Adelia Pramesti H
Adelia Pramesti H
BAB I
PENDAHULUAN
Perancangan menurut KBBI sendiri memiliki arti proses, cara, perbuatan merancang.
Sedangkan peancangan kota memiliki atau urban design merupakan suatu hasil perpaduan
kegiatan antara profesi perencana kota, arsitektur, lansekap, rekayasa sipil, dan
transportasi dalam wujud fisik. Perencangan kota merupakan hal yang sangat erat kaitannya
dengan perkembangan perkotaan. Bagaimana suatu kota dirancang sebaik dan sefisien
mungkin agar dapat menjadi suatu kota yang livable bagi penduduk yang tinggal di kota
tersebut.
Pada masa sekarang ini bagaimana suatu implementasi dari suatu perancangan kota
dapat diterima oleh masyarakat dan dapat digunakan atau berfungsi sangat baik
sebagaimana mestinya. Dalam implementasi perancangan kota sendiri dibagi menjadi
delapan aspek yang akan disebutkan di pembahasan. Dalam makalah ini juga akan
menjelaskan tentang bagaimana peran masayarakat dalam proses perancangan suatu kota
yang biasa disebut dengan participatory approach yang berkaitan dengan strategi dan
implementasi dalam perancangan kota. Makalah ini akan membahas tema tersebut dengan
membahas empat jurnal dan satu buku yang berkitan dalam tema tersebut.
PERANCANGAN KOTA
BAB II
DESKRIPSI JURNAL
1. Judul Jurnal : User Evaluation of the Urban Park Design Implementation with
Participatory Approach
PERANCANGAN KOTA
BAB III
CRITICAL REVIEW
PERANCANGAN KOTA
dari sebelumnya karena sebelumnya mereka masih merasa bahwa di taman
tersebut masih kurang aman. Hasil survey yang diakukan sangat beperan
penting dalam membantu berkontribusi dalam proses identifikasi masalah.
Pada bagian berikutnya dijelaskan bahwa dari perlibatan masyarakat
dalam proyek ini memberikan kontribusi yang penting dalam proses
pengidentifikasian masalah. Penulis pun menjelaskan cukup detail tentang
aspek-aspek apa yang menjadi bahan evaluasi untuk pengembangan taman
kota ini, dengan disertai grafik-grafik serta table tentang perbandingan hasil
sebelum dan setelah proyek implementasi ini sangat membantu pembaca
dalam melihat hasil dari proyek yang menggunakan metode participatory
approach ini, dari poin-poin aspek yang disebutkan pun dijelaskan detailnya di
bagian selanjutnya disertai hasil-hasil data yang mendukung poin tersebut.
Pada jurnal ini pun mendapatkan kesimpulan bahwa sebelum adanya
pelaksaan implementasi ini, taman kota di Rize tersebut tidak dimanfaatkan
secara maksimal oleh masyarakatnya, terutama kalangan perempuan,
dikarenakan alasan keamanan, selain kalangan perempuan, sebelumnya
taman ini tidak disukai oleh anak-anak sebagai tempat bermain. Dari beberapa
factor tersebut akhrinya terbentuklah proses perubahan dengan menggunakan
‘pendekatan desain partisipatif’. Setelah diimplementasikan, factor-faktor
penyebab kurang dimanfaatkannya taman kota pun dapat dieliminasi dengan
penambahan aspek-aspek fisik non-fisik yang menduudkung dan
mengembangkan taman kota tersebut yang akhirnya menjadikan taman
tersebut menjadi taman yang digemari oleh masyarakat dan memanfaatkan
taman tersebut. Dalam kesimpulan ini, penulis pun menjelaskan beberapa hal
positif dan juga tantangan dalam proses menggunakan participatory approach
ini. Hal positif yang didapatkan dari proses ini adalah bahwa proses ini berlaku
dan nyata, kebehasilan ini dikaitkan dengan peran-peran yang terlibat di
dalamnya. Tantangan yang ada dalam proyek ini antara lain adalah, tekanan
wirausaha terhadap pelaksana dikurangi dengan dibentuknya hubungan
pengusaha dan perancang, selain itu, karena proyek ini waktunya bersamaan
dengan pemilihan lokal, sehingga pelaksanaan dinilai cepat dan tergesa-gesa
dan belum menerapkan beberapa rincian penting dalam proyek tersebut.
