PENDAHULUAN
1
galiandengan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum
pengolahan awal.2. Memaksimalkan jumlah daya angkutDengan dipisahkannya
antara tailing dengan konsentrat, maka pada saat proses pemindahan bahangalian,
kita tidak perlu memindahkan zat pengotornya, sehingga jumlah bahan galian
yang dapat kitapindahkan menjadi maksimal dan hal ini akan mempengaruhi pada
cost transportasi pemindahan bahangalian (Hauling) yang semakin rendah.
1.2 Maksud
Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktikum pengolahan bahan galian
adalah:
1.3 Tujuan
I.4 Manfaat
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam pengolahan bahan galian dilakukan dalam tiga tahapan utama yaitu
Preparasi (merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi),
Konsentrasi (merupakan suatu proses pemisahan antara mineral berharga dengan
mineral tak berharga sehingga didapatkan kadar yang lebih tinggi dan
menguntungkan) dan Dewatering (merupakan proses pemishan antara cairan
dengan padatan).
3
Skema Tahapan – Tahapan Pengolahan Bahan Galian
4
A. Preparasi
Merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi.
Preparasi dilakukan melaui beberapa tahap, yaitu:
a) Kominusi
Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir atau proses meliberasi
bijih. Kominusi terbagi dalam tiga tahap yaitu:
1. Primary Crushing
Merupakan tahap pengancuran yang pertama, untuk material yang berukuran
besar ± 84 x 60 inchi dan produknya berukuran 4 inchi. Alat-alat yang digunakan
dalam primary chrushing adalah Jaw crusher dan Gyratory crusher.
2. Secondary Crushing
Merupakan tahap lanjutan dari primary crushing dimana ukran umpan lebih
kecil dari 6 inchi dan produknya berukuran 0,5 inchi. Alat-alat yang digunakan
adalah Jaw crusher (kecil), Gyratiry crusher (kecil), dan Cone crusher
3. Fine Crushing (Grinding Mill)
Milling merupakan lanjutan dari proses primary crushing dan secondary
crushing. Proses penghancuran pada milling menggunkan shearing stress. Milling
dklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan bentuk cell dan grinding
media.
b) Sizing
Merupakan pengelompokan mineral, dapat dilakukan dengan beberapa
cara,yaitu:
5
c) Classifying
Kecepatan pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk dan berat jenis
partikel. dalam classifying ini partikel kasar, berat dan berbentuk bulat akan
mengendap lebih cepat daripada partikel yang ringan dan berbentuk tidak teratur.
Berdasarkan media pemisahnya, classifying terdiri atas:
B. Konsentrasi
Merupakan suatu proses pemisahan antara mineral berharga dengan
mineral tak berharga sehingga didapatkan kadar yang lebih tinggi dan
menguntungkan. Ada beberapa cara pemisahan yang mendasarkan pada sifat fisik
mineral diantaranya adalah:
a) Warna, kilap dan bentuk Kristal, konsentrsi yang dilakukan dengan
tangan biasa (hand picking/hand sorting)
b) Gravity concentration, konsentrasi yang berdasarkan pada berat jenis.
c) Sifat kemagnetan, mineral dipisahkan berdasarkan sifat kemagnetan
yang dimiliki. Alat yang biasa digunakan adalah magnetic separator.
d) Daya hantar listrik, alat yang biasa digunakan adalah high tension
separator atau electro static separator yang hasilnya berupa mineral
6
konduktor dan non konduktor. Proses ini selalu dilakukan dalam keadaan
kering.
e) Sifat permukaan mineral, permukaan mineral ada yang bersifat senang dan
tidak senang terhadap gelembung udara. Untuk mengubah mineral yang
senang terhadap air menjadi senang terhadap udara biasanya digunakan
reagent kimia seperti Collector, Modifier dan Frother.
C. Dewatering
Merupakan proses pemishan antara cairan dengan pedatan. Proses ini
dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:
1. Thickening, Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan
berdasarkan atas kecepatan mengendap partikel atu mineral dalam suatu
pulp
2. Filtarsi, Proses filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari campuran
fasa cair. Pada filtrasi secara garis besar pemisahannya adalah material
ditampung dalam suatu filter maka material tersebut akan tetap berada di
atas filter sedangkan air akan lolos meninggalkan filter.
3. Drying, Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara
pemanasan sehingga padatan benar-benar bebas dari cairan. Pada drying
pemisahannya dilakukan dengan cara penguapan (evaporasi).
7
Gyratory Crusher. Umpan yang digunakan biasanya berasal dari hasil
penambangan dengan ukuran berkisar 1500 mm, dengan ukuran setting antara 30
mm sampai 100 mm. Ukuran terbesar dari produk peremukan tahap pertama
biasanya kurang dari 200 mm.
Jaw crusher diperkenalkan oleh Blake dan Dodge , dan beroperasi dengan
menerapkan penghancur bertekanan. Merupakan salah satu peralatan pemecah
batu yang paling terkenal di dunia. Jaw Crusher sangat ideal dan sesuai untuk
penggunaan pada saat penghancuran tahap pertama dan tahap kedua. Memiliki
kekuatan anti-tekanan dalam menghancurkan bahan paling tinggi hingga dapat
mencapai 320 Mpa. Keuntungan stone crusher model jaw crusher ini antara lain :
8
Untuk pengolahan mineral pertambangan, jaw crusher dapat digunakan
untuk pengolahan menghancurkan bauksit, bijih tembaga, bijih emas, bijih besi,
bijih timah, mangan, bijih perak, bijih seng, alunite, aragonit, arsenik, aspal, ball
clay, barit, basal, bentonit, kokas, beton, dolomit, feldspar, granit, kerikil, gipsum,
kaolin, batu kapur, marmer, kuarsa, pasir silika, dll. Sering digunakan sebagai
peralatan pengolahan primer, sehingga jaw crusher dianggap memiliki kelebihan
dalam pemeliharaan mudah dan baik untuk instalasi.
