Anda di halaman 1dari 24

TEORI ARSITEKTUR 2

Di susun Oleh :

Ahmad Al Hafidz / 04.2016.1.02931

Anwar Sanusi / 04.2016.1.02951

Ricky Juni Artha S / 04.2016.1.02971

Irsyadul Ibad / 04.2016.1.02991

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERANCNGAN

JURUSAN ARSITEKTUR

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA

SURABAYA
JURNAL ARSITEKTUR ADALAH
PROSES
PERENCANAAN ARSITEKTURAL PROSES RESTORASI DARI
BANGUNAN KAPEL HATI KUDUS

Niki*

ABSTRAK

Kapel Hati Kudus merupakan salah satu bangunan yang mempunyai nilai penting bagi kota
Bandar Lampung dan Nusantara. Nilai ini dilihat dari beberapa faktor yaitu dari peran penting bagi
perkembangan agama khatolik di Indonesia dan kota Bandar Lampung, dimana kita ketahui bahwa
masuknya agama Katolik pada jaman penjajahan Belanda. Selain itu Kapel Hati Kudus punya peran
penting dalam perkembangan arsitektur Nusantara dalam era tahun 1920-an karena merupakan salah
satu gedung yang memiliki karateristik arsitektur Hindia Belanda.
Sampai saat ini Kapel Hati Kudus difungsikan sebagai kegiatan pendidikan agama para calon
umat Katolik atau yang disebut Katakumen. Berangkat dari nilai penting yang dimiliki kapel Hati Kudus
muncul keinginan untuk mempertahankan kapel Hati Kudus melalui sebuah proses restorasi.
Berlandaskan nilai penting kapel Hati Kudus, teknik restorasi yang dipilih adalah teknik preservasi yaitu
mempertahankan setiap elemen atau unsur tanpa batasan, dimana semua elemen bangunan dijaga dan
dirawat.

LATAR BELAKANG Untuk itu diperlukan suatu tindakan bijak dalam


mengatasi hal ini, yang disebut restorasi.
Dalam setiap zaman terdapat banyak Dalampenelitianini,penuli
karya arsitektur bergerak sesuai waktu dan s mengusulkan sebuah objek yang akan menjadi
ruang. Karya arsitektur ini akan masuk dalam sasaran restorasi. Objek yang dipiliih tersebut
catatan sejarah, khususnya bangunan arsitektur adalah sebuah kapel yang berada di Jalan
yang mempunyai peran penting dalam masanya, Hassanudin, Teluk Betung. Kapel tersebut
seperti awalnya munculnya gaya Renaissance, bernama Kapel Hati Kudus. Kapel ini berumur
gaya Gothic Katedral dan lain-lain. Pergerakan sekitar 80 tahun dan didirikan oleh seorang
waktu ini mengakibatkan bangunan arsitektur pastur belanda bernama VAN OORT SCJ. Tahun
bertambah umur yang mana pertambahan umur mulai dibangunnya adalah tahun 1931 dan
ini mengakibatkan bangunan arsitektur ini selesai pada tahun 1932.
mengalami perubahan fisik dan karakter.
Perubahan fisik dan karakter ini dapat
diakibatkan juga karena faktor lainnya selain
pertambahan umur seperti terjadinya perang, b e
ncanaalamdansebagainyayang
mengakibatkan bangunan ini menjadi rusak.

