Anda di halaman 1dari 9

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.

1 April 2015 | Page 912


Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri

PERANCANGAN SUPERVISORY CONTROL


AND DATA ACQUISITION (SCADA)
DILENGKAPI DATAGRID UNTUK SISTEM
OTOMASI PADA STASIUN KERJA
PELAYUAN
DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII
Mochamad Akbar1, Haris Rachmat, ST., MT2, Denny Sukma Eka Atmaja, ST 3
Program Studi Teknik Industri, Departemen Rekayasa Industri, Fakultas Teknik,
Universitas Telkom amocha23@gmail.com1,haris.bdg23@yahoo.com2,
dennysukma@gmail.com3

pada proses pelayuan. Untuk mengatasi masalah tersebut


penulis melakukan penelitian tentang perancangan
ABSTRAK sistem pemantauan dan pengendalian jarak jauh yang
Perkembangan teknologi otomasi dalam perindustrian dilengkapi pelaporan data secara otomatis sebagai
berkembang sangat pesat. Saat ini perkembangan pendukung dari sistem otomasi dengan menggunakan
teknologi otomasi sudah pada tahap pengawasan dan Human Machine Interface (HMI).
pengendalian plant secara wireless. Pada saat ini banyak
industri yang memakai teknologi otomasi dalam proses Mengacu pada hasil perancangan dan analisis yang
produksinya, industri minuman teh adalah salah satunya. dibuat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa rancangan
Di Indonesia teh menjadi salah satu industri minuman HMI dan proses pelaporan data pada proses pelayuan
yang memegang peranan penting bagi sumber devisa berhasil dirancang. Dengan sistem otomasi yang didukung
Negara, contohnya PTPN VIII kebun ciater yang 90% oleh sistem SCADA, workstation pelayuan pada PTPN
hasil produksinya diekspor. VIII dapat dikendalikan secara otomatis ataupun
manual dengan jarak jauh yang dilengkapi dengan
Pabrik pengolahan teh PTPN VIII Ciater memiliki pelaporan data produksi maupun data user secara realtime
kapasitas produksi teh sebesar 2100/bulan,. Dalam dan otomatis.
pengolahan teh hitam terdapat beberapa proses salah
satunya yaitu proses pelayuan. Proses pelayuan Kata kunci : Otomatisasi, SCADA, HMI, pelaporan
merupakan proses yang berperan penting dalam
penentuan kualitas dari produk teh yang dihasilkan. Pada
proses ini terdapat standarisasi teh yang harus dicapai
I. PENDAHULUAN
agar teh yang dihasilkan mempunyai kualitas baik.
Karena sebagian teh yang dihasilkan itu akan di ekspor
I.1 Latar Belakang
keluar negeri. Maka dari itu perusahaan dituntut harus
mampu memenuhi permintaan dan kepuasan pelanggan
dengan menyajikan produknya yang berkualitas baik. Seiring perkembangan teknologi otomasi dalam
Dengan begitu perusahaan perlu mearasa merubah perindustrian, sekarang evolusi perkembangan
teknologinya yang sudah ada menjadi teknologi otomasi. teknologi otomasi sudah berada pada industri 4.0
Dengan adanya sebuah teknologi otomasi maka yang mengarah kepada proses manufaktur yang
dibutuhkan sebuah sistem untuk mengontrol,
berbasiskan internet atau jaringan wireless. Selain
memonitoring plant jarak jauh dan memberikan data
reporting produksi agar dapat menlakukan analisis
itu penggunaan teknologi otomasi pada industry
terhadap proses produksi dan dapat melakukan 4.0 ini tidak hanya sebatas pada komunikasi saja
improvement, sistem tersebut adalah supervisory control tetapi juga mencakup control dan kendali jarak
and data acquisition (SCADA). jauh (Wahlster, 2012)(1).

