Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN KE-5

PENDAHULUAN:
Materi pada perkuliahan ke lima ini diarahkan mahasiswa mampu
menjelaskan dan mengaplikasikan secara kritis dan objektif menganalisis tentang
badan usaha bisnis seperti Firma (Fa), Persekutuan komanditer (CV), Perseroan
Terbatas (PT), dan membahas tentang perizinan bisnis, akta pendirian dan nama
perusahaan, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Perizinan Lembaga
Pembiayaan, Perizinan Bidang Industri, Perizinan menurut Undang-undang
Gangguan (UUG/HO) dengan baik.

DESKRIPSI SNGKAT MATERI:


Materi pada perkuliahan ke lima ini akan menuju pengetahuan tentang :
 Bentuk Badan Usaha Bisnis

(1) Pengertian badan usaha bisnis

(2) Firma (Fa)

(3) Persekutuan komanditer (CV)

(4) Perseroan Terbatas (PT)

 Legalitas/Perizinan Bisnis

(1) Pengertian Perizinan bisnis

(2) Akta Pendirian dan Nama Perusahaan

(3) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

(4) Perizinan Lembaga Pembiayaan

(5) Perizinan Bidang Industri

(6) Perizinan menurut Undang-undang Gangguan (UUG/HO)

TUJUAN PEMBELAJARAN:
Secara umum, materi ini akan memberikan bekal kemampuan bagi
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengaplikasikan secara kritis dan objektif
tentang pentingnya dapat memahami tentang badan usaha bisnis : Firma (Fa),
Persekutuan komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT)Dan dapat memahami
tentang perizinan bisnis, akta pendirian dan nama perusahaan, Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), Perizinan Lembaga Pembiayaan, Perizinan Bidang Industri,
Perizinan menurut Undang-undang Gangguan (UUG/HO)

PENYAJIAN:

BENTUK - BENTUK BADAN USAHA BISNIS


A. Perseroan Firma

1. Pengertian Firma

Yang dimaksud dengan firma (partnership) adalah suatu usaha bersama


antara 2 (dua) orang atau lebih yang dimaksudkan untuk menjalankan suatu usaha
di bawah suatu nama bersama. Perusahaan dalam bentuk firma ini diawali
penyebutan namanya sering disingkat dengan “Fa”. Pengertian Firma menurut Pasal
16, 17, 18 KUHD Perseroan Firma : “Suatu Maatschaap/perseroan perdata yang
menyelenggarakan perusahaan atau nama bersama, dimana tiap-tiap pesero yang
tidak dikecualikan satu sama lain, dapat mengikatkan Fa dengan pihak ketiga dan
masing-masing bertanggungjawab atas seluruh utang secara tanggung
menanggung.” Firma adalah perseroan perdata / maatschaap yang khusus. Letak
kekhususannya sebagai berikut : - Menyelenggarakan perusahaan - Mempunyai
nama bersama, ( Pasal 17 KUHD ). - Pertanggungjawaban pesero secara tanggung
menanggung, ( Pasal 18 KUHD ).

Firma merupakan perseroan orang Peranan tiap-tiap pesero sangat penting,


sifat kepribadian para pesero sangat diutamakan. Buktinya : - Pasal 1641 KUH
Perdata Penggantian/pemasukan para pesero harus mendapat persetujuan semua
pesero. - Pasal 1627 Jo Pasal 1630 KUH Perdata. Melarang pesero untuk
melakukan konkurensi terhadap perusahaan - Pasal 18 KUHD Tanggung jawab
secara tanggung mananggung. - Pasal 17 KUHD Satu pesero bertindak semua
terikat

2. Cara Pendirian Firma

Proses pendirian suatu firma terbagi ke dalam beberapa tahap sebagai


berikut : a. Tahap pembuatan Akta Pendirian yang bentuknya akta otentik Suatu
firma didirikan dengan menggunakan akat yang harus dibuat oleh atau dihadapan
notaris ( akta otentik ). b. Tahap Pendaftaran Akta Firma Setelah akta firma dibuat
dihadapan otaris, maka akta firma haruslah didaftarkan dalam suatu register khusus
yang tersedia di kepaniteraan Pengadilan Negeri di wilayahnya firma tersebut
mempunyai tempat kedudukan. c. Tahap Pengumuman dalam Berita Negara Satu
petikan akta firma harus pula diumumkan dalam Berita Negara agar pihak ketiga
mengetahuinya dan agar perusahaan firma tersebut berlaku dan mengikat pihak
ketiga.
3. Fungsi Akta

Dalam Firma Pasal 22 KUHD menjelaskan bahwa : Ayat 1 : “Suatu


perseroan Firma harus didirikan dengan akta otentik”. Ayat 2 :„Namun ketiadaan
akta tidak dapat dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga”. Dari kedua ayat
tersebut dapat disimpulkan bahwa akta pada pendirian firma sebagai alat bukti
bukan syarat mutlak, sehingga Firma dapat didirikan secara lisan.

4. Bentuk persetujuan pendirian Firma

Bentuk persetujuan pendirian firma adalah persetujuan konsesual artinya


firma sudah sah didirikan atas dasar kesepakatan, walau tidak ada akta otentik.
Namun demikian, UU menghendaki perseroan Firma yang terangterangan agar
dapat diketahui oleh pihak ketiga, sehingga harus didaftarkan dan diumumkan. Hal
ini tertuang dalam kedua pasal berikut. Pasal 23 KUHD : pesero Firma diwajibkan
untuk mendaftarkan akta dalam register di PN. Pasal 28 KUHD : pesero Firma
diwajibkan mengumumkan akta pendirian tersebut. Oleh karena itu, menurut pasal
29 KUH Dagang, sanksi/akibat hukum bagi kelalaian mendaftarkan dan
mengumumkan perseoran Firma maka firma harus dianggap sebagai :

a. Perseroan umum, yaitu mengenai segala macam bidang perusahaan.


b. Didirikan untuk waktu yang tidak terbatas.
c. Seolah-olah tidak ada seorang pesero pun yang dikecualikan untuk
melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga.

Sistem Tanggung Jawab Para Partner dalam Firma : Setiap tindakan yang
dilakukan untuk dan atas nama firma, maka yang bertanggung jawab secara hukum
adalah para pesero itu secara renteng untuk seluruh hutang (jointly and severally)
dari firma tersebut, tanpa melihat siapakah diantara pesero tersebut yang secara rill
melakukan tindakan tersebut.

5. Hubungan antara para pesero

Kewajiban memberikan pemasukan kedalam kekayaan bersama bisa


berupa uang, barang atau jasa. - Kepengurusan dalam Firma, berlaku pasal 17
KUHDagang, itu berbuat semua terikat karena perbuatan tersebut, kecuali bagi
pesero yang dikecualikan. - Asas kepentingan bersama bahwa kepentingan
bersama perusahaan harus lebih didahulukan dari pada kepentingan para
pribadi masing-masing pesero - Pembagian keuntungan dan kerugian Bila
tidak diadakan pengaturan maka berlaku asas keseimbangan pemasukan,
dengan pengertian pemasukan tenaga kerja sama dengan pemasukan
barang dan uang yang paling kecil. Namun dalam prakteknya biasanya
didasarkan pada kesepakatan bersama - Pengantian para pesero
diperbolehkan memasukan orang ketiga namun dalam bagiannya dari
permodalan keseluruhan, bila ingin menjadi pesero penuh harus mendapat
persetujuan dari pesero lain.
6. Hubungan antara pesero dengan pihak ketiga

Tiap-tiap pesero mempunyai wewenang untuk mengadakan perikatan dengan


pihak ketiga untuk kepentingan firma, kecuali jika ada pesero yang
dikecualikan dari kewenangan tersebut (pasal 17 KUHD) bila tidak ada yang
dikecualikan, maka tiap pesero dianggap secara bertimbal balik memberi
kuasa namun bagi dan atas nama semua pesero untuk melakukan perbuatan
hukum dengan pihak ketiga.
Bila seorang pesero mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga
dimana tindakan tersebut tidak bersangkut paut dengan perseroan atau diluar
batas wewenangnya, maka perbuatan harus dipertanggungjawabkan secara
pribadi, kecuali bila membawa manfaat bagi perseroan dan disetujui oleh
semua perseroan.

