Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I
MENGENAL & MEMBUAT BEBERAPA MEDIA
PERTUMBUHAN MIKROBA DAN TEKNIK STERILISASI

Nama :

Moneta Resyana (2017130032)

Nadila Qurnianingsih (2017130033)

Nur Dwi Lestari (2017130035)*

Nur Melinda Rahmawati (2017130036)

Kelas/kelompok : B/5

Tanggal Praktikum : 9 Maret 2018

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Salah satu hal terpenting dalam kegiatan yang bersinggunan dengan aktivitas
mikrobiologi adalah sterilisasi. Streilisasi diperlukan untuk meminimalisir atau mentiadakan
potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat
aktivitas dari mikrobayang ditumbuhkian atau dapat membahayakan keselamatan dari
pelaksana kegiatan tersebut. Metode sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara
tepat dan dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba seefektif
mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan munculnya kontaminasi
mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi dengan mikroba yang
berada dilingkungan.
Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan.
Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh
kerbersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba
yang berkembang.Teknis aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi
yangmemerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus dijaga agar
terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari kultur. Ada beberapa cara untuk
mengendalikan atau mengurangi kontaminan yaitu kebersihan dan sanitasi, desinfeksi,
antiseptis dan sterilisasi.
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan (nutrient) yang
berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia. Selain untuk menumbuhkan mikrobia, medium
dapat digunakan juga untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan
perhitungan jumlah mikrobia. Syarat-syarat suatu medium harus memenuhi hal-hal sebagai
berikut: mengandung nutrisi yang diperlukan mikrobia, memiliki tekanan osmosis, pH,
tegangan permukaan yang sesuai, tidak mengandung zat penghambat (inhibitor), dan steril.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan laporan yaitu sebagai berikut:
a. Bagaimana cara mensterilisasikan alat-alat laboratorium?
b. Apa saja alat yang digunakan dalam teknik sterilisasi?
c. Bagaimana cara membuat media?
d. Apa saja alat yang digunakan dalam membuat media?
C. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Untuk mengetahui berbagai cara teknik aseptis dan teknis sterilisasi laboratorium dan
peralatan laboratorium
b. Untuk mengenal berbagai jenis media serta cara pembuatannya

D. MANFAAT PRAKTIKUM
a. Dapat mengetahui beberapa alat untuk sterilisasi dan fungsinya
b. Dapat mengetahui cara teknik sterilisasi
c. Dapat mengenal berbagai jenis media serta cara pembuatannya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme
hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang
terdapat pada/di dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik
dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.Sterilisasi didesain untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.Target suatu metode inaktivasi tergantung dari
metode dan tipe mikroorganismenya, yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau membran
mikroorganisme tersebut.Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant.
Istilah lain yang umum dikenal adalah disinfeksi, yang merupakan proses pembunuhan atau
penghilangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Agen disinfeksi adalah
disinfektan, yang biasanya merpakan zat kimiawi dan digunakan untuk objek-objek tak
hidup.Disinfeksi tidak menjamin objek menjadi steril karena spora viable dan beberapa
mikroorganisme tetap dapat tersisa.
Antiseptis merupakan proses pencegahan infeksi dengan cara inaktivasi atau mematikan
mikroorganisme dengan cara kimia. Agen antiseptis disebut antiseptik. Proses ini tidak merusak
jaringan inang dan tidak setoksik disinfektan.

Mikroorganisme memiliki sensitivitas yang berbeda-beda terhadap metoe sterilisasi tertentu.