Penulis melakukan penelitian terhadap permasalahan Pada saat ini sudah banyak industri-industri yang
yang terdapat di PTPN VIII terutama masalah inefisiensi
memakai teknologi otomasi dalam proses
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 913
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
produksinya, industri makanan dan minuman adalah Hasil dari produksi PTPN VIII cabang Ciater ini
salah satu yang menerapkan sistem otomatisasi 90% di ekspor ke beberapa negara, dan 10%
dalam proses produksinya. Salah satu industri dipasarkan ke dalam negeri. Dengan terus
makanan dan minuman yang menggunakan sistem meningkatnya tingkat konsumsi setiap tahun, maka
otomasi dalam proses produksinya adalah industri dibutuhkan peningkatan dalam segi kualitas dan
pengolahan teh. Berdasarkan statistik dari Food and menjaga standar kualitas teh tetap baik agar produk
Agriculture Organization (FAO) tingkat produksi teh teh dapat memenuhi standar ekspor dan mampu
meningkat 4.34% pada tahun 2012. Indonesia sendiri bersaing dengan produk teh luar negeri di pasar
menduduki peringkat 8 produsen teh di dunia pada global. Perusahaan PTPN VIII ingin meningkatkan
tahun 2012 menurun 1 peringkat dari tahun kualitas produksi, dilihat dari sisi teknologi
sebelumnya dengan tingkat produksi perusahaan ingin merubah teknologi yang sudah
sebesar 3,32% dari total produksi teh di dunia(2). ada menjadi lebih baik dikarenakan konsumen-
konsumen PTPN VIII hampir semuanya adalah
Di Indonesia sendiri teh menjadi salah satu sumber Negara-negara maju yang mereka mempunyai
devisa Negara yang cukup berperan penting standarisasi untuk produk yang akan mereka beli
didalamnya, karena di PTPN VIII kebun ciater saja berupa teknologi yang sudah terotomatisasi. Dalam
90% hasil produksinya untuk di ekspor ( Kep. Div. segi standarisasi mesin produksi makanan terdapat
Pelayuan PTPN VIII, 2014)(3) Seperti Gambar I.1 standar Eropa yaitu European Standard EN 1672-
dibawah ini yang memperlihatkan kenaikan ekspor 2(4). Selain standarisasi itu Negara-negara di Eropa
teh di Indonesia dari tahun 2006 sampai 2010. PT mempunyai sistem sertifikasi seperti Hazard
Perkebunan Nusantara VIII ( PTPN VIII ) Analysis Critical Control Point (HACCP) yang
khususnya yang berlokasi di Ciater yang memiliki terus meningkat, dan untuk mencapai sertifikasi
luas lahan sekitar 3700ha dengan kapasitas tersebut perlu dilakukan modernisasi pabrik atau
produksi sebesar 2100 ton/bulan, adalah salah satu otomatisasi proses (Industry, 2008)(5). Selain itu
perusahaan dituntut harus mampu memenuhi
PTPN VIII yang bergerak pada proses pengolahan
permintaan dan kepuasan pelanggan agar dapat
teh hitam. Pada perusahaan ini terdapat 2 tipe
bertahan, diantaranya dengan mencapai target
pengolahan teh yaitu teh hitam ortodok dan teh
produksi yang sesuai dengan permintaan sekaligus
hitam crushing tearing curling (CTC). Pengolahan menyajikan produknya dengan kualitas yang baik
teh hitam orthodoks melalui beberapa proses, yaitu dengan harga yang lebih murah dari kompetitor
proses pelayuan, penggilingan, pengeringan,
(Morriss, 1995)(6). Dengan begitu perusahaan
sortasi, dan pengepakan. Proses pelayuan merasa perlu untuk merubah teknologi yang sudah
merupakan salah satu proses yang berperan penting ada menjadi teknologi otomasi untuk mendapatkan
dalam penentuan kualitas dari produk yang kualitas teh yang terbaik dan menjaga konsumen
dihasilkan. agar tetap membeli produk PTPN VIII. selain
dengan adanya otomasi yang diterapkan disektor
Pada proses pelayuan di PTPN VIII terdapat industri, dapat juga meningkatkan produktivitas
standarisasi teh yang harus dicapai agar teh dapat proses produksi, efisiensi dan efektivitas produksi,
berkuliatas baik. Proses pelayuan yang baik akan tingkat ketelitian, kualitas produk serta dapat
menghasilkan pucuk yang lemas merata dan menurunkan waktu proses dan jumlah tenaga kerja
menghasilkan bau yang harum (SOP Pengolahan yang diperlukan perusahaan.
Teh Hitam, PTPN VIII, 2008).
Selain itu kelalaian operator dalam pengaturan fan ,
pemberian udara panas yang mengakibatkan
pemberian udara panas menjadi terlambat yang
Total Ekspor Teh akhirnya waktu pelayuan bertambah dan dilihat