7. Berakhirnya Fa

Firma dapat berakhir disebabkan karena beberapa hal berikut ini :

a. a. Jangka waktu berdirinya firma sudah habis.


b. b. Apabila adanya salah seorang pesero meninggal dunia, namun
ketentuan ini sering disimpangi, para pihak dapat mengadakan
kesepakatan bahwa apabila salah seorang pesero meninggal ,
perseroan tetap dilanjutkan oleh ahli warisnya dengan pesero lain yang
masih hidup.
c. c. Kehendak dari salah seorang atau beberapa orang pesero, dengan
mengindahkan tenggang waktu yang layak dan alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
d. d. Musnahnya objek firma.
e. Salah seorang pesero dinyatakan pailit.

B. Perseroan Komanditer/Commanditaire Vennootschaap (CV)

1. Pengertian CV

Perseroan Komanditer adalah :

Suatu bentuk badan usaha yang didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih,
dimana 1 (satu) orang atau lebih dari pendirinya adalah pesero aktif yakni yang aktif
menjalankan perusahaan dan akan bertanggung jawab penuh atas kekayaan
pribadinya, sementara 1 (satu) orang lain atau lebih merupakan persero pasif
(persero komanditer), dimana dia hanya bertanggung jawab sebatas modal yang
disetorkan saja. Dari pengertian CV di atas, terlihat bahwa bentuk usaha komanditer
tersebut merupakan bentuk kombinasi antara perseroan terbatas dengan
perusahaan firma karena suatu CV memiliki karakteristik perseroan terbatas (PT)
dan firma sekaligus.
Pengertian CV menurut Pasal 19, 20, 21 KUHD : Adalah : - Suatu bentuk
perseroan yang menyelenggarakan perusahaan, didirikan oleh satu orang atau lebih
yang dapat mengikatkan CV dengan pihak ketiga dan bertanggungjawab secara
tanggung menanggung sampai kekayaan pribadi, (Pesero Aktif/Pesero
Komplementer) dengan - Satu orang atau lebih yang turut memasukkan modal dan
bertanggungjawab terbatas sampai jumlah modal yang dimasukkan serta tidak boleh
melakukan kepengurusan, memberikan nama dan bekerja pada perseroan (Pesero
Pasif/Pesero Komanditer).

Dengan demikian CV merupakan bentuk perbatasan/tussenform/antara


Firma dengan Perseroan Terbatas.

2. Bentuk-bentuk CV

Dilihat dari cara berhubungan dengan pihak ketiga :

1) 1) CV terang-terangan Adalah CV yang dengan terang-terangan menyatakan


dirinya sebagai CV kepad pihak ketiga. Hal ini dapat dilihat pada papan
nama atau pada kepala surat yang keluar. Istilah terang-terangan tertuju
pada pernyataan diri sebagai CV kepada pihak ketiga.
2) 2) CV diam-diam Adalah CV yang belum menyatakan dirinya dengan
terang-terangan kepada pihak ketiga sebagai CV. Bila CV bertindak
keluar, masih m,enyatakan dirinya sebagai firma, namun didalamnya sudah
menjadi CV. Karena salah seorang atau beberapa orang pesero sudah
menjadi pesero komanditer. Menurut pasal 19 ayat 2 KUH Dagang, CV
pada saat yang sama dapat merupakan firma bagi pesero pengurus, juga
dapat merupakan CV bagi pessero pengussrus dengan pesero komanditer.

