OLEH :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
dengan jumlah sedikit dan peternakan yang jumlah hewannya lebih banyak,
Hal ini, dapat dijelaskan bahwa abstraksi historis komunikasi memberikan suatu
negara atau daerah, dan untuk melaksanakan aktivitas tersebut pada intinya
protein bernilai gizi tinggi yang permintaannya akan terus meningkat seiring
masyarakat akan pentingnya nilai gizi. maka dari itu dibutuhkan peternak yang
memiliki potensi yang lebih dalam mengembangkan peternakan. Hal inilah yang
melatarbelakangi dibuatnya laporan Praktek Lapang Perencanaan Pembangunan
anggaran.
mewujudkan cita – cita dan tujuan bernegara, maka keberadaan dan perannya
(Nugroho, 2014).
proses perencanaan yang tepat dan mengetahui hambatan yang ada, sehingga pada
juga mempunyai potensi pasar ekspor yang cukup besar. Pembangunan produksi
menciptakan dari suatu pembangunan yang baik dan perlu mendapat perhatian
yang serius dari berbagai unsur yang ada. Peran pemerintah lebih banyak kepada
masyarakat baik dengan skala kecil atau menengah dan juga merupakan mata
pencaharian hidup selain bertujuan untuk bisnis atau investasi, yang melibatkan
partisipasi peternak yang masih bersifat pasif bukan aktif menjadi kendala sendiri
yang harus dicarikan solusi untuk mengatasinya. dilakukan melalui dua jalur yaitu
yang masih menjadi kebiasaan selaku principal dan agen dalam transaksi
penentuan anggaran. Dana aspirasi anggota DPRD sebesar 250 juta per anggota
masih di dominasi top down planning memberikan peluang miss program dan
secara optimal dalam menjalankan peran strategis seperti yang telah dijelaskan
diatas. Hal ini dikarenakan kebanyakan usaha peternakan masih dikelola secara
juga belum mampu mencukupi kebutuhan protein hewani yang terjangkau oleh
masyarakat, karena sebagian besar sumber protein hewani terutama daging dan
penggunaan bibit belum memadai, serta pakan yang tersedia. Pada umumnya
ternak sapi yang dipelihara terdiri dari beberapa tujuan sehingga produksi ternak
sapi per unit rendah, hal ini menyebabkan ternak sapi yang dipelihara terus
sampai umur tua, kasus ini akan menyebabkan penundaan pemotongan ternak,
terlebih lagi sampai saat ini petani masih menggunakan ternak sapi sebagai
tenaga kerja sehingga tidak dapat dipastikan sampai kapan sapi tidak
desa mulai dari keikutsertaan perencanaan sampai pada hasil akhir dari
usaha kecil dengan usaha menengah dan atau dengan usaha besar, yang disertai
adanya pembinaan dan pendampingan oleh usaha menengah dan atau usaha besar
investasi dengan tidak mendapat solusi pelayanan yang cepat dan tepat dari
perhitungan kebutuhan input dan kelayakan usaha terhadap usaha ternaknya dan
dari pengaruh input produksi, di mana input tersebut merupakan syarat mutlak
yang harus tersedia. Input produksi tersebut berupa jumlah bibit, pakan ternak,
jumlah tenaga kerja, dan penggunaan obat –obatan yang tepat dapat meningkatkan
mental, nilai-nilai, dan pola interpretasi peternak ke arah yang makin dinamis.
Kedua dimensi tersebut saling terkait dan memiliki logika tersendiri sehubungan
potong, yaitu: 1) budi daya ternak sapi potong relatif tidak tergantung pada
kelenturan bisnis dan teknologi yang luas dan luwes, 3) produksi sapi potong
memiliki nilai elastisitas terhadap perubahan pendapatan yang tinggi, dan dapat
menjadi lebih sempurna, yang pada akhirnya akan memberikan hasil secara lebih
(Suryana, 2009).