Indonesia dari dari sistem database yang sudah ada terdapat
kelemahan pada sistem pelaporan data yang tidak
menggunakan pelaporan data secara otomatis dan
200,000
realtime sehingga dapat mengurangi efektivitas
-­ laporan produksi (Kep. DIv. Pelayuan PTPN VII,
2014). Untuk mengatasi masalah-masalah itu dan
untuk menunjang sistem otomasi maka dibutuhkan
sebuah sistem untuk mengontrol, memonitoring
VOLUME NILAI
dan memberikan data tentang proses tersebut pada
real time. Sistem yang dimaksud yaitu Supervisory
Gambar I. 1 Total Ekspor Teh Indonesia
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 914
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
control and Data Acquisition (SCADA). Secara 3. Meningkatkan efisiensi penggunaan
definisi (SCADA) merupakan teknologi yang dapat tenaga kerja serta meningkatkan produktifitas.
memberikan kemudahan bagi pengguna untuk 4. Meminimalisir adanya human error
mendapatkan data dari salah satu atau lebih dari selama proses produksi.
beberapa fasilitas yang berjauhan dan atau 5. Mendapatkan data secara realtime
mengirimkan beberapa intruksi supervisi ke
beberapa fasilitas tersebut serta melakukan proses I. LANDASAN TEORI
monitoring dan controlling jarak jauh (ISA, the
II.1 Otomasi
instrumentation system and automation society).
diperlukannya Supervisory and Data Acquisition Pengertian otomasi adalah teknologi yang
(SCADA) mepunyai beberapa tools untuk memanfaatkan aplikasi mekanik, elektronik dan
melengkapi SCADA salah satunya yaitu datagrid sistem komputer untuk mengoperasikan dan
yaitu tools yang berfungsi sebagai pelaporan data mengendalikan suatu operasi (Groover, Mikell;
secara otomatis dan bisa di printout secara berkala. p.1)(7).
kelebihan perekaman data secara otomatis yaitu
data yang dihasilkan akurat dan real time. Teknologi otomasi merupakan sebuah revolusi
Penerapan Datagrid biasanya di hubungkan dengan industri yang telah dimulai sejak beberapa dekade
HMI ( Human Machine Interface ), InSQL dan atau waktu yang lalu, ketika mesin telah mengambil
SQL server. alih semua pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan
oleh manusia dengan bantuan alat mekanik atau
Mengacu kepada hal-hal tersebut diatas, maka pun secara manual.
diperlukannya suatu sistem otomasi pada proses ini
Terdapat tiga jenis dasar klasifikasi dari sistem
untuk meningkatkan dan menjaga kualitas teh pada
standarisasi yang ada. Untuk menunjang sistem otomasi, yaitu :
otomasi yang akan di terapkan, maka diperlukan
suatu sistem untuk mengontrol, memonitoring
1. Fixed Automation
jarak jauh agar cepat dan akurat. Maka dari itu
penulis ingin melakukan penelitian mengenai
perancangan SCADA pada proses pelayuan 2. Programmable Automation
pembuatan teh hitam ortodok pada perusahaan
PTPN VIII Ciater dengan dilengkap dengan 3. Flexible Automation
rancangan datagrid untuk pelaporan data secara
otomatis dan berkala Fixed automation adalah sebuah sistem otomasi
yang mempunyai proses operasi relatif tetap dan
I.2 Perumusan Masalah juga menggunakan alat atau mesin yang cenderung
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah tetap atau sangat sulit diubah konfigurasinya.
bagaimana merancang SCADA dengan dilengkapi Proses operasi yang ada di dalam sistem ini
sistem datagrid untuk pengendalian dan cenderung simple dan sequence. Selain itu,
pengawasan jarak jauh yang sesuai dengan proses karakteristik dari sistem ini adalah :
produksi dan pelaporan data secara realtime yang
ada pada stasiun kerja pelayuan PTPN VIII? 1. Memerlukan modal yang sangat besar
untuk memodifikasi peralatan atau
I.3 Tujuan Penelitian mesin.
Tujuan dari penelitian ini adalah perancangan 2. Tingkat produksi yang tinggi dan
SCADA dengan dilengkapi datagrid untuk homogen.
pengendalian dan pengawasan stasiun kerja jarak 3. Sulit mengakomodasi ketika terdapat
jauh dan pelaporan data secara realtime. permintaan akan produk yang berbeda
dengan produk yang sudah ada.
I.4 Tujuan Penelitian
Manfaat penelitian pada tugas akhir ini adalah Sedangkan dalam programmable automation
sebagai berikut : system, peralatan produksi dibuat dengan
1. Dengan adanya sistem ini, proses kemampuan untuk mengubah urutan-urutan operasi
