Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
4 Mei 2016
Website: http://jurnal.untirta.ac.id/indeks.php/jip
Aspirin adalah obat yang terjual bebas tanpa resep dokter dan merupakan obat dengan
penggunaan yang tinggi. Aspirin cepat didestilasi oleh esterase dalam tubuh, menghasilkan salisilat
yang mempunyai efek anti-inflamasi, antipiretik dan atau analgesik. Aplikasi dari aspirin yaitu
digunakan sebagai obat analgesic, antipiretik, dan anti-inflamasi. Variasi yang digunakan pada
percobaan ini adalah perbedaan massa asam salisilat yang digunakan. Variasi 1 menggunakan asam
salisilat sebanyak 1,75 gram dan variasi 2 menggunakan asam salisilat sebanyak 2 gram. Aspirin yang
diperoleh dari variasi 1 sebesar 0,9 gram dengan titik leleh 124 oC dan kandungan aspirin sebesar 4,86
grains sedangkan hasil yang diperoleh dari variasi 2 sebesar 2,2 gram dengan titik leleh 68 oC dan
kandungan aspirin sebesar 2,5 grains. Dari kedua percobaan yang telah dilakukan, variasi 1 mendekati
aspirin pada umumnya.
ABSTRACT
Aspirin is a drug that is sold freely without a prescription and is a drug with high usage. Aspirin
quickly distilled by esterase in the body, producing salicylate which has the effect of anti-
inflammatory, antipyretic or analgesic. Application of aspirin is used as an analgesic drug,
antipyretic and anti-inflammatory. Variations used in these experiments are mass differences salicylic
acid used. Variation 1 uses as much as 1.75 grams of salicylic acid and salicylic acid variation 2
using 2 grams. Aspirin is derived from one variation of 0.9 grams with a melting point of 124oC and
aspirin content of 4.86 grains while the results obtained from the second variation of 2.2 grams with a
melting point of 68oC and aspirin content of 2.5 grains. From these two experiments have been
conducted, variation 1 approaching aspirin in general.
Ester merupakan turunan asam yang sudah berbentuk kristal. Proses pemurnian
karboksilat yang gugus – OH dari karboksilnya ini disebut kristalisasi ulang atau
diganti dengan gugus – OR dari alkohol. rekristalisasi. Jika suatu larutan senyawa
Ester dapat dibuat dari asam dengan alkohol, tersebut dijenuhkan dalam keadaan panas dan
atau dari anhidrida asam denga alcohol.Suatu kemudian didinginkan, senyawa terlarut akan
ester asam karboksilat merupakan suatu berkurang kelarutannya dan mulai mengendap,
senyawa yang mengandung gugus -CO2R membentuk kristal yang murni dan bebas dari
dengan R dapat berbentuk alkil maupun pengotor. Kemurnian zat ini disebabkan oleh
aril.Alkohol dengan asam karboksilat dan pertumbuahan kristal zat telarut, sehingga za-
turunan asam karboksilat membentuk ester zat ini dapat dipisahkan dari pengotornya.
asam karboksilat.Reaksi ini disebut reaksi Sebagian materi padat baik alami maupun
esterifikasi.[3] Dalam pembuatan aspirin ini, buatan terdapat dalam bentuk kristal.
digunakan asam sulfat. Asam sulfat sendiri Pembentukkan kristal itu sendiri terdiri dari dua
berfungsi sebagai katalis yang dapat membantu tahap. Tahap pertama adalah nukleasi primer
mempercepat reaksi yang terjadi antara asam atau pembentukkan inti, yaitu tahap dimana
salisilat dengan anhidrida asetat. Asam sulfat kristal-kristal mulai tumbuh namun belum
ini dapat menurunkan energi aktivasi sehingga mengendap. Tahap ini membutuhkan keadaan
reaksi yang terjadi akan lebih cepat superjenuh dari zat terlarut. Saat larutan
dibandingkan tanpa menggunakan asam sulfat. didinginkan, pelarut tidak dapat menahan
Selain itu, dalam pembuatan aspirin ini semua za-zat terlarut, akibatnya molekul-
digunakan pula asam anhidrida asetat karena molekul yang lepas dari pelarut saling
anhidrida asetatm emiliki gugus asetil yang menempel dan mulai tumbuh menjadi inti
merupakan leaving group yang lebih baik,selain kristal. Semakin banyak inti-inti yang
itu anhidrida asetat lebih reaktif jika bergabung, maka akan semakin cepat pula
dibandingkan dengan asam asetat. Asetat pertumbuhan kristal tersebut.Tahap kedua
anhidrat (CH3CO)2O merupakan larutan aktif, setelah nukleasi primer adalah nukleasi
tidak berwarna, serta memiliki bau yang tajam. sekunder. Pada tahap ini petumbuhan kristal
Asetat anhidrat digunakan dalam pembuatan semakin cepat, yang ditandai dengan saling
cellulose asetate, serat asetat, obat-obatan, menempelnya inti-inti menjadi kristal-kristal
aspirin, dan berperan sebagai pelarut dalam padat[4]
penyiapan senyawa organik.[3]
Asetat anhidrat memiliki berbagai 3. METODE PERCOBAAN
macam kegunaan antara lain sebagai fungisida
dan bakterisida, pelarut senyawa organik, ALAT DAN BAHAN
berperan dalam proses asetilasi, pembuatan Alat
aspirin, dan dapat digunakan untuk membuat
acetylmorphine. Asam asetat anhidrat paling Peralatan yang digunakan dalam
banyak digunakan dalam industri selulosa penelitian ini diantaranya adalah gelas beker,
asetat untuk menghasilkan serat asetat, plastik gelas ukur, bunsen, kaca arloji, erlenmeyer, dan
serat kain dan lapisan. corong Hirsch.
