Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN KUALITAS UMBI UBI JALAR SEBAGAI SUBSTITUSI SUSU

SKIM
DALAM PEMBUATAN ES KRIM

Rekna Wahyuni
Universitas Yudharta Pasuruan

ABSTRAK: Teknologi pengolahan pangan modern telah menghasilkan kreasi baru olahan
ubi jalar, salah satunya adalah es krim ubi jalar. Es krim adalah produk pangan beku yang
biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan (desert) dengan bahan-bahan utama dalam
pembuatannya seperti lemak, bahan kering tanpa lemak (BKTL) atau padatan bukan lemak,
bahan pemanis, bahan penstabil, dan bahan pengemulsi. Penelitian untuk melihat pengaruh
subtitusi susu skim dengan ubi jalar sebagai sumber padatan bukan lemak terhadap tingkat
kesukaan (preferensi) panelis telah dilakukan di Laboratorium Teknologi Pertanian
Universitas Yudharta Pasuruan pada bulan April sampai Mei 2008. Perlakuan yang
digunakan adalah perbandingan penggunaan susu skim dan ubi jalar, yaitu sebagai berikut :
(1) susu skim : ubi jalar = 0% : 10%; (2) susu skim : ubi jalar = 2,5% : 7,5%; (3) susu skim :
ubi jalar = 5% : 5%; (4) susu skim : ubi jalar = 7,5% : 2,5%; dan (5) susu skim : ubi jalar =
10% : 0% (= kontrol). Analisis yang digunakan adalah analisis organoleptik berupa uji
hedonik. Analisis dilakukan di Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Yudharta
Pasuruan, dengan menggunakan 15 panelis semi terlatih yang sekaligus dipakai sebagai
ulangan. Selain itu, juga dilakukan pengamatan terhadap over run es krim dan kecepatan
meleleh di suhu ruang. Hasil analisis menunjukkan bahwa subtitusi susu skim dengan umbi
ubi jalar kukus sebagai padatan bukan lemak dalam pembuatan es krim dapat diterima oleh
panelis. Es krim dengan perbandingan susu skim dan ubi jalar 7,5% : 2,5% memiliki mutu
yang baik, dari segi organoleptik, over run, dan kecepatan meleleh.

Kata kunci : es krim ubi jalar, uji hedonik, over run, kecepatan meleleh

PENDAHULUAN jingga muda, jingga sampai kuning,


dan rasa umbi manis, manis agak
Tanaman ubi jalar (Ipomea berair, manis berair sampai manis
batatas) berasal dari Amerika bagian enak tergantung pada varietasnya.
Tengah dan pada sekitar tahun 1960- Beberapa varietas ubi jalar adalah
an ubi jalar telah menyebar dan seperti Daya, Prambanan,
ditanam di hampir seluruh wilayah Borobudur, Mendut, dan Kalasan.
Indonesia (Rukmana, H. R, 2001). Di tiap daerah di Indonesia,
Karakteristik umbi ubi jalar atau selalu ada varietas lokal ubi jalar
sweet potato adalah warna kulit dimana rata-rata tiap varietas
antara jingga muda, jingga sampai memiliki karakteristik yang berbeda
cokelat muda, warna daging umbi dengan keunggulan tertentu, seperti

46
Ubi Selat Jawa Timur yang warna yang sering disajikan sebagai
dagingnya dominan ungu dengan pendamping buah-buahan dalam
selingan cokelat-jingga dan terkenal pembuatan rujak manis, Ubi Papua
sebagai bahan pembuatan keripik, yang diduga merupkan indukan dari
Ubi Gunung Kawi yang jika dikukus varietas ubi jepang, dan Ubi Jepang
warna kulit umbi akan mengkilap yang cukup populer di Indonesia
dan rasanya sangat manis, Ubi Madu dengan berbagai varietas seperti
Cilembu yang istimewa karena ibaraki, beniazuma, dan naruto
umbinya yang dipanggang (Hartoyo, T, 2004). Secara umum
mengeluarkan cairan kental dengan kandungan gizi umbi ubi jalar seperti
rasa yang sangat manis, Ubi Bali dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kimia Ubi Jalar


