Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“ Aksesibilitas Toilet Umum Paturasan di Manahan Terhadap


Ruang Gerak”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ergonomi Semester Genap

Dosen Pengampu Ibu Putri Sekar Hapsari, S.Sn

Disusun Oleh :

Zulfa Miflatul Khoirunnisa

15150129

DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan tepat waktu. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah memenuhi tugas
perkuliahan Ergonomi semester genap dari Ibu Putri Sekar Hapsari, S.Sn.

Makalah ini berisi tentang hasil observasi lapangan mengenai Aksesibilitas Toilet
Umum Paturasan di Manahan. Makalah ini dibuat secara sistematis dan dengan bahasa yang
mudah dipahami sehingga penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi
pembaca.

Dalam penulisan ini penulis sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini
mempunyai kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan
dari pembaca guna perbaikan makalah selanjutnya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana
mestinya, khususnya bagi yang membuat dan umumnya bagi yang membaca.

Surakarta, April 2016

(Penulis)
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I – Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2
BAB II – Pembahasan 3
2.1. Aksesibilitas 3
2.2. Toilet 3
2.3. Toilet Umum 4
2.4. Toilet Umum Paturasan 5
2.5. Site Plan 5
2.6. Difabel 6
2.7. Hasil Observasi 7
2.8. Hasil Wawancara 12
BAB III – Penutup 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Ergononomi merupakan ilmu terapan yang dalam penerapannya berusaha


menyerasikan pekerjaan dan lingkungannya terhadap orang atau sebaliknya dengan
tujuan tercapai produksitivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya mendasar pada
pemanfaatan manusia seoptimal mungkin1. Pemanfaatan manusia seoptimal mungkin
adalah dengan memperhatikan 5 aspek yaitu anatomi, antropometri, fisiologi,
psikologi, kemampuan gerak maksimal manusia dan kemampuan gerak terpaksa
dalam melakukan aktivitas atau posisi tidak nyaman bagi manusia2.

Dalam kehidupan sehari-hari toilet merupakan ruang penting bagi manusia


karena merupakan perlengkapan yang kegunaan utamanya sebagai tempat pembuangan
kotoran , yaitu air seni dan feses. Dalam lingkup interior dan ilmu ergonomi toilet juga
termasuk dalam ruang yang dipertimbangkan ukurannya guna memberikan kelayakan
dan kenyamanan bagi pengguna toilet tersebut.

Manusia memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda dan perbedaan itulah yang
menjadikan perbedaan dalam setiap perlakuan. Difabel atau disabilitas adalah
ketidakmampuan melaksanakan suatu aktifitas/kegiatan tertentu sebagaimana
layaknya orang normal,yang disebabkan oleh kondisi kehilangan atau ketidakmampuan
baik psikologis, fisiologis maupun kelainan struktur atau fungsi anatomis3. Disabilitas
adalah ketidakmampuan melaksanakan suatu aktivitas/kegiatan tertentu sebagaimana
layaknya orang normal yang disebabkan oleh kondisi impairment (kehilangan
atau ketidakmampuan) yang berhubungan dengan usia dan masyarakat (Glosarium
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial | 2009) dalam jangka waktu lama, dimana ketika
ia berhadapan dengan berbagai hambatan yang dapat menyulitkannya untuk
berpartisipasi penuh dan efektif dalam masyarakat berdasarkan kesamaan hak4. Dahulu

1 Sastrowinoto, Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi. Jakarta. PT Pertja


2Dra. Sunarmi, M.Hum. Ergonomi dan Aplikasinya pada Interior
3 World Health Organization (WHO)
4 http://www.kemenpppa.go.id/index.php/data-summary/profile-perempuan-indonesia/641-penyandang-
disabilitas, pada tanggal 6 April 2016 pukul 16.00
istilah disabilitas dikenal dengan sebutan penyandang cacat. Namun sekarang
istilah penyandang cacat, diganti dengan sebutan penyandang disabilitas5. Dalam hal ini
Pemerintah Kota Surakarta sudah mengupayakan pengadaan toilet-toilet umum guna
memudahkan masyarakat ketika mereka berada di tempat umum, selain itu pemerintah
juga menggagas pengadaan toilet portable dibeberapa tempat di kota Surakarta,
meskipun pengadaantoilet tersebut tidak cukup berhasil untuk memberikan fasilitas
yang nyaman bagi penyandang disabilitas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Aksesibilitas?

