Anatomi Fisiologi
Anatomi Fisiologi
PENDAHULUAN
negara maju seperti Amerika, Kanada, dan di negara Eropa lainnya. Pneumonia
bukan saja dikenal sebagai mordilitas yang tinggi dengan angka kejadian 4 juta
kasus pertahun mengenai 12 orang dewasa per 1000 orang dewasa per tahun,
dengan lebih dari 600 ribu penderita rawat inap pertahun (Susanto dkk, 2010).
mencapai 49,45 persen, tahun 2009 49,43 persen, dan tahun 2010 menurun 39,35
pneumonia pada balita usia 12-48 bulan, prosentasenya 8,02 persen, dan pada
bulan januari sampai maret 2012 sebesar 0,02 persen (Rachmawati, 2013).
Pneumoniae sebagai salah satu penyebab infeksi saluran nafas akut (Helmi, 2005).
oleh bahan kimia atau paparan fisik seperti suhu dan radiasi. Berdasarkan lokasi
berguna dalam penyusunan laporan ini, data-data tersebut diperoleh dengan cara
sebagai berikut :
1. Interview ( wawancara )
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara bertatap muka secara langsung
dengan pasien dan keluarga yang ada hubungannya dengan masalah kesehatan
pasien.
2. Observasi - partisipatif( pengamatan )
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik secara
langsung dan melakukan pengamatan kepada pasien yang sedang sakit. Dengan
maksud untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan terperinci tentang
penyakit pasien.
3. Study literatur
Sumber – sumber komunikasi suatu data, melihat data – data yang datanya harus
lengkap dan juga harus dipercaya. Oleh sebab itu, para penulis hendaklah
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manifestasi klinis
E. Komplikasi
F. Pencegahan
G. Pemeriksaan penunjang
H. Penatalaksanaan medis
1. Pengkajian umum
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi/Rasional
A. Pengkajian
B. Data fokus
C. Analisa data
D. Diagnosa data
E. Rencana keperawatan
G. Evaluasi
H. Resume
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran – saran
C. Kesan – kesan
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB II
sistem ganda (PSG) dimaksud untuk menerapkan apa yang telah diajarkan dan
didapatkan di sekolah baik teori maupun praktek. Maka sekarang ini pemerintah
Dan diharapkan Rumah Sakit dapat bekerja sama dalam mewujudkan Sumber
Praktek kerja Lapangan yang disingkat dengan “PKL” merupakan bagian dari
program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta didik di Dunia
kerja, sebagai wujud nyata dari pelaksanaan system pendidikan di SMK yaitu
Pendidikan System Ganda (PSG). Program PKL disusun bersama diantara sekolah
dan dunia kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik dan sebagai
dituntut kurikulum, dan disamping itu mengenal lebih dini dunia kerja yang
C. Defisini Istilah
Dalam menyusun Laporan ini kami menentukan istilah kata dan kami
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ), arti dari istilah itu sendiri adalah pelaksanaan
dua kali lipat atau ganda yaitu di sekolah dan di dunia usaha/kerja.
sepenuhnya ke Dunia Kerja, tetapi sekolah perlu memberi arahan tentang apa
kesadaran bahwa apa yang sudah dimilikinya berguna bagi dirinya dan orang
lain. Dengan begitu peserta didik akan lebih percaya diri karena orang lain
masyarakat.
3. Penumbuhan etos kerja/pengalaman kerja .
SMK sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan dapat mengantarkan
yang seesuai.
Rancangan PKL sebagai bagian pembelajaran perlu memperhatikan kearsipan
E. MANFAAT PKL
sebagai berikut :
2. Bagi Sekolah
2.1. Mampu menghasilkan kualitas siswa dan siswi yang professional
lapangan kerja.
3.2. Dapat membantu pekerjaan di Rumah Sakit.
Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat
pakar, dan padat moral. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit
mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin, sehingga rumah sakit mampu
kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu rumah sakit harus mempunyai
Rustiyanto. 2009).