Endospora bakteri resisten terhadap panas, iradiasi, dan detergen; virus tanpa envelope resisten
terhadap pelarut organik dan detergen; mycoplasma dan virus tidak dapat dihilangkan dengan filter
steril yang memiliki ukuran pori 0,2 mikrometer.
Efisiensi metode sterilisasi dan efektivitas agen mikroba dipengaruhi oleh hal-hal berikut
ini.
1. Ukuran populasi
Populasi mikroorganisme yang besar memerlukan waktu lebih lama sampai tercapainya
kematian dibandingkan populasi yang kecil.
2. Komposisi populasi
Bentuk endospora bakteri lebih resisten dibandingkan bentuk vegetatifnya
3. Konsentrasi/intensitas agen antimikroba
Makin tinggi konsentrasi agen, makin banyak mikroorganisme yang dapat dimatikan.Pada
titik tertentu, peningkatan konsentrasi tidak meningkatkan kecepatan pembunuhan.Beberapa
agen antimikroba justru lebih efektif pada konsentrasi lebih rendah.
4. Lama paparan
Semakin lama populasi mikroorganisme terpapar agen antimikroba, semakin banyak
mikroorganisme yang mati.
5. Temperatur
Peningkatan temperatur dapat meningkatkan aktivitas agen antimikroba.
6. Lingkungan sekitar
Kondisi lingkungan sekitar dapat menghalangi ataupun mempercepat destruksi. Untuk dapat
mematikan mikroorganisme, sterilant harus dapat mencapai mikroorganisme dan apabila
mikroorganisme terdapat dalam bahan protein seperti nanah, jaringan, atau eksudat jaringan,
maka diperlukan sterilant dengan kadar dan jumlah yang lebih dari normal untuk dapat
mematikan mikroorganisme tersebut.

Metode sterilisasi dibagi menjadi dua, yaitu metode fisik dan metode kimia. Metode
sterilisasi kimia dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan kimia, sedangkan metode sterilisasi
fisik dapat dilakukan dengan cara panas baik panas kering maupun panas basah, radiasi, dan filtrasi.
Metode sterilisasi panas digunakan untuk bahan yang tahan panas.Metode sterilisasi panas dengan
penggunaan uap air disebut metode sterilisasi panas lembap atau sterilisasi basah.Metode sterilisasi
panas tanpa kelembapan (tanpa penggunaan uap air) disebut metode sterilisasi panas kering atau
sterilisasi kering.
Metode sterilisasi fisik:
1. Pasteurisasi
Susu, rum dan beberapa minuman yang beralkohol (bird an anggur) biasanya diberi
perlakuan panas terkendali untuk mematikan tipe-tipe mikroorganisme tertentu tetapi tidak
mematikan yang lain. Susu yang dipasteurisasi bukanlah susu steril. Suhu yang ditentukan
untuk pasteurisasi berdasarkan pada waktu kematian termal bagi tipe patogen yang paling
resisten untuk dibasmi.

2. Pembakaran
Pembakaran digunakan untuk memusnahkan bangkai, hewan-hewan penelitian yang
terinfeksi, dan bahan terinfeksi lainnya yang perlu dibuang.Pemusnahan mikroorganisme
dengan pembakaran juga dilakukan secara rutin di laboratorium terhadap jarum pindah,
yang dipijarkan diatas pembakar Bunsen.

3. Sterilisasi dengan udara panas


Sterilisasi dengan panas kering atau udara panas dianjurkan apabila penggunaan uap
bertekanan tidak dikehendaki atau bila tidak dapat terjadi kontak antara uap bertekanan
dengan benda yang akan disterilkan. Hal ini berlaku bagi perabotan laboratorium seperti
cawan petri, pipet, juga minyak, serbuk serta beberapa peralatan.Benda-benda ini disterilkan
di dalam oven listrik atau gas.Untuk mensterilkan perabotan pecah di laboratorium,
dibutuhkan suhu 160°C selama 2 jam.

4. Radiasi
Beberapa macam radiasi dapat bersifat letal (mematikan) terhadap microbe dan juga sel-sel
organisme lain. Radiasi macam ini meliputi bagian dari spectrum elektromagnetik (radiasi
ultraviolet, gama, dan sinar X) dan sinar-sinar katode (electron berkecepatan tinggi).