Selain itu, pada jurnal ini terdapat refleksi
negative terhadap permasalahan yang timbul pada
PERANCANGAN KOTA
tahap implementasi karena pelaku pelaksana tidak sepenuhnya berpegang
pada proyek asli yang direncanakan. Pada titik ini, visi dan hubungan antar
pelaksana yang efisien semakin penting. Kepuasan pengguna mencakup
pemantauan dan evaluasi yang mencakup analisis proses dan implementasi
desain partisipatif yang diadopsi, hal ini dialami terutama dikarenakan proses
perancangan partisipatif mempengaruhi kepuasaan pengguna secara positif.
(Sanem Özen Turana, 2015)Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses
perancangan partisipatif memaikan peran penting dalam memastikan
kepuasan pengguna.
PERANCANGAN KOTA
mendasari ruang dan dengan merumuskan strategi intervensi untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan masyarakat. (Wessel Strydom)
Penulis di bagian awal memberikan beberapa definisi-definisi dari ahli yang
mendasari penelitian pada jurnal ini dan juga menjelaskan secara garis besar
sejarah dan latar belakang dari proses perencanaan dan perancangan kota di
Afrika Selatan pada bagian kontekstualisasi penulisan.
Di jurnal ini pun penulis menjelaskan secara detail tentang desain
penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, seperti (i) pendekatan penilitian,
pada penelitian ini pendekatan kualitiatif dinilai sesuai karena mengakui
kenyataan dan makna konteks terikat (Berg, 2007) (ii) metodologi penelitian,
metode dengan menyiratkan demokratis, proses partisipatif yang
menggunakan ide kolaboratif untuk memberikan solusi dalam suatu masalah,
dan juga (iii) partisipan penilitian, pada penelitian ini, partisipan yang diundang
adalah masayrakat yang tinggal di sekitar ruang terbuka dan yang
memanfaatkannya. Selain itu, penulis juga menjelaskan secara detail tentang
proses penelitiannya dari akses komunitas, generasi data, analisis data,
sampai aspek etnis dari masyarakat yang dijadikan partisipan dalam penelitian
ini. Dari sini pembaca bisa menjadi lebih mengerti akan kondisi yang ada
disana. Setelah melalui beberapa metodologi, proses penelitian, dll akhirnya
[enelitian ini pun dibagi menjadi tiga, (i) Dimensi FIsik, ini menjellaskan tentang
bagaimana partisipan mendeskripsikan ruang terbuka dalam aspek fisik yang
berkisar seputar pemeliharaan dan kekurangan keamanan, (ii) Hubungan
Sosial, ini menjelaskan tentang bagaimana kehidupan sosial di daerah
tersebut, dari Strategi Intervensi, menjelaskan bagaimana intervensi yang
dilakukan pada aspek sosial,ekonomi, dan fisik. Hal lain yang menjadi poin plus
dari jurnal ini adalah adanya table hasil percakapan wawancara dengan
masyarakat setempat, sehingga bisa dipastikan data yang diberikan valid.
Pada bagian diskusi, penulsi menjealskan tentang membenarkan
pendekatan teoritis sebuah ruang yang mempunyainilai lebih daripada hanya
menjadi latar belakang untuk manusia, dll. Setelah itu, pada bagian
kesimpulan, penulis menjelaskan bagaiana jurnal ini menyajikan tahap
pertama dari sebuah penelitian yang berlangsung dimana menggunkaan
keterlibatan masyarakat sebagai bagian penting dan
sebagai tolak ukur keberhasilan dari penelitian ini.
PERANCANGAN KOTA
3. Jurnal Challenges and Advantages of Community Participation as an
Approach for Sustainable Urban Development in Egypt.
Pada jurnal ini penulis menjelaskan bagaimana proses pembangunan
perkotaan partisipatif di Mesir dengn memfokuskan pada mempromosikan
partisipasi masyarakat dan kemitraan multi-actor nya. Jurnal ini juga akan
menjelaskan gambaran umum tentang pembangunan perumahan informal,
kerangka kelembagaan dan fitur fisik dan sosio-ekonomi yang dominan yang
diikuti presentasi singkat tentang strategi, bidang tindakan, potensi, dan
hambatan yang dihadapi oleh proyek.
Di jurnal ini, penulis pertama-tama menjelaskan di bagian introduction
bahwa sebuah partisipasi harus dibenarkan karena atas dasar kontribusinya,
dalam kasus ini, terhadap tujuan pengelolaan perumahan dan perkotaan.