Kandungan Komposisi
Energi (KJ/100 g) 71,1
Protein (%) 1,43
Lemak (%) 0,17
Pati (%) 22,4
Gula (%) 2,4
Serat makanan (%) 1,6
Kalsium (mg/100g) 29
Fosfor (mg/100g) 51
Besi (mg/100 g) 0,49
Vitamin A (mg/100 g) 0,01
Vitamin B1 (mg/100 g) 0,09
Vitamin C (mg/100 g) 24
Air (g) 83,3
Sumber : Hendroatmojo (1990) dalam Hartoyo, T (2004)

Berat kering umbi adalah jajanan lokal, seperti kue apem, kue
16-40% berat basah. Potensi besar mangkok, dan pilus dari ubi jalar,
ubi jalar terutama terletak pada termasuk juga keripik ubi jalar.
kandungan karbohidrat, dimana Teknologi pengolahan pangan
sebanyak 75-90% berat kering umbi modern juga telah banyak berperan
merupakan gabungan dari pati, gula, menghasilkan kreasi baru olahan ubi
dan serat seperti selulosa, jalar, dengan bentuk yang paling
hemiselulosa, dan pektin (Hartoyo, banyak berupa jajanan atau makanan
T, 2004). Karbohidrat di dalam umbi ringan (snack food). Dalam
ini telah banyak diolah lebih lanjut. pembuatan makanan ini, ubi jalar
Teknik olahan tradisional yang dapat berperan sebagai bahan utama
sudah banyak diterapkan di atau bahan pensubtitusi. Salah satu
masyarakat dalam bentuk beberapa jenis makanan yang memanfaatkan

47
umbi ubi jalar sebagai bahan es krim adalah membentuk rongga
bakunya adalah es krim. udara pada campuran bahan es krim
Es krim adalah produk atau Ice Cream Mix (ICM) sehingga
pangan beku yang dibuat melalui diperoleh pengembangan volume
kombinasi proses pembekuan dan yang membuat es krim menjadi lebih
agitasi pada bahan-bahan yang ringan, tidak terlalu padat, dan
terdiri dari susu dan produk susu, mempunyai tekstur yang lembut
pemanis, penstabil, pengemulsi, (Padaga, M, dkk, 2005).
serta penambah citarasa (flavor). Es Syarat mutu es krim menurut
krim biasa dikonsumsi sebagai SII (Standar Industri Indonesia)
makanan selingan (desert) dan Nomor 1617 Tahun 1985 dalam
dikelompokkan dalam makanan Padaga, M, dkk (2005) adalah
camilan (snack). Prinsip pembuatan sebagai berikut :

Bahan Standar
Lemak (%) : Minimal 8,0
Padatan susu bukan lemak (%) : Minimal 6,0-15,0
Gula (%) : Minimal 12,0
Bahan Tambahan :
Pemantap, pengemulsi : Sesuai SK Depkes RI No.
Zat warna : 235/Menkes/Per/VI/79
Pemanis buatan :
Jumlah bakteri : Negatif
Logam-logam berbahaya :
Cu, Zn, Pb, Hg : Tidak terdapat
Arsen : Tidak terdapat

