Berdiri
sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai
Mahakam
Kehidupan ekonomi di kerajaan Kutai tergambar dalam salah satu prasasti, yang isinya,
seperti berikut ini.
(Tugu ini ditulis untuk (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh sang
Mulawarman yakni segunung minyak, dengan lampu dan malai bunga)
Dari Isi Yupa di atas, kita dapat menemukan beberapa benda yang disedekahkan yaitu
minyak, lampu, dan malai bunga. Sedekah dari raja kepada Brahmana pasti dalam jumlah
yang besar. Untuk itu, diperlukan jumlah minyak, lampu dan malai bunga yang banyak.
Benda-benda itu didapatkan dalam jumlah yang banyak jika ada upaya untuk
memperbanyaknya. Adanya minyak dan bunga malai, kita dapat menyimpulkan bahwa
sudah ada usaha dalam bidang pertanian yang dilakukan oleh masyarakat Kutai.
Sementara itu, lampu-lampu tersebut dihasilkan dari usaha dibidang kerajinan dan
pertukangan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua bidang usaha tersebut sudah
berkembang di lingkungan masyarakat Kutai.
Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian pemerintahan kepada raja Sunda
itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi penguasa Kerajaan Tarumanegara
adalah Suryawarman (535 - 561 M) raja Kerajaan Tarumanegara ke-7. Dalam masa pemerintahan
Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasa daerah yang menerima kembali
kekuasaan pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap Kerajaan
Tarumanegara. Ditinjau dari segi ini, maka Suryawarman melakukan hal yang sama sebagai lanjutan
politik ayahnya.
1. Kehidupan Politik
Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya.
Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan raja Purnawarman telah memerintah
untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan
kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah
pertanian rakyat.
2. 3. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk
membangun saluran air di Sungai Gomati sepanjang 6122 tombak atau sekitar 12 km.
Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis yang besar bagi masyarakat, Karena dapat
dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir disaat musim penghujan. Selain itu juga
digunakan sebagai irigasi pertanian serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah
di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar dan daerah-daerah di sekitarnya.
Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Purnawarman.
Raja purnawarman adalah raja besar, hal ini dapat diketahui dari Prasasti Ciaruteun yang isinya, "Ini
(bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di
negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia".
Runtuhnya Tarumanegara belum dapat di ketahui pasti, namun kerajaan Tarumanegara masih
mengirimkan utusannya ke cina sampai tahun 669 M. setelah itu tidak di dapatkan lagi berita.
Kemungkinan Tarumanegara di taklukan Sriwijaya (sepertihalnya terlulis dalam Prasasti Prasasti
Karang berahi). Sehingga dapat di duga runtuhnya Tarumanegara sekitar + tahun 669 M oleh
serangan Sriwijaya. Dan juaga ada yang berpendapat bahwa runtuhnya kerajaan tarumanegara di
sebabkan oleh adanya perbedaan kenyakinan.JUGA Serangan dari Kerajaan Sriwijaya yang
menyebabkan runtuhnya Kerajaan Pajajaran