RSUD Cibinong berdiri pada tahun 1982 dengan luas tanah 41.974 m 2 dan luas
bangunan hanya 415 m2. Pelayanan yang tersedia masih terbatas pada poliklinik
umum. Demikian pula tenaga medis dan paramedic yang bertugas masih sangat
sedikit.
Tahun 1985 mulai dibuka poliklinik Gigi dan poliklinik spesialis Mata. Pelayanan
persalinan dan perawatan pasca persalinan oleh bidan juga mulai dilaksanakan.
Pada tahun 1986 dilakukan penyerahan RSUD Cibinong oleh Kakandep Provinsi
Jawa Barat kepada Bupati DT II Kabupaten Bogor. Serah terima ini tertuang
memberikan pelayanan rawat inap untuk perawatan umum. Kapasitas tempat tidur
kebidanan dan kandungan pada tahun 1989. Pada tahun yang sama pula RSUD
penunjang.
Kemudian menyusul dibukanya beberapa poliklinik spesialis baru untuk
yang baru dibuka adalah poliklinik spesialis bedah pada tahun 1993, poliklinik
Rehabilitasi medik (1998), Syaraf (1999), Bedah Othopedi (2003), Gizi klinik
(2003), spesialis Gigi Orthodonti (2005), Urologi ( juni 2008), Edukasi Diabetes
(2008), dan poliklinik DOTS (2009). Untuk pelayanan penunjang diagnostic juga
2003, klinik Edukasi Diabetes (2008), serta menyelenggarakan senam bagi para
penderita diabetes sejak bulan april tahun 2009. Senam dilaksanakan pada setiap
masyarakat, jumlah tempat tidur rawat inap juga mengalami pertambahan yang
signifikan. Tempat tidur untuk pasien rawat inap bertambah hingga menjadi 101
pada tahun 2000, kemudian berkembang menjadi 116 tempat tidur pada akhir
tahun 2002. Pada pertengahan tahun 2003 menjadi 128 tempat tidur, dan awal
tahun 2004 menjadi 179 tempat tidur. Pertambahan tempat tidur sejalan dengan
penambahan ruang rawat inap VIP dan beroperasinya ruang ICU (Intensive Care
Unit) pada tahun 2004. Pada tahun 2005 RSUD menambah tempat tidur menjadi
rawat inap VIP menambah 6 tempat tidur sehingga pada tahun 2009 total
menjadi 203 tempat tidur rawat inap. Hal ini dimungkinkan karena adanya
penambahan satu gedung perawatan baru. Keseluruhan 233 tempat tidur tersebut
gedung kantor dan satu gedung Rawat Inap dengan dua lantai. Pada tahun 2010
IGD.
Peningkatan kelas RSUD Cibinong dari tipe C menjadi tipe B Non Pendidikan
tahun yang sama RSUD Cibinong berubah menjadi Badan Rumah Sakit Daerah
melalui Peraturan Daerah Nomor 34 tahun 2002. Akhirnya, pada tahun 2009
masyarakat.
Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008, Rekam medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
kepada pasien. Data pelayanan kesehatan yang tertera dalam dokumen rekam
medis, baik data sosial pasien dan data medis dapat menghasilkan informasi yang
sangat penting bagi pengembangan rumah sakit dan bagi pasien sendiri.
Tata kerja rekam medis di rumah sakit bertujuan untuk terlaksananya peraturan
kegiatan rekam medis dengan tepat, cepat dan benar. Proses kegiatan
sakit, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien oleh dokter dan
dokter gigi atau tenaga kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan kesehatan
langsung pada pasien. Selama pasien itu mendapat pelayanan medis di rumah
sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi
berkas penyimpanan rekam medis dari rak penyimpanan berkas rekam medis yang
dirawat, atau untuk keperluan lainnya, serta dilakukannya evaluasi dan pelaporan.
