Anda di halaman 1dari 6

Suatu metode penyelesaian cara grafis dari teori tekanan tanah menurut coulomb diperkenalkan oleh

Culmann (1875). Penyelesaian Culmann ini dapat dipergunakan untuk segala jenis permukaan tembok
baik licin maupun kasar tanpa memperdulikan ketidakteraturan dari permukaan tanah urugan di belakang
tembok dan beban di atasnya. Dengan demikian, metode ini sangat bagus dan berguna untuk memperkirakan
Bob 10 Tekanan Tanah ke Samping 75

[180 (90 (J + 8) (􀄂 + ')]


- - -

F
w
(b)
Gambar 1D-23 Tekanan pasif menurut Coulomb; (a) blok keruntuhan yang dicoba; (b) polygon.
besamya tekanan tanah arah horisontal. Langkah-langkah penyelesaian dari cara Culmann dalam
menghitung tekanan tanah aktif untuk tanah urugan yang tidak berkohesi (c = 0) diterangkan di bawah
ini dengan mempraktekan Gambar 10-24a:
1 . Gambar bentuk dari tembok penahan dan tanah urugan di belakang tembok dengan skala tertentu.
2. Tentukan besamya 1f1 (derajat) = 90 - 0 - 8, dengan 0 = kemiringan dari muka tembok sebelah
belakang terhadap garis tegak, dan 8 = sudut geser tembok.
3. Gambar suatu garis BD yang membuat suatu sudut qJ dengan horisontal.
4. Gambar suatu garis BE yang membuat suatu sudut 1f1 dengan garis BD
5. Untuk mempertimbangkan beberapa bidang longsor yang dicoba-coba, gambar garis-garis BC1, BC2,
BC3 ••• BC •.

6. Tentukan besamya luasan dari ABCI' ABC2, ABC3 ABC ••• •.

7. Tentukan berat tanah W, per satuan le bar tembok penahan untuk ti-ap-tiap bidang longsor yang
dicoba sebagai berikut:
76 Mekonika Tanah Jilid 2
w
(b)
Gambar 1 0-24 Penyelesaian cara Culmann untuk tekanan tanah aktif.
W1 = (luasan dari ABC1) x (y) x (1)
W2 = (luasan dari ABC2) X (y) X (1)
W3 = (luasan dari ABC3) X (y) X (1)
Wn = (luasan dari ABC) X (y) X (1)
8. Tentukan besamya skala untuk beban dan gambarkan W1, W2, W3, Wn yang telah ditentukan pada
•••

langkah 7 pada garis BD. (Catatan: BC1 = W1, Bc2 = W2, Bc3 = W3, Ben = W). •••

9. Gambar c1c1', c2c2', c3c3', en< sejajar dengan garis BE. (Catatan: c1', c2', c3', • • • < terletak pada
•••

garis berturut-turut BC1, BC2, BC3, BC). •••

10. Gambar suatu kurva menerus melalui titik-titik c1', c2', c3', c;. Kurva menerus tersebut dinamakan
•••

"garis culmann".
1 1 . Gambar garis singgung B 'D' pada kurva menerus yang telah dibuat pada langkah no. 10, B 'D' adalah
sejajar dengan garis BD. Misalkan < adalah titik singgungnya.
12. Gambar garis cac.' sejajar dengan garis BE.
13. Tentukan gaya aktif per satuan lebar tembok sebagai berikut:
Pa = (panjang garis cac) X (skala beban)
14. Gambar garis Be.' C0• ABC. adalah bidang longsor yang dicari.
Perlu diperhatikan bahwa prosedur penggambaran ini pacta dasamya mencakup beberapa polygon
gaya untuk beberapa bidang longsor yang dicoba dan untuk menentukan harga maksimum gaya aktif
yang akan menekan tembok penahan. Sebagai contoh, Gambar 10-24b menunjukkan polygon gaya untuk
bidang longsor ABC. (serupa dengan apa yang diberikan dalam Gambar 10-21b), yang mana:
W = berat dari blok tanah ABCa .
Pa = gaya aktif yang bekerja pada tembok penahan
Bob 10 Tekanan Tanah ke Samping

F = resultan gaya geser dan gaya normal yang bekerja sepanjang BC0•
􀄂 = LC0BF (sudut antara bidang longsor dengan horisontal).
77
Segitiga gaya (Gambar 10-24b) merupakan putaran dari segitiga gaya Bc1c1', Bc2c2', Bc3c3' • • • dan
Be.< adalah bersesuaian dengan bidang longsor yang dicoba berturut-turut ABC1, ABC2, ABC3, •••

ABC •.

Tahapan penggambaran grafik yang telah diberikan di atas akan kita bahas secara terinci satu demi
satu dengan harapan agar dapat memberikan pengertian yang mendasar bagi para pembaca. Masalah ini
sebetulnya dapat diselesaikan dengan mudah dan efektif apabila menggunakan jasa komputer.

Analisis ini didasarkan pada anggapan bahwa kelongsoran suatu talud teijadi sepanjang bidang, bila
tegangan geser rata-rata yang dapat menyebabkan kelongsoran lebih besar dari kekuatan geser tanah. Di
samping itu, bidang yang paling kritis adalah bidang di mana rasio antara tegangan geser rata-rata yang
menyebabkan kelongsoran dengan kekuatan geser tanah adalah minimum.

Gambar 12-5 menunjukkan suatu talud dengan tinggi H. Kemiringan talud terhadap bidang horisontal

adalah 􀄂-AC adalah suatu bidang longsor yang dicoba. Dengan memperhatikan satu kesatuan tebal dari

ABC
talud, berat bagian = W.

W t(H)(BC)(l)(y) (12-29)
1 H(H H 􀄂)y 2 cot e - cot

1 1-12 [ ()) ] 2 􀄂
sin (􀄂 - 'Y sin · sin ()

Komponen-komponen W yang tegak lurus dan sejajar terhadap bidang AC adalah sebagai berikut:
Na = komponen yang tetak lurus bidang = W cos ().

- -1 1-12
_ [ sin (􀄂 ()) ] () 2 .
- 'Y A

• () COS

Sill p · Sill (12-30)


Bob 12 • Stabilitas Talud
Bc
H
Gambar 12-5 Analisis talud dengan tinggi terbatas metoda Culmann.
Ta = komponen yang sejajar bidang = W sin e.

= -1 y H 2 [ .s in (􀄂 - e) ] sm. e
2 sm 􀄂 . sin e
1 73
(12-3 1)
Tegangan normal (tegangan yang tegak lurus bidang) rata-rata dan tegangan geser pada bidang AC
diberikan sebagai berikut:
dan
er = tegangan normal rata - rata
- Na - Na
-
(ACX1)

- (-!!-) sm e -- 21 H[ sin (􀄂 - e) ] e ecos sin y sin 􀄂 sin e


.

er tegangan normal rata - rata

(AC)(1) ci: e) =1 H[ sin (􀄂 - e) ] 2 y sin 􀄂 sin e.

(12-32)
(12-33)
Tegangan geser perlawanan rata-rata yang terbentuk sepanjang bidang AC juga dapat dinyatakan
sebagai berikut:
er tan !Pd

1 H[ 2 sin (􀄂 - e) ] y sin 􀄂 sin


. e e e cos · sin . tan !Pd
Dari Persamaan (12-33) dan (12-34) didapatkan:

1 H[ ]
-y sin (􀄂 - e) . z e sm
.

2 sin 􀄂 . sm e H[ 1 sin (􀄂 - e) ] = cd + -2 y. sin 􀄂 . sin e

cos e sin· e · tan !Pd


(12-34)
(12-35)
1 74
a tau

1 [ sin (􀄂 0) . (sin 0 cos 0 . tan <Pd


- - ] cd = -2
yH . sm pA
Mekanika Tanah Jilid 2
( 12-36)
Persamaan (12-36) ini diturunkan dari bidang 1ongsor percobaan AC. Selanjutnya, agar dapat menentukan
bidang longsor yang kritis, kita menerapkan prinsip maksimal dan minimal (untuk harga <Pd
tertentu) untuk mendapatkan sudut 0 di mana kohesi yang bekerja (c) akan maksimum. Jadi, penurunan
pertama dari c d terhadap 0 dibuat sama dengan nol; atau
acd = 0
ao
Mengingat y, H, dan 􀄂 dalam Persamaan (12-36) adalah tetap, maka:
a
a
o
[sin (􀄂 0) . (sin 0 cos 0 tan fPd )] = 0
- - .

Penyelesaian Persamaan 1 2-38 memberikan harga kritis dari 0 atau


Dengan memasukkan harga 0 = Oe, ke dalam Persamaan ( 12-36), didapatkan:
c=

yH [ 1 cos (􀄂 fPd )
- - ] d 4 sin 􀄂 · cos <Pd
( 12-37)
( 12-38)
( 12-39)
( 12-40)
Tinggi maksimum dari talud di mana keseimbangan kritis terjadi dapat ditentukan dengan memasukkan
cd = c, dan 1/Jd= X ke dalam Persamaan ( 12-40). Jadi,

H = 4c [ sin . 􀄂 cos <P · ] er Y1 - COS (􀄂 - fP)


CONTOH 1 2-3:
(12-41)
Sua tu galian dibuat dalam tanah yang mempunyai y = I 05 lb/ft3, c = 600 lb/ft2, dan 1/J = 15°. Kemiringan tepi galian
terhadap bidang datar adalah 45°. Berapakah kedalaman galian harus dibuat supaya mempunyai angka keamanan (F) sama
dengan 3?
Penyelesaian:
Diketahui: 1/J 15°, c 600 lb/ft2• Bila F, = 3, maka Fe dan F, seharusnya sama dengan 3.
= =

a tau
Juga:
a tau
􀄂f
cd
cd f f
􀄂 F.
F, tan 1/J
tan 1/Jd
tan 1/Jd tan 1/J
F,

1/Jd tan-1 [ tan


3

15 ]
600 200 lb I ft2 3
tan 1/J tan 15°
F. 3
5, 1°
Bob 12 • Stabilitas Talud
Dengan memasukkan harga-harga cd dan iPd ke dalam Persamaan (12-40), kita memperoleh:
H=

4c d [ sin 􀄂 cos fPd


· ] y I - cos (􀄂 - lPd )
CONTOH 1 2-4:

4 x 200 [ sin 45 cos 5, 1 105 1 - cos (45 - 5, 1)


· J
23, 03 ft
Taylor

Harga angka stabilitas m, untuk talud dengan bermacam-macam sudut kerniringan 􀄂 diberikan dalam
Gambar 12-9. Terzaghi menggunakan isti1ah �; , kebalikan dari m, dan disebut sebagai faktor stabilitas
(stability factor). Para pembaca harus hati-hati dalam menggunakan Gambar 12-9 dan perhatikan bahwa
gambar tersebut hanya berlaku untuk talud dari tanah lempung yang jenuh dan hanya berlaku untuk
keadaan undrained (air pori dijaga tidak mengalir ke luar), pada saat 1/J = 0.
Bila Anda mengacu ke Gambar 12-9, hal berikut perlu Anda perhatikan:
1. Untuk sudut kemiringan 􀄂 yang lebih besar dari 53°, lingkaran kritis harus selalu berupa lingkaran
ujung dasar talud. Letak pusat lingkaran ujung dasar talud kritis mungkin dapat dicari dengan
bantuan Gambar 1 2-10.
2. Untuk 􀄂 < 53°, lingkaran kritis mungkin berupa ujung dasar talud, lereng talud, atau lingkaran titik
tengah, tergantung pada letak lapisan keras yang berada di bawah talud. Ha! ini dinamakan fungsi
kedalaman (depth function), yang dijelaskan sebagai berikut:
1 80 Mekanika Tanah Jilid 2
D
= Jarak vertikal dari puncak tal ud ke lapisan keras

Tinggi talud
( 1 2-48)
3. B i l a lengkung kritis adalah l ingkaran titik tengah (yaitu, permukaan bidang longsor merupakan
bidang s inggung dari lapisan keras), maka letak titik pusat bidang l ongsor dapat di tentukan dengan
bantuan Gambar 1 2- 1 1 .
4. Harga maksimum angka stabilitas (stability number) yang mungkin terjadi pada kelongsoran l ingkaran
titik tengah adalah 0, 1 8 1 .

felenius

Fellenius ( 1 927 ) juga menyelidiki


masalah l ingkaran uj ung dasar talud yang
kritis dari talud dengan 􀄂 < 53°. Letak
titik pusat l i ngkaran ujung dasar talud
dapat ditentukan dengan menggunakan
Gambar 1 2- 1 2 dan Tabel 1 2- 1 . Perhatikan
bahwa l ingkaran ujung dasar talud kritis
tersebut tidak harus merupakan lengkung
yang pal ing kritis yang ada.
Masalah-masalah stabilitas dari tipe ini telah dipecahkan secara analitis oleh Fellenius (1927) dan
Taylor (1937). Untuk kasus lingkaran kritis, besar kohesi yang dibutuhkan dapat dinyatakan dengan
hubungan berikut.
a tau
5LyH = m (12-46)
Perhatikan bahwa besaran m di sebelah kanan Persamaan (12-46) adalah bilangan tak berdimensi,
dan kita mengacunya sebagai angka stabilitas (stability number). Selanjutnya tinggi kritis (yaitu, F, = 1)
talud ini dapat kita evaluasi dengan menggantikan H = Her dan cd = cd pada persamaan di atas. Jadi

Anda mungkin juga menyukai