkan di PPLI yaitu PP No 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya, limbah tersebut
dibagi dalam 3 macam kategori yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
39
Sebelum dilakukan pengukuran pastikan spektofotometer yang akan
dipakai untuk mengukur telah dilakukan uji kinerja sebelumnya. Uji kinerja ini
dilakukan untuk mengetahui apakah spektrofotometer yang akan dipakai layak
untuk digunakan atau tidak.
40
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan PP No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Beracun dan Berbahaya didapatkan hasil bahwa semua limbah yang dianalisa,
kadar Nitrit dalam limbah berada di bawah 150 ppm sehingga limbah tersebut
dapat dikategorikan sebagai limbah Non B3.
6.2 Saran
1. Harus segera mungkin dikerjakan untuk menghindari Nitrit dalam sampel
teroksidasi
2. Lakukan pengerjaan duplikat dan spike sebagai quality control
3. Selain parameter Nitrit harus di uji parameter lain dan di lihat apakah hasil
pembacaan dari parameter yang lain tersebut berada di kategori limbah
Non B3 ,TCLP-B atau TCLP-A.
4. Kerjasama antara PT.PPLI dan Sekolah Menengah Analisis Kimia Bogor
semakin ditingkatkan.
41
DAFTAR PUSTAKA
Day, Jr., R.A., dan Underwood. 1994. Analisis Kimia Kuantitatif, edisi keempat.
Jakarta : Erlangga.
42
Lampiran
Lampiran 1. Spektrofotometer U-2800
43