Semua kegiatan harus berkesinambungan jika tidak kegiatan rekam medis suatu
penyimpanan itu sendiri adalah sistem yang digunakan pada penyimpanan berkas
rekam medis agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan
medis tersebut mudah dan cepat diolah, dalam pengolahan data rekam medis
data/berkas rekam medis tidak disimpan dengan baik dan benar maka akan
pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut dalam segi pelayanan non medis.
KELOMPOK
JABATAN WADIR WADIR
FUNGSIONAL ADMINISTRASI PELAYANAN
14
Perawat Jaga
Keperawatan
Perawatan II
(Askep)
Kepala
Kasie.
Perawatan I
INSTALASI
(SDM )
LAPORAN
Spesialis Saraf, Spesialis Kulit dan Kelamin, Spesialis Rehab Medik Gigi,
Unit, Elektrocutter
2.2. Pelayanan OK tersedia Ventilator dan Anaesthesi Unit
2.3. Pelayanan bayi atau NICU tersedia Vantilator Bayi>200 Gram
berat badan
2.4. Infant warmer dan incubator baby (servo sustem)
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
pengisian alveoli dengan cairan. Penyebabnya karena agen infeksi, irirtan kimia
beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap
yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu
yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit
pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap
muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi
individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan
peradangan.
Etiologi:
2) Hantavirus
3) Virus influenza
4) Virus parainfluenza
5) Adenovirus
6) Rhinovirus
8) Sitomegalovirus.
9) Virus Influensa
11) Adenovirus
12) Rubeola
13) Varisella
15) Pneumococcus
16) Streptococcus
17) Staphilococcus
Faktor-faktor risiko terkena pneumonia, antara lain Infeksi Saluran Nafas Atas
bulan, Jenis kelamin laki-laki , Gizi kurang, Berat badan lahir rendah, Tidak
tidak memadai.
Patofisiologi
darah dari luka di tempat lain misalnya di kulit, jika melalui pernapasan/saluran
pernapasan, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawani oleh berbagai sistem
sel-sel pada lapisan lendir tenggorok, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia)
untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar, tentu itu semua tergantung
Long).
Pneumonia bakteri menyerang baik ventilasi maupun difusi, serta reaksi inflamasi
yang dilakukan oleh pneumotoraks terjadi pada alveoli dan menghasilkan eksudat,
yang mengganggu gerakan dan difusi oksigen serta karbon dioksida. Sel-sel darah
putih kebanyakan neutrofil juga bermigrasi ke dalam alveoli dan memenuhi ruang
alveolar. Darah vena yang memasuki paru-paru lewat melalui area yang kurang
terventilasi dan keluar ke sisi kiri jantung tanpa mengalami oksigenasi. Pada
pokoknya, darah terpiraudari sisi kanan ke sisi jantung. Percampuran darah yang
arterial.
berlapis tiga tanpa dinding sel, organisme ini tumbuh pada media kultur khusus
tetapi berbeda dari virus. Pneumonia mikoplasma paling sering terjadi pada anak-
mikoplasma.
bulous merupakan hal yang umum terjadi. Pneumonia atipikal dapat menimbulkan
masalah yang sama baik dalam ventilasi maupun difusi seperti yang diuraikan
C. Manisfestasi Klinis
aksesori pernapasan.
Pneumonia atipikal beragam dalam gejalanya tergantung pada organisme
miamia, ruam dan faringitis, setelah beberapa hari, sputum mukola atau
celcius.
Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran pernapasan.
Saluran napas atau akut selama beberapa hari selain didapatkan menggigil, suhu
tubuh meningkat dapat mencapai 40oC, sesaknafas, nyeri dada dan batuk dengan
penderita ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makandan sakit
kepala.