*Niki adalah

Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011 25


yang ingin belajar agama dan para suster
untuk melaksanakan kebaktian. Ternyata dalam
perkembangannya banyak orang yang ikut dan
berminat dalam kebaktian ini sampai tahun 1990-
an. Akhirnya karena dirasakan banyaknya b e r t a
mbahnyapengikutKatolik,maka
didirikanlah Paroki Ratu Damai. Kemudian
kegiatan kebaktian dan belajar agama dipusatkan di
Paroki Ratu Damai. Sedangkan Kapel Hati Kudus
difungsikan sebagai tempat kaum muda belajar
Gambar 1. Kapel Hati Kudus agama, khususnya murid –murid sekolah Xaverius
Teluk Betung dan kesusteran.
Pendirian kapel ini punya cerita penting
bagi sejarah keumatan Katolik Bandar Lampung.
Pastur VAN OORT SCJ adalah seorang misonaris
dari Belanda yang pertama kali datang ke
Indonesia, tepatnya di kota Palembang. Beliau
mengenalkan agama Katolik di Palembang dan
mendirikan beberapa kepasturan atau paroki serta
kesusteran di Palembang. Beliau membawa suster-
suster Belanda ke Palembang untuk membantu
beliau di Palembang. Beliau dan para suster
kemudian memperluas penyebaran agama Katolik
tersebut ke Tanjung Sakti dan ke Tanjung Karang, Gambar 2. Interior Kapel Hati Kudus
Lampung.
Beliau mendirikan paroki di Tanjung Berdasarkan semua deskripsi di atas dapat
Karang yang kita kenal sekarang dengan nama disimpulkan bahwa Kapel Hati Kudus punya peran
Gereja Kristus Katedral pada tahun 1928. Pada dan nilai penting bagi perkembangan agama
masa itu banyak masyarakat keturunan China Katolik, khususnya di Bandar Lampung sehingga
yang berminat terhadap agama Katolik sehingga dirasa penting untuk merencanakan suatu proses
beliau merasa harus ada kapel dan sebuah tempat restorasi terhadap Kapel Hati Kudus.
kesusteran sebagai tempat belajar agama Katolik
bagi para Katakumen. Akhirnya beliau POTENSI
mendirikan kapel Hati Kudus di daerah Teluk
Betung tahun 1932 (Suster-suster Hati Kudus di Berdasarkan latar belakang yang telah
Sumatera Selatan 1927-1990). dijelaskan kita dapat melihat beberapa potensi
Awalnya Kapel dan Kesusteran Hati yang dimiliki oleh Kapel Hati Kudus. Potensi
Kudus hanya diperuntukkan untuk kaum muda tersebut adalah:

JA! No.2 Vol.1 Niki iskandar 26


- Punyaperanpentingdalam bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan,
perkembangan agama Katolik di Bandar termasuk nilai arsitektur dan teknologinya.
Lampung. Adapunyangdimaksuddenga
- Sarana belajar agama dan kebaktian para n Pelestarian adalah kegiatan perawatan,
Katakumen, khususnya murid sekolah pemugaran, serta pemeliharaan bangunan gedung d
Xaverius Teluk Betung. anlingkungancagarbudaya,untuk
- Tempat berkumpulnya suster-suster dan mengembalikan keandalan bangunan tersebut
kegiatan para suster-suster, khususnya dari sesuai dengan aslinya atau sesuai dengan keadaan
beberapa paroki di Bandar Lampung. periode yang dikehendakinya (Abieta, 2009).
- Tempat pengalangan dana bagi korban Sedangkan Restorasi adalah upaya yang
bencana. dilakukan untuk mengembalikan bentuk asli
- Kapel Hati Kudus mempunyai nilai bangunan gedung dan lingkungan cagar budaya,
penting dari segi arsitektur khas Hindia dari kerusakan dengan cara membersihkan,
Belanda yang berkembang pada masa itu memperbaiki, mengganti, dan memasang
kembali bagian-bagian bangunan yang lepas,
PELESTARIANBANGUNANDA rusak, setelah diperbaiki dengan bahan dan
N LINGKUNGAN metoda yang sama, serupa, sesuai dengan aslinya
(ICOMOS, 1999).
Menurut UU. No. 5/1992 Pasal 1 ayat 1, Menurut PP No. 36/2005 Pasal 83 ayat 2,
yang dimaksud Benda Cagar Budaya adalah pelestarian bangunan gedung dan lingkungan
benda buatan manusia, bergerak atau tidak meliputi penetapan, pemugaran, pemanfaatan,
bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, serta pemeliharaan dan perawatan. Dan menurut
atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang PP No. 36/2002 pasal 83 ayat 1, kaidah prinsip
berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) pelestarian adalah:
tahun, serta mewakili masa gaya yang khas - Melaksanakan semua tindakan, upaya
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta pelestarian dengan hati-hati dan teliti
dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, (sensitive restoration)
ilmu pengetahuan dan kebudayaan. - Melaksanakan semua tindakan, upaya
Sedangkan menurut UU. No. 28/2002 perbaikan bangunan dengan kehati-hatian
Penjelasan pasal 38 ayat 2, Bangunan Gedung dan (careful repair)
Lingkungan Cagar Budaya adalah bangunan - Semua tindakan pelestarian harus
gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilaksanakan secara tertib administratif.
dilestarikan dapat berupa kesatuan atau kelompok, Proses penetapan pelestarian bangunan menurut
atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung
berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) adalah:
tahun atau mewakili masa gaya yang khas - Pengusulan
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta - Pertimbangan
dianggap mempunyai nilai penting bagi - Peringkat,