Jaw crusher dapat mencapai rasio 4-6 dan menghancurkan bentuk produk
akhir. Mereka banyak diterapkan untuk menghancurkan kekerasan tinggi,
kekerasan pertengahan dan batu lunak dan bijih seperti terak, bahan bangunan,
marmer, dll. Kekuatan resistensi tekanan di bawah 350Mpa, yang, cocok untuk
menghancurkan primer. Jaw crusher bisa digunakan dalam kimia pertambangan,
industri metalurgi, konstruksi, jalan dan bangunan kereta api,, kemahiran, dan
lain-lain.
9
Bagian-bagian dari Jaw Crusher:
10
6. Adjust Seat adalah bagian yang digunakan untuk mengatur
naik turunnya dinding penghancur.
7. Adjustable wedge adalah bagian penyesuai gerakan pada saat
alat bekerja.
8. Spring adalah digunakan untuk menggerakkan toggle plate.
9. Fly wheel adalah roda yang berputar pada saat bekerja.
10. Frame adalah bagian pelindung luar atau penutup.
11. Eccentric shaft adalah poros yang berputar dan menyebabkan
alat bergerak.
12. Bearing adalah bagian yang berfungsi sebagai bantalan bagi
eccentric shaft.
13. Belt pulley wheel adalah sabuk yang meng gerakkan roda
dan di hubungkan ke motor penggerak.
Double atau tripel stage single roll merupakan pengembangan dari ukuran
pereduksian bentuk primer dan sekunder unit single. Double roll-crusher yang
digunakan untuk crushing primer dapat mereduksi batubara run of mine di atas 1
m3 menjadi berukuran sekitar 350-100 mm, tergantung pada sifat batubara. Mesin
ini dapat digunakan sebagai secondary raw-coal crusher, middling crusher atau
produk sizing crusher. Secara luas digunakan untuk menghasilkan stok produk
dimana kelebihan serbuk halus harus dihindari. Dari umpan yang berukuran 350
mm, Double roll-crusher dapat menghancurkan batubara yang berukuran 50 dan
20 mm. kapasitas semua double roll-crusher antara 10 – 2000 t/unit dengan
konsumsi tenaga 5 – 100 KW. double roll-crusher juga diproduksi dalam 3 dan 4
roll, 2 tingkat konfigurasi. Tingkat paling atas menghasilkan penghancuran kasar
sedangkan tingkat bawah lebih halus pada unit triple roll bagian yang paling atas
terdirir dari single roll-crusher, bagian yang lebih bawah terdiri dari double roll-
unit. Pada four-roll unit, bagian atas dan bawah terdiri dari double roll unit.
11
Gambar alat double roll crusher
Cara kerja double roll crusher, yaitu double roll crusher melakukan
peremukan dengan cara menjepit benda yang hendak diremukkan diantara satu
buah roller yang dikenal dengan sebutan crushing roll. Alat ini terdiri dari 2
silinder (roller) dengan sumbu yang sejajar pada bidang horizontal yang sama
kedua roller berdekatan lalu berputar dengan arah putaran berlawanan kemudian
batubara mentah diumpan masuk akan dijepit diantara dua roller, akibat tekanan
yang kuat akhirnya batubara mentah remuk dan jatuh kedalam roller truk ke
penampungan.
12
BAB III
METODE
13
BAB IV
HASIL
Gambar IV.1 Bongkahan kecil batuan Gambar IV.2 Fixed dan Swing Jaw
14
Gambar IV.3 Hasil Pengolahan 1 Gambar IV.2 Hasil Pengolahan 2
15
IV.2 Double Roll Crusher Medium
Gambar IV.1 Lebar bukaan alat 2cm Gambar IV.2 Hasil bongkahan
Gambar IV.3 Lebar bukaan alat 1.5cm Gambar IV.4 Hasil bongkahan
Gambar IV.3 Lebar bukaan alat 1cm Gambar IV.4 Hasil bongkahan
16
Gambar IV.5 Lebar Bukaan alat 0.5 cm
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 kesimpulan
Adapun kesimpulan pada pratikum ini ialah :
- Memahami tahapan-tahapan pengolahan bahan galian sehingga
para praktikan mengetahui skema – skema pengolahan baik itu
berupa batuan atau pun bahan galian lainnya
- Mengetahui nilai kadar bahan galian dari suatu kegiatan
pengolahan
V.2 Saran
Adapun saran pada pratikum kali ini ialah :
- Gunakan alat pelindung diri sebelum melakukan kegiatan
- Persiapakan diri dengan baik agar tidak terjadi Human Error
- Check alat sebelum melakukan kegiatan pratikum
- Berdoa sebelum melakukan kegiatan pratikum agar kegiatan
pratikum berjalan maksimal
18
DAFTAR PUSTAKA
http://learnmine.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-dan-cara-kerja-jaw-
crusher.html
http://domas09.blogspot.co.id/2013/02/jaw-crusher.html
http://sodikin-mandala.blogspot.co.id/2011/03/crusher.html
http://antekshared.blogspot.co.id/2014/03/jenis-jenis-crusher-dan-cara-
kerjanya.html
http://pertambangan99afriansyah.blogspot.co.id/2012/11/crusher.html
Arief,Hidayah 1998.Pengolahan Bahan Galian,Yogyakarta :Jurusan Teknik
Tambang Fakultas Mineralogi.Universitas Pembangunan Nasional’uvn’
Slamet,Riadi 2013.Pengenalan alat Jaw Crusher,Surabaya: Jurusan Teknik Mesin
Institut Teknologi Surabaya
19