Tanda dan gejala berupa :
1. Batuk non produktif.
2. Ingus (nasal discharge)
3. Suara napas lemah
4. Retraksiintercosta
5. Penggunaan otot bantu napas
6. Demam
7. Ronchii
8. Cyanosis
9. Thorak photo menunjukkan infiltrasimelebar
10. Batuk
11. Sakit kepala
12. Kekakuan dan nyeri otot
13. Sesak nafas
14. Menggigil
15. Berkeringat
D. Komplikasi
1. Efusi pleura
2. Hipoksemia
3. Pneumonia kronik
4. Bronkaltasis
E. Pencegahan
Seringlah mencuci tangan, terutama setelah menggunakan toilet,
mengganti popok, menyiapkan atau makan makanan, atau membuang lendir dan
F. Pemeriksaan Penunjang
anemia ringan/sedang.
2. Pemeriksaan radiologis memberi gambaran bervariasi :
2.1. Bercak konsolidasi merata pada bronco pneumonia.
pneumonia statipilokok.
2.3. Bercak konsolidasi satulobus pada pneumonia lobaris.
2.4. Pemeriksaan cairan pleura.
2.5. Pemeriksaan mikrobiologik, specimen usap tenggorok, sekresinasofaring
G. Penatalaksanaan Medis
sekitar 60-70 mmHg dan juga penting mengawasi pemeriksaan analisa gas darah.
Pemberian cairan intravena untuk IV line dan pemenuhan hidrasi tubuh untuk
jika pneumonia mengenai lobus bawah yang dapat menyebabkan hipotensi. Jika
hipotensi terjadi, segera atasi hipoksemia arteri dengan cara memperbaiki volume
komplikasi lain. Klien dengan abses paru dan empiema memerlukan antibiotik
yang lama. Untuk klien yang alergi terdapat Penisilin dapat diberikan Eritromisin.
Pemberian sefalosporin harus hati-hati untuk klien yang alergi terhadap Penisilin
anafilaksis. Dalam 12-36 jam, setelah pemberian penisilin, suhu, denyut nadi,
frekuensi pernafasan menurun serta nyeri pleura menghilang. Pada ±20% klien,
demam berlanjut sampai lebih dari 48 jam setelah obat dikonsumsi (Arif
H. Penatalaksanaan Keperawatan
Pengkajian Lengkap
1. Identitas Klien
Biodata meliputi dari nama, umur, suku bangsa, status perkawinan, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit dan tanggal pengkajian.
2. Biodata Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya pasien mengeluh dengan keluhan demam beserta batuk dan flu,
sakit kepala, klien tanpak gelisah, sesaknafas dan nyeri dada, tidak nafsu
makan.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pasien sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama dan
melitus.
Tanda: Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering
area yang
konsolidasi, fremitus: taktil dan vokal bertahap meningkat dengan
ada di atas area yang terlibat, atau napas bronkial, warna: pucat
kronis.
Pertimbangan :DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6,8hari.
Rencana pemulangan : Bantuan dengan perawatan diri, tugas
pemeliharaan rumah, oksigen mungkin diperlukan bila ada kondisi
pencetus.
Tujuan : Jalan napas paten dengan bunyi napas bersih, tak ada dispnea, sianosis.
Intervensi :
terjadi
1.2. Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi
Bunyi napas bronkial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area
melakukan batuk, mis: menekan dada dan batuk efektif sementara posisi
duduk tinggi.
pasien yang tak mampu melakukan karena batuk tak efektif atau
sekret.
bronkodilator, analgesik.
Tujuan : Jalan napas paten dengan bunyi napas bersih, tak ada dispnea,sianosis.
Intervensi :
2.2. Observasi warna kulit, membran mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis
2.3. Awasi suhu tubuh, sesuai indikasi. Bantu tindakan kenyamanan untuk
2.4. Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi (fowler atau semi
2.6. prong,masker,maskerVenturi.
pneumonia.
dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan, dan tanda vital
Intervensi :
setelah aktivitas.
intervensi.
3.2. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut
tepat.
3.4. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan/atau tidur.
kebutuhan oksigen.
Intervensi :
endokarditis.
mengalami nyeri, khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital
telah terlihat.
analgesik.
