Perencanaan Produksi
Perencanaan Produksi
A. Pendahuluan
Setelah mempelajari perencanaan produksi, mahasiswa mendapatkan wawasan dan paham mengenai:
1. Fungsi perencanaan produksi (aggregate planning)
2. Fungsi peramalan (forecasting)
3. Konsep penjadwalan produksi
4. Siklus produksi (fabrikasi dan penjadwalan)
B. Penyajian
Penjadwalan produksi adalah proses pengalokasian dari sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan mempertimbangkan batasan-batasan yang ada untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Penjadwalan produksi merupakan aktivitas perencanaan dan pengendalian produksi untuk jangka pendek,
umumnya dalam periode perencanaan kurang dari 1 tahun, dimana suatu pekerjaan diproses dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas. Dalam penjadwalan produksi, pengalokasian sumber daya tersebut
didasarkan suatu prosedur sistematis untuk mencapai suatu criteria diharapkan; misalnya meminimumkan rata-
rata waktu keterlambatan, memaksimumkan utilitas sumber daya, dan lain-lain.
Perencanaan dan pengendalian produksi – diterjemahkan dari istilah Production Planning and Control –
merupakan aktivitas manajemen produksi yang bertujuan untuk merencanakan (plan) dan mengendalikan
(control) aliran material (khususnya bahan baku) yang masuk, melalui berbagai tahapan proses, dan kemudian
keluar dari pabrik, seperti digambarkan dalam bagan berikut:
Perencanaan &
Pengendalian
Produksi
Information
Direction
Gambar 7.1. Perencanaan & pengendalian produksi
1. PERAMALAN (FORECASTING)
Peramalan adalah suatu upaya untuk memperoleh gambaran mengenai apa yang akan terjadi di masa depan.
Dalam hal ini, gambaran mengenai masa depan itu akan menjadi dasar dalam membuat perencanaan.
Fungsi peramalan dapat digambarkan dalam bagan sistem input-output seperti berikut:
Hambatan : - Data Pengambilan Keputusan
- Waktu - Pemilihan Data
- Pengalaman
- Pemilihan Metoda
- Dana / Biaya
MASUKAN KELUARAN
Umpan Balik
Seasonal Random
Fluctuation Fluctuation
Dalam metode ini, terlebih dulu harus dibuat plotting data masa lalu yang diatur berdasarkan seri
waktunya. Pemetaan ini akan bisa menghasilkan identifikasi garis kencenderungannya. Berdasarkan titik-
titik yang tersebar (scatter diagram) itu, maka bisa ditarik garis atau kurva yang melewati titik-tik data
tersebut. Agar bisa mendapatkan model matematis yang lebih akurat, maka digunakan pendekatan
statistik regresi kuadrat terkecil (least square method), rata-rata bergerak (moving average), atau metode
statistik lainnya.
2. AGGREGATE PLANNING
Perencanaan agregat bertujuan untuk membuat perencanaan produksi dalam memenuhi permintaan (demand)
berdasarkan kapasitas produksi yang sesuai.
Macam / tipe perencanaan produksi dapat dilihat dalam bagan berikut:
Variabel – Variabel Keputusan
Masukan Proses - Kapasitas Produksi Tingkat Pemakaian Keluaran Proses
Perencanaan - Jml Tenaga Kerja Perencanaan
Jangka Panjang Alternatif Produksi /
(Planning Inputs) - Rate Produksi (Planning Outputs)
- Alokasi Sumber Kegiatan (Reguler,
- Order Sequencing
(Produk, Proses,dll) Inventory, dll)
Manajemen Puncak - Perencanaan untuk
- Basic Purpose perluasan kapasitas
- Tujuan Organisasi (ekpansi) atau
- Permalan Umum Long Term penciutan
(Sosial-Ekonomi, Planning - Perencanaan untuk
Teknologi,dll) (5 – 10 th) pemakaian teknologi
- Modal tersedia baru, pemasaran,
- Kompetisi lokasi, dll
Manajemen Menengah
- Perencanaan Jangka
Perencanaan kegiantan
Panjang
Medium Term produksi untuk melihat
- Keterbatasan Kapasitas
Aggregate apakah kebutuhan
Terpasang
Planning (demand) bisa dipenuhi
- Peramalan Jangka
(1 – 24 bln) dengan kapasitas dan
Menengah (Tahunan)
sumber-sumber
- Kelayakan Alternatif
produksi tersedia
Produksi dan Biaya
Manajemen Bawah
Penjadwalan kegiatan
- Perencanaan Jangka
Short Term produksi dengan
Menengah
Planning / penugasan secara
- Order yang diterima
Scheduling spesifik ke departemen,
- Waktu untuk
(1 – 30 hr) tenaga kerja (shifts),
penyampaian output
mesin dan peralatan
yang dikehendaki
produksi, dll
- Untuk memperoleh Untuk mencapai Untuk memenuhi
arah dan sasaran efektifitas dan efisiensi kepuasan pelanggan
organisasi yang pemakaian segala dalam hal pelayanan
Tujuan spesifik resources yang tersedia dan ketepatan waktu
Perencanaan - Strategi dan Policy
jangka panjang yang
layak
Phase # 2 Phase # 3
Smooth out Feasible Production
Capacity Utilization Alternatives
Phase # 1 Phase # 4
Forecast Aggregate REGULARLY Allocate Demand to
Demand Production Periods
Flexible
Delivery Times
3. PENJADWALAN PRODUKSI
Industri dapat dipandang sebagai kegiatan untuk mengolah suatu input melalui proses produksi sehingga
dihasilkan output yang memiliki nilai tambah. Kegiatan mengolah input tersebut tentunya tidak lepas dari peran
sumber daya manusia yang bertindak sebagai operator dalam menjalankan dan mengendalikan proses produksi
tersebut serta fasilitas-fasilitas produksi, seperti mesin-mesin produksi. Dengan demikian aktifitas penjadwalan
produksi yaitu proses pengalokasian beban kerja ke masing-masing bagian atau departemen dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan secara keseluruhan, yang nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen /
consumer satisfication. Namun kenyataan menunjukkan banyak perusahaan yang kurang memperhatikan
pentingnya aktifitas penjadwalan produksi. Padahal aktifitas penjadwalan produksi dapat mempengaruhi tingkat
utilisasi fasilitas produksi perusahaan, kapasitas produksi, dan kelancaran proses produksi. Terdapat beberapa
metode penjadwalan yang sering digunakan, antara lain:
a. Forward Scheduling (prioritas EDD/earliest due date)
Yaitu, aktifitas penjadwalan dimulai dari proses pertama sampai proses ke-n yang akan dialami oleh material
untuk membuat suatu produk tertentu. Metode ini memiliki beberapa kekurangan, antara lain: sering mengalami
keterlambatan/tardiness penyelesaian produk (waktu penyelesaian > due date), selain itu dampak dari penerapan
metode ini adalah earliness/terlalu cepat (waktu penyelesaian < due date) sehingga sering terjadi penumpukkan
produk jadi di gudang (inventory cost tinggi).
