Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman,ketrampilan, daya pikir dan kemampuan. Akan tetapi, dalam proses
belajar masih banyak terdapat adanya masalah dalam belajar yaitu suatu kondisi
tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru yang
sesuai dengan perubahan.
Maka dari itu, disini kita akan membahas tentang belajar dan permasalahan
yang dialami pada saat proses belajar. Karena masih banyak sekali siswa yang
mengalami kesulitan belajar seperti halnya yang ada pada kasus yang akan kita
bahas yang dialami oleh Dwi Deva Yanti siswi SMK Muhammadiyah Cawas
yang sulit dalam pemahaman pelajaran. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh
adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dapat bersifat
psikologis, sosiologis, maupun fisiologis. Sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: Bagaimana cara mengatasi permasalah kesulitan dalam belajar salah satu
siswa SMK Muhammadiyah Cawas?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah:
Untuk mengetauhi bagaimana cara mengatasi permasalah kesulitan dalam belajar
salah satu siswa SMK Muhammadiyah Cawas.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia dan


perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman,ketrampilan, daya pikir dan kemampuan. Sedangkan masalah dalam
belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat
kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku baru yang sesuai dengan perubahan.

2.2 Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar

1. Faktor internal
Faktor biologis :
- keadan fisik normal, otak, pancaindra, anggota tubuh, dll.
- Kondisi kesehatan fisik, makan-minum, or, istirahat, dll.
Faktor Psikologis :
- Mental yang mantap dan stabil dapat membentuk sikap mental yang baik
dan sebaliknya. Contohnya intelegensi, kemauan, bakat, dan daya ingat.
2. Faktor eksternal
Faktor Lingkungan keluarga :
- Makanan yang pertama dan utama dalam menentukan perkembangan
pendidikan atau keberhasilan seseorang. Misalnya hubungan yang
harmonis, peralatan yang memadai, suasana rumah yang tenang, dll.
Factor Lingkungan sekolah :
- Tata tertib dan disiplin yang ditegakkan dan konsekuensi dan konsisten
serta menyeluruh dan kepatuhan siswa dan guru.

3
Factor lungkungan masyarakan :
- Adanya lembaga pendidikan non formal, OMK harus mampu memilih
Lingkungan yang baik.
Factor waktu :
- Bukan banyak dan sedikitnya waktu tetapi harus seimbang antara kegiatan
dan hiburan agar tidak jenuh.

2.3 Macam – macam kesulitan belajar


1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana
proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang
bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar,
potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau
terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga
hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang
dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga
keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami
kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang
dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya
siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental,
gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa
yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok
menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain
bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan
baik.
3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki
tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi
prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites
kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat

4
unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja
atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam
proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada
gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar,
sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.

2.4 Usaha mengatasi kesulitan belajar


1. Treatment, pemberian bantuan pada anak didik sesuai program yang
telah disusun pada tahap prognosis
2. Bimbingan belajar secara individu, maupun kelompok.
3. Remedial teaching
4. Bimbingan orang tua dirumah
5. Bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah
6. Bimbingan cara beajar secara umum dan karakteristik sesuai mata ajar

2.5 Langkah – langkah penanggulangan maslah belajar


1. Identifikasi kasus
Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang
diduga memerlukan layanan bimbingan belajar.
2. Identifikasi Masalah
Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik
kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa. Dalam konteks Proses Belajar
Mengajar, permasalahansiswa dapat berkenaan dengan aspek :
substansial-material; structural- fungsional; behavioral; dan personality.

5
3. Diagnosis
Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab
atau yang melatar belakangi timbulnya masalah siswa. Dalam konteks
Proses Belajar Mengajarfaktor-faktor yang penyebab kegagalan belajar
siswa, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put belajarnya.
4. Prognosis
Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa
masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif
pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan
menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga.
5. Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus)
Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan
dengan sistem pembelajaran dan masih masih berada dalam kesanggupan
dan kemampuan guru atau guru pembimbing, pemberian bantuan
bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri.
Namun, jika permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang
lebih mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru
pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih
kompeten.
6. Evaluasi dan Follow Up
Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan
masalahseyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat
seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan
terhadap pemecahan masalah yangdihadapi siswa.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Permasalahan kesulitan belajar oleh salah satu siswa SMK Muhammadiyah
Cawas.

3.1.1 Gambaran Kasus

Deva Adalah Siswi dari Sekolah SMK Muhammadiyah Cawas, Klaten.