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011 27


- Peringkat, arsitektur baik di tingkat nasional maupun
P eringkat Internasional, oleh internasional. Hal ini mempengaruhi pendekatan
UNESCO pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan
 Peringkat Nasional, oleh Presiden kolonial Belanda di Indonesia. Pada awal abad 20,

 Peringkat Provinsi atau Lintas arsitek-arsitek yang baru datang dari negeri
Kabupaten, oleh Gubernur Belanda memunculkan pendekatan yang baru

 Peringkat Lokal atau setempat, oleh untuk rancangan arsitektur di Hindia Belanda.
Bupati / Walikota- Penertiban Pada awalnya aliran baru ini masih
- Penertiban memegang unsur-unsur mendasar dari bentukan
- Klasifikasi Pelestarian klasik, namun dalam perkembangannya kemudian
 Klasifikasi Utama memasukkan unsur-unsur yang dirancang untuk

 Klasifikasi Madya mengantisipasi iklim tropis. Selain itu dipadukan

 Klasifikasi Pratama juga dengan unsur-unsur arsitektur tradisional

- Identifikasi Indonesia sehingga menjadi konsep yang eklektis.
 Umur Bangunan Konsep ini nampak pada karya Maclaine Pont

 Sejarah Bangunan seperti kampus Technische Hogeschool (ITB) dan

 Nilai-nilai Arsitektur Gereja Poh di Kediri.

 Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Arkeologi

 Tengaran

- Dokumentasi
- Rekomendasi Pelestarian

Menurut PP No. 36/2005 pasal 88 ayat 2,


pelaksanaan pemugaran harus didahului dengan
perencanaan teknis pelestarian (arsitektur,
struktur, dan MEP) berdasarkan identifikasi dan
dokumentasi, disusun berdasarkan kaidah dan
prinsip pelestarian. Dan terakhir menurut PP No. Gambar 3. Gereja Poh Kediri
36/2005 pasal 68-70, pelaksanaan pemugaran
harus sesuai dengan peraturan pelaksanaan Secara umum, ciri dan karakter arsitektur
konstruksi yang diatur dalam perundang- kolonial di Indonesia pada sekitar tahun 1900-
undangan. 1920 adalah:
- Menggunakan Gevel (gable) pada tampak
ARSITEKTUR HINDIA BELANDA depan bangunan. Bentuk gable sangat
bervariasi seperti curvilinear gable,
Tahun 1920-an sampai tahun 1940-an stepped gable, gambrel gable, pediment
terjadi gerakan pembaharuan dalam dunia (dengan entablure).

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

JA! No.2 Vol.1 Niki iskandar 28


o Ventilasi yang lebar dan tinggi
serta penggunaan bouven light
dengan tipe yang berbeda (tipe
putar, tipe gantung, tipe jepit).