5. Filtrasi (penyaringan)
Beberapa bahan, khususnya fluida biologis (serum hewan, larutan substansi, vitamin atau
antibiotik) bersifat termolabil, artinya mudah rusak oleh panas. Maka pilihan yang ada untuk
mensterilkannya ialah dengan cara filtrasi.
a. Filter bakteriologis
Bahan filter tersebut merupakan suatu lapisan relative tebal terbuat dari asbes, tanah
diatomea, porselen atau kaca berpori (sintered glass). Ditahannya mikroorganisme
pada lapisan filter disebabkan oleh kombinasi ukuran pori, sifat jaringan bahan
berserat atau praktikulat penyusun lapisan saringan, dan muatan listrik bahan-bahan
tersebut.
b. Filter udara
Dikembangkannya filter berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel
(high efficiency particulate air filter, atau HEPA) telah memungkinkan dialirkannya
udara bersih (bebas debu) ke dalam ruang tertutup. Tipe filtarsi udara semacam ini
bersama dengan sistem aliran udara laminar (laminar air flow)

Istilah lain yang umum dikenal adalah disinfeksi, yang merupakan proses pembunuhan atau
penghilangan mikroorganisme yang dapat meyebabkan penyakit. Agen disinfeksi adalah
disinfektan, yang biasanya merupakan zat kimiawi dan digunakan untuk objek-objek tak
hidup.Disinfeksi tidak menjamin objek menjadi steril karena spora viable dan beberapa
mikroorganisme tetap dapat tersisa.
Sanitasi berhubungan erat dengan disinfeksi. Pada proses sanitasi, populasi mikroorganisme
direduksi sampai mencapai level atau tingkatan yang dianggap aman oleh standar kesehatan
masyarakat. Agen sanitasi disebut sanitizer.Contoh sanitizer yang umum digunakan adalah sanitizer
untuk membersihkan peralatan makan di restoran.
Antiseptis merupakan proses pencegahan infeksi dengan cara inaktivasi atau mematikan
mikroorganisme dangan cara kimia. Agen antiseptis disebut antiseptic. Proses ini tidak merusak
jaringan inang dan tidak setoksik disinfektan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. ALAT
1. Teknik Sterilisasi
a. Alat filtrasi autoclavable
b. Membran filter ukuran pori-pori filter 0,22 mikrometer
c. Pompa vakum
d. Botol steril
e. Pinset steril
f. Jarum Ose
g. Lampu Bunsen
h. Korek api
i. Cawan petri
j. Tabung reaksi
k. Pipet ukur
l. Kapas
m. Kertas bungkus
n. Karet
o. Oven
p. Panci dan kompor
q. Inkubator
r. Penangas

2. Membuat Media
a. Tabung reaksi
b. Gelas ukur
c. Cawan Petri
d. Tabung Erlenmeyer
e. Rak Tabung
f. Lampu Spiritus
g. Autoclave
h. Ph meter
B. BAHAN
1. Teknik Sterilisasi
a. Media Potato Dextrose Agar (PDA)
b. Nutrient Agar (NA)
2. Membuat Media
a. Aquadest
b. Media cormesial: - PDA (Potato Dextrose Agar)
- KP (kaldu Pepton)

C. TEMPAT PRATIKUM
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta

D. CARA KERJA

1. Teknik Sterilisasi
a. Sterilisasi dengan filtrasi
1) Bahan yang difiltrasi dituang, kemudian pompa vakum dihidupkan.
2) Filtrate yang telah tertampung di dalam botol penampung telah steril dan siap
digunakan untuk perlakuan selanjutnya

b. Sterilisasi dengan pembakaran


1) Dinyalakan lampu bunsen dan atur nyala apinya secara maksimal
2) Diambil jarum Ose kemudian lakukan pembakaran dengan api bunsen mulai dari
bagian pangkal kawat Ose secara perlahan menuju ke ujung kawat jarum Ose.
Pembakaran jarum Ose dilakukan sampai kawatnya merah membara
3) Jarum Ose yang dibakar dibiarkan dingin, selanjutnya siap digunakan untuk
mengambil/menginokulasi mikrobia
4) Diperhatikan teknik transfer aseptis seperti yang dijelaskan diatas