Dilihat dari cara pembentukan modal :

1) 1) CV Umum Adalah CV yang pembentukan modalnya baik yang berasal dari


pesero komplementer maupun pesero komanditer dalam bentuk pemasukan
modal nominal uang biasa.
2) CV Atas Saham-saham. Adalah CV terang-terangan yang pembentukan
modalnya dengan cara mengeluarkan saham-saham. CV atas saham tidak
diatur dalam KUH Dagang
3) Cara Pendirian CV Undang undang sama sekali tidak mengatur bagaimana cara
pendirian CV, sehingga CV dapat didirikan dalam bentuk bebas :
- Lisan
- Tertulis
- Akta di bawah tangan
- Akta otentik

Namun dalam praktek biasanya perseroan komanditer didirikan dengan


langkah-langkah berikut ini :

- Membuat akta pendirian dengan menggunakan akta otentik;


- Akta pendirian yang otentik tersebut didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan
Negeri;
- Akta pendirian yang sudah didaftarkan tersebut diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia.

4. Hubungan Antara Para Pesero CV

Pesero Komanditer hanyalah mungkin memasukan uang dan barang tidak mungkin
memberi pemasukan berupa tenaga kerja/jasa. Karena pesero ini dilarang
melakukan kepengurusan.

- Pengurusan Yang berhak melakukan kepengurusan hanyalah pesero


komplementer. Pasal 20 ayat 2KUHDagang, melarang pesero komanditer
melakukan pengurusan, walau diberi kuasa untuk itu.
- Pembagian Keuntungan dan Kerugian Berlaku ketentuan Pasal 1633 s/d Ps.
1635 KUH Perdata. Biasanya diatur dalam perjanjian pendirian CV yang
bersangkutan. Pesero Komanditer kedudukannya sama dengan PT, yaitu :
- Tak boleh dituntut menambah pemasukan.
- Tak boleh diminta untuk mengembalikan keuntungan yang telah diperoleh.
- Pembayaran kerugian, tidak boleh lebih besar dari pemasukan. Pesero
komplementer kedudukan sama dengan Fa, yaitu :

- Beban untuk mengganti kerugian yaitu sampai harta kekayaan pribadi.

5. Pertanggung jawaban Pesero terhadap Pihak ketiga

Pesero Komaditer : bertanggungjawab terbatas, sampai jumlah modal yang


dimasukan, bila melakukan pelanggaran dalam Ps. 20 ayat 1 dan 2 maka tanggung
jawab sama dengan Pesero Komplementer. Pesero Komplementer :
bertanggungjawab penuh sampai harta kekayaan pribadi.

6. Berakhirnya CV

Peraturan tentang berakhirnya Firma berlaku juga bagi berakhirnya CV.

C. Perseroan Terbatas ( PT )

1. Pengertian Perseroan Terbatas dan Dasar Hukum

Perseroan Terbatas (Limited Liability Company, Naamloze Vennootschap)


adalah bentuk yang paling populer dari semua bentuk usaha bisnis. Yang dimaksud
dengan perseroan terbatas menurut hukum Indonesia adalah suatu badan hukum
yang didirikan berdasarkan perjanjian antara 2 (dua) orang atau lebih, untuk
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham-saham.

Sebelumnya perseroan terbatas ini diatur dalam pasal 36 sampai dengan


pasal 56 KUH Dagang, tetapi ketentuan perseroan terbatas dalam KUH Dagang
tersebut kemudian tidak berlaku setelah adanya Undang-Undang Perseroan
Terbatas yaitu UU No 1 Tahun 1995 yang merupakan undang-undang khusus
mengatur tentang perseroan terbatas tersebut, kemudian diperbaharui oleh UU
No. 40 Tahun 2007. Menurut UU No. 40/2007 Perseroan Terbatas adalah “Badan
Hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU ini serta peraturan
pelaksanaannya”.