produksi lebih terpantau dan terkendali. untuk mengakomodasi permintaan akan produk
2. Memudahkan dalam pemantauan dalam yang berbeda. Urutan-urutan operasi tersebut
pemecahan masalah secara cepat. dikontrol dengan menggunakan program yang
dibuat ke dalam bentuk kode-kode instruksi atau
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 915
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
yang disebuat dengan bahasa pemrograman GUI ( Graphical User Interface ) secara
sehingga sistem tersebut bisa membaca dan real time. Tampilan kondisi plant adalah
menginterpretasikan kode-kode instruksi tersebut berdasarkan hasil pembacaan input dan
menjadi sebuah urutan proses yang diinginkan. output dari proses yang sedang
Karakteristik lain dari sistem ini adalah : berlangsung pada plant.
2. menentukan kondisi output (actuator)
1. Memerlukan modal yang besar untuk berdasarkan nilai input yang diperoleh
mengadakan peralatan yang bisa dari pembacaan sensor.
menangani tujuan umum. 3. Pengambilan dan penyimpanan data
2. Fleksibel ketika menghadapi perubahan dalam satu koleksi data. Pada umumnya
konfigurasi produk. data dapat berupa data pengukuran, status
3. Lebih cocok untuk batch production. sistem yang diwakili oleh status valve
sebagai actuator, status alarm, tanggal
Flexible automation adalah pengembangan dari pengambilan dan penyimpanan data.
sistem yang sebelumnya yaitu programmable 4. Menyimpan kondisi alarm, sehingga dapat
automation. Konsep flexible automation telah diketahui alasan terjadinya penyimpangan
dikembangkan sejak 15 atau 20 tahun yang lalu dalam sistem.
dan masih dikembangkan sampai sekarang. Flexible 5. Menampilan grafik dari sebuah proses
automated system adalah jenis sistem yang dapat yang ada di plant, misalkan grafik
menangani produksi berbagai macam produk tanpa penampilan proses kenaikan dan
ada waktu yang hilang ketika sistem mengubah penurunan beban utama yang terhubung
jenis produksi ke jenis barang atau produk ke genarator baik secara real time maupun
lainnya. Karakteristik lainnya adalah: historical. Trending dapat dilihat secara
online real time atau historis.
1. Produksi bersifat terus-menerus dan
jenis produk bervariasi. II.3 SCADA
2. Tingkat produksi lumayan tinggi. SCADA ( supervisory control and data acquisition
3. Sangat flexibel untuk memproduksi ) adalah sistem yang mengacu pada kombinasi
berbagai jenis produk telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri dari
pengumpulan informasi, mentransfer kembali ke
II.2 Human Machine Interface pusat kendali, melakukan analisis yang diperlukan
Human Machine Interface (HMI) adalah sistem dan control, dan kemudian menampilkan data ini
yang menghubungkan antara manusia dan pada sejumlah operator display (Wicaksono, Handy.
teknologi mesin. HMI dapat berupa pengendali dan 2011)(8).
visualisasi status baik dengan manual maupun
melalui visualisasi komputer yang bersifat real SCADA memilki Arsitektur Dasar yang terdiri dari
time. Sistem HMI biasanya bekerja secara online operator, Human Machine Interface (HMI), Master
dan real time dengan membaca data yang Terminal Unit, Communication System, Remote
dikirimkan melalui I/O port yang digunakan oleh Terminal Unit (RTU) dan Field Device. Berikut
sistem controller-nya. Port yang biasanya merupakan penjelasan dari masing-masing
digunakan untuk controller dan akan dibaca oleh bagiannya.
HMI antara lain adalah port com, port USB, port 1. Operator
RS232 dan ada pula yang menggunakan port Operator merupakan Manusia yang mengawasi
serial. sistem SCADA dan melakukan fungsi
supervisory control untuk operasi plant jarak
HMI memvisualisasikan kejadian, peristiwa, atau jauh.
pun proses yang sedang terjadi di plant secara 2. Human Machine Interfaces (HMI)
nyata sehingga dengan HMI operator lebih mudah HMI menampilkan data pada operator dan
dalam melakukan pekerjaan fisik Biasanya HMI menyediakan input kontrol bagi operator dalam
digunakan juga untuk menunjukkan kesalahan berbagai bentuk, termasuk grafik, skematik,
mesin, status mesin, memudahkan operator untuk jendela, menu pull-down, touch screen dan lain
memulai dan menghentikan operasi, serta sebagainya.
memonitor beberapa part pada lantai produksi. 3. Master Terminal Unit (MTU)
