Bab 2 - Jahe PDF
Bab 2 - Jahe PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Syarat tumbuh tanaman jahe untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dari
budidaya tanaman tersebut, diantaranya adalah pertama, ketinggian tempat; tanaman
jahe sebenarnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai wilayah pegunungan, dari
ketinggian 0 – 1.500 m dari permukaan laut. Kedua, Curah hujan dan kelembapan;
tanaman jahe membutuhkan curah hujan yang tinggi, yaitu 2.500 – 3.000 mm per
tahun. Berkaitan dengan curah hujan yang relatif tinggi tersebut tanaman jahe
membutuhkan kelembapan yang tinggi untuk pertumbuhan yang optimal sekitar 80%.
Ketiga, Jenis tanah; ditanam dijenis tanah apapun jahe bisa tumbuh. Namun, untuk
mendapatkan hasil yang optimal, tanaman ini menghendaki tanah yang subur, gembur
dan berdranaise yang baik. Keempat; agar pertumbuhan optimal, jahe memerlukan
tempat terbuka yang mendapat sinar matahari sepanjang hari, dari pagi sampai sore
hari ( http//dhina.host22.com/page8.html).
a. Jahe Gajah
Varietas yang banyak ditanam masyarakat adalah jahe putih besar atau umum dikenal
dengan jahe gajah/badak. Sesuai dengan namanya, jenis ini memiliki penampilan
ukuran rimpang yang memang lebih besar disbanding jenis jahe yang lainnya,
bobotnya berkisar antara 1-2 kg per rumpun. Struktur rimpangnya besar dan berbuku-
b. Jahe Emprit
Jahe putih kecil atau lebih dikenal dengan jahe emprit memiliki rimpang dengan bobot
berkisar 0,5 – 0,7 kg per rumpun. Struktur rimpang jahe emprit, kecil-kecil dan
berlapis. Daging rimpang berwarna putih kekuningan. Tinggi rimpangnya dapat
mencapai 11 cm dengan panjang antara 6 – 30 cm, dan diameter antara 3,27 – 4,05
cm. Kandungan dalam rimpang jahe emprit antara lain minyak atsiri 1,5 – 3,5%, kadar
pati 54,70%, kadar serat 6,59%, dan kadar abu 7,39 – 8,90%.
c. Jahe Merah
Jahe merah atau jahe suntil memiliki rimpang dengan bobot antara 0,5 – 0,7 kg per
rumpun. Struktur rimpang jahe merah, kecil berlapis-lapis dan daging rimpangnya
berwarna jingga muda sampai merah. Diameter rimpang dapat mencapai 4 cm dan
tingginya antara 5,26 – 10,40 cm. Panjang rimpang mencapai 12,50 cm. Kandungan
dalam rimpang jahe merah antara lain minyak atsiri 2,58 – 3,90%, kadar pati 44,99%,
dan kadar abu 7,46% (Syukur, 2001).
Pada dasarnya semua minyak atsiri mengandung campuran senyawa kimia dan
biasanya campuran tersebut sangat kompleks. Beberapa tipe senyawa organik
mungkin terkandung dalam minyak atsiri, seperti hidrokarbon, alkohol, oksida, ester,
aldehida, dan eter. Sangat sedikit sekali yang mengandung satu jenis komponen kimia
yang persentasenya sangat tinggi. Yang menentukan aroma minyak atsiri biasanya
komponen yang persentasenya tinggi. Walaupun begitu, kehilangan satu komponen
yang persentasenya kecil pun dapat memungkinkan terjadinya perubahan aroma
minyak atsiri tersebut (Agusta, 2000).
Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau
minyak terbang. Pengertian atau defenisi minyak atsiri yang ditulis dalam
Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan
senyawa yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian
tanaman,akar, kulit, batang, daun, buah,biji maupun bunga dengan cara penyulingan
dengan uap (Sastrohamidjojo, 2004). Minyak atsiri juga mempunyai rasa getir, berbau
wangi sesuai tanaman penghasilnya, dan umumnya larut dalam pelarut organik dan
tidak larut dalam air.
Minyak atsiri sangat penting sebagai sumber rasa dan obat. Minyak atsiri
digunakan untuk memberi rasa dan aroma makanan, minuman, parfum dan kosmetik.