(BKTL) berfungsi untuk


Bahan-bahan utama yang meningkatkan kandungan padatan di
diperlukan dalam pembuatan es krim dalam es krim sehingga lebih kental.
antara lain : lemak, bahan kering BKTL juga penting sebagai sumber
tanpa lemak (BKTL), bahan protein sehingga dapat
pemanis, bahan penstabil, dan bahan meningkatkan nilai nutrisi es krim.
pengemulsi. Lemak susu (krim) Unsur protein dalam pembuatan es
merupakan sumber lemak yang krim berfungsi untuk menstabilkan
paling baik untuk mendapatkan es emulsi lemak setelah proses
krim berkualitas baik. Lemak susu homogenisasi, menambah citarasa,
berfungsi untuk meningkatkan nilai membantu pembuihan,
gizi es krim, menambah citarasa, meningkatkan dan menstabilkan
menghasilkan karakteristik tekstur daya ikat air yang berpengaruh pada
yang lembut, membantu kekentalan dan tekstur es krim yang
memberikan bentuk dan kepadatan, lembut; juga dapat meningkatkan
serta memberikan sifat meleleh yang nilai over run es krim. Sumber
baik. Bahan kering tanpa lemak BKTL antara lain susu skim, susu

48
kental manis, dan bubuk whey es krim adalah CMC (carboxy
(Padaga, M, dkk, 2005). methyl celulose), gum arab, sodium
Bahan pemanis yang umum alginat, karagenan, dan agar. Bahan
digunakan dalam pembuatan es krim penstabil berperan untuk
adalah gula pasir (sukrosa) dan gula meningkatkan kekentalan ICM
bit. Bahan pemanis selain berfungsi terutama pada saat sebelum
memberikan rasa manis, juga dapat dibekukan dan memperpanjang masa
meningkatkan citarasa, menurunkan simpan es krim karena dapat
titik beku yang dapat membentuk mencegah kristalisasi es selama
kristal-kristal es krim yang halus penyimpanan. Bahan pengemulsi
sehingga meningkatkan penerimaan utama yang digunakan dalam
dan kesukaan konsumen. pembuatan es krim adalah kuning
Penambahan bahan pemanis sekitar telur, juga minyak hewan atau
12 sampai 16 gram per 100 gram nabati.Bahan pengemulsi bertujuan
campuran es krim akan untuk memperbaiki struktur lemak
menghasilkan es krim dengan tekstur dan distribusi udara dalam ICM,
yang halus. Laktosa (gula dari susu) meningkatkan kekompakan bahan-
juga merupakan sumber pemanis bahan dalam ICM sehingga
selain gula yang ditambahkan dari diperoleh es krim yang lembut, dan
luar. Laktosa berfungsi untuk meningkatkan ketahanan es krim
menahan titik beku sehingga es krim terhadap pelelehan bahan. Campuran
masih mengandung air yang tidak bahan pengemulsi dan penstabil
membeku jika disimpan pada akan menghasilkan es krim dengan
temperatur yang sangat rendah (-15 tekstur yang lembut (Padaga, M,
sampai -18°C). Jika seluruh air di dkk, 2005).
dalam es krim membeku selama Es krim yang baik harus
penyimpanan, tekstur es krim akan memenuhi persyaratan komposisi
menjadi keras dan sulit disendok umum ICM (Ice Cream Mix) atau
(Padaga, M, dkk, 2005). campuran es krim sebagai berikut :
Bahan penstabil yang
umum digunakan dalam pembuatan

Lemak susu : 10-16%


Bahan kering tanpa lemak : 9-12%
Bahan pemanis gula : 12-16%
Bahan penstabil : 0-0,4%
Bahan pengemulsi : 0-0,25%
Air : 55-64%
Sumber : Padaga, M, dkk (2005)