c. Sterilisasi dengan panas kering


1) Ditangkupkan cawan Petri bagian bawah dan tutupnya, kemudian bungkus dengan
kertas bungkus dan susun cawan Petri (5-10 buah) dan ditali dengan benang kasur
2) Diambil tabung reaksi yang masing-masing ditutup dengan kapas, beberapa tabung
(5-10 tabung) diikat jadi satu dan dibungkus kertas kemudian ditali
3) Dipipet ukur ujung atas diberi sedikit sumbat kapas (agak longgar) kemudian
dibungkus dengan kertas paying dan diikat dengan benang kasur
4) Semua alat dimasukkan ke dalam oven
5) Oven dinyalakan pada suhu 175°C dan setelah suhu tersebut tercapai, sterilisasi
dilakukan selama 2 jam
6) Setelah selesai pemanasan, semua peralatan didinginkan dan pada hari berikutnya
siap dipakai

d. Sterilisasi dengan panas bertekanan tinggi (autoklaf)


1) Ditutup tabung reaksi berisi media PDA atau NA.
2) Diisi autoklaf dengan air, didinginkan.
3) Dimasukkan tabung kedalam autoklaf.
4) Ditutup autoklaf, lalu diberi suhu 1210C dan tekanan 1 atm.
5) Dibuka dan diambil media yang telah disterilkan.
2. Membuat Media
a. Pembuatan media agar tegak atau miring
1) Ditimbang media KP dan PDA, masukan kedalam bekker glass.
2) Didihkan agar kelarutan sempurna
3) Di bagi ke beberapa tabung (@5-7ml) tutup dengan kapas
4) Di sterilisasi dengan autoclave (121˚c dalam 15 menit)
5) Media ini diletakkan miring supaya membentuk agar miring (slat agar), ketika tidak
di miringkan akan menjadi agar tegak (deep tube) di letakkan miring dengan sudut
kurang lebih 15˚
6) Di inkubasi selama 18-24 Jam dalam suhu 35-370C untuk bakteri, sedangkan pada
jamur diinkubasi selama 3-5 hari dengan suhu 20-250C.
7) Di amati

b. Membuat media cair


1) Di timbang bahan ketetapan PDA dan KP tiap 100ml
2) Tambahkan aquades
3) Didihkan dan aduk agar kelarutan sempurna
4) Di bagi kedalam beberapa tabung reaksi
5) Tabung di tutup dengan kapas
6) Di sterilisasi dengan autoclave
7) Di inkubasi selama 18-24 Jam dalam suhu 35-370C untuk bakteri, sedangkan pada
jamur diinkubasi selama 3-5 hari dengan suhu 20-250C.
8) Di amati apakah media tersebut terkontaminasi atau tidak

c. Membuat medium agar lempeng atau agar cawan


1) Secara aseptis, pindahkan 15-20ml media agar KP dan PDA yang masih dalam
keadaan cair dan steril, dituangkan menggunakan gelas ukur dalam cawan petri yang
steril
2) Tutup cawan petri
3) Biarkan hingga memadat
4) Diinkubasi media pada inkubator ( pada suhu 35-370C selama 18-24 jam untuk
bakteri dan pada suhu 20-250C selama 3-5 hari untuk jamur)
BAB IV

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN

Nama Media Bentuk Sifat Fisika Hasil Uji Sterilisasi


(+/-)
Kaldu pepton Perbenihan car Larutan berwarna - (steril)
bening (tidak
erwarna)
PDA Agar Tegak Kuning kecoklatan - (steril)
bentuk padat
Agar Miring Kuning kecoklatan - (steril)
bentuk padat