bahan utama asam salisilat 1,75 gr untuk variasi No Data Hasil Percobaan
pertama dan 2 gr untuk variasi kedua. Percobaan
Variasi Variasi SNI
PROSEDUR PENELITIAN 1 2
Pembuatan Aspirin
PEMBAHASAN
Jurnal Integrasi Proses Vol. 1 No. 4 Mei 2016
Gambar 1. Produk aspirin yang didapat aspirin yang didapat pada variasi 2 jauh dari
aspirin menurut literatur.
Pada variasi 1 titik leleh yang
diperoleh 124oC sedangkan untuk variasi 2 KESIMPULAN
diperoleh sebesar 68oC, adapun menurut
literatur titik leleh aspirin 139oC. Terjadi Berdasarkan dua percobaan yang
perbedaan yang signifikan terutama pada telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
variasi 2 terhadap literatur. Hal ini disebabkan massa asam salisilat mempengaruhi hasil
karena pada pengujian titik leleh, sampel aspirin. Lebih tepatnya perbandingan massa
aspirin tidak mengisi penuh tabung kapiler bahan yang tepat akan menghasilkan produk
sehingga ketika proses pengujian aspirin lebih yang baik. Pada percobaan ini produk dengan
cepat meleleh. Selanjutnya pada pengujian variasi asam salisilat 2 gram, anhidrida asetat 4
kadar aspirin, kadar yang didapat pada variasi 1 gram dan asam sulfat 6 tetes lebih banyak
sebesar 4,86 gram sedangkan untuk variasi 2 menghasilkan produk meskipun kualitas aspirin
sebesar 0,162 gram. Menurut literatur, kadar masih jauh dari literatur.
aspirin minimal sebesar 5 grains (1 grain =
0,0648 gram). Pada sampel variasi 1 dan
sampel variasi 2 terdapat perbedaan dengan DAFTAR PUSTAKA
literatur. Perbedaan ini disebabkan karena
[1]
sampel variasi 2 belum mencapai titik akhir Groggin, P.H. 1985. Unit Processes in
titrasi, dimana warna yang dihasilkan masih Organic Synthesis. Mac, Grow Hill Book
dapat berubah kembali menjadi bening. Company Inc. New York
[2]
Massa asam salisilat mempengaruhi Kirk, R.E, 1981, “Encyclopedia of Chemical
hasil aspirin, namun bukan berarti semakin Engineering Technology”, halaman 160
banyak massa asam salisilat yang digunakan, [3]
Tjay, T.H., Rahardja, K. (2002). Obat-obat
semakin baik aspirin yang didapat. Produk
Penting :Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek
aspirin akan semakin baik jika perbandingan
Sampingnya. Edisi VI. Jakarta: Penerbit PT.
massa setiap bahannya tepat. Pada percobaan
Elex Media Komputindo. Halaman 540-541.
ini, perbandingan massa yang paling baik
terdapat pada variasi 2 yaitu 2 gram asam [3]
Fessenden, Ralph J.danFessenden, Joan S.
salisilat dengan 4 ml anhidrida asetat dan 6 1991.Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.
tetes H2SO4 dengan produk aspirin yang
[4]
dihasilkan sebesar 2,2 gram, namun kualitas Austin,1984. Shreve’s Chemical Process
Industries5th ed. McGraw- Hill Book Co:
Singapura.