A. Pengertian
Hiperglikemia berasal dari bahasa yunani diantaranya, hyper yang artinya
lebih, glycartinya manis dan emia yang berarti darah, jadi hiperglikemia merupakan
keadaan dimana jumlah glukosa dalam darah melebihi batas normal. Hiperglikemia
merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari pada rentang kadar puasa
normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml
darah . ( Elizabeth J. Corwin, 2001 )
Menurut Christine hancock (1999) berpendapat bahwa hiperglikemia adalah
terdapatnya glukosa dengan kadar yang tinggi didalam darah (rentang normal kadar
glukosa darah adalah 3,0-5,0 mmol/ liter). Hiperglikemi merupakan tanda yang
biasanya menunjukan penyakit diabetes mellitus.
B. Epiemiologi
Menurut Diabetic Federation, organisasi yang peduli terhadap permasalahan
diabetes, jumlah penderita diabetes melitus yang ada di Indonesia tahun 2001
terdapat 5,6 juta jiwa untuk usia diatas 20 tahun. Pada tahun 2020 diestimasikan
akan meningkat menjadi 8,2 juta, apabila tidak dilakukan upaya perubahan gaya
hidup sehat pada penderita. (Depkes, 2005)
C. Etiologi
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan
insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan
penting.
Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau
langerhans.
Faktor predisposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi; pada penderita
hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon
ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan
asing.
1
D. Patofisiologi
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan
oleh proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang
menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa
menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi
tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis.
Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati
serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap
kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang mengakibatkan
dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus (polydipsi). Penggunaan
lemak untuk menghasilkan glukosa memproduksi badan keton yang dapat
mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton dan mual (nausea)
hingga terjadi asidosis.
Dengan menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi akan meningkat
sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel mudah
terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan glukosa pada
dinding pembuluh darah yang membentuk plak sehingga pembuluh darah menjadi
keras (arterosklerosis) dan bila plak itu telepas akan menyebabkan terjadinya
thrombus. Thrombus ini dapat menutup aliran darah yang dapat menyebabkan
timbulnya penyakit lain (tergantung letak tersumbatnya, misal cerebral dapat
menyebabkan stroke, ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal, jantung dapat
menyebabkan miocard infark, mata dapat menyebabkan retinopati) bahkan
kematian.
2
E. Manifestasi Klinik
Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah) :
a. Polipagi
b. Polidipsi
c. Poliuri
d. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
e. Rasa kesemutan, kram otot
f. Visus menurun
g. Penurunan berat badan
h. Kelemahan tubuh
i. Luka yang tidak sembuh-sembuh
F. Komplikasi Hiperglikemia
Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
a. Komplikasi akut
1) Ketoasidosis diabetic
2) Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik
3) Hipoglikemia
4) Asidosis lactate
5) Infeksi berat
b. Komplikasi kronik
1) Komplikasi vaskuler
a) Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer
b) Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
2) Komplikasi neuropati
a) Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare
diabetik, buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks
kardiovaskuler.
3) Campuran vascular neuropati
a) Ulkus kaki
4) Komplikasi pada kulit
3
G. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg% (
Plasma vena ). Bila GDS 100-200 mg% → perlu pemeriksaan test toleransi glukosa
oral.
Kriteria baru penentuan diagnostik Hiperglikemia menurut ADA menggunakan
GDP > 126 mg/dl. Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada pasien
hiperglikemi adalah :
Glukosa darah : Meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih
Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
a. Hematokrit
Mengkaji tingkat dehidrasi dan seringkali meningkat akibat
hemokonsentrasi yang terjadi setelah diuresis.
b. BUN/ kreatinin
Peningkatan nilai dapat mencerminkan kerusakan sel karena dehidrasi atau
tanda kegagalan ginjal.
c. Natrium
Mungkin menurun yang dapat mencerminkan perpindahan cairan dari
intrasel. Kadar natrium yang tinggi mencerminkan kehilangan cairan/ dehidrasi
berat atau reabsorbsi natrium dalam berespons terhadap sekresi aldosteron.
d. Kalium
Awalnya akan terjadi hiperkalemia dalam berespons pada asidosis,
namun selanjutnya kalium ini akan hilang melalui urine, kadar kalium absolute
tubuh berkurang.