49
Proses pembuatan es krim homogenisasi kembali. Selanjutnya
dimulai dengan pencampuran bahan- ICM dibekukan dengan cepat untuk
bahan yang dilakukan dengan cara mencegah terbentuknya kristal es
melarutkan atau mencampurkan yang kasar. Pembekuan dilakukan
bahan-bahan kering ke dalam bahan dalam dua tahap, yaitu tahap
cair pada kondisi hangat (40°C), lalu pertama pada suhu -5 sampai -8°C
sambil dipanaskan dimasukkan dan tahap kedua pada suhu sampai –
bahan penstabil dan bahan 30oC. Proses pembekuan yang
pengemulsi sampai diperoleh dikombinasi dengan proses agitasi
campuran homogen yang disebut bertujuan untuk memasukkan udara
ICM. Campuran kemudian ke dalam ICM sehingga dihasilkan
dipasteurisasi pada suhu 80°C volume es krim dengan over run
selama 25 detik, sambil terus diaduk. yang sesuai standar es krim. Dalam
Pasteurisasi bertujuan untuk skala rumah tangga, proses agitasi
membunuh mikroorganisme dapat dilakukan dengan
patogen, melarutkan bahan kering, menggunakan mixer berulang-ulang
dan meningkatkan citarasa. diselingi dengan proses pembekuan
Selanjutnya ICM didinginkan di dalam freezer. Setelah itu, es krim
sampai suhu ruang untuk dapat dikemas dalah wadah-wadah
dihomogenisasi dengan tujuan kecil dan disimpan dalam freezer
memecah globula lemak sehingga untuk proses pembekuan. Kualitas es
ukurannya lebih kecil dan dapat krim akan tetap stabil pada suhu
menyebar rata sehingga dihasilkan penyimpanan -25 sampai -30°C
es krim dengan tekstur yang tidak (Padaga, M, dkk, 2005).
kasar, mempunyai citarasa yang Tujuan penelitian ini adalah
merata, dan daya buih yang baik. untuk melihat pengaruh subtitusi
Homogenisasi pada pembuatan es susu skim dengan ubi jalar sebagai
krim skala rumah tangga dapat sumber padatan bukan lemak
menggunakan blender atau mixer. terhadap tingkat kesukaan
Homogenisasi sebaiknya dilakukan (preferensi) panelis.
saat kondisi ICM masih hangat
(Padaga, M, dkk, 2005). BAHAN DAN METODE
ICM kemudian di-aging,
yang merupakan proses pematangan Waktu dan tempat
ICM dalam refrigerator bersuhu 4°C Penelitian dilaksanakan di
selama 4-12 jam. Tujuan aging Laboratorium Teknologi Pertanian
adalah untuk menghasilkan ICM Universitas Yudharta Pasuruan dan
yang lebih kental, lebih halus, Laboratorium THP UMM Malang
tampak lebih mengkilap, dan pada bulan April sampai Mei 2008
memperbaiki tekstur. Setelah proses
aging, dilakukan proses

50
Dihaluskan; (3) Kuning telur
Alat dan bahan dikocok sampai mengembang; (4)
Bahan yang digunakan Bahan-bahan kering dimasukkan ke
dalam penelitian adalah ubi jalar dalam air hangat sambil diaduk; (5)
varietas lokal dengan warna daging Campuran dipanaskan, sambil
umbi kuning-orange, susu bubuk kuning telur, putih telur, dan agar-
skim, susu bubuk full krim, whipped agar dimasukkan dan terus diaduk;
cream, gula pasir, telur, agar-agar, (6) Dipasteurisasi pada suhu 80-
garam, dan air. Sementara, alat yang 85oC selama 25 detik; (7) Adonan
digunakan dalam penelitian adalah diangkat, didinginkan sampai suam-
pisau, timbangan, panci pengukus, suam kuku, kemudian
kompor gas, blender, mixer, panci, dihomogenisasi selama 15 menit; (8)
sendok pengaduk, thermometer, dan Adonan disimpan di dalam
lemari pendingin (dengan refrigerator selama 4 jam untuk
refrigerator dan freezer). proses aging; (9) Dihomogenisasi
Formulasi bahan yang ulang selama 15 menit; (10) Adonan
digunakan dalam pembuatan es krim disimpan di dalam freezer sampai
ubi jalar ini mengacu pada Padaga, setengah beku lalu diagitasi selama
M, dkk (2005), yaitu sebagai berikut 15 menit; (11) Dikemas dalam
: padatan lemak 10% berupa susu wadah-wadah kemudian disimpan
bubuk full krim dan whipped cream, kembali ke dalam freezer.
padatan bukan lemak 10% berupa
susu bubuk skim dan umbi ubi jalar,
bahan pemanis 15% berupa gula
pasir, bahan penstabil 0,5% berupa Metode analisis
agar-agar dan putih telur, bahan Perlakuan yang digunakan
pengemulsi berupa kuning telur, dalam penelitian adalah
garam sebagai pengikat air, dan air. perbandingan penggunaan susu skim
dan ubi jalar sebagai padatan bukan
lemak, yaitu sebagai berikut : susu
Metode pembuatan skim : ubi jalar = 0% : 10% (kode
Proses dasar dalam 801), susu skim : ubi jalar = 2,5% :
pembuatan es krim meliputi 7,5% (kode 675), susu skim : ubi
beberapa tahap, yaitu pencampuran jalar = 5% : 5% (kode 305), susu
bahan, pasteurisasi, homogenisasi, skim : ubi jalar = 7,5% : 2,5% (kode
pematangan (aging), pembekuan dan 725), dan susu skim : ubi jalar =
agitasi, pengemasan, pembekuan, 10% : 0% (= kontrol, kode 400).
dan penyimpanan (Padaga, M, dkk, Perbandingan penggunaan
2005). susu skim dan ubi jalar di atas adalah
Proses pembuatan es krim perbandingan untuk berat kering;
yang dilakukan dalam penelitian sementara dalam penelitian
adalah sebagai berikut : (1) Umbi digunakan umbi ubi jalar yang
dicuci, dikukus, lalu dikupas; (2) dikukus (berat basah) sehingga