Sifat toksik alami minyak atsiri berguna dalam pengobatan dan minyak atsiri telah
Minyak atsiri merupakan salah satu dari dua komponen utama minyak jahe.
Minyak atsiri itu sendiri terdapat pada rimpang jahe segar, jahe kering, atau oleoresin.
Jahe kering mengandung minyak atsiri sebanyak 1-3 %. Sedangkan jahe segar
kandungan minyak atsirinya lebih banyak daripada jahe kering, apalagi kalau tidak
dikuliti sama sekali. Komponen utama minyak jahe adalah zingiberen dan zingiberol.
Zingiberen adalah senyawa paling utama dalam minyak jahe ( Paimin, 1991).
CH3 CH3
H CH3
H3C
Di dalam dunia perdagangan, minyak jahe dikenal dengan nama ginger oil.
Menurut EOA, patokan mutu ginger oil sebagai berikut :
- Warna dan penampilan : cairan berwarna kuning muda sampai kuning
- Berat jenis pada 25oC : 0,871 – 0,882
- Putaran optik : (-28) – (-45)o
- Indeks refraksi, 20oC : 1.4880 – 1.4940
- Bilangan penyabunan : tidak lebih dari 20
- Kelarutan dalam alkohol : larut dengan kekeruhan
(Lutony, 1994)
Destilasi dapat didefenisikan sebagai cara penguapan dari suatu zat dengan
perantara uap air dan proses pengembunan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Destilasi merupakan metode yang paling berfungsi untuk memisahkan dua zat yang
berbeda, tetapi tergantung beberapa faktor, termasuk juga perbedaan tekanan uap air
(berkaitan dengan perbedaan titik didihnya) dari komponen-komponen tersebut.
Destilasi melepaskan uap air pada sebuah zat yang tercampur yang kaya dengan
komponen yang mudah menguap daripada zat tersebut ( Pasto, 1992).
Beberapa jenis bahan tanaman sumber minyak atsiri perlu dirajang terlebih
dahulu sebelum disuling. Hal ini untuk memudahkan proses penguapan minyak yang
terdapat di dalamnya karena perajangan ini menyebabkan kelenjer minyak dapat
terbuka selebar mungkin. Tujuan lainnya yaitu agar rendemen minyak menjadi lebih
tinggi dan waktu penyulingan lebih singkat (Lutony, 1994).
Bila cara ini digunakan maka bahan yang akan disuling berhubungan langsung
dengan air mendidih. Bahan yang akan disuling kemungkinan mengapung di atas air
atau terendam seluruhnya, tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan
diperoses. Air dapat dididihkan dengan api secara langsung. Penyulingan air ini tidak
ubahnya bahan tanaman direbus secara langsung.
Bahan tanaman yang akan diperoses secara penyulingan uap dan air
ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah berlobang-lobang
yang ditopang di atas dasar alat penyulingan. Bagian bawah alat penyulingan diisi air
sedikit di bawah dimana bahan ditempatkan. Bahan tanaman yang akan disuling hanya
terkena uap, dan tidak terkena air yang mendidih.
3.Penyulingan uap
Uap yang digunakan lazim memilliki tekanan yang lebih besar daripada
tekanan atmosfer dan dihasilkan dari hasil penguapan air yang berasal dari suatu
pembangkit uap air. Uap air yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam alat
penyulingan. Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang menyolok pada ketiga alat
penyulingan tersebut. Namun demikian pemilihan tergantung pada cara yang
digunakan, karena reaksi tertentu dapat terjadi selama penyulingan (Sastrohamidjojo,
2004).
Sekarang ini sistem GC-MS sebagian digunakan sebagai peran utama untuk
analisa makanan dan aroma, petroleum, petrokimia dan zat-zat kimia di laboratorium.
Kromatografi gas merupakan kunci dari suatu teknik anlitik dalam pemisahan
komponen mudah menguap, yaitu dengan mengkombinasikan secara cepat analisa
sehingga pemecahan yang tinggi mengurangi pengoperasian. Keuntungan dari
kromatografi gas adalah hasil kuantitatif yang bagus dan harganya lebih murah.