Gambar 4. Contoh Gevel pada Bangunan


Gambar 6. Contoh Bouven Light
- Penggunaan Tower pada bangunan.
Tower pada mulanya digunakan pada o Membuat galeri atau serambi
bangunan gereja kemudian diambil alih sepanjang bangunan sebagai
oleh bangunan umum dan menjadi mode antisipasi dari hujan dan sinar
pada arsitektur kolonial Belanda pada matahari.
abad ke 20. Bentuknya bermacam-
macam, ada yang bulat, segi empat - pengunaan Balustrade yang bervariasi
ramping, dan ada yang dikombinasikan dari kayu atau dari batu dengan bentuk
dengan gevel depan. yang bervariatif lengkung atau bercorak.

Gambar 7. Contoh Balustrade


Gambar 5. Contoh Tower pada Bangunan

- Sebagian dinding biasanya dilapisi


- Penggunaaan Dormer pada bangunan elemen penutup yang bertekstur halus
- Penyesuaian bangunan terhadap iklim ataupun kasar.
tropis basah

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011 29


ARSITEKTUR HINDIA BELANDA PADA Di atas kita lihat bentuk gambrel ceiling.
KAPEL HATI KUDUS Gambrel adalah salah satu bentuk yang memiliki
karakteristik arsitektur Hindia Belanda yang
1. Terdapat Curvalinear Gable Roof pada bentuknya berasal dari kombinasi garis lurus
tampak depan dan gambrel ceiling pada yang bertingkat.
plafond dalam ruang interiornya.
2. Terdapat tower segiempat dengan atap sirap.

Gambar 8. Foto Curvalinear Gable pada Kapel Hati


Kudus Gambar 10. Tower pada Kapel Hati Kudus

Disini terlihat sebuah menara gereja yang Disini terlihat sebuah menara gereja yang
ada pada puncak atap kapel Hati kudus. Kita ada pada puncak atap kapel Hati kudus. Kita
ketahui bahwa menara gereja adalah salah satu ketahui bahwa menara gereja adalah salah satu
karateristik arsitektur gereja yang berasal dari karateristik arsitektur gereja yang berasal dari
Eropa pada umumnya. Yang berbeda adalah pada Eropa pada umumnya. Yang berbeda adalah pada
penutup atap menara yang pada Kapel Hati Kudus penutup atap menara yang pada Kapel Hati Kudus
mengalami penyesuaian terhadap iklim tropis mengalami penyesuaian terhadap iklim tropis
Indonesia dengan meggunakan penutup atap Indonesia dengan meggunakan penutup atap
berupa genting sirap dan kayu. berupa genting sirap dan kayu.

3. Serambi samping.

Gambar 9. Foto Gambrel pada ceiling Kapel Hati


Kudus
Gambar 11. Serambi pada Kapel Hati Kudus

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

JA! No.2 Vol.1 Niki iskandar 30


Kapel Hati Kudus dikelilingi oleh serambi Terdapat beberapa jendela bouvenlight
samping yang permukaan lantainya ditutupi oleh batu yang pada sepanjang dinding kanan dan kiri kapel
muka yang difungsikan sebagai jalur sirkulasi Hati Kudus, dimana jenis kaca yang dipakai adalah
menuju pintu-pintu pada Kapel Hati Kudus. Serambi kaca patri yang bergambar kisah perasulan atau
samping ini terletak tepat di bawah overstek atau kisah pada alkitab agama Katolik. Adapun tipe
overhang atap Kapel Hati Kudus yang berfungsi jendela Bouvenlight pada Kapel Hati Kudus adalah
sebagai pelindung dari terik sinar matahari dan hujan tipe jendela putar dan jepit.
karena meyesuaikan iklim tropis Indonesia.
6 Pengunaan Balustrade kayu
4.Dormer Window.

