Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Ambarwati (2014) semakin tua umur seseorang, maka akan semakin
menurun kemampuan fisiknya, hal ini dapat mengakibatkan kemunduran pada
peran sosialnya dan juga akan mengakibatkan gangguan dalam hal mencukupi
kebutuhan hidupnya. Meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan
orang lain dengan kata lain akan menurunkan tingkat kemandirian lansia tersebut.
Maslow (1962, dikutip oleh Ambarwati 2014) menyebutkan teori tentang hierarki
kebutuhan, tingkatan yang tertinggi (ke-5) adalah kebutuhan aktualisasi diri (need
for self Actualization) yang terkait dengan tingkat kemandirian, kreatifitas,
kepercayaan diri dan mengenal serta memahami potensi diri sendiri.
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015, populasi
penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih, mencapai 900 juta jiwa.
Dewasa ini, terdapat 125 juta jiwa yang berusia 80 tahun atau lebih, pada tahun
2050, diperkirakan mencapai 2 milliar jiwa di seluruh dunia. Akan ada hampir
sebanyak 120 juta jiwa yang tinggal sendiri di Cina, dan 434 juta orang di
kelompok usia ini di seluruh dunia. Di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia
sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar
5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia
24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah
Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi (Departemen Kesehatan
RI, 2013; WHO, 2015).
Dari sensus penduduk dunia, Indonesia mengalami peningkatan jumlah lansia
(60 tahun ke atas) dari 3,7% pada tahun 1960 hingga 9,7% pada tahun 2011.
Diperkirakan akan meningkat menjadi 11,34% pada tahun 2020 dan 25% pada
tahun 2050. Jumlah orang tua di Indonesia berada di peringkat keempat terbesar di
dunia setelah China, India, dan Amerika. Propinsi Jawa tengah adalah salah satu
propinsi yang mempunyai penduduk usia lanjut diatas jumlah lansia nasional yang
hanya 7,6% pada tahun 2000 dan dengan usia harapan hidup mencapai 64,9 tahun.
Secara kuantitatif kedua parameter tersebut lebih tinggi dari ukuran nasional
(Kadar, Francis, dan Sellick, 2012; Departemen Kesehatan, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi Lansia ?
2. Apa Batasan Lansia ?
3. Apa Perubahan- Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia ?
4. Bagaimana Teori Proses Lansia ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Definisi Lansia
2. Untuk Mengetahui Batasan Lansia
3. Untuk Mengetahui Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
4. Untuk Mengetahui Teori Proses Lansia

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika dalam pembuatan makalah ini adalah :
BAB I : Berisi Tentang Pendahuluan
BAB II : Berisi Tentang Tinjauan Teoritis
BAB III : Berisi Tentang Kesimpulan Dan Saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
ke atas, menurut UU RI No.13 tahaun 1998 Bab 1 pasal 1. Organisasi kesehatan
Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle
age) adalah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60-74 tahun, lanjut usia tua
(old) adalah 75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahaun (Nugroho,
2008).
Lansia merupakan seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik pria
maupun wanita, yang masih aktif beraktivit dan bekerja ataupun mereka yang
tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang
lain untuk menghidupi dirinya (Tamher,2009).
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih yang
terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit melainkan
suatu proses natural tubuh meliputi terjadinya perubahan deoxyribonucleic acid
(DNA), ketidaknormalan kromosom dan penurunan fungsi organ dalam tubuh.
Sekitar 65% dari lansia yang mengalami gangguan kesehatan, hidup hanya
ditemani oleh seseorang yang mengingatkan masalah kesehatannya, dan 35%
hidup sendiri. Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan
berbagai macam masalah, baik masalah secara fisik, biologis, mental maupun
masalah sosial ekonomi (Nies & McEwen, 2007; Tamher & Noorkasiani, 2009).
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak
proporsional (Nugroho, 2006).
Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lansia apabila
usianya 60 tahun ke atas,baik pria maupun wanita. Sedangkan Departeman
kesehatan RI menyebutkan seseorang dikatakan berusia lanjut usia dimulai dari
usia 55 tahun keatas. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) usia lanjut dimulai
dari usia 60 tahun ( Kushariyadi, 2010; Indriana, 2012; Wallnce, 2007).
Masa lansia adalah periode perkembangan yang mulai masuk pada usia 60
tahun dan berakhir dengan kematian. Masa ini adalah masa menurunnya kekuatan
dan kesehatan sehingga harus mulai menyesuaikan diri (Santrock, 2006). Lanjut
usia merupakan kejadian yang sudah pasti akan dilalui oleh semua orang yang
dikarunia usia panjang (Murwani, 2011). Tahap lansia adalah tahap siklus akhir
hidup manusia dan merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat
dihindari dan akan dialami oleh siapapun.