METODOLOGI
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data data yang terbentuk pernyataan atau kalimat
b. Data Kuantitatif
Data kauntitatif adalah data-data yang dinyatakan dalam bentuk angka dan
a. Data Primer
Data Sekunder yaitu data yang bersumber dari dokumen, buku dan
a. Observasi
b. Wawancara
kuisioner.
c. Studi Pustaka
Kabupaten Soppeng dengan tema focus diskusi adalah pembuatan feed complete
serta pembuatan umb dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 20 Oktober , pukul
Ir. Nuraini Sirajuddin, S.Pt. M,Si. dan Dr. Ir. Ikrar Muh Saleh. Pemateri pertama
pengolahan pakan yang diberikan kepada ternak.. Dalam diskusi ini ada
b. Kuisioner
terkahir adalah SD, pekerjaan utama yaitu Bertani, beralamat di Desa Bulue,
yang kedua bernama Sari Bulan, berumur 52 tahun, berjenis kelamin perempuan
dengan pendidikan terakhir SD. Pekerjaan utama sebagai Ibu Rumah Tangga
pendidikan SD, pekerjaan utamanya yaitu IRT dan pekerjaan sampingannya yaitu
sebagai IRT dan pekerjaan sampingannya yaitu beternak sapi sebanyak 5 ekor.
Responden kelima yaitu bernama Muh. Amin, berumur 65 tahun, berjenis kelamin
laki-laki dengan Pendidikan terakhir SD. Pekerjaan utama yaitu Wiraswasta
bulan terakhir, jumlah ternak yang dimiliki sebanyak 50 ekor itik. Beliau juga
memiliki lahan pertaniam seluas 2 hektar. Responden keenam yaitu bernama Ani,
bertani. Beliau beternak ayam sebanyak 20 ekor dan luas lahan pertaniannya yaitu
1 hektar. Responden ketujuh bernama Andi Nur Alam, berumur 30 tahun, berjenis
honorer wisata dan pekerjaan sampingannya bertani padi. Luas lahan pertaniannya
yaitu sebagai MMP dan pekerjaan sampingannya bertani dan beternak, jenis
Keadaan umum lokasi di Desa Bulue dapat dilihat dari luas wilayah
Marioriawa Kabupaten Soppeng pada tahun 2018 tentang keadaan umum lokasi
dapat dilihat dari tabel diatas terdapat luas wilayah menurut penggunaan terdapat
dua jenis luas tanah yang memiliki luas 0,00 Ha yaitu luas tanah basah dan luas
tanah perkebunan, luas tanah sawah 524,69 Ha, luas tanah kering 20,00 Ha luas
tanah fasilitas umum 45,00 Ha, dan luas tanah hutan 9,593 Ha. Jadi, total luas
Marioriawa Kabupaten Soppeng pada tahun 2018 tentang luas lahan sawah dapat
dilihat dari tabel diatas terdapat beberapa jenis tanah sawah yang memiliki luas
tanah 0,00 Ha yaitu sawah irigasi teknik dan pasang surut, kemudian luas tanah
irigasi ½ teknis dan sawah pasang surut yaitu 402,69 Ha dan 122,00 Ha. Total
Marioriawa Kabupaten Soppeng pada tahun 2018 tentang luas tanah kering dapat
dilihat terdapat satu tanah kering yang memiliki luas tanah 20,00 Ha yaitu tanah
masing 0,00 Ha jadi total keseluruhan luas tanah adalah 20,00 Ha.
Keadaan Geografis
Secara administratif Desa Bulue merupakan salah satu desa dari 10 desa
dari ibukota kecamatan adalah 8 kilometer. Luas wilayah yaitu 124,36 kmp/km2 .
Desa Bulue terdiri dari 3 dusun yakni Dusun Mario, Dusun Mattirobulu,
dan Dusun Kanyuara. Secara umum keadaan topografi yang tinggi, berdasarkan
daerah topografi, Desa Bulue sangat cocok untuk tanah persawahan, peternakan,
dan perkebunan. Oleh karena itu, Desa Bulue sanagat berpotensi sebagai
penghasil padi dan kakao. Juga diperkaya dengan hutan tanaman rakyat dengan
berbagai komoditi tanaman kayu dari hasil hutan sampai kemiri dan lebah hutan.
Adapun iklim Desa Bulue sebagai kelurahan lain dari wilayah Indonesia yaitu
beriklim tropis dengan musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Penggunaan Lahan
Dilihat dari kondisi penggunaan lahan yang meliputi topografi dan kondisi
Tanaman yang dapat ditanam yaitu, ubi jalar, tomat, kacang tanah, kacang
panjang, cabe, dan kemiri. Disektor perkebunan yaitu kelapa, kopi,cokelat, dan
cengkeh.