Hemoglobin glikosilat : Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup SDM
) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol tidak
adekuat. Versus DKA yang berhubungan dengan insiden.
a. Glukosa darah arteri : Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
b. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi ), leukositiosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
4
c. Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pankretitis akut sebagai penyebab dari DKA.
d. Insulin darah :Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada ( pada tipe 1 ) atau
normal sampai tinggi ( tipe II ) yang mengindikasikan insufisiensi
insulin/gangguan dalam penggunaannya ( endogen /eksogen ). Resisiten insulin
dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi. (auto antibodi).
e. Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
f. Urine : Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin menigkat.
H. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropati.
Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :
a. Diet
1) Komposisi makanan :
a) Karbohidrat = 60 % – 70 %
b) Protein = 10 % – 15 %
c) Lemak = 20 % – 25 %
2) Jumlah kalori perhari
a) Antara 1100 -2300 kkal
b) Kebutuhan kalori basal : laki – laki : 30 kkal / kg BB
Perempuan : 25 kkal / kg BB
c) Penilaian status gizi :
BB
BBR = x 100 %
TB – 100
Kurus : BBR 110 %
Obesitas bila BBRR > 110 %
Obesitas ringan 120% – 130 %
Obesitas sedang 130% – 140%
Obesitas berat 140% – 200%
Obesitas morbit > 200 %
3) Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja
biasa adalah :
5
a) Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari
b) Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari
c) Gemuk : BB x 20 kalori/hari
d) Obesitas : BB x 10 – 15 kalori/hari
Atau cara sederhana untuk mengetahui kebutuhan dasar adalah sebagai
berikut :
Untuk wanita : (berat badan ideal x 25 kal) + 20% untuk aktivitas
Untuk pria : (berat badan ideal x 30 kal) + 20% untuk aktivitas
Berat badan ideal = (TB – 100 cm) – 10%
b. Latihan jasmani
Manfaat latihan jasmani:
1) Menurunkan kadar glukosa darah (mengurangi resistensi insulin,
meningkatkan sensitivitas insulin)
2) Menurunkan berat badan
3) Mencegah kegemukan
4) Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lipid
darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah
Prinsip : Continuous, Rhytmic, Interval, Progressive, Endurance (CRIPE)
Continuous : berkesinambungan, terus-menerus tanpa henti, misal 30 menit
jogging tanpa henti
Rhytmic : berirama yaitu kontraksi dan relaksasi secara teratur (jalan kaki,
jogging, berlari, berenang, bersepeda, mendayung. Main golf, tenis, atau
badminton tidak memenuhi syarat karena banyak berhenti)
Interval : selang-seling antara gerak cepat dan lambat (jalan cepat diselingi jalan
lambat, jogging diselingi jalan)
Progressive : bertahap sesuai kemampuan dari intensitas ringan sampai sedang
hingga mencapai 30-60 menit. Sasaran Heart Rate : 75-85 % dari maksimum
Heart Rate. Maksimum Heart Rate : 220-umur
Endurance : latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan
kardiorespirasi, seperti jalan (jalan santai/cepat, sesuai umur), jogging,
berenang, dan bersepeda.
c. Obat hipoglikemi oral :
1) Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide, glipizid.
6
2) Biguanid ( metformin )
3) Hon su insulin secretagogue ( repakglinide, natliglinide )
4) Inhibitor glucosidase
5) Tiosolidinedlones
d. Insulin
1) Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, ia adalah jenis obat
insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam tubuh dalam
waktu 30 menit sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh. Obat insulin ini bekerja
secara maksimal selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan
segera menghilang setalah 6-8 jam kemudian.
2) Insulin reaksi panjang merupakan jenis insulin yang mulai bekerja 1 hingga
2 jam setelah ia disuntikkan ke dalam tubuh seseorang. Tetapi obat insulin
ini tidak memiliki masa reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil
dalam waktu yang lama yaitu 24 sampai 36 jam di dalam tubuh penderita
diabetes, contohnya Levemir dan Lantus.
3) Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif bekerja
menurunkan gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah disuntikkan ke dalam
tubuh. Obat ini bereaksi secara maksimal selama 6-10 jam, dan berakhir
setelah 10-16 jam setelahnya, contohnya Humulin m3, Hypurin, dan
Insuman.
4) Insulin reaksi cepat akan langsung bekerja 5-15 menit setelah masuk ke
dalam tubuh penderita. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30-90
menit, dan pengaruhnya akan segera menghilang setelah 3-5 jam kemudian.
Contoh obat insulin ini berupa Lispro, Actrapid, Novorapid, dan Velosulin.
7
A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HIPERGLIKEMIA
1. Pengkajian : Identitas
1. B1 : Breath
Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi / tidak).
2. B2 : Blood
Terjadi peningkatan gula darah. Produksi insulin menurun.
3. B3 : Brain
Kesadaran cmposmentis,
4. B4 : Bladder
Inkontinensia kandung kemih
5. B5 : Bowel
Hilang nafsu makan. Mual / muntah. Tidak mengikuti diet ; peningkatan
masukan glukosa / karbohidrat. Penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari / minggu. Haus. Penggunaan diuretik (tiazid).
6. B6 : Bone
Tidak Adanya deformitas, krepitsi, gangguan fungsi ekstremitas dan latihan
dibantu.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan penimbunan
glukosa pada dinding pembuluh darah
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme
regulasai ditandai dengan haus, kelemahan, kulit kering, mukosa bibir kering,
peningkatan konsentrasi urine.
c. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor biologis ditandai dengan berat badan 20% atau lebih di bawah rentang
berat badan ideal
d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
8
3. PERENCANAAN
Diagnose 1
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Setela Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor gula darah 1. Monitor gula darah untuk
keperawatan managemen secara teratur memantau tingkat kadar gula
hiperglikemia selama 2x24 2. Monitor tanda dan darah
jam, diharapkan pasien gejala hiperglikemia, 2. Tanda awal hperglikemia pada
mampu melakukan seperti : lemah, letargi, diabetes antara lain peningkatan
manajemen DM yang sakit kepala, 3P rasa haus, sakit kepala, lemah,
ditandai dengan 3. Berikan insulin sesuai sering BAK, dan mudah lapar.
- Monitor gula darah yang diresepkan 3. Pemberian insulin berfungsi
dengan teratur 4. Batasi aktifitas jika untuk mempertahankan jumlah
- Merekomendasikan gula darah >250 mg/dl glukosa dalam darah tetap
diet makanan 5. Bantu pasien untuk normal.
sesuai kebutuhan menginterpretasikan 4. Pembatasan aktifitas pada
pasien hasil gula darah, pasien dengan gula darah >250
- Penggunaan obat memahami tanda gejala mg/dl bertujuan untuk
yang diresepkan dan manajemen mengurangi resiko cidera, dan
dengan disiplin hiperglikemia resiko jatuh
Partisipasi pada 6. Fasilitasi ketaatan 5. Pemahaman pasien tentang arti
program edukasi pasien pada program hasil gula darah membantu
DM diet dan laihan aktifitas memonitor dan memahami
yang dianjurkan. tanda gejala hiperglikemia
7. Berikan edukasi pada sehingga mempermudah untuk
keluarga pasien tentang manajemen hiperglikemia sejak
hasil pemeriksaan gula dini.
darah 6. Pemberian diet makanan pada
pasien DM untuk mengontrol
jumlah kalori dan waktu makan
sangat penting untuk
mengontrol gula darah. Latihan
aktifitas juga membantu untuk
9
mengontrol gul darah dan
tekanan darah pasien
7. Edukasi tentang gula darah
sangat penting untuk keluarga
pasien, sehingga membantu
memonitor dan manajemen
tanda gejala hiperglikemia
Diagnose 2
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Setelah Setelah diberikan asuhan 1. Observasi vital sign tiap 1. Mengetahui keadaan umum
keperawatan selama x 24 8 jam. klien.