2.2 Batasan Lansia
WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia
kronologis/biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan (middle age)
antara usia 45 sampai 59, lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun,
lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun, dan usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun.
Sedangkan Nugroho (2000) menyimpulkan pembagian umur berdasarkan
pendapat beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah
berumur 65 tahun ke atas. Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro, lanjut usia
dikelompokkan menjadi usia dewasa muda (elderly adulthood), 18 atau 29 – 25
tahun, usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25 – 60 tahun atau 65
tahun, lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun yang dibagi
lagi dengan 70 – 75 tahun (young old), 75 – 80 tahun (old), lebih dari 80 (very
old).
Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1965 Pasal 1 seseorang dapat
dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah bersangkutan mencapai
umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Undang-
Undang No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.
a. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
2) Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
b. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga
katagori, yaitu:
1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas.
2.3 Perubahan – Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara
degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia,
tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan sexual
(Azizah, 2018).
1. Perubahan Fisik
a) Sistem Indra
Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh
karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak
jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.
b) Sistem Intergumen: Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak
elastis kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi
tipis dan berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea
dan glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal
dengan liver spot.

c) Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia antara lain sebagai berikut :
Jaringan penghubung (kolagen dan elastin). Kolagen sebagai pendukung
utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan pengikat mengalami
perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur.
d) Kartilago: jaringan kartilago pada persendian lunak dan mengalami
granulasi dan akhirnya permukaan sendi menjadi rata, kemudian
kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan degenerasi yang
terjadi cenderung kearah progresif, konsekuensinya kartilago pada
persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan.
e) Tulang: berkurangnya kepadatan tualng setelah di obserfasi adalah bagian
dari penuaan fisiologi akan mengakibatkan osteoporosis lebih lanjut
mengakibatkan nyeri, deformitas dan fraktur.
f) Otot: perubahan struktur otot pada penuaan sangat berfariasi, penurunan
jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan
jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek negatif.
g) Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan
fasia mengalami penuaan elastisitas.
2. Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi
Perubahan sistem kardiovaskuler dan respirasi mencakup :
a) Sistem kardiovaskuler Massa jantung bertambah, vertikel kiri mengalami
hipertropi dan kemampuan peregangan jantung berkurang karena
perubahan pada jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan klasifikasi Sa
nude dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat.
b) Sistem respirasi
Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru
tetap, tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengompensasi
kenaikan ruang rugi paru, udara yang mengalir ke paru berkurang.
Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak mengakibatkan gerakan
pernapasan terganggu dan kemampuan peregangan toraks berkurang.
c) Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada system pencernaan, seperti penurunan
produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata : (1) Kehilangan gigi, (2)
Indra pengecap menurun, (3) Rasa lapar menurun (sensitifitas lapar
menurun), (4). Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
d) Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak fungsi
yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan
reabsorpsi oleh ginjal.
e) Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang
progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan
koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
f) Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya ovary dan
uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat
memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur-
angsur.
3. Perubahan Kognitif
a) Memory (Daya ingat, Ingatan)
b) IQ (Intellegent Quocient)
c) Kemampuan Belajar (Learning)
d) Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
e) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
f) Pengambilan Keputusan (Decission Making)
g) Kebijaksanaan (Wisdom)
h) Kinerja (Performance)
4. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b) Kesehatan umum
c) Tingkat pendidikan
d) Keturunan (hereditas)
e) Lingkungan
f) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
g) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan
h) Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
famili.
i) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran
diri,
perubahan konsep diri.
5. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya. Lansia
semakin matang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak sehari-hari.
6. Perubahan Psikososial
a) Kesepian Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita
penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama
pendengaran.
b) Duka cita (Bereavement) Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau
bahkan hewan kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah
rapuh pada lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan
kesehatan.
c) Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti
dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode
depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan dan
menurunnya kemampuan adaptasi.
d) Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas umum,
gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif, gangguan-
gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan
berhubungan
dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping obat, atau
gejala penghentian mendadak dari suatu obat.
e) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga),
lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau berniat
membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi/diisolasi atau
menarik diri dari kegiatan sosial.
f) Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat
mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain-main
dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang dengan tidak teratur.
Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang kembali.
2.4 Teori Proses Lansia
Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penurunan fungsi tubuh.
Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia,
penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Kemampuan
regenerative pada lansia terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
1. Teori – teori biologi
a) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory) Menurut teori ini menua
telah terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu. Menua
terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang deprogram oleh
molekul – molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin
(terjadi penurunan kemampuan fungsional sel.
b) Pemakaian dan rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel
tubuh lelah (rusak)
c) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory) Di dalam proses
metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan
tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan
tubuh menjadi lemah dan sakit.
d) Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory) Sistem
immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus
kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
e) Teori stress Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan
tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh
lelah terpakai.
f) Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak
stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen
bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini
dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
g) Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
h) Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
2. Teori kejiwaan social
a) Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Lansia mengalami penurunan jumlah kegiatan yang dapat dilakukannya.