2. Apa yang dimaksud dengan Toilet?

3. Apa yang dimaksud dengan Toilet Umum?

4. Apa yang dimaksud dengan Toilet Umum Paturasan?

5. Apa yang dimaksud dengan Site Plan?

6. Apa yang dimaksud dengan Difabel?

7. Bagaimana data pengukuran Toilet Umum Paturasan di Manahan?

8. Bagaimana data pengukuran Toilet bagi penyandang disabilitas?

9. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap toilet tersebut?

1.3 Tujuan

5Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of
Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas)
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah observasi untuk melakukan
pengukuran toilet umum paturasan di Manahan dan keterkaitan toilet tersebut dengan
penyandang disabilitas terhadap data pengukuran Julius Panero.
BAB II
Pembahasan

2.1 Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah derajat kemudahan dicapai oleh orang, terhadap suatu


objek, pelayanan ataupun lingkungan. Kemudahan akses tersebut diimplementasikan
pada bangunan gedung, lingkungan dan fasilitas umum lainnya. Aksesibilitas juga
difokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat untuk menggunakan fasilitas seperti
pengguna kursi roda harus bisa berjalan dengan mudah di trotoar ataupun naik keatas
angkutan umum6. Jadi aksesibilitas dapat kita pahami sebagai kemudahan yang
diberikan pada penyandang cacat untuk dapat mengembangkan dirinya sebagai
kompensasi dari tidak berfungsinya bagian – bagian tubuh si penyandang cacat.

Sejauh ini masyarakat hanya mengetahui bahwa kata aksesibilitas


hanya berkaitan dengan penyandang ketunaan fisik saja. Hal ini dikarenakan
banyak tenaga ahli yang hanya memperhatikan aksesibilitas bagi penyandang
ketunaan fisik saja sedangkan bagi penyandang kecacatan intelejensi dan emosi
masih kurang diperhatikan. Seperti pengertian aksesibilitas menurut Undang-Undang
No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat Pasal 1 ayat menyatakan bahwa
Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi penyandang cacat guna
mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.7

2.2 Toilet

Toilet, Kakus, Kloset atau WC adalah perlengkapan yang kegunaan utamanya


sebagai tempat pembuangan kotoran , yaitu air seni dan feses8.

Toilet dibagi menjadi 2 berdasarkan fungsingnya yakni toilet pribadi dan toilet
umum. Ruangan toilet kadang dirancang khusus untuk memudahkan orang yang
memiliki keterbatasan fisik. Biasanya toilet semacam itu cukup luas untuk dapat

6 https://id.wikipedia.org/wiki/Aksesibilitas, pada tanggal 9 April 2016 pukul 10.45


7 https://idtesis.com/pengertian-aksesibilitas-adalah/, pada tanggal 9 April 2016 pukul 11.00
8 https://id.wikipedia.org/wiki/Toilet, pada tanggal 10 April 2016 pukul 21.15
dimasuki dengan berkursi roda dan pada dindingnya sering terdapat pegangan yang
dapat membantu pengguna toilet menempatkan dirinya9.

Penataan toilet tidak lepas dari prinsip ergonomis. Segala kegiatan yang
berlangsung di sana harus diperhitungkan. Toilet diperlukan ukuran yang sesuai
dengan lubang yang sesuai dengan struktur tubuh dan tempat pembuangan. Wastafel
juga sebaiknya dibuat tidak terlalu tinggi supaya mudah dijangkau dan tidak terlalu
rendah supaya efisiensi dari pengguna lebih maksimal.