MTU merupakan unit master pada arsiektur
Fungsi Human Machine Interface master/slave. MTU berfungsi menampilkan
1. Memonitor dan Memberikan informasi data pada operator melalui HMI,
kondisi plant kepada operator melalui
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 916
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
mengumpulkan data pada tempat yang jauh, yang umumnya diawasi dan dikendalikan
dan mengirimkan sinyal kontrol ke plant yang supaya objek/plant berjalan sesuai dengan
berjauhan. Kecepatan pengiriman data dari keinginan pengguna.
MTU dan plant jarak jauh reatif rendah dan
metode kontrol umumnya open loop karena Scada digunakan untuk dapat mengontrol plant di
kemungkinan terjadinya waktu tunda dan flow lapangan, sebagai warning apabila terjadi
interruption. Berikut ini beberapa fungsi dasar kesalahan sistem pada plant dan juga sebagai alat
dari suatu MTU. untuk mempermudah dalam pengumpulan data
a. Input/Output Task : Interface sistem secara real time.
SCADA dengan peralatan di plant.
b. Alarm Task : Mengatur semua tipe alarm.
c. Trends Task : Mengumpulkan data plant
setiap waktu dan menggambarkan dalam II.4 Datagrid
grafik. Generic datagrid adalah salah satu tools pada
d. Report Task : Memberikan laporan yang wonderware intouch yang terinstal pada active X
bersumber dari data plant. yang berguna untuk menampilkan data-data proses.
e. Display Task : Menampilkan data yang Active X sendiri terdapat pada bagian fitur wizard
diawasi dan dikontrol operator. di wonderware intouch yang berfungsi untuk
4. Communication System menampilkan tools pada wonderware intouch.
Sistem komunikasi antara MTU-RTU ataupun
RTU-field device di antaranya berupa: Generic datagrid juga bisa digunakan untuk
• RS 232 menampilkan data proses yang ada pada database
• Private Network (LAN/RS-485) yang telah terekap pada sistem HMI, selain itu bisa
• Switched Telephone Network juga menyimpan database tersebut kedalam format
Microsoft excel, dan bisa di print-out langsung dari
• Leased Line
sistem HMI
• Internet
• Wireles Communication System III.METODOLOGI PENELITIAN
 Wireless LAN
 GSM Network III.1. Model Konseptual
 Radio Modems Model konseptual adalah kerangka berfikir untuk
5. Remote Terminal Unit (RTU) mempermudah memahami masalah yang sedang
RTU merupakan unit slave pada arsitektur terjadi dalam penelitian dan mempermudah
master/slave. RTU mengirimkan sinyal kontrol memahami komponen-komponen, proses dan
pada peralatan yang dikendalikan, mengambil tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut.
data dari peralatan tersebut, dan mengirimkan Model konseptual untuk pemecahan masalah dalam
data tersebut ke MTU. Kecepatan pengiriman penelitian ini adalah sebagai berikut.
data antara RTU dan alat yang dikontrol relatif
tinggi dan metode kontrol yang digunakan
umumnya closed loop. Sebuah RTU mungkin
saja digantikan oleh programmable logic
controller (PLC).
Beberapa kelebihan PLC dibandingkan dengan
RTU adalah:
• Solusi yang ekonomis
• Serbaguna dan fleksibel
• Mudah dalam perancangan dan instalasi
• Lebih reliable
• Kontrol yang canggih
• Berukuran kecil secara fisik
• Troubleshooting dan diagnose lebih
mudah
6. Field Device
Field Device merupakan plant di lapangan yang
terdiri dari objek yang memiliki berbagai Gambar III. 1 Model Conceptual
sensor dan aktuator. Nilai sensor aktuator inilah
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 917
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
Perancangan sistem pemantauan dan pengendalian Semua aspek tersebut . Integrasi dari ketiga
pada penelitian ini merupakan perancangan sistem rancangan sistem ini menghasilkan yang disebut
eksisting. Penelitian tugas akhir ini dimulai dari dengan supervisory control and data acquisition (
kebutuhan end user yang terdiri dari process SCADA ) yang dilengkapi datagrid. Sitem ini
description, piping and instrumental diagram digunakan untuk memantau dan mengendalikan
(P&ID), electricak diagram dan control philosophy. proses pelayuan teh yang akan dirancang dengan
Keempat aspek tersebut dirancang untuk memberikan data output secara otomatis dan
mendapatkan user requirement specification dari berkala.
sistem otomasi proses pelayuan.