2. Proses/ Cara Pendirian Perseroan Terbatas

Proses pendirian terbatas pada prinsipnya terdiri dari 4 (empat) tahap :

a. Tahap Pembuatan Akta Pendirian oleh Notaris Merupakan tahap awal dalam
proses pendirian suatu perseroan. Akta notaris diperlukan untuk merumuskan
akta pendirian perseroan yang di dalamnya terdapat anggaran dasar
perseroan tersebut. Pada saat proses pendirian di depan notaris, modal harus
sudah ditempatkan minimal 25 % dari modal perseroan dan sudah harus
disetor penuh. Di samping itu, nama perseroan terbatas yang definitif sudah
harus ada, yang berarti sebelumnya nama perseroan terbatas tersebut sudah
harus di-reserve terlebih dahulu dari Departemen Kehakiman. Tahap ini
pihak pendiri sudah mulai berbisnis dengan mengatasnamakan perusahaan.
Karena badan hukumnya belum terbentuk yang bertanggung jawab terhadap
pihak ketiga adalah pribadi para pendiri.
b. Tahap Pengesahan Akta pendirian perseroan terbatas yang dibuat notaris
tersebut harus diajukan kepada Menteri Kehakiman untuk mendapatkan
pengesahan. Sejak disahkannya anggaran dasar tersebut, maka perusahaan
telah mendapat status badan hukum.
c. Tahap Pendaftaran dalam Daftar Perusahaan Setelah anggaran dasar
perusahaan disahkan oleh yang berwenang, maka perusahaan tersebut mesti
didaftarkan dalam daftar perusahaan.
d. Tahap Pengumuman dalam Berita Negara

Merupakan tahap terakhir dalam proses pendirian perseroan terbatas. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi unsur keterbukaan kepada masyarakat bahwa suatu
perseroan terbatas dengan nama tetentu serta maksud dan tujuan tertentu sudah
didirikan.

3. Tanggung Jawab Perseroan Terbatas

Tanggung jawab dalam suatu perseroan terbatas pada prinsipnya sebatas


atas harta yang ada dalam perseroan tersebut. Artinya, jika ada gugatan dari pihak
manapun, pihak pemegang harta pribadi dari pemegang saham, direksi atau
komisaris pada prinsipnya tidak boleh ikut disita. Namun demikian, prinsip tanggung
jawab terbatas tersebut tidak berlaku dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Persyaratan perseroan terbatas sebagai badan hukum belum berlaku atau
tidak terpenuhi.
b. Pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung atau tidak dengan
itikad buruk memanfaatkan perseroan terbatas semata-mata untuk
kepentingan pribadi.
c. Pemegang saham dari perseroan terbatas terlibat dalam perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan.
d. Pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung atau tidak secara
melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan, yang mengakibatkan
kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi hutang
perseroan terbatas tersebut. e. Direksi akan bertanggung jawab secara
pribadi jika dia bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya selaku
direksi.
e. Komisaris akan bertanggung jawab secara pribadi jika dia bersalah atau
lalai dalam menjalankan tugasnya selaku komisaris.

4. Modal dan Saham

a. Jenis-jenis Modal Perseroan Terbatas

1) Modal Dasar Merupakan seluruh modal perseroan, seperti yang dituangkan


dalam anggaran dasar. Minimal Rp. 50.000.000,-
2) Modal Ditempatkan Adalah sebagian atau seluruh modal dasar yang telah
diperuntukan atau dijatah kepada pemegang saham tertentu, baik bagi
pesero pendiri maupun bagi pesero lainnya. Minimal pesero pendiri telah
menempatkan sebesar 25 persen dari seluruh modal perseroan.
3) Modal Setor

Adalah modal yang telah ditempatkan dan diperuntukkan bagi masing-masing


pemegang saham dan telah disetor. Modal harus disetor penuh oleh pemegang
saham tersebut, sehingga uang penyetoran saham tersebut dapat dipergunakan
oleh perusahaan untuk menjalankan bisnisnya.

b. Modal Minimal dalam Perseroan Terbatas

Ditempatkan minimal sebesar 25% dari modal dasar (menurut hukum modal
dasar keseluruhan adalah minimal : Rp. 50.000.000.

c. Penyetoran Saham Setiap modal yang ditempatkan harus disetor penuh.

d. Hak-hak Pemegang Saham

1) Hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham.