Teori ini menyatakan bahwa lansia yang sukses adalah mereka yang aktif
dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
b) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lansia.
Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap
stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.
c) Kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lansia sangat dipengaruhi oleh
tipe personality yang dimiliki.
d) Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan
ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss),
yakni:
- Kehilangan peran
- Hambatan kontak social
- Berkurangnya kontak komitmen
` Sedangkan Teori penuaan secara umum menurut Ma’rifatul (2011) dapat
dibedakan menjadi dua yaitu teori biologi dan teori penuaan psikososial:
1. Teori Biologi
a) Teori seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan
kebanyakan sel–sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika
seldari tubuh lansia dibiakkanlalu diobrservasi di laboratorium terlihat
jumlah sel–sel yang akan membelah sedikit. Pada beberapa sistem, seperti
sistem saraf, system musculoskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan
organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena
rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko akan mengalami
proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama
sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri (Azizah, 2011).
b) Sintesis Protein (Kolagen dan Elastis)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia.
Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan
kimia pada komponen protein dalam jaringan tertentu. Pada lansia beberapa
protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh
dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda.
Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada kulit yang
kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan
bertambahnya usia. Hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan
perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitanya dan cenderung
berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada system
musculoskeletal (Azizah dan Lilik, 2011).
c) Keracunan Oksigen
Teori ini tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam
tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun
dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri tertentu.
Ketidakmampuan mempertahankan diri dari toksin tersebut membuat
struktur membran sel mengalami perubahan serta terjadi kesalahan genetik.
Membran sel tersebut merupakan alat sel supaya dapat berkomunikasi
dengan lingkungannya dan berfungsi juga untuk mengontrol proses
pengambilan nutrisi dengan proses ekskresi zat toksik di dalam tubuh.
Fungsi komponen protein pada membrane sel yang sangat penting bagi
proses tersebut, dipengaruhi oleh rigiditas membran. Konsekuensi dari
kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis
yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ
berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh
(Azizah dan Lilik, 2011).
d) Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan.
Walaupun demikian, kemunduran kemampuan sistem yang terdiri dari
system limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang
berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang atau perubahan
protein pasca tranlasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan
system imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi isomatik
menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini
akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang
mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya.
Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun. Disisi
lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan
pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun,
sehingga sel kanker leluasa membelah-belah (Azizah dan Ma’rifatul L.,
2011).
e) Teori Menua Akibat Metabolisme
Menurut Mc. Kay et all., (1935) yang dikutip Darmojo dan Martono
(2004), pengurangan “intake” kalori pada rodentia muda akan menghambat
pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena jumlah
kalori tersebut antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau
beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon yang
merangsang pruferasi sel misalnya insulin dan hormon pertumbuhan.
2. Teori psikologis
a) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya
setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap
terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lansia yang
sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial
(Azizah dan Ma’rifatul, L., 2011).
b) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Identity
pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan
dengan masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, kelurga
dan hubungan interpersonal (Azizah dan Lilik M, 2011).
c) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau
menarik diri dari pergaulan sekitarnya (Azizah dan Lilik M, 2011).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
ke atas, menurut UU RI No.13 tahaun 1998 Bab 1 pasal 1. Organisasi kesehatan
Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle
age) adalah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60-74 tahun, lanjut usia tua
(old) adalah 75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahaun (Nugroho,
2008).
Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1965 Pasal 1 seseorang dapat
dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah bersangkutan mencapai
umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Undang-
Undang No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.
c. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :
4) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
5) Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
6) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
d. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga
katagori, yaitu:
3) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
4) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas.
Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penurunan fungsi tubuh.
Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia,
penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Kemampuan
regenerative pada lansia terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penyusunan makalah ini, maka dapat dibuat saran
sebagai berikut : penulis berharap akademik dapat menyediakan sumber buku
dengan tahun dan penerbit terbaru, sebagai bahan informasi yang penting dalam
pembuatan makalah dapat meningkatkan kualitas pendidikan terutama dengan
pembuatan makalah dalam praktek maupun teori.
DAFTAR PUSTAKA

1. ANDA, 2014. North American Nursing Diagnosis Association, Nursing


Diagnosis, Definition dan Classification 2015-2017. Pondicherry, India.
2. Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans
Info Media.
3. Craven, R.F & Hirnle, C.J. 2015. Fundamental of nursing: Human health
ang function. (4thed.), Philadelphia: Lippincott.
4. Kushariyadi, (2011). Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia. Jakarta:
Salemba Medika.
5. Sarif La Ode. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandar Nanda,
NIC, NOC, Dilengkapi dengan Teori dan Contoh Kasus Askep. Jakarta:
Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai