Krisis Hipertensi
Krisis Hipertensi
PENDAHULUAN
Umumnya penyakit hipertensi terjadi pada orang yang sudah berusia lebih
dari 40 tahun. Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata dan pada
stadium awal belum menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatan penderitanya
(Gunawan, 2012). Hal ini serupa seperti yang dikemukakan oleh Yogiantoro (2006),
hipertensi tidak mempunyai gejala khusus sehingga sering tidak disadari oleh
penderitanya. Di dunia diperkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh tekanan darah
tinggi. Pada tahun 1980 jumlah orang dengan hipertensi ditemukan sebanyak 600 juta
dan mengalami peningkatan menjadi hampir 1 milyar pada tahun 2008 (WHO, 2013).
Hasil riset WHO pada tahun 2007 menetapkan hipertensi pada peringkat tiga sebagai
faktor resiko penyebab kematian dunia. Hipertensi telah menyebabkan 62% kasus
stroke, 49% serangan jantung setiap tahunnya (Corwin, 2007).
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan
darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan akan timbulnya atau telah telah terjadi
kelainan organ target. Pada umumnya krisis hipertensi terjadi pada pasien hipertensi
yang tidak atau lalai meminum obat antihipertensi (Roesma, 2014). Krisis hipertensi
terjadinya peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba dengan atau tanpa disertai
keusakan atau ancaman kerusakan organ target. Krisis hipertensi biasanya ditandai
dengan peningkatan tekanan darah diastolic yang melebihi 120-130 mmHg dan
tekanan darah sistolik mencapai 200-220 mmHg.
2.2 Epidemiologi
2.3 Klasifikasi
A. Anamnesis
1. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah
2. Indikasi adanya hipertensi sekunder
3. Faktor-faktor resiko hipertensi
- Riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien atau keluarga pasien
- Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarga
- Riiwayat diabetes pada pasien dan keluarga
- Kebiasaan merokok
- Pola makan
- Kegemukan, intensitas olahraga
4. Gejala kerusakan organ
- Otak dan mata : sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, transient
ischemic attacks, deficit sensoris atau motoris
- Jantung : palpitasi, nyeri dada, sesak, edem pada tungkai, tidur dengan
bantal tinggi (lebih dari 2 bantal)
- Ginjal : haus, poliuria, nokturia, hematuria
- Arteri perifer : ekstremitas dingin, klaudikasio intermiten
5. Penggunaan obat hipertensi sebelumnya
6. Faktor-faktor pribadi, lingkungan dan keluarga
B. Pemeriksaan fisik
Pengukuran tekanan darah dilakukan pada penderita yang dalam keadaan nyaman
dan rileks, dan tidak tertutup atau tertekan pakaian. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pemeriksaan:
1. Pasang manset pada lengan atas dengan pusat inflatable bag diatas arteri
brakhialis, dan sisi bawah manset kurang lebih 2,5 cm diatas fossa cubiti.
Posisi lengan penderita sedikit fleksi pada siku, lengan harus di sangga,
pastikan bahwa manset setinggi jantung.
2. Lakukan pemeriksaan palpasi darah sistolik diatas arteri brakhialis, manset
dipompa atau dikembangkan sampai kurang lenih 30 mmHg diatas tingkat
dimana pulsasi mulai tidak teraba, kemudian manset pelan-pelan
dikendurkan.
3. Selanjutnya stetoskop diletakkan diatas arteri brakhialis, kemudian manset
dipompa kembali dan tentukan sistolik dan diastolic. Pengukuran harus
dilakukan pada lengan kanan dan kiri. Normal antara kanan dan kiri
terdapat perbedaan 5-10 mmHg.
C. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien hipertensi terdiri atas : tes darah rutin,
glukosa darah, kolesterol total serum, kolesterol HDL dan LDL serum, trigliserida
serum, asam urat serum, kreatinin serum, kalium serum, hemoglobin dan
hematokrit, urinalisis, dan elektrokardiogram. Beberapa pedoman penanganan
hipertensi menganjurkan tes lain seperti : ekokardiogram, USG karotis, C-reaktive
protein, mikroalbuminuria atau perbandingan albumin atau kreatinin urin.
Evaluasi pasien hipertensi juga diperlukan untuk menentukan adanya penyakit
peneyerta sisitemik, yaitu : aterosklerosis (melalui pemeriksaan profil lemak),
diabetes (pemeriksaan gula darah), fungsi ginjal (pemeriksaan proteinuria,
kreatinin serum, serta memperkirakan laju filtrasi glomerulus).
1. Hipertensi Urgensi
A. Penatalaksanaan Umum
2. Hipertensi emergensi
A. Penatalaksanaan Umum
ANALISA KASUS
Anamnesis
• Riwayat penyakit keluarga: Keluarga pasien tidak ada mengalami hal yang
sama dan pada keluarga ayah pasien tidak mengetahui apakah memiliki
riwayat hipertensi dan tidak ada yang memiliki riwayat DM
Resume Anamnesis :
GCS : 15 (E4V5M6)
Kesadaran : Komposmentis
Berat badan : 83 kg
Pemeriksaan kelenjar tiroid : Pembesaran kelenjar tiroid (-), nyeri tekan (-)
IV.D. Pemeriksaan Thoraks
a. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat,
Palpasi : Kuat angkat, ictus cordis teraba di ICS VI
linea midclavikula sinistra.