39 𝑔 𝑥
PDA : =
1000 𝑚𝑙 50 𝑚𝑙
39 𝑔 𝑥 50 𝑚𝑙
X =
1000 𝑚𝑙

X = 1,95 g

39 g PDA dilarutkan ad 1000ml air

Perkamen kosong :-
perkamen kosong + isi : 1, 9863 g
Timbangan isi tanpa perkamen : 1,95 g
perkamen sisa :-
hasil :-
13 𝑔 𝑥
Kaldu Pepton : =
1000 𝑚𝑙 20 𝑚𝑙
13 𝑔 𝑥 20 𝑚𝑙
X =
1000 𝑚𝑙

X = 0,26 g

13 g KP dilarutkan ad 1000ml air

Perkamen kosong :-
perkamen kosong + isi : 0,2996 g
Timbangan isi tanpa perkamen : 0,26 g
perkamen sisa :-
hasil :-

B. PEMBAHASAN

1. Pada praktikum kali ini, kita akan melakukan dua percobaan yaitu teknik sterilisasi dan
membuat media.
2. Sebelum melakukan praktikum diharapkan mensterilkan tempat kerja. Jangan lupa
sebelum masuk kedalam laboratorium gunakanlah masker, sarung tangan serta shower cap.
3. Alat-alat yang kita sterilkan pada praktikum kali ini diantaranya cawan petri dan pipet
skala. Cawan petri dan pipet skala sebelum disterilkan dibungkus terlebih dahulu
menggunakan kertas putih/sampul coklat. Hal ini bertujuan agar setelah steril dan keluar
dari alat tidak terjadi kontaminasi dengan mikroorganisme. Jika pada bungkusan alat steril
ada yang robek, basah atau usang maka tidak dapat digunakan lagi atau harus disteriliasi
ulang, karena di khawatirkan akan adanya mikroorganisme yang masuk.
4. Penggunaan kapas untuk menutup tabung reaksi. Penutupan ini bertujuan agar proses
sterilisasi berjalan lancar sehingga menghasilkan media yang benar-benar steril dan
mencegah kontak uap dengan seluruh permukaan. Sebaiknya kapas yang digunakan adalah
kapas berlemak dikarenakan kapas tidak dapat menyerap air sehingga lebih efisien.
5. Pada pembuatan media kita menggunakan dua media yaitu PDA dan KP.
6. Dilakukan penimbangan KP dan PDA terlebih dahulu. Setelah itu KP diencerkan dengan
aquadest sampai 100ml, lalu dibagi mejadi 8 tabung dan diinkubasi yang fungsinya agar
mikroorganisme tidak dapat mencemari media yang telah dibuat.
7. Pada media PDA dimasukkan ke erlenmeyer dan diencerkan sampai 100ml, setelah itu
dipanaskan.
8. Dimasukkan ke waterbath agar tidak ada mikroorganisme yang mencemari media.
BAB V

KESIMPULAN
1. Teknik sterilisasi terdiri dari beberapa cara, yaitu sterilisasi dengan filtrasi, pembakaran, panas
kering, panas basah bertekanan tinggi (autoklaf).
2. Pada praktikum kali ini, kia dapat mengenali beberapa jenis media, diantaranya media Potato
Dextrose Agar (PDA), Nutrient Agar (NA), Kaldu Pepton (KP), dan Nutrient Broth (NB).
3. Media dapat dibuat dengan berbagai cara diantaranya media cair, media agar tegak/miring, dan
media agar lempeng
DAFTAR PUSTAKA

1. Jr. Michael J. pelczar, dkk.1986.Dasar-dasar mikrobiologi 2. Jakarta: Universitas Indonesia (ui


press)
2. Dian, 2012. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga
Kesehatan yang Sederajat , Bandung:Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
3. Pratiwi, Sylvia.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN

A. Teknik Sterilisasi

Cawan Petri yang belum siap disterilkan Cawan petri yang siap disterilkan

Pipet volume yang belum siap disterilkan

B. Membuat Media

Hasil Media KP (dalam tabung) yang siap diinkubasi


Dan hasil media PDA (dalam erlenmeyer) yang siap dimasukkan dalam waterbath

Anda mungkin juga menyukai