Gambar 11. Dormer window pada Kapel Hati Kudus


Gambar 13. Balustrade Tangga pada Kapel Hati
Kudus
Terdapat beberapa Dormer Window yang
ada pada Gable atap Kapel Hati Kudus. Dormer
Disini dilihat pengunaan Balustrade kayu
Window adalah jendela yang biasanya terdapat
pada railing tangga dan railing lantai atas pada
pada atap sebuah bangunan di Eropa pada
Kapel Hati Kudus. Balustrade dalam penegrtian
umumnya atau Belanda pada khususnya yang
zaman sekarang adalah tiang vertical pada sebuah
fungsinya untuk memasukkan cahaya dari atas
railing. Yang membedakan Balustrade dengan
atau untuk ventilasi udara. Pada kapel Hati
karateristik Belanda dengan Balustrade lainnya
Kudus Dormer Window divariasikan dengan
yaitu pada bentuknya. Balustrade Belanda memliki
jendela kaca patri dan jendela kaca nako untuk
bentuk yang cenderung lengkung, lembut dan
memasukan udara dari atas.
anggun pada bagian kepalanya atau pada bagian
badan Balustrade. Jika dilihat secara detail
5. Bouvenlight
Balustrade pada kapel Hati Kudus pada bagian
kepalanya memiliki sudut yang tidak siku
melainkan melengkung. Selain itu pada Balustrade
pada railing lantai atas, bagian badan balustrade
berbentuk melengkung.

Gambar 12. Bouvenlight pada Kapel Hati Kudus

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011 31


proses restorasi kemungkinan kegiatan
kebaktian dapat terhenti.
2. Secara rata-rata kerusakan tedapat di daerah
eksterior dan beberapa di bagian interior,
yaitu:
a. Pintu eksterior mengalami pengelupasan
finishing dan keretakan.
Gambar 14. Balustrade Lantai Atas pada Kapel Hati
Kudus

8. Elemen penutup dinding

Gambar 16. Kerusakan pintu kapel.

Gambar 15. Elemen penutup dinding pada Kapel


Hati Kudus

Sebagian dari permukaan dinding pada


Kapel Hati Kudus dilapisi oleh elemen penutup Gambar 17. Kerusakan pintu kapel yang lain.
dinding berupa batu koral sikat yang merupakan
paduan antara koral berwarna coklat yang lebih
b. Keramik luar mengalami kerusakan dan
dominan dan koral yang berwarna hitam. Sesuai hanya ditambal oleh semen biasa.
dengan karateristik arsitektur Hindia Belanda,
c. Engsel pintu sudah berkarat sehingga
sebagian elemen dinding dilapisi oleh material
pintu sudah mulai susah digerakan,
yang bertekstur baik kasar maupun halus. Koral bahkan ada yang tidak bisa dibuka.
sikat merupakan salah satu material pelapis
dinding yang bertekstur halus.

PERMASALAHAN

1. Saat ini Kapel Hati Kudus masih digunakan


untuk kegiatan kebaktian para murid sekolah Gambar 18. Kerusakan pada engsel pintu kapel.
Xaverius Teluk Betung, maka jika dilakukan

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

JA! No.2 Vol.1 Niki iskandar 32


d. Kerusakan pada lapisan batu koral sikat g. Pengkaratan pada frame jendela kaca
yang hanya ditambal oleh adukan biasa nako

Gambar 19. Kerusakan pada lapisan batu koral Gambar 22. Pengkaratan pada jendela kaca nako.
sikat.

h. Penjamuran pada frame dan jedela kaca


e. Keretakan pada jalur sirkulasi dan patri bagian luar diperjelas.
berjamur.

Gambar 23. Penjamuran pada kaca patri bagian


luar.
Gambar 20. Kerusakan pada jalur sirkulasi
samping. i. Pelapukan pada tower kapel hati kudus.

f. Penjamuran pada penampang dak beton


pada bagian entrance kapel.

Gambar 24. Pelapukan pada tower minaret.

j. Kerusakan pada interior terjadi pada kursi


duduk kebaktian berupa keretakan atau
Gambar 21. Penjamuran penampang dak beton. pecah dan pengelupasan finishing.