51
digunakan asumsi bahwa berat basah HASIL DAN PEMBAHASAN
ubi jalar adalah sekitar 4 kali berat
keringnya (berdasarkan Hartoyo, T Uji Hedonik Es Krim Ubi Jalar
(2004), dimana berat kering umbi Menurut Padaga, M, dkk
adalah 16-40% berat basah atau rata- (2005), pada dasarnya kualitas es
rata sekitar 28%). krim ditentukan oleh tekstur, rasa,
Analisis yang dilakukan bau, over run, dan kecepatan
adalah analisis organoleptik berupa meleleh. Tabel 2 menyajikan hasil
uji hedonik (skala 1-sangat tidak analisis organoleptik es krim ubi
suka sampai 7-sangat suka) untuk jalar, dengan atribut mutu
melihat tingkat kesukaan (preferensi) organoleptik yang dinilai adalah
panelis terhadap produk es krim ubi warna, aroma, mouthfeel (tekstur di
jalar. Analisis dilakukan di mulut), rasa, kecepatan meleleh, dan
Laboratorium Pangan, Fakultas penampilan produk es krim secara
Pertanian, Universitas Yudharta umum.
Pasuruan , dengan menggunakan 15 Secara umum berdasarkan
panelis semi terlatih yang sekaligus hasil analisis organoleptik, es krim
dipakai sebagai ulangan. Selain itu, dengan perlakuan perbandingan susu
juga dilakukan pengamatan terhadap skim dan ubi jalar 7,5% : 2,5%
over run es krim dan kecepatan memiliki rata-rata skor hedonik
meleleh di suhu ruang. Over run terbaik dan tidak berbeda nyata
dihitung dalam bentuk persentase dengan rata-rata skor hedonik
over run berdasarkan perbedaan perlakuan perbandingan susu skim
volume es krim dan ICM (=Ice dan ubi jalar 2,5% : 7,5% dan
Cream Mix) atau campuran es krim; kontrol.Rata-rata skor hedonik
sementara kecepatan meleleh perlakuan perbandingan susu skim
dinyatakan dalam menit untuk dan ubi jalar 7,5% : 2,5% tertinggi
melihat ketahanan es krim terhadap untuk atribut warna, aroma,
pelelehan pada saat dihidangkan di mouthfeel, rasa, dan penampilan
suhu ruang. secara umum; namun tidak untuk
% Over run = (Volume es krim – kecepatan meleleh (Tabel
Volume ICM)/ Volume ICM * 2).Sementara, secara umum rata-rata
100% skor hedonik terendah adalah untuk
perlakuan penggunaan 10% umbi
ubi jalar, kecuali untuk atribut
kecepatan meleleh yang skor
hedoniknya tertinggi dibandingkan
perlakuan lain.

52
Tabel 2. Hasil Analisis Organoleptik (Uji Hedonik) Es Krim Ubi Jalar

Atribut mutu Skor Hedonik untuk Perlakuan


organoleptik 810 675 305 725 400
Warna 3,69 4,81 5,00 6,31 6,19
Aroma 4,38 4,93 4,69 5,56 5,19
Mouthfeel 4,00 5,63 5,38 6,07 5,94
Rasa 3,56 5,81 5,44 6,31 6,00
Kecepatan meleleh 5,38 4,94 4,50 4,63 4,00
Penampilan secara
umum 3,44 5,73 5,06 6,25 5,88
Rata-rata 4,07 c 5,31 ab 5,01 b 5,85 a 5,53 ab
Keterangan :
Perbandingan padatan bukan lemak
810 = Susu Skim : Ubi Jalar = 0% : 10%
675 = Susu Skim : Ubi Jalar = 2,5% : 7,5%
305 = Susu Skim : Ubi Jalar = 5% : 5%
725 = Susu Skim : Ubi Jalar = 7,5% : 2,5%
400 = Susu Skim : Ubi Jalar = 10% : 0% (Kontrol)

Penilaian hedonik panelis Rasa dalam es krim


untuk atribut warna es krim merupakan kombinasi cita rasa dan
bervariasi antara 3,69 sampai 6,19 bau (aroma), yang diciptakan untuk
(agak tidak suka sampai sangat memenuhi selera konsumen. Pada
suka), Rata-rata skor hedonik umumnya, rasa dan aroma es krim
terendah diperoleh oleh perlakuan merupakan satu kesatuan yang saling
perbandingan susu skim dan ubi jalar menunjang karena hal pertama yang
0% : 10%. Rata-rata skor hedonik akan diperhatikan oleh konsumen
semakin meningkat dengan semakin saat membeli es krim adalah rasa
berkurangnya konsentrasi umbi ubi dan aromanya, Dari hasil analisis
jalar kukus yang digunakan sebagai organoleptik, tampak ada korelasi
pensubtitusi (Tabel 2). Warna umbi positif antara skor hedonik terhadap
ubi jalar yang kuning-orange aroma dan skor hedonik terhadap
memang berpengaruh pada warna rasa es krim ubi jalar yang diberikan
produk es krim, dimana semakin oleh panelis, dimana peningkatan
banyak konsentrasi penggunaan ubi skor hedonik terhadap aroma diikuti
jalar, warna es krim akan semakin pula dengan peningkatan skor
kekuningan dan tampaknya hal ini hedonik terhadap rasa (Tabel 2).
kurang diminati oleh panelis, Warna Semakin banyak konsentrasi
es krim yang diminati adalah warna subtitusi umbi ubi jalar kukus,
putih susu seperti perlakuan semakin rendah skor penilaian
perbandingan susu skim dan ubi jalar panelis terhadap aroma dan rasa es
7,5% : 2,5% dan kontrol. krim ubi jalar. Tampaknya panelis
tetap lebih menyukai es krim dengan

53
cita rasa dan aroma susu yang masih padatan bukan lemaknya murni
terasa dibandingkan es krim dengan berasal dari umbi ubi jalar kukus.
cita rasa dan aroma ubi jalar yang
terlalu menonjol. Hal ini ditunjukkan Tekstur es krim dipengaruhi
dengan rata-rata skor penilaian oleh ukuran dari kristal es, globula
hedonik panelis untuk es krim lemak, gelembung udara, dan kristal
dengan perlakuan perbandingan susu laktosa (Suprayitno, E, dkk, 2001);
skim dan ubi jalar 7,5% : 2,5% yang sementara, menurut Padaga, M, dkk
tertinggi, yaitu 5,56 (agak suka (2005), tekstur lembut es krim
sampai suka) untuk aroma dan 6,31 ( sangat dipengaruhi oleh komposisi
suka sampai sangat suka) untuk rasa; ICM, cara mengolah, dan kondisi
dilanjutkan dengan rata-rata skor penyimpanan. Tekstur es krim yang
hedonik untuk aroma dan ras baik adalah halus/ lembut (smooth),
produk es krim kontrol yang padatan tidak keras, dan tampak mengkilap
bukan lemaknya murni berasal dari (Padaga, M, dkk, 2005); sementara,
susu skim (Tabel 2). tekstur yang buruk adalah greasy
(terasa ada gumpalan lemak), grainy
Menurut Padaga, M, dkk (terasa seperti tepung), flaky/snowy
(2005), rasa sangat mempengaruhi (terasa ada serpihan es),
kesukaan konsumen terhadap es lumpy/gelatin (seperti jelly), dan
krim, bahkan dapat dikatakan sandy (berpasir) (Suprayitno, E, dkk,
merupakan faktor penentu utama. 2001).
Saat ini, rasa es krim di pasaran
sudah sangat beragam sehingga Berdasarkan penilaian
diperlukan kejelian dan kreativitas panelis terhadap atribut kecepatan
untuk memadupadankan rasa yang meleleh didapatkan bahwa es krim
menjadi kegemaran konsumen. Rasa dengan perlakuan perbandingan
es krim juga dipengaruhi oleh susu skim dan ubi jalar 7,5% : 2,5%
beberapa hal seperti bahan pengental paling disukai karena tidak cepat
yang dapat mengurangi rasa manis meleleh pada suhu ruang. Subtitusi
gula dan perubahan tekstur yang susu skim dengan umbi ubi jalar
dapat mengubah cita rasa es krim. kukus tampaknya mempengaruhi
Penilaian hedonik panelis kekentalan adonan es krim, dimana
untuk atribut mouthfeel (tekstur di semakin tinggi konsentrasi
mulut) bervariasi antara 4,0 sampai penggunaan umbi ubi jalar kukus,
6,07 (netral sampai sangat suka). semakin kental adonan es krim. Hal
Rata-rata skor hedonik tertinggi ini berpengaruh lanjut pada
didapatkan oleh perlakuan kecepatan meleleh es krim yang
perbandingan susu skim dan ubi jalar semakin lambat dan tekstur es krim
7,5% : 2,5%; sementara rata-rata yang cenderung menjadi keras.
skor hedonik terendah didapatkan Panelis menilai bahwa
oleh perlakuan es krim yang penampilan secara umum es krim
dengan perlakuan susu skim dan ubi

54
jalar 7,5% : 2,5% adalah terbaik kualitas es krim. Adanya udara
dibandingkan perlakuan lainnya, dalam ICM akan membentuk
termasuk kontrol, yaitu 6,25 (suka rongga-rongga udara yang akan
sampai sangat suka); sementara, es segera terlepas bersamaan dengan
krim dengan perlakuan penggunaan melelehnya es krim. Semakin
ubi jalar 10% memperoleh rata-rata banyak rongga udara akan
skor hedonik terendah, yaitu 3,44 menyebabkan es krim cepat
(agak tidak suka sampai netral). menyusut dan meleleh pada suhu
ruang. Es krim yang berkualitas
memiliki over run 70-80%;
Over Run dan Kecepatan Meleleh sedangkan untuk industri rumah
Es Krim Ubi Jalar tangga 35-50% (Padaga, M, dkk,
Over run menunjukkan 2004; Suprayitno, E, dkk, 2001).
banyak sedikitnya udara yang Tabel 3, Pengamatan Over Run dan
terperangkap di dalam campuran es Kecepatan Meleleh Es Krim Ubi
krim atau ICM karena proses agitasi. Jalar
Over run mempengaruhi tekstur dan
kepadatan yang sangat menentukan

Perlakuan
Variabel 810 675 305 725 400
Over run (%) 22,22 28,57 54,84 41,38 63,33
Kecepatan meleleh (menit) 8,58 2,28 2,12 1,41 0,41

Keterangan :
Perbandingan padatan bukan lemak
10 = Susu Skim : Ubi Jalar = 0% : 10%
75 = Susu Skim : Ubi Jalar = 2,5% : 7,5%
05 = Susu Skim : Ubi Jalar = 5% : 5%
25 = Susu Skim : Ubi Jalar = 7,5% : 2,5%
00 = Susu Skim : Ubi Jalar = 10% : 0% (Kontrol)

55
Peningkatan konsentrasi segera mencair pada suhu ruang;
subtitusi susu skim dengan ubi jalar namun juga perlu diperhatikan
kukus tampaknya dapat bahwa es krim yang lambat meleleh
meningkatkan kekentalan atau kecepatan melelehnya terlalu
(viskositas) ICM sehingga semakin rendah juga tidak disukai oleh
membatasi mobilitas molekul air konsumen karena bentuk es krim
karena ruang antar partikel di dalam yang tetap (tidak berubah) pada suhu
ICM menjadi semakin sempit. ruang sehingga memberikan kesan
Sempitnya ruang antar partikel terlalu banyak padatan yang
menyebabkan udara yang masuk ke digunakan (Padaga, M, dkk, 2005).
dalam ICM selama agitasi semakin Dari hasil pengamatan terhadap nilai
sedikit sehingga nilai over run yang over run dan kecepatan meleleh es
dihasilkan semakin rendah. Hal ini krim ubi jalar, es krim dengan
dapat dilihat dari hasil pengamatan perlakuan perbandingan susu skim
over run pada Tabel 3, dimana dan ubi jalar 7,5% : 2,5%
dengan semakin banyaknya menunjukkan mutu es krim yang
penggunaan umbi ubi jalar kukus baik.
sebagai pensubtitusi susu skim, nilai
over run cenderung semakin KESIMPULAN
rendah.Over run yang terlalu rendah 1. Subtitusi susu skim sebagai
dapat menyebabkan es krim beku padatan bukan lemak dalam
menjadi produk yang terlalu keras pembuatan es krim dengan ubi
dan lembek seperti puding; jalar kukus dapat diterima oleh
sementara over run yang terlalu panelis.
tinggi menyebabkan es krim terlalu
lunak, cepat meleleh, dan memiliki 2. Perbedaan konsentrasi subtitusi
rasa yang hambar (Suprayitno, E, susu skim dengan ubi jalar
dkk, 2001), kukus berpengaruh terhadap
Kecepatan meleleh es krim mutu es krim.
sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan 3. Es krim yang dibuat dari susu
yang digunakan dalam pembuatan skim dan ubi jalar kukus dengan
ICM, Es krim yang baik adalah es perbandingan 3 : 1 (7,5% :
krim yang tahan terhadap pelelehan 2,5%) menunjukkan mutu es
pada saat dihidangkan pada suhu krim yang baik.
ruang. Es krim yang cepat meleleh
kurang disukai karena es krim akan

56
DAFTAR PUSTAKA

Hartoyo, T, 2004, Olahan dari Ubi Jalar, Trubus Agrisarana, Surabaya.

Padaga, M dan M, E, Sawitri, 2005, Es Krim yang Sehat, Trubus Agrisarana,


Surabaya.

Rukmana, H, R, 2001, Aneka Keripik Umbi, Kanisisius, Yogyakarta.

Suprayitno, E, H, Kartikaningsih, dan S, Rahayu, 2001, Pembuatan Es Krim


dengan Menggunakan Stabilisator Natrium Alginat dari Sargassum sp,
Dalam Jurnal Makanan Tradisional Indonesia ISSN: 1410-8968, Vol, 1
No, 3, Hal, 23-27.

57

Anda mungkin juga menyukai