bahwa sektor pertanian terdiri dari 9 yaitu jagung, ubi jalar, terong, cabe, kacang
panjang, kacang tanah, tomat, padi, dan ubi kayu. Luas produksi tanaman jagung
adalah 5,00 Ha, ubi jalar, terong, kacang panjang, dan tomat masing-masing 0,50
Ha, cabe 3,00 Ha, padi 402, 69 Ha dan ubi kayu 6,50 Ha, jadi total luas produksi
adalah 100,00 Ha. Sedangkan hasil produksi tanaman jagung, ubi jalar, terong,
cabe, kacang panjang, kacang tanah, tomat, dan ubi kayu masing-masing 0,00
ton/Ha, sedangkan hasil produksi padi 6,50 ton/Ha. Jadi total hasil produksi
diketahui bahwa sektor perkebunan terdiri dari 4 yaitu kelapa, kopi, cengkeh, dan
tebu. Luas dan hasil produksi swasta/negara yaitu 0,00 Ha sedangkan luas
produksi rakyat yaitu kelapa sebanyak 80,00 Ha, Kopi 5,00 Ha, cengkeh 125,00
Ha, tebu 150,00 Ha. Sedangkan hasil rakyat yaitu 0,00 Ha.
Keadaan Penduduk
Adapun jumlah pengangguran di Desa Bulue mulai dari yang bekerja dan
usia 18-56 tahun) sebanyak 1512 orang, jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang
masih bersekolah dan tidak bekerja sebanyak 155 orang, jumlah penduduk usia
18-56 tahun yang menjadi ibu rumah tangga sebanyak 761 orang, Jumlah
penduduk usia 18-56 tahun yang tidak bekerja penuh sebanyak 339 orang, Jumlah
penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja tidak tentu sebanyak 232 orang, Jumlah
penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan tidak bekerja sebanyak 9 orang,
Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan bekerja sebanyak 16 orang.
keluarga.
Jumlah penduduk di Desa Bulue dapat dibedakan menjadi dua yaitu laki-
bahwa jumlah penduduk tahun ini yang berjenis kelamin laki-laki sebnayak 1378
orang dan perempuan sebanyak 1357 orang, sedangkan jumlah penduduk tahun
lalu yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1384 orang dan perempuan
kelamin laki-laki adalah 0,43% dan jenis kelamin perempuan adalah 2,11%.
bahwa jumlah kepala keluarga tahun ini yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
769 orang dan kepala keluarga yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 119
orang dengan jumlah total kepala keluarga tahun ini sebanyak 888 KK.
Sedangkan jumlah kepala keluarga tahun lalu yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 765 orang dan kepala keluarga yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 84 orang dengan jumlah total kepala keluarga tahun lalu sebanyak 849
KK. Jadi, presentasi perkembangan jumlah kepala keluarga yang berjenis kelamin
laki-laki adalah 0,52% dan yang berjenis kelamin perempuan adalah 41,6%.
pekerjaan yang berprofesi ada 2 yaitu yaitu laki-laki dan perempuan, sebagai
berikut:
Diantaranya jenis mata pencaharian sebagai petani yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 331 orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 0 orang.
Jenis mata pencaharian buruh tani yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 197
orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 0 orang. Mata pencaharian
buruh migran yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3 orang dan yang berjenis
yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30 orang dan yang berjenis kelamin
orang. Mata pencaharian pedagang barang klontong yang berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 4 orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang.
Mata pencaharian peternak yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8 orang dan
orang. Mata pencaharian perawat swasta yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
pencaharian ahli pengobatan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1 orang dan
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 0 orang. Mata pencaharian TNI yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1 orang dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 1 orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak orang. Mata
sebanyak 4 orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 0 orang. Mata
pencaharian guru swasta yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1 orang dan
keliling yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1 orang dan yang berjenis
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3 orang dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 0 orang. Mata pencaharian tukang batu yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 8 orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 0 orang. Mata
orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 1 orang. Mata pencaharian
wiraswasta yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 83 orang dan yang berjenis
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 104 orang dan yang berjenis kelamin
sebanyak 209 orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 159 orang.
Sebagai pelajar yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 311 orang dan yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 300 orang. Ibu rumah tangga sebanyak 755
orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 3 orang. Mata pencaharian
sebanyak 6 orang. Dan yang bermata pencaharian pialang sebanyak 1 orang yang
diketahui bahwa tingkat pendidikan dengan usia 3-6 tahun yang belum masuk TK
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 61 orang dan perempuan 53 orang. Usia 3-6
perempuan sebanyak 16 orang. Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 215 orang dan perempuan sebanyak 214 orang. Usia
18-56 tahun yang tidak pernah sekolah yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
39 orang dan perempuan sebanyak 45 orang. Usia 18-56 tahun yang pernah SD
tapi tidak tamat berjenis kelamin laki-laki sebanyak 113 orang dan perempuan
laki-laki sebanyak 404 orang dan perempuan sebanyak 392 orang. Tamat
orang. Tamat SMA/sederajat berjenis kelamin laki-laki sebanyak 105 orang dan
laki-laki sebanyak 2 orang dan perempuan sebanyak 10 orang. Dan yang tamat S1
orang.
adalah madu, hasil produksi sebesar Rp 100.000, nilai bahan baku yang digunakan
sebagai berikut:
yaitu penduduk berumur 20-25 tahun dan 36-45 tahun memiliki frekuensi 1
dengan persentasi 12,5 %, sedangkan penduduk yang berumur 26-35 tahun dan
>46 tahun memiliki frekuensi 3 dengan persentasi 37,5%. Hal ini sesuai dengan
lebih besar, hal ini menunjukkan bahwa responden pada usia produktif lebih
persentasi 37,5 % dan perempuan berjumlah 5 orang dengan persentasi 62,5% hal
ini disebabkan karena rata-rata penduduk yang berjenis kelamin laki-laki tidak
berada dirumah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hendri (2014) yang menyatakan
berdasarkan mata pencaharian di Desa Bulue pada tabel 15 yaitu sebagai berikut:
sebagai pekerjaan utama tapi tak sedikit yang menjadikan bertani menjadi
pekerjaan sampingan. Hal ini sesuai dengan pendapat Luanmase (2011) yang
ternak sapi potong, maka pendapatan yang diperoleh semakin kecil. Kepemilikan
sebagai berikut:
sesuai dengan pendapat Ghazali (2012) yang menyatakan bahwa faktor yang
menentukan tingkat perbedaan upah tenaga kerja diukur dari, antara lain,
lama seseorang menempuh pendidikan formal/non formal, Kelas pekerja
(lembaga pemberi kerja atau upah berserikat atau tidak), Industri (besar dan
Waktu (curahan bekerja secara penuh atau paruh waktu), Kesehatan pekerja
(kondisi kesehatan secara fisik, sehat atau tidak), Migrasi (lama tinggal dilokasi
kerja, kurang atau lebih dari lima tahun bertahan tanpa pindah tempat), Status
perkawinan (sebagai suami atau istri, menikah atau belum), Ukuran wilayah
yang didatangkan pemateri dan dihadiri oleh peserta yang membahas suatu
permasalahan atau sebuah informasi tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok di suatu tempat tertentu. Focus Group Discussion (FGD) dengan tema
potensi peternak dalam pengembangan usaha sapi potong. Potensi peternak yang
tinggi maka dapat memanfaatkan pakan dan lahan yang ada. Namun di Desa
Namun saat ini Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng telah
bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin, yang dimana terdapat 200 hektar
peternak tidak kekurangan hijaun segar lagi. Namun yang menjadi kendala disini
Bulue, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng masa bodoh dan tidak mau
penyuluhannya tidak merata. Mereka tidak ingin membuat lagi sesuatu yang
gagal. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa pakan fermentasi baik dari rumput
gajah maupun bahan lainnya dapat menjadi stok apabila musim kemarau tiba.
didatangkan penyuluh tetapi tidak menyuluruh serta upaya yang telah dilakukan
yakni pembagian Ayam Buras dan pembibitan sapi. Jumlah Sapi yang ada di
Musrembang. Hal ini Sesuai pendapat Azhar (2015) yang menyatakan bahwa
Akan tetapi yang terjadi masyarakat minim untuk berperan langsung dalam proses
masyarakat.
peternakan misalnya sapi potong itu tidak merata dan pembagian bibit sapi potong
tidak merata, jadi beberapa peternak/petani tidak mendapatkan apa-apa. Hal ini
menyebabkan potensi peternak tidak meningkat, dari tahun ke tahun masih seperti
itu. Mereka tidak mau membuat membuat fermentasi agar dapat menjadi stok
apabila musim kemarau tiba, dan ada juga yang tidak tahu bagaimana cara
sarana produksi.
PENUTUP
Kesimpulan
informasi yang diberikan tidak tersebar secara menyeluruh, jadi hanya beberapa
Saran
saran untuk peternak yaitu sebaiknya peternak harus mengubah pola pikir untuk
mau membuat pakan fermentasi, agar dapat menjadi stok apabila musim kemarau
tiba dan saran untuk peternakan kedepannya yaitu sebaiknya kita sebagai salah
Dokumentasi