Perkusi :
Kanan atas jantung : ICS III linea sternalis dextra
Kanan bawah jantung : ICS IV linea parasternal dextra
Kiri atas jantung : ICS III linea midsternalis sinistra
Kiri bawah jantung : ICS VI linea aksilaris anterior
sinistra
Auskultasi : BJ I-II regular, bising (-), murmur (-), gallop -
b. Paru
Superior Inferior
Akral dingin (-/-) (-/-)
Edema (-/-) (-/-)
Sianosis (-/-) (-/-)
VII. RENCANA
VII.A. Tindakan Terapi:
a. Farmakologi
- IVFD Nacl 0,9% 12 tpm
- Injeksi Furosemid 2X1
- Dioxan peroral 160 1x1
- Amblodipin peroral 10 1x1
- Bisoprolol 2.5 1x1
- Tranfusi 3 lb PRC
b. Terapi non-farmakologi
- Tirah baring
- Diet rendah garam
VII.B. Tindakan Diagnostik/PemeriksaanPenunjang:
- Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi : Tidak dilakukan
Laboratorium :
Darah Rutin :
Hb : 7,5 g/dl (13-18)
Eritrosit : 3,0 (4,5-6,5)
Leukosit : 15,7 106 /mm3 (5-11)
Hematokrit : 21,9 % (37-47)
MCV : 73.0 (80-96)
MCH : 25,0 (30-35)
Tromobosit : 326 103/mm3 (150-450)
Hitung jenis leukosit
Eosinofil : 3,6 % (1-3)
Basofil : 0,7 % (0-1)
Netrofil segmen : 71,2 % (50-70)
Limfosit : 14,2 % (20-40)
Monosit : 10,3 % (2-8)
Diabetes:
Glukosa Darah (Stick) : 136 mg/dl (<=150)
Fungsi ginjal:
Creatinin : 2,4 mg/dl (0,5-1,4)
Ureum : 30 mg/dl (10-50)
Follow up
Tanggal S O A P
pemeriksaan
13-12-2018 Sesak, tidak TD: HT+PSMBA IVFD NS 12 TPM
bisa tidur 130/80 mmHg Inj. Furosemid 2X1
malam, nyeri T : 35,8 oC Inj. Ranitidin / 24 jam
dada, nyeri N : 93 x/min P/O:
perut, kaki R : 28 x/min - Dioxan 160 : 1x1
dan tangan - Amblodipin 10 : 1x1
bengkak - Bisoprolol 2,5 mg :
1x1
DAFTAR PUSTAKA
Bisognano JD. Malignant Hypertension. Medscape Article [data base on the internet]
2013. [cited February 22, 2013]. pp. 43 – 50. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/241640-overview#showall.
Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, et al. Harrison's
Principles of Internal Medicine. Seventeenth Edition. [text books of internal
medicine] 2008. United States of America: The McGraw-Hill Companies.
Immink RV, Born BH, Montfrans GA, Koopmans RP, Karemaker JM, et al. Impaired
Cerebral Autoregulation in Pasient with Malignant Hypertension. Journal of the
American Heart Association [database on the internet] 2004. [cited February 24,
2013]. 110:2241-2245. Available from:
http://circ.ahajournals.org/content/110/15/2241.full.pdf.
Madhur MS. Hypertension. Medscape Article. [database on the internet] 2012. [cited
February 2013, 21]. Vol.3, No.4 :163-8. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/241381overview?pa=g9YPJFBPkO
n%2FxeT6PfGOhnN48mGJ4tbjfnC6TtgPW0i5S6p0rRh8mklVRUL%2B1
hDX56MI7dGTgNawPfsOtJla9Q%3D%3D#showall.
Majid A. Krisis Hipertensi Aspek Klinis dan Pengobatan. USU Digital Library
[database on the internet] 2004. [cited February 2013, 21]. Available from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1999/1/ fisiologi-abdul % 20
majid.pdf.
Roesma, J. (2014). Krisis Hipertensi. Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
VI:2300-2302
Saguner AM, Dür S, Perrig M, Schiemann U, Stuck AE, et al. Risk Factors
Promoting Hypertensive Crises: Evidence From a Longitudinal Study. Am J
Hypertens [database of Nature Publishing Group] 2010. [cited February 2013, 21].
23:775-780. Available from: http://ajh.oxfordjournals. org/content /23/7/775. full.pdf.
Whelton PK, Carey RM, Aronow WS. (2017). guideline for the prevention, detection,
evaluation, and management of high blood pressure in adults: a report of the
American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical
Practice Guidelines [published online ahead of print November 13, 2017].
Hypertension. doi: 10.1161/ HYP.0000000000000065.