Selain itu, partisipasi juga dapat melayani tujuan sosial politik yang lebih luas,
keputusan untuk menggunakan pendekatan partisipatif harus didasarkan pada
dasar kontribusi dari pendekatan ini terhadap tujuan dari system perumahan
dan perkotaan. (Nour, 2014)
Penulis pada jurnal ini juga menjelaskan tentang tinjauan literature,
yang sangat memudahan pembaca dalam memahami isi jurnal, sehingga
sudah mengetahui dasar-dasar dari isi dari jurnal itu sendiri, tinjauan literature
yang diberikan pun cukup lengkap dengan definisi-definsi dari para ahli tentang
suatu bagian atau permasalahan. Pada tinjauan literature ini pun penulis
menjelaskan tentang proses partisipasi masyarakat dalam penelitian ini, juga
lingkup strategi partisipatif, dimana lingkupnya dibagi menjadi empat yaitu,
Community-based strategy, Area-based strategy, Functionally based strategy,
dan Process-based strategy.
Selain itu, penulis pun menjelaskan secara detail tentang kendala apa
saja yang bisa terjadi pada strategi pendekatan partisipatif. Kendala yang
berbeda untuk strategi partisipatif kemungkinan menghambat keberhasilan
partisipasi yang efektif antara berbagai elemen program pembangunan di
Negara berkembang (Schubeler, 1996). Kendala ini mencakup factor-faktor
yang berhubungan dengan kendala hokum, peraturan dan standar teknis,
metode perencanaan, prosedur manajemen proyek, atau
tidak adanya model yang dapat diterapkan.
PERANCANGAN KOTA
Selanjutnya penulis pun menjelaskan dan memberikan analisa secara lengkap
terhadap poin-poin di atas.
Dalam bagian metode dan material, penulis menyajikan dan
menganalisa proyek pembangunan perkotaan paritispatif yaitu, Boulaq El-
Dakrour (tiga tahap, tahun 1999-207), memfokuskan pada dimensi berbeda
dari program partisipatif.. Untuk penjelasan studi kasus nya sendiri, di Boulaq
El-Dakrour, penulis disini menjelaskan cukup detail untuk informasi dasar kota
tersebut dari latar belakang kota tersebut, sejarahnya, sampai data-data sosial
yang ada di kota tersebut. Dari sini, dapat diketahui bahwa kota Boulaq El-
Dakrour ini merupakan kota yang mempunyai populasi yang cukup tinggi, yaitu
dengan populasi rata-rata tahunan yang meningkat sekitar 2,25%, Dengan
populasi yang cukup tinggi ini, kota ini juga mengalami kemiskinan yang cukup
tinggi pula, dan ditambahn dengan masalah kurangnya layanan public dan
sosial yang serius seperti, fasilitas pendidikan yang sangat tidak memadai,
banyak sekolah yang dilkaukan dua shift dengan kelas yang penuh sesak,
Rencana pengembangan Boulaq El Dakrour telah menghitung bahwa 1835
ruang kelas dibutuhkan pada tahun 2017 jika target resmi untuk pendaftaran
sekolah harus dipenuhi. Selain itu, tidak ada fasilitas pemadam kebakaran
yang operasional, sebagian besar pusat layanan kesehatan berada di
apartemen sewaan yang berada di bawah tekanan untuk dipindahkan, dan
juga pusat budaya yang dikelola dengan buruk. Alasan minimnya fasilitas tidak
hanya kurangnya investasi publik tapi juga ketidakmampuan instansi
pemerintah yang bertanggung jawab untuk mendapatkan akses ke lahan
kosong milik pribadi.
Setelah menjelaskan tentang kondisi dari Boulaq El-Dakrour, penulis pun
menjelaskan tentang proyek pengembangan perkotaan partisipatif ini yang
merupakan bagian dari Program Pembangunan Lokal Partisipatif GTZ .