Setelah user requirements specification pada


sistem otomasi prose pelayuan tercapai, maka PERANCANGAN SISTEM
selanjutnya adalah pembuatan rancangan
miniplant, miniplant merupakan representasi dari IV.1 Pengumpulan Data
penelitian kedalam bentuk nyata sehingga para
pembaca dapat memahami penelitian ini sepertii IV.1.1 Skenario Proses eksisting
dalam dunia nyata. Lalu selanjutnya ada
rancangan sistem otomasi menggunakan PLC, Proses pelayuan di PTPN VIII Ciater masih
HMI, database dan perancangan datagrid. dilakukan secara manual sehingga produk akhir
yang dihasilkan tidak memenuhi target. Selain itu
Pemecahan masalah pada penelitian ini akan variasi waktu proses pelayuan masih tinggi. Proses
diselesaikan melalui tiga penelitian yang saling pelayuan melalui beberapa tahap, yaitu:
berhubungan satu sama lainnya, penelitian tersebut
yaitu : 1. Pucuk diterima dari kebun kemudian
ditimbang di jembatan penimbangan.
1. Perancangan User requirement Sementara itu mandor pelayuan menyalakan
specification ( URS ) sistem otomasi pada Monorail dan membuat rencana kerja untuk
stasiun kerja pelayuan. menentukan sasaran pembeberan yang
2. Perancangan Program Sistem Otomasi diinginkan berdasarkan kondisi cuaca, dan
Pada stasiun kerja Pelayuan dengan kondisi pucuk.
Menggunakan PLC OMRON CP1E 2. Pucuk dari jembatan penimbangan
3. Perancangan Sistem Supervisory Control didistribusikan ke WT yang telah ditentukan
and Data Acquisition (SCADA) oleh mandor menggunakan Monorail. Satu
dilengkapi datagrid untuk sistem otomasi kursi Monorail hanya boleh diisi satu waring
pada stasiun kerja pelayuan. sack. Berat pucuk yang akan dibeberkan setiap
WT juga disesuaikan dengan rencana kerja
Perancangan Supervisory Control and Data
yang telah dibuat mandor.
Acquisition (SCADA) menggunakan Human
3. Petugas pembeberan menurunkan waring sack
interface machine (HMI) adalah membuat sistem
dari Monorail dan diletakkan pada masing
pemantauan dengan visualisasi proses kerja
masing WT dengan tertib.
workstation kedalam tampilan computer yang
4. Petugas menyalakan fan untuk mengalirkan
berbasiskan Graphical User Interface (GUI) dan
udara segar pada WT yang akan dilakukan
dibuat dengan menggunakan software wonderware
pembeberan +-5 menit sebelum pembeberan
intouch, sehingga memudahkan bagi operator
dimulai.
untuk mengendalikan sistem. Peracanngan
5. Setelah waring sack diturunkan pada masing-
database difungsikan sebagai pencatatan kejadian
masing WT dan setelah +- 5 menit udara segar
atau kondisi yang terjadi di simulator stasiun kerja
dilakukan, keluarkan pucuk dari waring sack
pelayuan secara realtime atau biasa disebut history.
dan lakukan pembeberan mulai dari ujung
Lalu selanjutnya dilakukan perancangan database,
yang berlawan arah fan. Petugas dilarang naik
perancangan website dan dilengkapi fitur tambahan
ke atas WT.
seperti datagrid yang difungsikan untuk pelaporan
6. Mandor pelayuan memasang girik kemandoran
hasil ouput dari proses kerja workstation secara yang berisi nama afdeling, nama mandor, jam
otomatis dan berkala. datang pucuk, dan berat pucuk pada masing-
masing WT yang telah diisi pucuk.
Pada penelitian ini, penulis focus pada 3 aspek
yaitu pembuatan HMI (human machine interface),
perancangan database dan perancangan datagrid.
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 918
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
7. Pasang termometer dry/wet dan catat suhunya mengakibatkan pemberian udara panas
tiap 2 jam, dan pastikan klep udara segar menjadi terlambat yang akhirnya waktu
terbuka 100%. pelayuan bertambah.
8. Setelah proses pembeberan selesai, petugas 3. Tidak adanya sistem pencatatan secara
melakukan pengiraban I dengan posisi berkala pada proses produksi sehingga
berhadap-hadapan di kedua sisi WT dimulai evaluasi terhadap proses eksisting sulit
dari ujung yang berlawanan dengan arah fan. dilakukan. Pencatatan tidak tersusun secara
9. Mandor memeriksa kembali pucuk setelah 2 rapih karena hanya dicatat dilembar kerja.
jam. Apabila pucuk masih basah, lengket,
bergumpal, dan permukaan hamparan pucuk IV.1.3 Skenario proses usulan
tidak rata maka lakukan pengiraban II dengan Skenario proses usulan ini meliputi proses pelayuan
ketentuan sama dengan pengiraban I. secara umum, proses pengontrolan
10. Sebelum pemberian udara panas dilakukan pemberian udara panas, dan pengambilan
koordinasi oleh mandor pelayuan dengan informasi dari proses pelayuan tersebut.