4.5. Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode
batuk.
umum.
Intervensi:
osmolalitas.
diharapkan.
5.2. Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin.
5.3. Rujuk kepada ahli diet untuk membantu memilih makanan yang dapat
R/ Ahli diet ialah spesialisasi dalam hal nutrisi yang dapat membantu
kebutuhan nutrisi sesuai dengan keadaan sakitnya, usia, tinggi dan berat
badannya.
5.4. Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering dan
sedikit energi.
individual yang tepat, mis: membran mukosa lembab, turgor kulit baik,
BAB V
TINDAKAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Umur :17 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :-
Agama : islam
Suku/bangsa :-
Status perkawinan : belum menikah
Alamat : Cimanggu, gang kamboja RT04/07
Tgl masuk : 21 febuari 2013
Diagnosa medis : pneumonia
3. RIWAYAT PENYAKIT
3.1. KELUHAN UTAMA
Sesak napas hilang timbul, demam, mual dan muntah
3.2. RIWAYAT PENYAKIT
Pasien datang dengan keluhan sesak napas hilang timbul, demam, mual
dan muntah
3.3. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu
3.4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga
4. PEMERIKSAAN FISIK
4.1. KEADAAN UMUM PASIEN
Penampilan : Rapih
Kesadaraan : Compos mentis
Vital Sign :
TD 100/80mmgh, Resp 28x/menit, Suhu 380C, Nadi 78x/menit
4.2. KEPALA
Bentuk kepala : simetris/tidak, ada ketombe/tidak,ada kotoran pada kulit
tekan/tidak
4.3. KULIT
Warna kulit (sawo matang), turgor kulit cepat kembali/tidak, ada lesi/tidak, ada
terhadap cahaya normal/ tidak, kornea bening/ tidak, konjungtiva anemis/ tidak,
polip/tidak
4.6. PENDENGARAN/ TELINGA
Bentuk daun telinga simetris/tidak, letaknya simetris/tidak,
Peradangan(ada/tidak), fungsi pendengaran baik/tidak, ada serumen/tidak, ada
cairan/tidak
4.7. MULUT
Bibir (warnanya pucat), kering/tidak, pecah/tidak, gigi bersih/tidak, gusi (ada
sitomatitis/tidak
4.8. LEHER
Benjolan/massa(ada/tidak), ada kekakuaan/tidak), ada nyeri tekan/tidak,
cepat/normal/lambat
4.10. ABDOMEN
Bentuk simetris/tidak, datar/tidak, ada nyeri tekan pada epigastris/tidak, ada
ada oedema/tidak
4.11. SISTEM REPRODUKSI
Ada radang pada genetalia eksternal/tidak, ada lesi/tidak, ada pengeluaran
cairan/tidak
kelemahan tungkai/tidak
air putih/tidak
5.4. ELIMINASI
BAB (1 kali sehari, waktu 24 jam) konsistensi fases normal, warna norma , bau
5.6. PSIKOSOSIAL
Hubungan dengan keluarga baik/tidak, suka berinteraksi dengan lingkungan
6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DARAH LENGKAP
Leukosit : 8.900 (N : 3.500 – 10.000/uL)
Eritrosit : 4.89 (N : 1.2 juta – 1.5 juta/uL)
Trombosit : 378 (N : 150.000 – 350.000/uL)
Haemoglobin : - (N : 11.0 – 16.3 gr/dl)
Haematokrit : 37.8 (N : 35.0 – 50 gr/dl)
Anamnase
Tn. I datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas hilang timbul, demam,
B. DATA FOKUS
28x/menit timbul
Tn. I terlihat demam dengan suhu Tn. I mengatakan demam
tubuh 380C
Tn. I terlihat tidak napsu makan dan Tn. I mengatakan mual dan muntah
Tabel 5.1
sesak napas O2
napas
demam infeksi
Tabel 5.2
DITEMUKAN TERATASI
sesak napas
Tabel 5.3
semi flower
-kolaborasi
RENCANA
NDX DAN DATA TUJUAN DAN
TGL RASIONAL
PENUNJANG KRITERIA HASIL
