Anda di halaman 1dari 4

Kutai Martadipura ialah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yg memiliki bukti sejarah tertua.

Berdiri
sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai
Mahakam

Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai

Kehidupan ekonomi di kerajaan Kutai tergambar dalam salah satu prasasti, yang isinya,
seperti berikut ini.
(Tugu ini ditulis untuk (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh sang
Mulawarman yakni segunung minyak, dengan lampu dan malai bunga)

Dari Isi Yupa di atas, kita dapat menemukan beberapa benda yang disedekahkan yaitu
minyak, lampu, dan malai bunga. Sedekah dari raja kepada Brahmana pasti dalam jumlah
yang besar. Untuk itu, diperlukan jumlah minyak, lampu dan malai bunga yang banyak.
Benda-benda itu didapatkan dalam jumlah yang banyak jika ada upaya untuk
memperbanyaknya. Adanya minyak dan bunga malai, kita dapat menyimpulkan bahwa
sudah ada usaha dalam bidang pertanian yang dilakukan oleh masyarakat Kutai.
Sementara itu, lampu-lampu tersebut dihasilkan dari usaha dibidang kerajinan dan
pertukangan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua bidang usaha tersebut sudah
berkembang di lingkungan masyarakat Kutai.

kehidupan politik kerajaan kutai: Raja-raja yang berhasil diketahui pernah


memerintah kerajaan Kutai adalah
sebagai berikut.
· Raja Kudungga, merupakan raja
pertama yang berkuasa di kerajaan Kutai.
Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya
adalah seorang kepala suku. Dengan
masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah
struktur pemerintahannya menjadi
kerajaan dan menganggap dirinya
menjadi raja, sehingga pergantian raja
dilakukan secara turun temurun.
· Raja Aswawarman, prasasti Yupa
menyatakan bahwa Raja Aswawarman
merupakan seorang raja yang cakap dan
kuat. Pada masa pemerintahannya,
wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi.
Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan
upacara Aswamedha. Upacara-upacara
ini pernah dilaksanakan di India pada
masa pemerintahan Raja Samudragupta,
ketika ingin memperluas wilayahnya.

Kesimpulan : Peninggalan Sejarah Kerajaan Kutai


1. Tujuh Buah Yupa yang ditemukan disekitar wilayah dari Muarakaman
2. Kalung berasal dari negeri Cina yang dibuat dari Emas
3. Satu Arca Bulus
4. Arca Batu yang berjumlah 12.
Berikut adalah raja-raja Tarumanagara:

1. Jayasingawarman (358 - 382) Jayasingawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu


Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari SALANKAYANA di India
yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja
Samudragupta dari Kerajaan Magada. Setelah Jayasingawarman mendirikan
Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumangara.
Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah. Jayasingawarman
dipusarakan di tepi kali Gomati (Bekasi).
2. Dharmayawarman (382 - 395 M) Dipusarakan di tepi kali Candrabaga.
3. Purnawarman (395 - 434 M) Ia membangun ibukota kerajaan baru dalam tahun 397
yang terletak lebih dekat ke pantai dan dinamainya "Sundapura". Nama Sunda mulai
digunakan oleh Maharaja Purnawarman dalam tahun 397 M untuk menyebut ibukota
kerajaan yang didirikannya. Pustaka Nusantara,parwa II sarga 3 (halaman 159 - 162)
menyebutkan bahwa di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 raja daerah yang
membentang dari Salakanagara atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada Pandeglang)
sampai ke Purwalingga (sekarang Purbalingga?) di Jawa Tengah. Secara tradisional Ci
Pamali (Kali Brebes) memang dianggap batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa Barat
pada masa silam.
4. Suryawarman (535 - 561 M) Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik
ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus
pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur.
Dalam tahun 526 M, misalnya, Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan
kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut.
Sedangkan putera Manikmaya, tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumangara dan
kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara. Perkembangan daerah
timur menjadi lebih berkembang ketika cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh
dalam tahun 612 M.
5. Linggawarman (666-669) Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan
12 orang raja. Dalam tahun 669, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan
menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang
sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dan yang kedua bernama
Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya.
6. TARUSBAWA (669 – 723 M) Tarusbawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa
menggantikan mertuanya menjadi penguasa Tarumanagara yang ke-13. Karena pamor
Tarumanagara pada zamannya sudah sangat menurun, ia ingin mengembalikan
keharuman zaman Purnawarman yang berkedudukan di purasaba (ibukota) Sundapura.
Dalam tahun 670 ia mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Peristiwa
ini dijadikan alasan oleh Wretikandayun, cicit Manikmaya, untuk memisahkan Kerajaan
Galuh dari kekuasaan Tarusbawa. Karena Putera Mahkota Galuh (SENA or SANNA)
berjodoh dengan Sanaha puteri Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga, Jepara, Jawa
Tengah, maka dengan dukungan Kalingga, Wretikandayun menuntut kepada Tarusbawa
supaya bekas kawasan Tarumanagara dipecah dua. Dalam posisi lemah dan ingin
menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan Galuh. Dalam tahun 670
M Kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu: Kerajaan Sunda dan
Kerajaan Galuh dengan Citarum sebagai batas.
Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah
pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah satu kerajaan
tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan hindu
beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun
358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman
dipusarakan di tepi kali gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga. Maharaja
Purnawarman adalah raja Kerajaan Tarumanegara yang ketiga (395-434 m). Ia membangun ibukota
kerajaan baru pada tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai. Kota itu diberi nama Sundapura
pertama kalinya nama Sunda digunakan. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai
Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu
mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.

Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian pemerintahan kepada raja Sunda
itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi penguasa Kerajaan Tarumanegara
adalah Suryawarman (535 - 561 M) raja Kerajaan Tarumanegara ke-7. Dalam masa pemerintahan
Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasa daerah yang menerima kembali
kekuasaan pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap Kerajaan
Tarumanegara. Ditinjau dari segi ini, maka Suryawarman melakukan hal yang sama sebagai lanjutan
politik ayahnya.

1. Kehidupan Politik
Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya.
Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan raja Purnawarman telah memerintah
untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan
kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah
pertanian rakyat.
2. 3. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk
membangun saluran air di Sungai Gomati sepanjang 6122 tombak atau sekitar 12 km.
Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis yang besar bagi masyarakat, Karena dapat
dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir disaat musim penghujan. Selain itu juga
digunakan sebagai irigasi pertanian serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah
di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar dan daerah-daerah di sekitarnya.

Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Purnawarman.
Raja purnawarman adalah raja besar, hal ini dapat diketahui dari Prasasti Ciaruteun yang isinya, "Ini
(bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di
negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia".

Runtuhnya Tarumanegara belum dapat di ketahui pasti, namun kerajaan Tarumanegara masih
mengirimkan utusannya ke cina sampai tahun 669 M. setelah itu tidak di dapatkan lagi berita.
Kemungkinan Tarumanegara di taklukan Sriwijaya (sepertihalnya terlulis dalam Prasasti Prasasti
Karang berahi). Sehingga dapat di duga runtuhnya Tarumanegara sekitar + tahun 669 M oleh
serangan Sriwijaya. Dan juaga ada yang berpendapat bahwa runtuhnya kerajaan tarumanegara di
sebabkan oleh adanya perbedaan kenyakinan.JUGA Serangan dari Kerajaan Sriwijaya yang
menyebabkan runtuhnya Kerajaan Pajajaran

Anda mungkin juga menyukai