2.3 Toilet Umum

Toilet juga merupakan fasilitas umum yang dapat digunakan masyarakat.


Biasanya toilet umum semacam itu terdiri atas kamar-kamar toilet dengan fasilitas
cuci tangan di tempat terpisah. Toilet umum biasanya dipisahkan (yaitu berbeda
ruangan) sesuai jenis kelamin penggunanya, yaitu toilet pria dan toilet wanita. Toilet
umum pria biasanya memiliki tempat buang air kecil terpisah, dapat berupa urinoir
berdesain khusus yang melekat pada dinding untuk digunakan satu orang ataupun
berupa bak atau selokan yang selalu dialiri air untuk digunakan lebih dari satu orang.
Urinoar yang melekat pada dinding biasanya diberi sekat satu sama lain untuk
menjaga privasi penggunanya10.

Ada pula toilet umum yang dapat dipindahkan sehingga bisa ditempatkan
bilamana dan di mana diperlukan, misalnya pada suatu konser musik di tempat
terbuka.

Toilet umum juga dapat berada dalam kendaraan umum. Biasanya terdapat
toilet dalam pesawat terbang, kereta, kapal laut, dan sering pula pada bus dan kapal
feri jarak jauh, namun tidak dalam angkutan dalam kota seperti kereta bawah tanah,
trem, dan bus kota.

9 www.ilunifk83.com/t423p30-hygiene-dan-sanitasi, pada tanggal 10 April 2016 pukul 21.23


10 https://id.wikipedia.org/wiki/Toilet, pada tanggal 11 April 2016 pukul 15.49
2.4 Toilet Umum Paturasan

Toilet umum paturasan yakni toilet umum yang hanya dapat digunakan untuk
buang air besar dan air kecil. Sama halnya dengan fungsi sebuah kloset. Toilet umum
ini mempunyai fungsi hampir sama dengan toilet umum pada umumnya. Disebut
paturasan karena istilah tersebut merupakan istilah toilet dalam bahasa Jawa. Toilet
umum paturasan tidak dapat dipindah-pindahkan karena bukan merupakan toilet
portable.

Biasanya toilet ini banyak ditemukan di kota Surakarta. Di pertigaan Jl.


Slamet Riyadi, Jl. Ki Mangun Kusumo, Jl. Mayor Kusmanto ( Samping Benteng
Vastenburg ) dan Jl. MT. Haryono ( Manahan, depan SMP N 1 Surakarta )11.

Toilet ini dibangun Pemerintah Kota Surakarta dan dikelola oleh DKP
Surakarta.Setiap harinya toilet ini dijaga kebersihan dan kenyamanannya oleh petugas
DKP Surakarta.

2.5 Site Plan

Site plan adalah rencana tapak. Pengertian Site plan adalah gambar dua
dimensi yan menunjukan detail dari rencana yang akan dilakukan terhadap sebuah
kaveling tanah, baik menyagkut rencana jalan, utilitas air bersih , listrik, dan air kotor,
fasilitas umum dan fasilitas sosial. Siteplan dalam dunia properti mungkin juga
mencakup serta cluster- cluster perumahan yang direncanakan12.

11 http://netcj.co.id/public-affairs/video/166450/kota-solo-punya-paturasan-yang-bersih-dan-nyaman, pada
tanggal 12 April 2016 pukul 15.35
12 artikel2.com/site-plan/, pada tanggal 12 April 2016 pukul 15.53
Berikut merupakan site plan toilet umum paturasan di Jl. MT. Haryono
( Manahan, depan SMP N 1 Surakarta )
Source from : google maps.

2.6 Difabel

Difabel, disabilitas, atau keterbatasan diri (bahasa Inggris: disability) dapat


bersifat fisik, kognitif, mental, sensorik, emosional, perkembangan atau beberapa
kombinasi dari ini. Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan,
keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah
pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang
dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan
pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam
keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena
kompleks, yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari
masyarakat tempat dia tinggal.

Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik


dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan
baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri dari:

1. penyandang cacat fisik;


2. penyandang cacat mental; serta
3. penyandang cacat fisik dan mental13

2.7 Hasil Observasi

- Tampak Luar

13 https://id.wikipedia.org/wiki/Difabel, pada tanggal 12 April pukul 20.23


- Tangga

Keterangan
Data Lapangan Data Julius Panero Selisih
Sesuai Tidak Sesuai
Menggunakan
ramp sepanjang
Dari Tanah 92 cm 9m dengan - - √
kemiringan 10
derajat.

Jika dilihat dari medan sekitar toilet umum Paturasan di Manahan. Toilet ini
tidak dapat digunakan oleh penyandang disabilitas dikarenakan medan yang tidak
memungkinkan.
Supaya toilet umum ini juga dapat digunakan oleh penyandang disabilitas
sebaiknya toilet ini menggunakan ramp/tanjakan yang memudahkan pengguna kursi
roda atau penyandang cacat lainnya masuk ke dalam toilet.

Syarat pembuatan ramp:

Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi rasio 1:12,
perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan/ akhiran ramp(curb
ramps/landing). Sedangkan kemiringan suatu ramp yang ada di luar bangunan adalah
1:15 atau kemiringan ramp standartnya adalah 10 derajat.

Maksimum panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 1:12) tidak
boleh lebih dari 900 cm. Ramp dengan kemiringan yang lebih rendah bisa menjadi
lebih panjang. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm. Untuk ramp yang juga
digunakan sekaligus untuk pejalan kaki dan pelayanan angkutan barang harus
dipertimbangkan secara seksama lebarnya, sedemikian sehingga bisa dipakai untuk
kedua fungsi tersebut, atau dilakukan pemisahan ramp dengan fungsi sendiri-sendiri.
Untuk ramp atau ramp dengan fungsi ganda melayani angkutan barang, harus
diperhitungkan secara tersendiri.
Landing atau muka datar pada awalan atau akhiran ramp dari suatu ramp harus
bebas dan datar sehingga memungkinkan, sekurang-kurangnya untuk memutar kursi
dengan ukuran minimum 150 cm.

Permukaan datar dari landing (baik awalan atau akhiran ramp) harus memiliki
tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan atau tidak. Pembatas rendah pinggir
ramp (low curb) dirancang untuk menghalangi roda kursi roda agar tidak terperosok
atau keluar dari jalur ramp. Apabila berbatasan langsung dengan lalu-lintas jalan
umum atau persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mengganggu jalan
umum.

Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup yang akan membantu
penggunaan ramp saat malam hari. Penerangan khususnya disediakan pada bagian-
bagian ramp yang memiliki ketinggian terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian-
bagian yang membahayakan. Ramp harus dilengkapi dengan pegangan (handrail)
yang dijamin kekuatannya dan dengan ketinggian yang sesuai untuk pengguna ramp.

 Tangga ini TIDAK bisa diakses oleh pengguna kursi roda.


- Kloset

Saran :

Di dalam bilik kamar mandi seharusnya


diletakan railing atau pegangan di
sebelah kanan atau kiri kloset tersebut
untuk memudahkan penyandang
disabilitas.
Ruangan ini sangat kecil, terlalu sempit
untuk orang dengan kondisi normal.
Apalagi jika toilet ini digunakan oleh
penyandang disabilitas. Sehingga sangat
tidak memungkinkan para penyandang
disabilitas untuk menggunakan toilet ini

Data Julius Keterangan


Data Lapangan Selisih
Panero Sesuai Tidak Sesuai
Tinggi dudukan
Tinggi 38,1 cm 1,9 cm - √
40 cm

 Ukuran Tinggi kloset ini tidak sesuai dengan data Julius Panero karena ukurannya
lebih rendah dari ukuran yang ditentukan. Kloset ini TIDAK bisa digunakan oleh
penyandang disabilitas.
- Pintu Toilet