Setelah berkonsultasi dengan masyarakat, ternyata mereka mengungkapkan
bahwa prioritas penduduk juga tidak sesuai dengan asumsi awal pemerintah
daerah dan konsultan yang merancang proyek tersebut sebagai proyek
peningkatan. Ternyata anggota masyarakat lebih peduli dengan pembangunan
ekonomi dan pendapatan, penyediaan dan peningkatan pelayanan sosial dan
masyarakat serta perbaikan lingkungan, khususnya
pengumpulan sampah. Sebagai konsekuensinya,
PERANCANGAN KOTA
proyek ini dikonseptualisasikan ulang sesuai dengan area prioritas yang
diidentifikasi oleh populasi. (The WorldBank, 2007)
Selanjutnya, penulis pun menyebutkan bidang-bidang utama pada
yang dilakukan dalam proyek ini: (i) Pengelolaan lingkungan lokal dan limbah
padat, (ii) Pembangunan lapangan pekerjaan dan ekonomi lokal, (iii)
Perencanaan kota dan peningkatan ruang publik, (iv) Pembangunan
komunitas dan sosial, Pada bagian hasil, penulis menjelaskan Partisipasi
masyarakat dalam pembangunan ekonomi daerah sebagian besar terbatas
pada konsultasi. Namun, konsultasi ini penting untuk mengembangkan produk
layanan berbasis permintaan.Partisipasi masyarakat paling penting dalam
bidang penyediaan layanan dan pengembangan ruang publik. Langkah-
langkah sederhana perbaikan ruang publik yang dapat diimplementasikan
dengan cepat lebih mungkin berhasil daripada intervensi kompleks dengan
komponen individual tergantung satu sama lain untuk kesuksesan mereka. Hal
ini terutama berlaku selama tahap awal sebuah proyek ketika konsep dasar
masih belum dipahami secara luas. Keberhasilan dukungan untuk privatisasi
pengelolaan limbah padat terlalu dini untuk dinilai. Sistemnya belum berfungsi
dan harus mengatasi sejumlah kendala hukum dan prosedural. Keterlibatan
masyarakat akan sangat penting dalam peningkatan kesadaran, pemantauan
dan pemecahan masalah. Pada bagian diskusi, penulis menyebutkan bahwa
Pengalaman menunjukkan bahwa proyek bantuan teknis memiliki sedikit
kesempatan untuk diterima dan diadopsi tanpa komponen substansial yang
memungkinkan demonstrasi solusi inovatif untuk masalah pembangunan
dalam skala yang lebih besar atau setidaknya memberikan pengaruh yang
cukup besar untuk memobilisasi dukungan aktif dari aktor pemerintah.
Akhirnya, agar proses pembangunan perkotaan benar-benar partisipatif, ia
tidak dapat hanya berfokus pada peningkatan kabupaten informal dan kurang
terlayani, namun harus mencakup konteks yang lebih luas mengenai masalah
lahan dan perumahan.
Kesimpulan dari jurnal ini adalah Partisipasi sekarang dikenal luas
sebagai prinsip operasional dasar pembangunan, namun perdebatan seputar
pendekatan ini sungguh-sungguh. Secara konvensional, pendekatan
partisipatif dianggap sebagai reaksi terhadap
kekurangan praktik pembangunan bottom-top yang
PERANCANGAN KOTA
dipekerjakan secara eksternal dan berorientasi pada ahli (R., 1983). Peran
yang lebih aktif dalam pemerintahan daerah tidak harus selalu menekan dari
bawah, salah satu komunitas yang mampu meluncurkan inisiatif independen
dan melobi untuk mendapatkan dukungan. Apa yang muncul dari analisis studi
kasus adalah bahwa proses pembangunan partisipatif tidak memiliki hasil yang
telah ditentukan: mereka dapat menyebabkan transformasi dan perubahan
dalam pola politik dan sosial, namun terkadang hal itu tidak benar-benar
mempengaruhi cara pengambilan keputusan dan penerapan dan hubungan
kekuasaan di antara berbagai pemangku kepentingan. Dalam hal ini, adalah
mungkin untuk membedakan antara dua jenis partisipasi: partisipasi sebagai
inklusi sosial dan partisipasi sebagai transformasi sosio-politik.
PERANCANGAN KOTA
kewarganegaraan; (vi) pengembangan pusat perbelanjaan kecil - meskipun
orang terpecah pada apakah harus berada di utara atau selatan bagian kota;
(vii) mendorong campuran penggunaan termasuk kegiatan perumahan dan
malam; dan (viii) menciptakan pembangunan yang menunjukkan 'wajah ramah'
bagi dunia.
PERANCANGAN KOTA
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada makalah kali ini, lebih memfokuskan dalam pembahasan poin ke-4,
yaitu Open Space. Open Space merupakan ruang terbuka yang diciptakan
sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan ruang
terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang memberikan suatu
karakter yang memiliki peran penting secara ekologis, rekreatif, dan estetis
bagi lingkungan sekitar dan memiliki karakter terbuka. Dalam makalah ini juga,
lebih difokusukan bagaimana implementasi yang dilakukan untuk perancangan
serta pengembangan ruang terbuka yaitu taman kota di suatu daerah melalui
pendekatan partisipatif atau participatory approach. (Suryono, 2001)
partisipasi masyarakat dalam pembangunan diartikan sebagai ikut sertanya
masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan pembangunan dan ikut
serta memanfaatkan dan ikut menikmati hasil-hasil pembangunan.
