Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HIPERTENSI
KELOMPOK:
1. Arini putri
2. Desti Fitrianti
3. Eta Fatriany
4. Evi Jumiati S
5. Fraga Batara Krayana Tama
6. Khairul Umam
7. Rika Fitriah
8. Sulastri
Puji syukur ke hadirat Allah yang maha kuasa atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berjudul “Asuhan Keperawatan pada
Hipertensi“ dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penyusunan tugas
ini adalah untuk memenuhi tugas kelompk keperawatan komunitas.
Dengan segala kerendahan hati Penulis selaku penyusun tugas ini menyadari
bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan tugas yang serupa dimasa yang akan datang.
Demikian, Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat, selebihnya
mohon maaf yang sebesar-besarnya
i
Daftar isi
Table of Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i
BAB I ...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..............................................................................................................1
BAB II ........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ................................................................................................................3
A. Pengertian ...........................................................................................................3
B. Epidemiologi ......................................................................................................4
C. Etiologi ...............................................................................................................4
F. Klasifikasi ...........................................................................................................8
G. Komplikasi .......................................................................................................10
I. Penatalaksanaan ...............................................................................................12
J. Patofisiologi ..........................................................................................................14
A. PENGKAJIAN ....................................................................................................17
Bab IV........................................................................................................................................26
Penutup ............................................................................................................................26
kesimpulan ...............................................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita
hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau
normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin
plasma yang rendah.
B. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah hipertensi ini antara lain :
1. Memahami dan menjelaskan definisi hipertensi.
2. Memahami dan menjelaskan gejala hipertensi.
3. Memahami dan menjelaskan penyebab hipertensi.
4. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
5. Memahami dan menjelaskan Pengobatan hipertensi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih besar
dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg
untuk Diastolik.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80
mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan
darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka
beberapa minggu.
3
B. Epidemiologi
C. Etiologi
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,
pil KB).
4
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor
norepinefrin (noradrenalin).
1. Penyakit Ginjal
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor-tumor ginjal
2. Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronism
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma
3. Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Siklosporin
- Eritropoietin
- Kokain
- Penyalahgunaan alkohol
4. Penyebab Lainnya
5
- Koartasio aorta
D. Faktor Predisposisi
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada
penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi.
Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya
Hipertensi.
olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga
Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka
6
ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat
Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
E. Manifestasi Klinis
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan;
yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
7
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
F. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) dapat dilihat pada tabel berikut:
Klasifikasi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi 140-150 90-99
stage I
Hipertensi >150 >100
stage II
(Arif Muttaqin, 2009).
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO:
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tingkat I (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub group: Perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) >180 >110
Hipertensi Sistol terisolasi >140 <90
Sub group: Perbatasan 140-149 <90
(Andy Sofyan, 2012)
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori Sistol (mmHg) Dan/Atau Diastol (mmHg)
Normal <120 Dan <180
Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi Tahap I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Tahap II ≥160 Atau ≥100
8
Hipertensi Sistol ≥140 Dan <90
Terisolasi
(Andy Sofyan, 2012)
The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High
Tidak minum obat antihipertensi dan tidak sakit akut. Apabila tekanan sistolik
dan diastolic turun dalam kategori yang berbeda, maka yang dipilih adalah kategori
yang lebih tinggi. berdasarkan pada rata-rata dari dua kali pembacaan atau lebih yang
dilakukan pada setiap dua kali kunjungan atau lebih setelah skrining awal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80
mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan
darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka
beberapa minggu.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih
dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan
9
dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus
meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan
menurun drastis.
reversible setelah bayi lahir. PIH tampaknya terjadi akibat dari kombinasi
peningkatan curah jantung dan TPR. Selama kehamilan normal volume darah
vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan TPR berkurang pada
kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada wanita dengan PIH, tidak terjadi
peningkatan besar volume darah secara langsung meningkatkan curah jantung dan
tekanan darah. PIH dapat timbul sebagai akibat dari gangguan imunologik yang
mengganggu perkembangan plasenta. PIH sangat berbahaya bagi wanita dan dapat
G. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM
POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) adalah
diantaranya:
10
- Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut
(IMA).
H. Pemeriksaan Penunjang
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol
pemerisaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan
ekordiografi.
11
I. Penatalaksanaan
olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar
peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat
dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol
12
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
1. Diuretik
adalah Hidroklorotiazid.
2. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf
yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa,
3. Betabloker
pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah
(kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang
bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala
harus hati-hati.
