Anda di halaman 1dari 9

III.

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan, dimulai dari bulan Agustus 2018

sampai dengan bulan Maret 2019. Lokasi penelitian ini yaitu di Desa Muara Aloh

Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegera. Jadwal penelitian

secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Jadwal Penelitian


Bulan Ke-
No Kegiatan Agt Sep Okt Nov Des Jan feb Mar
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pra Survey √
2 Pembuatan Draft Proposal √ √
3 Seminar Proposal √
4 Revisi Proposal √
5 Pengambilan Data Lapangan √
6 Analisis Data √
7 Penulisan Draft Skripsi √ √
8 Seminar Hasil √
9 Revisi Skripsi √ √
10 Ujian Pendadaran √

B. Metode Penelitian dan Jenis Data

Data dan informasi yang di perlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

metode survey. Menurut Singarimbun dan Effendi (2008) survey adalah penelitian

yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

alat pengumpul data yang pokok.. Data yang dikumpulkan meliputi data primer

dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi ke lokasi penelitian dan

wawancara langsung dengan responden yaitu pelaku usaha pengolahan ikan asin
21

di Desa Muara Aloh Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang disusun

sesuai tujuan penelitian. Data primer yang dikumpulkan meliputi

1. Identitas Reponden

2. Keadaan umum usaha pengolahan ikan asin biawan

3. Biaya produksi

4. Jumlah produksi

5. Harga

6. Saluran pemasaran

7. Permasalahan yang dihadapi pengusaha dan upaya pemecahan masalah

Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, laporan hasil penelitian,

data dari dinas terkait dan sumber-sumber lain yang dapat menunjang penelitian

ini.

C. Metode Pengumpulan Sampel

Metode pengembilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode pengambilan sampel secara sengaja (Purposive Sampling). Menurut

Singarimbun dan Effendi (2008), menyatakan bahwa pengambilan sampel secara

sengaja dilakukan dengan pertimbangan tertentu yang memperdhatikan

keterwakilan individu responden pada masing-masing kelompok yang mampu

memenuhi tujuan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 50

orang pengolah ikan asin. Pengambilan sampel dipilih berdasarkan jenis ikan yang

diolah menjadi ikan asin yaitu hanya orang-orang yang memang mengolah ikan

asin biawan saja yang berjumlah 20 orang. Sedangkan sisanya 30 orang yaitu
22

yang mengolah ikan asin campuran seperti ikan asin biawan, haruan dan toman

serta jenis-jenis ikan asin lain.

D. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan diolah dan disajikan dalam

bentuk tabel serta uraian secara deskriptif. Jenis analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan

a. Total Biaya (Total Cost)

Menurut Pracoyo (2006), menyatakan bahwa biaya total (Total Cost)

adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen,

baik biaya tetap maupun biaya variabel. Secara matematis di tunjukkan

sebagai berikut:

TC = TFC + TVC

Keterangan :
TC (Total cost) : Total biaya (RP/bln)
TFC (Total Fixed Cost) : Total biaya tetap (RP/bln)
TVC (Total Variabel Cost) : Total biaya tidak tetap (RP/bln)

Menurut Hernanto (1996), formula yang digunakan untuk menghitung

biaya penyusutan alat berdasarkan metode garis lurus (Straight Line

Metode) adalah:

Def = Ho – Ns
UT
23

Keterangan:

Def : Penyusutan alat


Ho : Harga awal alat
Ns : Nilai sisa alat
UT : Umur teknis

b. Penerimaan

Menurut Mesra (2016), menyatakan bahwa pengertian revenue atau

penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan

barang pada tingkat harga tertentu. Secara matematis revenue atau

penerimaan dirumuskan sebagai berikut:

TR = P x Q

Keterangan :

TR (Total revenue) : Penerimaan Total (Rp/bln)


P (Price) : Harga barang (Rp/kg)
Q (Quantity) : Jumlah barang yang dijual (kg/bln)

c. Keuntungan

Menurut Diphayana (2002), menyatakan bahwa laba adalah perbedaan

antara TR dengan TC, yang secara matematis digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

(Profit) : Keuntungan (Rp/bln)


TR (Total Revenue) : Total penerimaan (Rp/bln)
TC (Total Cost) : Biaya yang dikeluarkan/biaya
total (Rp/bln)
24

2. Kelayakan Usaha Secara: RCR, BEP dan Payback Period

a. Revenue Cost Ratio

Soekartawi (1990), untuk mengetahui apakah usaha tersebut

menguntungkan atau tidak, dapat ditentukan dengan menggunakan analisi

sebagai berikut :

RCR = TR
TC

Keterangan :

RCR (Revenue Cost Ratio) : Ratio Keuntungan Usaha


TR (Total Revenue) : Penerimaan total (Rp/bln)
TC (Total Cost) : Biaya total (Rp/bln)

Dengan kriteria :

1) Jika Revenue Cost Ratio > 1, maka usaha menguntungkan.


2) Jika Revenue Cost Ratio < 1, maka usaha tidak menguntungkan.
3) Jika Revenue Cost Ratio = 1, maka usaha tersebut seimbang.

b. Analisis Titik Impas (Analysis Break Even Point)

Perhitungan untuk analisis titik impas (Break Even Point) menurut

Riyanto, B (1999) adalah:

1) Titik Impas Produksi (Break Even Point Production)

Keterangan:

BEP produksi = Break Even Point Production (Kg/bln)


TC (Total Cost) = Total Biaya (Rp/bln)

Kriterianya:

a) Apabila nilai BEP produksi > dari produksi riil maka usaha tersebut
rugi.
b) Apabila nilai BEP produksi = dari produksi riil maka usaha tersebut
impas.
25

c) Apabila nilai BEP produksi < dari produksi riil maka usaha tersebut
untung.

2) Titik Impas Harga (Break Event Point Price)

Keterangan:

BEP Harga = Break Even Point Price (Rp/Kg)


TC (Total Cost) = Total Biaya (Rp/bln)

Kriterianya:

a) Apabila nilai BEP harga > dari harga riil maka usaha tersebut rugi.
b) Apabila nilai BEP harga = dari harga riil maka usaha tersebut impas.
c) Apabila nilai BEP harga < dari harga riil maka usaha tersebut
untung.

3) Titik Impas Penjualan (Break Even Point Sale)

BEP Penjualan =

Keterangan:

BEP perjualan = Break Even Point Sale


TFC (Total Fixed Cost) = Total biaya tetap
TVC (Total Variabel Cost) = Total biaya tidak tetap
S (Sales Volume) = Penjualan

Kriterianya:

a) Apabila nilai BEP penjualan > dari penjualan riil maka usaha
tersebut rugi.
b) Apabila nilai BEP penjualan = dari penjulan riil maka usaha tersebut
impas.
c) Apabila nilai BEP penjualan < dari penjualan riil maka usaha
tersebut untung.
26

c. Payback Period

Analisis Payback Period secara umum dirumuskan sebagai berikut:

Payback Period

Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi sebuah proyek,

semakin baik proyek tersebut karena semakin lancer perputaran modal.

E. Definisi Operasional

1. Responden adalah pelaku usaha pengolahan ikan asin di Desa Muara Aloh

Kecamatan Muara Muntai.

2. Jenis ikan asin yang dipilih adalah jenis ikan asin biawan.

3. Biaya adalah jumlah biaya pengeluaran yang dilakukan pada usaha

pengolahan ikan asin biawan di Desa Muara Aloh Kecamatan Muara

Muntai.

4. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan dapat digunakan dalam

beberapa kali proses produksi pengolahan ikan asin biawan di Desa Muara

Aloh (Rp/bulan).

5. Biaya tidak tetap adalah biaya yang habis dipakai dalam satu kali produksi

pengolahan ikan asin biawan di Desa Muara Aloh (Rp/bulan).

6. Penerimaan adalah produksi yang dinyatakan dalam bentuk tunai sebelum

dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usaha pengolahan

ikan asin biawan di Desa Muara Aloh (Rp/bulan).

7. Keuntungan adalah hasil kotor dari produksi ikan asin biawan yang dinilai

dengan uang kemudian dikurangkan dengan biaya produksi dan biaya


27

pemasaran, yang dikeluarkan oleh pengolah ikan asin biawan di Desa Muara

Aloh Kecamatan Muara Muntai (Rp/bulan).

8. Penyusutan adalah biaya pengurangan nilai peralatan yang disebabkan

pemakaian terus menerus (Rp/bulan).

9. Umur teknis adalah masa pakai dari peralatan dalam usaha pengolahan ikan

asin biawan di Desa Muara Aloh hingga peralatan tersebut rusak atau tidak

dapat digunakan lagi.

10. Lokasi penelitian adalah di Desa Muara Aloh Kecamatan Muara Muntai.

F. Kerangka Pikir

Ikan asin merupakan satu diantara jenis ikan yang disukai oleh masyarakat

karena rasanya yang khas. Ikan hasil tangkapan, selain dijual dalam bentuk segar

juga dijual dalam bentuk ikan asin atau setelah melalui proses pengawetan dalam

proses produksi ikan asin seperti yang terdapat di Desa Muara Aloh.

Kegiatan pengolahan ikan asin biawan ini sangatlah perlu dinilai bagaimana

kinerja ekonomi dari usaha pengolahan ikan asin biawan tersebut, maka perlu

mengetahui biaya, penerimaan dan keuntungan dari usaha pengolahan ikan asin

biawan di Desa Muara Aloh. Untuk mengetahui kelayakan usaha, maka perlu

dilihat bagaimana RCR, BEP (Produksi, Harga dan Penjualan) serta Payback

Period, pada usaha pengolahan ikan asin biawan di Desa Muara Aloh.

Berdasarkan analisis tersebut akan menunjukan kondisi secara ekonom dari usaha

pengolahan ikan asin biawan tersebut apakah menguntungkan atau merugikan.

Bagan alur kerangka pemikiran dari usaha pengolahan ikan asin biawan di Desa

Muara Aloh Kecamatan Muara Muntai adalah sebagai barikut :


28

Biaya Usaha Pengolahan Biaya Operasional


Investasi Ikan Asin Biawan - Biaya Tidak Tetap
- Biaya Tetap

- Produksi
- Harga Jual
- Penerimaan/Pe RCR BEP
njualan

Payback
Keuntungan
Period

Gambar 1. Kerangka piker penelitian usaha pengolahan ikan asin di Desa Muara
Aloh Kecamatan Muara Muntai kabupaten Kutai Kartanegara.

Anda mungkin juga menyukai