Terdapat empat jurnal dan satu buku dalam makalah ini yang
mempunyai keterkaitan tentang bagaimana peran partisipasi masyarakat
dalam sebuah implementasi yang dilakukan untuk sebuah pengembangan
suatu daerah maupun tempat. Jurnal pertama yang dibahas yang berjudul
User Evaluation of the Urban Park Design Implementation with
Participatory Approach menjelaskan bahwa setelah
dilakukan sebuah penelitian untuk implementasi
PERANCANGAN KOTA
pengembangan taman kota di Rize, Turki yang menggunakan pendekatan
partisipatif mendapat kesimpulan bahwa sebuah proses perancangan
partisipatif terbukti mempengaruhi kepuasan pengguna secara positif dan
desain yang dilakukan adalah menurut kepentingan dan keinginan dari
masyarakat itu sendiri, sehingga apa yang dilakukan telah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Sehingga pendekatan partisipatif memanikan peran
penting dalam memastikan kepuasan pengguna, dapat diketahui setelah
penelitian ini, pengunjung dari taman pun semakin meningkat dan taman kota
tersebut akhirnya dapat berfungsi dengan maksimal. Dalam jurnal kedua yang
berudul A Participatory Approach To Public Space Design As Informative
For Place-Making menjelaskan bahwa keterlibatan masyarakat dalam suatu
proyek pengembangan yang dilakukan di wilayah masyarakat tersebut sangat
penting, karena dari sisi pengembang pun sangat dimudahkan dengan
pendekatan ini karena dengan ini pengembang tahu apa yang dibutuhkan
masyarakat tersebut. Pada jurnal ketiga yaitu, Challenges and Advantages
of Community Participation as an Approach for Sustainable Urban
Development in Egypt menjelaskan juga tentang bagaimana peran dari
partisipasi masyarakat dalam hasil suatuimplementasi. Walaupun dalam jurnal
tidak memfokuskan ke pengembangan runag terbuka namun dapat
disimpulkan dari jurnal tersebut bahwa Partisipasi masyarakat dalam
pembangunan ekonomi daerah sebagian besar terbatas pada konsultasi.
Namun, konsultasi ini penting untuk mengembangkan produk layanan berbasis
permintaan.Partisipasi masyarakat paling penting dalam bidang penyediaan
layanan dan pengembangan ruang publik. Disini juga dijelaskan tentang
perbedaan dua jenis partisipasi: partisipasi sebagai inklusi sosial dan
partisipasi sebagai transformasi sosio-politik. Selanjutnya pada jurnal Urban
Design Strategies and Development Realities Urban Design Strategies
and Development Realities dapat ditarik kesimpulan bahwa kredibilitas dari
suatu strategi perlu didukung oleh keterlibatan public. Selanjtnya pada buku
Urban Design in the Real Estate Development Process dalam bab 4 yaitu
Proactive Engagement in Urban Design – The Case of Chelmsford
mendapat kesimpulan bahwa diperlukanya pendekatan proaktif dalam proses
pengembangan. Pendekatan proaktif adalah
pendekatan yang dilakukan dengan mengenali
PERANCANGAN KOTA
suatu lingkungan atau kesempatan dan dapat menggunakannya untuk
menghasilkan perubahan kea rah yang lebih baik. Dari pengertian ini dapat
disimpulkan bahwa pendekatan proaktif mempunya pengertian yang sejenis
dengan pendekatan partisipatif.
Setelah mengetahui hasil dari empat jurnal dan satu buku yang
dibahas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan partisipatif memang
merupakan pendekatan yang baik untuk dilakukan dalam suatu implementasi
pengembangan perancangan kota.
PERANCANGAN KOTA
BAB V
SINTESA
PERANCANGAN KOTA
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Berg, B. L. (2007). Qualitative research methods for social sciences, 6th edition. Pearson
Education, Inc.
R., C. (1983). Rural Development: Putting the Last First, Longman, London; CHAMBERS R.
(1997), Whose Reality Counts? Putting the First Last. London: IT Publications.
Sanem Özen Turana, M. P. (2015). User Evaluation of The Urban Park Design Implementation
with Participatory Approach.
Suryono, A. (2001). Teori dan Isi Pembangunan. Malang: Universitas Negeri Malang. UM
Press.
PERANCANGAN KOTA
PERANCANGAN KOTA