KEPERAWATAN
21/02/2013 DX II Tujuan : menormalkan - Observasi TTV - Mengetahui perkembangan TTV
DS : pasien mengatakan
suhu tubuh menjadi pasien,
demam - Kompres dengan khususnya suhu tubuh pasien
Do : pasien mengatakan (35,6 – 36,50C) air hangat - Agar suhu tubuh dapat menormal
menyerap keringat
- Kolaborasi
pemberian obat
paracetamol
RENCANA
NDX DAN DATA TUJUAN DAN
TGL RASIONAL
PENUNJANG KRITERIA HASIL
KEPERAWATAN
21/02/2013 DX III Tujuan : Anjurkan untuk Dengan menganjurkan meminum air
Ds : pasien mengatakan Mual dan muntah meminum air
hangat/teh hangat hangat agar tidak terjadi dehidrasi
mual dan muntah dapat berkurang Memakan makanan
Do : pasien terlihat tidak Kriteria hasil : dalam porsi kecil tapi Dengan menganjurkan makan dalam
Rasa mual dan muntah sering
napsu makan dengan Anjurkan menjaga porsi kecil tapi sering agar dapat
dapat hilang dan kebersihan mulut terpenuhi
porsi makan ½ porsi dan pasien dapat tenang
kebutuhan nutrisinya
KEPERAWATAN DAN
HASIL
berkurang
flower
Hasil : rasa sesak napas
sedikit berkurang
23/02/2013 DX III 18.05 WIB Kolaborasi pemberian obat
ranitidine
Hasil : rasa mual dan
muntah berkurang
DX I 19.07 WIB Memasang nasal kanul
Hasil : rasa sesak napas
berkurang
DX II 18.05 WIB Kolaborasi pemberian obat
WAHYU DIAH OKTAVIANI (ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA) 45
paracetamol
Hasil : suhu tubuh sudah
G. CATATAN PERKEMBANGAN
Menganjurkan untuk di
kompres air hangat
25x/menit
½ makan
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Menganjurkan makan
dalam porsi kecil tapi
sering
napas dengan RR :
25x/menit
A : masalah teratasi
P : intervensi dilanjutkan
DX 1 18.10 WIB S : pasien mengatakan
tubuh 36,50C
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Tabel 5.6
3. Evaluasi :
22/02/2013
DX. II S : pasien mengatakan demam masih ada
BAB IV
kesempatan berikutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis juga para
A. Kesimpulan
pada umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, fungi dengan gejala dan tanda batuk
keperawatan dan keperawatan harus baik dan benar sehingga dapat menekan jumlah
B. SARAN-SARAN
maka penulis mempunyai saran-saran yang ingin disampaikan kepada pihak Rumah
Sakit yaitu :
1. Rumah sakit lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kepada pasien
5. Penulis berharap agar pihak rumah sakit dapat lebih memperhatikan klien lagi
dan lebih mengutamakan visi, misi dan moto yang telah ada dalam rumah sakit
tersebut. Semoga rumah sakit menjadi yang terbaik dimata klien dan selalu bertuju
penulis mempunyai saran-saran yang ingin disampaikan kepada pihak sekolah yaitu:
1. Penulis berharap agar sekolah lebih memajukan lagi kualitas anak didik serta anak
praktik kera lapangan agar sekolah dapat bangga dengan siswa/i didiknya dimasa
yang akan datang. Semoga sekolah menjadi yang terbaik untuk kedepannya dan
memberikan kualitas yang sangat berguna untuk dimasa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
1. .http://www.klikpdpi.com/konsensus/pnenosokomial/pnenosokomial.html.
3. http://wildanprasetya.blog.com/
4. http://nabilladream.blogspot.com/2012/05/laporan-pendahuluan-
pneumonia.html