Sekarang kelas XI Jurusan yang diambil adalah Tata Niaga / Pemasaran. Dia adalah
anak kedua dari 4 saudara. Dia tinggal bersama Orang tuanya di Dukuh Karang Wuni
06/03, Jambakan, Bayat, Klaten. Dan pekerjaan Orang tuanya adalah buruh. Dia
tugasnya sebagai pelajar tetapi dia juga membantu Orang tuanya untuk menambah
ekonomi keluarganya dengan menyanyi di tempat makan/lestoran dan sering kali
dapat panggilan menyanyi di tempat hajatan. Dia tidak bisa mengatur waktu antara
tugasnya sebagai pelajar dan pekerjaannya sebagai penyanyi, karena dia sering izin
tidak masuk sekolah dikarenakan ada tawaran menyanyi, padahal tugas utama dia
adalah sebagai pelajar. Dan dia mempunyai masalah dalam belajarnya, susah
memahami pelajaran yang diterimanya. Dia malas belajar atau mengulang kembali
pelajaran yang diterimanya di rumah dan dia belajar saat ada tugas rumah dan mau
ujian, dia mempunyai alasan susah paham dan cepat lupa pelajaran yang dipelajarinya
sebelum ujian berlangsung, sehingga dalam ujian dia hanya mendapatkan nilai rata-
rata tidak maksimal.

Selain itu Deva juga mengatakan bahwa factor lain yang membuatnya
mengalami kesulitan belajar adalah Kurang menaruh minat terhadap pelajaran
sekolah, Banyak melakukan aktivitas atau pekerjaan yang bertentangan dan tidak
menunjang pekerjaan sekolah, malas belajar, Memiliki kebiasaan belajar dan cara
bekerja yang salah, Sering izin tidak mengikuti pelajaran sekolah, Kelemahan dalam
kondisi keluarga ( status ekonomi, pendidikan ).

7
3.1.2 Penyelesaian Kasus

1. Untuk pemecahan masalah bagi siswa yang kurang menaruh minat tehadap
pelajaran sekolah dan malas belajar, guru harus bisa memberi inovasi
pelajaran dalam kelas, pemberian tugas dan tugas rumah yang mempunyai
nilai pendidikan.
2. Untuk pemecahan masalah bagi siswa yang memiliki kebiasaan belajar dan
cara bekerja yang salah, guru mengarahkan agar siswa merubah cara
belajarnya dengan cara menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan
diri siswa tersebut karena setiap siswa mempunyai perbedaan dalam belajar
3. Untuk pemecahan masalah bagi siswa yang sering izin, dari sekolah harus
memberi penegasan dalam aturan sekolah dan tata tertib yang ada dan
mencari penyebab sering izinnya siswa dengan menemui orang tua.
4. Untuk pemecahan masalah kelemahan dalam kondisi keluarga dan siswa juga
harus membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan keluarga, guru harus
bisa memberikan arahan agar antara siswa tugas utamanya adalah belajar dan
dalam mengerjakan pekerjan lain harus bisa-bisa mengatur waktu, mempunyai
perencanan yang akhirnya tidak mengutamakan pekerjaan lain tersebut.

Dan orang tua juga mempunyai peran penting dalam penyelesaian kesulitan
belajar yang dihadapi anaknya dengan cara memberi dorongan belajar,
mengawasi dan perhatian pada anak, motivasi dalam belajar, dan member
bimbingan yang baik agar si anak bisa merubah dan bisa merubah kesulitannya
dalam belajar. Namun dalam pemecahan masalah kesulitan belajar ini akan
berjalan dan berguna apabila dari diri anak atau siswa muncul dorongan dan
keinginan melakukan perubahan untuk pencapaian pemecahan masalah ke yang
baik dan mendapatkan hasil perubahan dalam diri anak atau siswa tersebut.

8
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Kesulitan dalam belajar merupakan suatu hal yang sering terjadi dan
dialami semua siswa, baik siswa yang sudah mencapai nilai yang baik dikelas.
Untuk mengatasi kesulitan belajar siswa mencari kelemahan diri dan mencari
solusinya dan orang tua juga mempunyai peran penting dalam penyelesaian
kesulitan belajar yang dihadapi anaknya dengan cara memberi dorongan belajar,
mengawasi dan perhatian pada anak, motivasi dalam belajar, dan member
bimbingan yang baik agar si anak bisa merubah dan bisa merubah kesulitannya
dalam belajar.

1.2 Saran

Seharusnya dalam proses belajar kita harus menentukan metode belajar serta
prinsip-prinsip belajar yang tepat agar kita tidak mengalami permasalahan dalam
belajar.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/8701707/PERMASALAHAN_SISWA_DALAM_KESULI
TAN_BELAJAR_Contoh_Studi_Kasus_Terhadap_Dwi_Deva_Yanti_Siswi_S
MK_Muhammadiyah_Cawas_Disusun_guna_memenuhi_Tugas_Akhir_Semest
er_Mata_Kuliah_Layanan_Bimbingan_Konseling_Dosen_Pengampu

10

Anda mungkin juga menyukai