2) Hak untuk menerima deviden. Hak untuk menerima sisa kekayaan dalm
proses likuidasi
3) Hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
4) Hak untuk menerima sisa kekayaan dalam proses likuidasi
e. Klasifikasi Saham

1) Saham biasa;

2) Saham dengan hak suara yang:

a) Khusus;

b) Bersyarat;

c) Terbatas;

d) Tanpa hak suara.

3) Saham yang setelah jangka waktu tertentu dapat :

a) Ditarik kembali;

b) Ditukar dengan klasifikasi saham yang lain.

4) Saham yang memberikan hak kepada pemegangnua untuk mendapatkan :

a) Pembagian dividen secara kumulatif;

b) Pembagian dividen secara nonkumulatif.

5) Saham yang memberikan terlebih dahulu kepada pemegangnya daripada


pemegang saham lainnya atas pembagian dividen dan sisa kekayaan perseroan
dalam likuidasi.

5. Organ-organ Perseroan Terbatas

a. Rapat Umum Pemegang Saham

Adalah pemegang kekuasan tertinggi dalam PT. Segala keputusan harus


dijelmakan melalui RUPS

b. Direksi

Adalah organ PT yang menjalankan perusahaan. Direksi bertanggung


jawab atas maju mundurnya perusahaan.

c. Komisaris Adalah

berfungsi mengawasi jalannya PT yang dilaksanakankan oleh direksi.


Dengan demikian dapat disimpulakn bawa cara/proses pendirian PT perlu
memenuhi dua persyaratan yaitu baik syarat formal maupun syarat materiil.
Secara skematis proses/ cara pendirian PT tersebut dapat dilihat dalam gambar
berikut ini :

6. Pembubaran Perseroan Terbatas


diatur dalam Pasal 142 UU PT No. 40 Tahun 2007 sebagai berikut :
1) Berdasarkan Keputusan RUPS

2) Jangka waktu telah berakhir.

3). Penetapan pengadilan

- Permohonan kejaksaan , apabila melanggar kepentingan umum

- Permohonan satu atau lebih pemegang saham mewakili min 1/10 bagian dari
jumlah seluruh saham.

- Permohonan kreditur

Tidak mampu membayar utang setelah pailit.

Kekayaan perseroan tidak cukup melunasi utang setelah pernyataan pailit dicabut.
- Permohonan pihak yang berkepentingan adanya cacat hukum dalam akta
pendirian.

4) Dicabutnya Kepailitan berdarkan putusan Pengadilan Niaga yang telah


mempunyai kekuatan hukum tetap.

5) Harta pailit perseroan telah dinyatakan pailit dalam keadaan Insol-vensi.

6) Dicabutnya izin usaha.

KESIMPULAN:
Badan usaha merupakan salah satu sarana untuk dunia perdagangan dan
disesuaikan dengan kebutuhan dari pada kegiatan usaha tersebut,badan usaha
adayang merupakan badan usaha yang harus memiliki akta dalam pendiriannya dan
ada pula yang cukup secara lisab saja sesuai dengan kesepakatan para pihak.

Badan usaha merupakan sarana yang mengakomodir dan mengatur agar


bagaimana suatu kegiatan perdagangan dapat berjalan,badanusaha mempunyai
struktur yang sedemikian rupa sehingga dapat menjadikan kegiatan perdagangan
menjadi baik dan dapat trcapainya suatu tujuan tertentu.
Daftar Pustaka
Abdurrahman, A, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan , jakrta,
Pradnya Pramitra, 1991: 150.

Burton Simatupang Richard, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta
1996

Depdikas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT. Balan Pustaka, Jakarta, 1994.

Friedman, Jack. P, Dictionary of Business Term. New York, USA, Baron’s


Educational Services, Inc, 1987:66

Fuadi Munir, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern Di Era Global,
Citra Adytya Bakti, Bandung 2002.

Nurani.nina, Hukum Bisnis Suatu Pengantar, Insan Mandiri, Bandung 2009

Anda mungkin juga menyukai