Sedangkan kerugiannya tidak dapat memberikan indentitas atau struktur untuk setiap
puncak yang dihasilkan dan pada saat proses karakteristik yang didefenisikan sistem
tidak bagus (Mcnair, 2009).
Gas pembawa yang paling sering dipakai adalah helium (He), argon (Ar),
nitrogen (N2), hidrogen (H2), dan karbondioksida (CO2). Keuntungannya adalah
karena semua gas ini tidak reaktif dan dapat dibeli dalam keadaan murni dan kering
yang dikemas dalam tangki tekanan tinggi. Pemilihan gas pembawa tergantung pada
detektor yang dipakai. Gas pembawa harus memenuhi sejumlah persyaratan, antara
lain harus inert (tidak bereaksi dengan sampel, pelarut sampel, material dalam kolom),
murni, dan mudah diperoleh (Agusta, 2000).
Lubang injeksi didesain untuk memasukkan sampel secara cepat dan efesien.
Pada dasarnya, ada 4 jenis injektor pada kromatografi gas, yaitu :
a. Injeksi langsung (direct injection), yang mana sampel yang diinjeksikan akan
diuapkan dalam injektor yang panas dan 100% masuk menju kolom.
b. Injeksi terpecah (split injection), yang mana sampel yang diinjeksikan
diuapkan dalam injektor yang panas dan selanjutnya dilakukan pemecahan.
c. Injeksi tanpa pemecahan (splitness injection), yang mana hampir semua
sampel diuapkan dalam injektor yang panas dan dibawa ke dalam kolom
karena katup pemecah ditutup; dan
d. Injeksi langsung ke kolom (on colum injection), yang mana ujung semprit
dimasukkan langsung ke dalam kolom.
Teknik injeksi langsung ke dalam kolom digunakan untuk senyawa-senyawa
yang mudah menguap, karena kalau penyuntikkannya melalui lubang suntik,
dikawatirkan akan terjadi peruraian senyawa tersebut karena suhu yang tinggi
(Rohman, 2009)
2.5.1.3 Kolom
Fase diam disapukan pada permukaan dalam medium, seperti tanah diatome
dalam kolom atau dilapiskan pada dinding kapiler. Berdasarkan bentuk fisiknya, fase
diam yang umum digunakan pada kolom adalah fase diam padat dan fase diam cair.
2.5.1.5 Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor utama yang menentukan hasil analisis
kromatografi gas dan spektrometri massa. Umumnya yang sangat menentukan adalah
pengaturan suhu injektor dan kolom. Kondisi analisis yang cocok sangat bergantung
pada komponen minyak atsiri yang akan dianalisis. (Agusta, 2000).
2.5.1.6 Detektor
Pada sistem GC-MS ini, yang berfungsi sebagai detektor adalah spektrometer
massa itu sendiri yang terdiri dari sistem analisis dan sistem ionisasi, dimana Electron
Impact ionization (EI) adalah metode ionisasi yang umum digunakan (Agusta, 2000).
Ketika uap suatu senyawa dilewatkan dalam ruang ionisasi spektrometer massa, maka
zat ini dibombardir atau ditembak dengan elektron. Elektron ini mempunyai energi
yang cukup untuk melemparkan elektron dalam senyawa sehingga akan memberikan
ion positif, ion ini disebut dengan ion molekul (M+). Ion molekul cendrung tidak
stabil dan terpecah menjadi frakmen-frakmen yang lebih kecil. Frakmen-frakmen ini
yang akan menghasilkan diagram batang (Dachriyanus,2004).
Spektrum inframerah dapat diperoleh dari gas, cairan atau padatan. Spektrum
gas atau cairan yang mudah menguap dapat diperoleh dengan memuaikan cuplikan
kedalam suatu sel yang telah dikosongkan. Teknik fase uap ini terbatas karena secara
2.7. Bakteri
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metal
unggu sewaktu pewarnaan gram dan lebih tahan terhadap ketahanan terhadap
perlakuan fisik daripada bakteri gram negatif.
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
metil unggu pada metode pewarnaan gram. Ketahanan bakteri ini terhadap perlakuan
fisik kurang tahan.
2.7.2.1 Salmonella sp
2.7.2.2 Shigella