operator HE. Proses otomatisasi pelayuan the hitam
11. Klep udara panas dibuka dengan ketentuan terdiri dari beberapa sub proses, yaitu:
untuk WT paling dekat dengan HE, klep
dibuka 25% dan untuk WT paling jauh dengan 1. Pucuk datang di jembatan penimbangan dan
HE, klep dibuka 100%. pucuk dalam waring sack tersebut diturunkan
12. Pemberian udara panas sesuai dengan dari truk. Mandor atau operator memilih WT
ketentuan teknis di atas. yang akan diisi serta mengisi girik kemandoran
13. Apabila pemberian udara panas telah selesai dan menyalakan monorail pada Intouch.
mandor melakukan koordinasi dengan operator 2. Pada mode auto fan akan berjalan secara
HE untuk mematikan burner dan menutup klep otomatis sesuai dengan WT yang akan di isi
udara panas. oleh pucuk the dan timer pun mulai berjalan.
14. Pembalikan dilakukan apabila MC pucuk telah Lampu indikator berat juga akan menyala
mencapai 50%-60%. Pengecekan dilakukan berwarna hijau untuk menandakan WT
menggunakan alat halogen moisture analyzer. tersebut masih kosong dan siap untuk diisi
Saat dilakukan pembalikan klep udara segar pucuk teh.
ditutup 15% untuk menghindari adanya pucuk 3. Pucuk dalam waring sack didistribusikan
yang berterbangan. menggunakan monorail yang dijalankan
15. Setelah target MC layu dan kerataan layuan manual oleh operator dan diturunkan oleh
terpenuhi mandor turun layu memasang girik petugas pada WT yang telah dipilih mandor
turun layu. melalui Intouch
16. Saat dilakukan pembongkaran klep udara 4. Pucuk dibongkar dan dilakukan pembeberan.
segar ditutup dan fan dimatikan. Sensor berat yang terlihat pada Gambar IV. 1
17. Pucuk di masukan ke keranjang dan dibawah akan membaca pucuk yang
didistribusikan ke bagian penggilingan dibeberkan oleh petugas, apabila berat pada
menggunakan Monorail. WT telah sesuai dengan berat yang dimasukkan
mandor dalam Intouch maka lampu indikator
IV.1.2 Identifikasi kelemahan eksisting akan menyala berwarna merah dan lampu empty
Setelah melakukan identifikasi sistem eksisting dan akan secara otomatis mati sehingga petugas
mendeskripsikannya, maka kelemahan-kelemahan mengetahui bahwa WT telah full dan tidak
yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut : melanjutkan pembeberan pada WT tersebut.
Agar ketinggian sesuai dengan ketentuan maka
1. Ketidaktepatan karyawan dalam pada WT diberi tanda pada ketinggian 40cm.
melakukan pembeberan pada withering
through (WT) dengan mengabaikan berat
pucuk yang diisikan pada WT,
mengabaikan juga ketebalan pucuk dalam
pembeberan yang mengakibatkan waktu
pelayuan menjadi bertambah dan kualitas
pelayuan yang tidak baik sehingga target
produksi tidak tercapai.
2. Kelalaian operator dalam pengaturan fan ,
pemberian udara panas yang
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 919
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
Pembalikan dilakukan oleh petugas sesuai
dengan ketentuan proses pembalikan pada
proses eksisting.
9. Mandor memeriksa kelayuan dengan
mengambil sampel kemudian diperiksa
menggunakan halogen moisture analyzer.
Apabila MC layu telah mencapai 49-55%
maka mandor mengisi girik turun layu dan
lampu indikator turun layu akan menyala
melalui mengklik button pada Intouch dengan
WT sesuai dengan girik turun layu yang diisi. Fan
pada WT tersebut juga akan juga mati ketika
button turun layu dinyalakan.
Gambar IV. 2 Withering Through Section 10. Petugas melakukan pembongkaran pucuk
sesuai lampu indikator yang menyala dan
memasukkan pucuk ke dalam keranjang
5. Setelah dilakukan pembeberan dilakukan kemudian dinaikkan ke monorail untuk
pengibaran sesuai dengan proses eksiting. dipindah ke bagian penggilingan.
Proses pelayuan selama 5 jam pertama hanya
menggunakan udara segar dengan keadaan IV.1.4 Identifikasi Kebutuhan Informasi
valve udara segar terbuka penuh. Dalam perancangan sistem SCADA pada proses
6. Setelah timer berjalan 5 jam sensor suhu mulai pelayuan perlu diadakan suatu identifikasi
mendeteksi suhu 1 dan suhu 2. Sensor 1 kebutuhan sistem untuk mengetahui apa saja yang
membaca suhu yang terdapat pada WT bagian diperlukan untuk membuat suatu sistem SCADA
dekat fan dan sensor suhu 2 membaca suhu yang dilengkapi Datagrid. Kebutuhan sistem yang
yang terdapat pada bagian ujung WT seperti teridentifikasi pada tahap ini terdiri dari kebutuhan
yang terlihat pada Gambar IV. 3 dibawah ini. hardware dan kebutuhan software.

