http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA
Oleh:
Amelia Handayani Burhan, Yuli Puspito Rini, Etza Faramudika, dan Rina Widiastuti
D-3 Farmasi, Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia,
Yogyakarta, Indonesia
*Corresponding Author:
Nama : Amelia Handayani Burhan
Lembaga : Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia
48
Email : amelia_handayani@poltekkes-bsi.ac.id
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No 02 Oktober (2018) 48-53
minyak (Ketaren, 2008). Salah satu parameter goreng curah sawit yang selanjutnya ditetapkan
penurunan mutu minyak goreng adalah angka angka peroksida.
peroksida. Angka peroksida adalah nilai
terpenting untuk menentukan derajat kerusakan
pada minyak atau lemak. Berdasarkan standar Waktu dan Tempat Penelitian
Nasional Indonesia (SNI)-3741-2013 batas Perlakuan dan penetapan angka peroksida
maksimum angka peroksida pada minyak dilakukan selama bulan Juni 2017 di
goreng adalah 10 mek O2/kg. Angka peroksida Laboratorium Kimia, Politeknik Kesehatan
yang tinggi dapat menurunkan kualitas minyak Bhakti Setya Indonesia, Yogyakarta.
goreng dan berbahaya bagi kesehatan misalnya
diare, kanker, dan menurunkan nilai cerna Alat dan Bahan
lemak. Selain itu angka peroksida yang Alat
terbentuk pada minyak goreng merupakan salah
satu zat radikal bebas yang dapat menyebabkan Neraca analitik (Ohaus, AR1140), botol
terjadinya pengendapan lemak dalam pembuluh timbang, kompor listrik, labu takar 1000 ml,
darah (artero sclerosis) (Ketaren, 2008). erlenmeyer tertutup 250 ml, pipet gondok 25
Hasil penelitian Hasibuan (2014) yang ml, pipet volume 1 ml, buret 25 ml, beaker
dilakukan terhadap 5 sampel minyak goreng glass.
curah yang diperjual belikan di Pasar Aksara
Medan, terdapat hanya satu sampel minyak Bahan
goreng sebelum penggorengan yang hampir Ikan lele, minyak goreng curah kelapa sawit,
memenuhi syarat mutu minyak goreng. Setelah asam asetat pekat (PA), kloroform (PA), kalium
dilakukan 5 kali penggorengan, terdapat iodide (PA), natrium thiosulfat 0,01 N (PA),
peningkatan peroksida yang signifikan pada indikator kanji 1 %, kalium bromat 0,01 N (PA)
tiap kali dilakukan penggorengan berulang. Hal dan akuades.
ini disebabkan karena pemanasan pada suhu Prosedur
tinggi yang terjadi selama proses
penggorengan. Hal ini juga dibenarkan dari Sampel minyak goreng curah sebanyak 500 ml
hasil studi yang dilakukan oleh Fakultas yang diperoleh dari Pasar Beringharjo
Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas digunakan untuk menggoreng ikan lele
Ahmad dahlan (UAD) Mulasari dan Utami sebanyak 5 kali pengulangan. Tiap
(2012) bahwa angka peroksida meningkat penggorengan diamati organoleptis dari minyak
karena proses penggorengan. goreng, masing-masing sampel diambil
Berdasarkan hasil tersebut di atas sebanyak ± 25 ml untuk disimpan dan
peneliti tertarik untuk meneliti perubahan angka ditetapkan angka peroksidanya.
peroksida minyak goreng curah sawit sebelum Sebanyak 5 g ditimbang seksama untuk
dan sesudah digunakan untuk menggoreng ikan sebelum dan sesudah penggorengan ke-satu, ke-
lele berulang dengan menggunakan metode dua, ke-tiga, ke-empat, ke-lima dimasukkan
iodometri. dalam erlenmeyer tertutup. Masing-masing
sampel ditambahkan campuran asetat-
Metode Penelitian kloroform 3:2 sebanyak 30 ml dan 0,5 ml
kalium iodide jenuh, dan didiamkan selama satu
Jenis Penelitian menit dalam tempat gelap. Selanjutnya
Jenis penelitian yang digunakan adalah true ditambahkan 30 ml akuades. Titrasi dengan
experimental design dengan bentuk posttest– Natrium thiosulfat 0,01 N hingga warna kuning
only control design yaitu terdapat dua hampir hilang, kemudian tambahkan larutan
kelompok. Kelompok pertama diberi perlakuan kanji 2 ml kocok dan lanjutkan titrasi hingga
dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang warna biru hilang. Penetapan kadar direplikasi
diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen tiga kali ( SNI, 2013 ). Prosedur serupa diulangi
dan kelompok yang tidak diberi perlakuan untuk larutan blangko.
disebut kelompok kontrol. Kelompok kontrol
yaitu minyak curah sebelum digoreng dan
sebagai kelompok eksperimen adalah minyak
yang diberi perlakuan dengan melakukan
pengulangan penggorengan pada minyak
49
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No 02 Oktober (2018) 48-53
50
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No 02 Oktober (2018) 48-53
karbon yang lebih pendek oleh radiasi energi minyak tidak stabil dan akan segera membentuk
tinggi, energi panas, katalis logam, atau enzim. senyawa aldehid atau keton maka perlu
Senyawa-senyawa dengan rantai lebih pendek dilakukan titrasi blangko. Titrasi blangko ini
adalah asam-asam lemak, aldehid, dan keton bertujuan untuk kalibrasi dengan mengurangi
yang menimbulkan bau tengik (Sudarmadji, kesalahan yang disebabkan oleh pereaksi,
dkk, 1996; Winarno, 2004; dan Ketaren, 2008). pelarut atau kondisi percobaan. Hal ini sesuai
dengan persamaan reaksi (1) dan (2).
53