jam diharapkan kebutuhan
cairan terpenuhi. KH : 2. Observasi berat badan 2. Memberikan hasil pengkajian
a. Vital sign dalam batas tiap pagi. yang terbaik dari status cairan yang
normal sedang berlangsung dan selanjutnya
1) (TD 100-130/70- dalam memberikan cairan
90) pengganti
2) (RR 16-20 x/
menit)
3) (Nadi 60-100 x/ 3. Merupakan indicator dari
3. Observasi turgor kulit
menit) dehidrasi
tiap pagi, observasi
4) (Suhu 36-37°C)
mukosa bibir.
b. Intake output seimbang 4. kekurangan cairan dan elektrolit
4. Observasi adanya
c. Turgor kulit baik mengubah motilitas lambung, yang
muntah.
d. Mukosa bibir lembab seringkali akan menimbulkan
e. Kapilari refill < 2 detik muntah.
Setelah
10
5. Observasi intake- 5. membantu dalam memperkirakan
output tiap 24 jam. kekurangan volume cairan tubuh.
Diagnose 3
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Observasi vital sign 1. Mengetahui keadaan umum
keperawatan selama x 24 tiap 8 jam. klien.
jam diharapkan kebutuhan 2. Timbang berat badan 2. Mengetahui pemasukan
nutrisi klien terpenuhi. tiap pagi. makanan yang adekuat.
KH : 3. Ukur bising usus tiap 3. Hiperglikemi dapat
a. Berat badan ideal pagi meningkatkan motilitas dan
b. Mual tidak ada fungsi lambung.
c. Muntah tidak ada 4. Observasi adanya 4. Mengetahui intake yang
d. Bising usus 4-12 x/ mual dan muntah. adekuat.
menit 5. Hb yang rendah dapat
e. Hb dalam batas mengindikasikan asupan
5. Pantau hasil
normal nutrisi yang tidak adekuat.
laboratorium gula
f. Vital sign dalam Peningkatan gula daran
darah dan Hb.
batas normal mengindikasikan asupan
1) (TD 100- nutrisi sel tidak terpenuhi.
130/70-90)
11
2) (RR 16-20 x/ 6. Kolaborasi 6. Meningkatkan pemasukan
menit) pemberian insulin nutrisi yang adekuat.
3) (Nadi 60-100 atau obat oral sesuai
x/ menit) indikasi.
4) (Suhu 36-
37°C)
Diagnosa 4
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Setelah dilakukan tindakan 1. Tinjau ulang keadaan 1. Berikan pengetahuan
keperawatan selama selama penyakit dan harapan pasien yang dapat
x 24 jam diharapkan px masa depan memilih berdasarkan
dapat mengungkapkan informasi.
pemahamannya dengan
kriteria hasil : 2. Sarankan pasien untuk 2. Membantu untuk
- Mengidentifikasi tetap mempertahankan meningkatkan perasaan
hubungan tanda/gejala secara aktif jadwal yang menyenangkan, sehat,
dengan proses penyakit teratur dalam makanan, dan untuk memahami
dan menghubungkan tidur, dan latihan. bahwa aktifitas fisik
gejala dengan factor yang tidak teratur dapat
penyebab, dengan benar meningkatkan
melakukan prosedur yang kebutuhan hormone.
perlu dan menjelaskan
rasional tindakan,
melakukan perubahan
gaya hidup dan 3. Diskusikan mengenai
3. Mencegah kehilangan
berpartisipasi dalam diet seperti diet yang
berat badan dan
program pengobatan. teratur, diet tinggi
menurunkan risiko
karbohidrat dan tinggi
timbulnya hiperglikemia
protein. Anjurkan untuk
menyertakan makanan
12
tinggi karbohidrat dalam
pemberian makanan
tambahan diantara waktu
makan.
4. Implementasi Keperawatan
Disesuaikan dengan intervensi
5. Evaluasi
a. Cairan terpenuhi
b. Nutrisi terpenuhi
c. Kurang pengetahuan teratasi
DAFTAR PUSTAKA
13
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Herdman, T.Heather. 2015. NANDA International Inc. nursing diagnoses: definitions &
classification 2015-2017, edisi 10. Jakarta. EGC
Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 1. Jakarta. Media Aesculopius
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume 2.
Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G, Bare. 2001. Keperawatan Medical-Bedah Brunner&
Suddarth, Vol 2. Jakarta : EGC
14