IV.1.5.1 Kebutuhan Hardware


Perancangan sistem SCADA proses chemical
milling memerlukan sebuah komputer server untuk
mendukung software yang akan di-install
didalamnya untuk mendukung jalannya sistem
otomasi. Perangakat yang dibutuhkan adalah
komputer dengan spesifikasi minimal sebagai
berikut:

1. Processor Intel Pentium IV 2.5 GHz.


2. Memory RAM 2GB.
3. Hard disk dengan free space 10GB
dengan tipe format NTFS.

Gambar IV. 4 Sensor Suhu Withering Through IV.1.5.2 Kebutuhan Software


Perangkat yang dibutuhkan dalam pembuatan
Apabila antara (suhu 1+ suhu 2)/2 < 26 maka sistem SCADA pada proses pelayuan adalah
valve hot air ducting dibuka. Sedangkan kalau sebuah komputer yang didudukung sistem operasi
diatas itu kembali memakai udara segar Microsoft Windows XP Service Pack 3.

7. Setelah klep udara terbuka sensor suhu tetap


mendeteksi (suhu 1+ suhu 2)/2, apabila
hasilnya sudah >=26 maka alirkan saja udara
segar keambali.
8. Setelah MC layu mencapai 50-60 dilakukan
pembalikan pucuk. Valve udara segar yang
WT nya sedang melakukan pelayuan akan
menutup 15% dari keadaan penuh melalui
button manual pada saat pembalikan
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 920
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri

VI.2 Saran
Adapun saran untuk pengembangan dan
implementasi dari sistem ini adalah :

1. Untuk penelitian selanjutnya diiharapkan


dilakukan pengembangan lebih pada
proses otomatisasi tidak hanya pada proses
pelayuan, tetapi bisa dilakukan pada
proses penggilingan, sortasi dan
pengepakan.
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan
dapat menerapkan SCADA yang berbasis
web yang dapat diakses menggunakan
internet ataupun local networking.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wahlster,T.(2012).Industry 4.0. Diakses
pada Mei,18,2014 dari website :
Gambar IV. 5 Kebutuhan Software <www.digile.fi/file_attachment/get/Thom
as%2520Wahlster.pdf%3Fattachment_id
Sedangkan aplikasi-aplikasi yang digunakan untuk
%3D121+&cd=1&hl=id&ct=clnk>
pembuatan sistem SCADA adalah Wonderware
2. FAO. (n.d.).(2102). FAO Corporate
Intouch 10.1, Datagrid, dan Microsoft SQL Server
Document Repository. Retrieved from
2005 Standard Edition sebagai aplikasi pengolah
Food and Agriculture Organization:
database. Aplikasi Datagrid sendiri memerlukan
http://www.fao.org/docrep/006/y5143e/y5
aplikasi pendukung seperti, microsoft word dan
143e0z.htm
Microsoft excel.
3. Kep. Div. Pelayuan PTPN VIII, 2014.
IV.1.5 Perancangan sistem Mandor Besar Stasiun Pelayuan PT
Perancangan sistem meliputi perancangan dan Perkebunan Nusantara VIII kebun Ciater
pembuatan HMI, perancangan dan pembuatan 4. Festo. (2014). White Paper Food Safety.
database, dan pengkomunikasian PLC dan HMI. Diakses pada Mei,15,2014 ,dari Food and
Agriculture Organization website :
V. Analisis Sistem http://www.festo.com/net/SupportPortal/F
Analisis hasil perancangan dilakukan untuk iles/165832/White%20Paper%20-
membandingkan hasil skenario pengujian sistem %20Food%20Safety_EN.pdf
dengan perancangan sistem yang telah dibuat. 5. Institute of Social Development,
Tahapan analisis yang dilakukan berdasarkan hasil S.L.(2008).SustainibiliTea. Diakses pada
analisis analisis Human Machine Interface (HMI), dan Mei, 15,2014 dari website :
analisis database. http://somo.nl/publications-
en/Publication_3095/at_download/fullfile.
VI.1 Kesimpulan 6. Morriss, S.Brian.(1995)Automated
Perancangan SCADA (Supervisory Control and Manufacturing System.
Data Acquisition) pada proses otomatisasi pada 7. Groover, M.P (2001). Otomasi, Sistem
stasiun kerja pelayuan PTPN VIII yang telah produksi dan Computer Integrated
dirancang bisa berjalan dengan baik. Rancangan Manufacturing.(I Ketut
SCADA memudahkan user untuk pengawasan dan Gunarta).Surabaya: Guna Widya
pengendalian jarak jauh sehingga user tidak perlu 8. Wicaksono, Handy. 2011. SCADA
turun ke plant terlalu sering, selain itu SCADA ini Software dengan Wonderware Intouch.
juga dilengkapi oleh sistem reporting yang Yogyakarta : Graha Ilmu
menggunakan datagrid yang berhubungan dengan
proses produksi, sehingga bisa membuat user lebih
mudah untuk membuat pelaporan data dan
mengolah data yang akan dilaporkan yang akan
dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses
produksi, terutama pada stasiun pelayuan.

Anda mungkin juga menyukai