13
4. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah :
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang
mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
6. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II
obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek
samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
J. Patofisiologi
14
Tekanan darah ditentukan oleh dua faktor yaitu aliran darah dan
resistensi darah. Tekanan darah arteri sama dengan tehanan cardiac
output. Meningkatnya tekanan darah menyebabkan meningkatnya
tekanan vaskuler perifer, meningkatnya kardiac output atau kombimasi
keduanya. Sistem venin angiosten aldosteron karena adanya
vasokontriksi ketika aliran darah keginjal menurun. Ini karena sekresi
renin dan bentuk angiostensin. Bentuk angiostensin menyebabkan
meningkatnya sekresi adosreron, menyebabkan retensi air dan sodium
ginjal. Akibatnya peningkatan volume ekstra seluler. Hal ini akan
meningkatkan cardiac output dan tekanan arteri. Sistem saraf syimpatik
juga menontrol tekanan darah oleh neropineprin dalam situasi stres
menyebabkan vasolonstriksi. Hipertensi primer biasanya mulai dengan
meningkatnya secara intermitten tekanan darah diastolik dan hal lain
yang menopang meningkatnya tekanan darah biasanya tanpa gejala.
15
Patway
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Identitas pasien
Nama : Tn. A
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : -
Ruang perawatan :
Nama :
17
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
a. Keluhan utama
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
KU : Lemah
18
N : 90x / menit
S : 3672C
RR : 26 x/menit
b. Kepala
c. Mata
d. Telinga
e. Hidung
f. Mulut
Tidak cyanosis, tidak ada aphtae (sariawan), tidak ada stomatitis, radang
mukcosa.
g. Gigi
h. Lidah
i. Tenggorokkan
19
Pasien mampu menelan dengan baik, tidak ada gangguan menelan, tidak
ada pembesaran tonsil.
j. Leher
k. Kulit
l. Dada
m. Jantung
n. Abdomen
20
Palpasi : Tidak ada massa / benjolan
o. Genetalia
p. Anus
q. Reproduksi
4. Data biologis
a. Nutrisi
Nafsu makan klien menurun dan pasien makan tidak habis satu porsi
dikarenakan mual dan muntah serta kepalanya sakit.
b. Eliminasi
c. Istirahat tidur
d. Aktivitas
5. Data psikologis
21
Klien mengatakan cemas akan pengobatan yang akan dijalani karena klien
kurang pengetahuan tentang penyakitnya.
6. Data sosiologis
7. Data spiritual
8. Data komunikasi
Klien mampu berkomunikasi dengan jelas kepada pasien yang lain, keluarga
serta perawat.
B. ANALISA DATA
Ds : pasien mengeluh
pusing.
3 Do : Aktivitas pasien Kelemahan umum Intoleran aktivitas
dibantu keluarga dan
perawat.
22
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. Intervensi Keperawatan
Dx noc nic
1 Setelah dilakukan keperawatan 2 x Manajemen nyeri
24 jam rasa nyeri / pusing hilang
Lakukan pengkajian nyeri
atau berkurang
komprehensip yang meliputi
Kontrol nyeri lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas,
- mengenali kapan nyeri terjadi
intensitas atau beratnya nyeri
12345
dan faktor pencetus
- menggunakan tindakan Gali pengetauan dan
pengurangan tanpa analgesik
kepercayaan pasien mengenai
12345 nyeri
Evaluasi bersama
- melaporkan perubahan terhadap
gejala nyeri pasien,mengenai efektifitas
tindakan pengontrolan nyeri
12345
yang pernah digunakan
- melaporkan nyeri yang terkontrol sebelumnya
12345 Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
Ket :
2 = jarang menunjukkan
3 = kadang-kadang menunjukkan
4 = sering menunjukkan
23
2 Setelah dilakukan tindakan Manajenen energi
keperawatan 1 x 24 jam pasien
dapat melakukan sendiri
Monitor lokasi dan sumber
Daya tahan ketidaknyamanan/nyeri yang
dialami pasien selama aktivitas
- melakukan aktifitas rutin
Kurangi ketidaknyamanan fisik
12345
yang dialami pasien yang
- aktifitas fisik mempengaruhi fungsi kognitif,
pemantauan diri dan pengaturan
12345
aktifitas pasien
Pemulihan energi setelah istirahat
12345
Ket :
1 = sangat terganggu
2 = banyak terganggu
3 = cukup terganggu
4 = sedikit terganggu
5 = tidak terganggu
24
12345
- turgor kulit
12345
Ket:
1 = sangat terganggu
2 = banyak terganggu
3 = cukup terganggu
4 = sedikit terganggu
5 = tidak terganggu
25
Bab IV
Penutup
kesimpulan
26
Daftar Pustaka
Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 (10th ed.). Jakarta:
EGC
Amin, Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda
Nic-Noc. Edisi revisi jilid 3. MediAction: Jogjakarta
27