4. SIKLUS PRODUKSI
Dalam pengelolaan rutin sistem produksi dapat diidentifikasikan adanya siklus fabrikasi dan siklus penjadwalan,
sebagai berikut:
1. Siklus Fabrikasi
Menurut Groover siklus fabrikasi suatu sistem produksi dapat digambarkan sebagai berikut:
2. Siklus Penjadwalan
Penjadwalan produksi merupakan kegiatan yang bersifat dinamis dalam artian bahwa kegiatan penjadwalan
bukan merupakan kegiatan yang sekali jadi tetapi akan mengalami perubahan tergantung pada pelaksanaan dan
kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian penjadwalan merupakan suatu siklus yang dapat digambarkan pada
Gambar 7.9.
Gambar 7.8 jelas terlihat bahan penyusunan penjadwalan operasi dimulai dari penentuan besarnya volume
permintaan barang/jasa yang diminta oleh konsumen yang kemudian dilanjutkan dengan:
Rencana pengaturan tenaga kerja
Rencana pengaturan mesin/peralatan
Rencana pengaturan material
Selanjutnya begitu jadwal disusun maka akan dioperasionalisasikan dalam bentuk pelaksanaan. Dalam
kenyataannya tidak selalu pelaksanaan sesuai dengan rencana. Apabila timbul perbedaan antara pelaksanaan dan
rencana maka perlu dilakukan tindakan koreksi terhadap:
Jadwal yang telah dibuat, ada kemungkinan rencana yang dibuat terlalu optimis sehingga sulit untuk
dilaksanakan atau kemungkinan lain terjadi perubahan volume permintaan yang cukup berarti. Apabila
hal ini terjadi maka perlu adanya perubahan rencana yang lebih realistis.
Pelaksanaan yang dilakukan, tidak jarang terjadi hambatan di dalam pelaksanaan baik yang berkaitan
dengan manusianya maupun peralatan serta faktor–faktor eksternal lain yang mempengaruhinya. Apabila
hal ini terjadi maka perlu diadakan perbaikan – perbaikan didalam pelaksanaannya. Dengan demikian
akan terlihat bahwa antara proses perencanaan dan perbaikannya (pengendalian) akan selalu terjadi dan
menggelinding secara kontinu. Oleh sebab itu antara perencanaan dan pengendalian merupakan 2
kegiatan yang harus dilakukan secara simultan oleh orang yang bertanggungjawab ata kelancaran suatu
sistem usaha. Dari urutan tersebut nampak bahwa jadwal operasi tidak selalu sama dengan volume
permintaan barang/jasa, sebab tidak semua volume permintaan akan dipenuhi jika sumber daya yang
diperlukan untuk merealisasikan tidak tersedia.
C. PENUTUP
Tes Formatif
1. Buat bagan perencanaan & pengendalian produksi, jelaskan bagan tersebut! (20)
2. Jelaskan fungsi perencanaan dan pengendalian produksi sebagai:
Fungsi Peramalan (Forecasting)
Fungsi Perencanaan Produksi (Aggregate Planning)
Fungsi Penjadwalan Produksi/Operasional (Operational Scheduling) (40)
3. Buat bagan siklus fabrikasi dan jelaskan! (20)
4. Buat bagan siklus penjadwalan dan jelaskan! (20)
Umpan Balik
Bentuk soal tes formatif adalah esai terstruktur, kunci jawabannya menjelaskan skor nilai yang disesuaikan
dengan bobot soal. Pada tes formatif ini bobot soal adalah: soal pertama, ke tiga dan ke empat bobot soal 20, dan
soal nomor 3 bobotnya 40.
Kategori nilai:
Nilai 90 sampai 100, baik sekali
Nilai 80 sampai 89, baik
Nilai 70 sampai 79, cukup
Kurang dari 70, kurang
Tindak Lanjut
Kalau mahasiswa sudah mencapai tingkat penguasaan 80 ke atas bearti sudah baik dan dapat meneruskan dengan
kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi kalau nilai mahasiswa di bawah 80 perlu mempelajari kembali kegiatan
belajar tersebut, terutama yang belum dikuasai dengan mencari titik-titik kelemahan kemudian mencoba
berdiskusi dengan teman sejawat sehingga jawaban yang lebih tepat dapat ditemukan.