Data Julius Keterangan


Data Lapangan Selisih
Panero Sesuai Tidak Sesuai
Lebar 58 cm Lebar 81,3 cm Lebar 23,3 cm
- √
Tinggi 165 cm Tinggi 220 cm Tinggi 55 cm

 Ukuran lebar Pintu ini tidak sesuai dengan data pengukuran Julius Panero. Ukuran
lebar pintu ini lebih kecil dari yang ditentukan oleh Julius Panero.
 Ukuran tinggi Pintu ini tidak sesuai dengan data pengukuran Julius Panero. Ukuran
tinggi pintu ini lebih kecil dari yang ditentukan oleh Julius Panero.
Pintu ini susah di masuki oleh orang normal dan TIDAK bisa digunakan oleh
penyandang disabilitas
2.8 Hasil Wawancara

“Saya bertugas menjaga


keamanan dan kebersihan toilet. Toilet ini
tidak sulit dibersihkan dan mudah
perawatannya. Toilet dibersihkan setiap
pagi akan buka dan sore akan tutup. Toilet
buka pada jam 7 pagi – 3 sore setelah itu
buka lagi sampai jam 11 malam
( pergantian shift ), namun pada hari
Jum’at toilet hanya dibuka pada jam 1
siang – 3 sore saja. Banyak masyarakat
yang menggunakan toilet ini. Namun
keamanan disini kurang karena sering
hilangnya lampu toilet. Maka dari itu
setiap petugas pulang toilet ini dikunci
( tidak buka 24 jam )”.

Bp. Purwadi,35 tahun


Kurang Cukup Nyaman
Petugas DKP

1 Kenyamanan 1
2 Keamanan 2
3 Kebersihan 2
4 Aksesibilitas 2

Keterangan :

1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
“Saya jarang menggunakan toilet ini,
saya disini hanya menemani suami saya menjaga
toilet. Toilet ini cukup ramai pengunjung. Untuk
keamanan di kawasan ini kurang karena sering
hilangnya lampu di toilet dan terkadang ada
tangan jahil yang mencoret-coret toilet.”

Ibu Tumini, 54 tahun


Kurang Cukup Nyaman
Istri Petugas DKP
1 Kenyamanan 1
2 Keamanan 3
3 Kebersihan 3
4 Aksesibilitas 3

“Toiletnya bersih, enak tapi bilik


toiletnya terlalu kecil sehingga sangat sempit
untuk bergerak dan juga udara di dalam terasa
lebih pengap. Sangat membantu keberadaannya
di tempat umum sehingga memudahkan ketika
ingin membuang air besar maupun kecil. Dijaga
petugas DKP sehingga keamanan sangat terjaga.
Namun banyak yang bilang bahwa toilet sering
kehilangan lampu, jadi toiletnya tidak buka 24
jam.”

Bapak Joko Sunarto, 45 tahun


Kurang Cukup Nyaman
Pengguna Toilet Umum
1 Kenyamanan 2
2 Keamanan 3
3 Kebersihan 3
4 Aksesibilitas 1
Kenyamanan Keamanan Kebersihan Aksesibilitas
No Narasumber
K C N K C N K C N K C N
1 Purwadi 1 2 2 2
2 Tumini 1 3 3 3
3 Joko Sunarto 2 3 3 1
BAB III

Penutup

Keterangan
Tempat Data Lapangan Data Julius Panero Selisih Tidak
Sesuai
Sesuai

Menggunakan ramp
Dari Tanah 92 sepanjang 9m
Tangga - - √
cm dengan kemiringan
10 derajat.

Tinggi
Toilet dudukan 40 Tinggi 38,1 cm 1,9 cm - √
cm

Lebar
Lebar 58 cm Lebar 81,3 cm 23,3 cm
Pintu - √
Tinggi 165 cm Tinggi 220 cm Tinggi
55 cm

3.1 Kesimpulan

Tabel 3.1.1

Tabel 3.1.2

Keterangan

K = Kurang

C = Cukup
N = Nyaman

Toilet merupakan ruang penting bagi manusia karena merupakan perlengkapan


yang kegunaan utamanya sebagai tempat pembuangan kotoran , yaitu air seni dan feses.
Dalam lingkup interior dan ilmu ergonomi toilet juga termasuk dalam ruang yang
dipertimbangkan ukurannya guna memberikan kelayakan dan kenyamanan bagi
pengguna toilet tersebut. Ruangan toilet kadang dirancang khusus untuk
memudahkan orang yang memiliki keterbatasan fisik. Biasanya toilet semacam itu
cukup luas untuk dapat dimasuki dengan berkursi roda dan pada dindingnya sering
terdapat pegangan yang dapat membantu pengguna toilet menempatkan dirinya.
Penataan toilet tidak lepas dari prinsip ergonomis. Segala kegiatan yang berlangsung di
sana harus diperhitungkan. Hasil observasi yang kami lakukan pada toilet umum
paturasan di Manahan ( Depan SMP N 1 Surakarta ) menunjukan bahwa toilet
tersebut tidak nyaman bagi orang normal dan tidak layak digunakan bagi
penyandang disabilitas. Karena ruangannya yang kecil sehingga kurangnya ruang
gerak di dalam toilet, adanya tangga yang membuat penyandang disabilitas
khususnya pengguna kursi roda mengalami kesulitan untuk masuk kedalam toilet
portable tersebut.
3.2 Saran

Berdasarkan observasi yang kami lakukan, berikut beberapa saran kepada


pihak perancang yang bersangkutan yang diharapkan bermanfaat bagi pengguna
khususnya bagi penyandang disabilitas.

1. Supaya penyandang disabilitas dapat menggunakan toilet tersebut sebaiknya akses


masuk tidak menggunakan tangga tetapi menggunakan ramp atau tanjakan yang
landai. Menurut Julius Panero panjang lintasan yang dianjurkan sebaiknya 900 cm
dengan kemiring 10 derajat.

2. Sebaiknya ruangan dirancang lebih luas, supaya tidak menyulitkan ruang gerak
orang yang sedang berada di dalam toilet dan tidak membuat toilet terasa pengap.

3. Menurut data Julius Panero tinggi kloset 38,1 cm.

4. Menurut data Julius Panero lebar pintu bagi penyandang disabilitas sebaiknya
berukuran 81,3 cm dan Tinggi 220 cm.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wignjosoebroto, S. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Surabaya, Guna Widya
2. Zelnik, Martin dan Julius Panero. 1979. Human Dimension and Interior, Jakarta,
Erlangga
3. Sastrowinoto, Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi. Jakarta.
PT Pertja
4. Dra. Sunarmi, M.Hum. Ergonomi dan Aplikasinya pada Interior
5. World Health Organization (WHO)
6. http://www.kemenpppa.go.id/index.php/data-summary/profile-perempuan-
indonesia/641-penyandang-disabilitas
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi
mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas)
8. https://id.wikipedia.org/wiki/Aksesibilitas, pada tanggal 9 April 2016 pukul 10.45
9. https://idtesis.com/pengertian-aksesibilitas-adalah/, pada tanggal 9 April 2016 pukul
11.00
10. https://id.wikipedia.org/wiki/Toilet, pada tanggal 10 April 2016 pukul 21.15

11. www.ilunifk83.com/t423p30-hygiene-dan-sanitasi, pada tanggal 10 April 2016 pukul


21.23
12. https://id.wikipedia.org/wiki/Toilet, pada tanggal 11 April 2016 pukul 15.49
13. http://netcj.co.id/public-affairs/video/166450/kota-solo-punya-paturasan-yang-bersih-
dan-nyaman, pada tanggal 12 April 2016 pukul 15.35
14. artikel2.com/site-plan/, pada tanggal 12 April 2016 pukul 15.53
15. https://id.wikipedia.org/wiki/Difabel, pada tanggal 12 April pukul 20.23

Anda mungkin juga menyukai