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011 33


DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan yang direncanakan adalah


kegiatan preservasi yaitu mempertahankan setiap
elemen atau unsur tanpa batasan dimana semua
elemen dijaga dan dirawat. Dalam hal ini baik
fungsi, karakter, maupun elemen-elemen
Gambar 25. Pengelupasan finishing pada kursi bangunan lain yang ada pada Kapel Hati Kudus
duduk. tidak diubah. Bangunan harus dirawat sesuai
dengan karakter aslinya dan bangunan harus
MAKSUD DAN TUJUAN dijaga agar tidak mengalami kerusakan lebih
lanjut. Hal tersebut disebabkan oleh potensi yang
1. Maksud dimiliki oleh Kapel Hati Kudus khususnya dari
Maksud dari penelitian ini berdasarkan segi arsitektur, dimana bangunan Kapel Hati
dari peninjauan permasalahan dan latar belakang Kudus mempunyai nilai penting sebagai bukti
adalah untuk mempertahankan Kapel Hati adanya penjajahan kolonial Belanda yang
Kudus sebagai salah satu bangunan yang mengarah pada lahirnya arsitektur Hindia
bersejarah bagi perkembangan agama Katolik di Belanda sebagai bagian dari perkembangan
Bandar Lampung dan mempunyai peran penting Arsitektur Nusantara.
dalam perkembangan arsitektur Hindia Belanda
pada tahun 1920-an sampai 1940-an. METODE DAN TEKNIK PELAKSANAAN

2. Tujuan Agar kegiatan preservasi ini berhasil


a. Terlaksananya sebuah kegiatan restorasi dengan baik diperlukan beberapa metode yang
terhadap Kapel Hati Kudus. perlu dilakukan, diantaranya sebagai berikut:
b. Terjaganya kondisi fisik bangunan Kapel - Mengatasi permasalahan berjalannya
Hati Kudus sehingga dapat bertahan dalam kebaktian dengan melakukan perundingan
jangka waktu yang lebih lama dan kondisi dengan pihak kapel hati kudus mengenai
non fisiknya baik dari segi nilai sejarahnya maksud dan tujuan kegiatan ini serta
sebagai salah satu warisan aarsitektur Hindia memberikan solusi-solusinya.
Belanda maupun dari segi fungsinya sebagai - Melakukan studi literatur mengenai pengaruh
sarana publik untuk kegiatan pendidikan kolonial belanda pada sebuah bangunan.
agama Katolik para Katakumen. - Melakukan dokumentasi sebelum proses
c. Terciptanya kondisi dimana kegiatan restorasi restorasi dimulai.
ini menjadi suatu kegiatan yang terus-menerus - Melakukan dokumentasi kerusakan.
dan membuka pikiran masyarakat bahwa - Melakukan studi kembali mengenai
pentingnya untuk mempertahankan bangunan kerusakan melalui sebab terjadi kerusakan.
dan lingkungan cagar budaya. - Melakukan tes laboratorium jika diperlukan

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

JA! No.2 Vol.1 Niki iskandar 34


untuk mengatasi masalah kerusakan seperti faktor cuaca atau faktor yang lainnya.
keruskan pada pintu atau pengaratan. kemungkinan lainnya dapat dilakukan
- Melalui studi dan dan uji lab kita mencari juga uji lab pada pintu tersebut untuk m e
solusi terlebih dahulu, apakah harus diganti ngetahuiapakahpintudapat
ataukah hanya dirawat saja atau diperbaiki. dipertahankan atau tidak.
- Setelahsolusididapat,makaa o Dari hasil studi dan lab dapat ditentukan
k a n dilaksanakan proses restorasi. diganti atau diperbaiki. Jika diganti harus
sesuai dengan karakter yang lama baik
IMPLEMENTASI PADA TIAP ELEMEN bentuk dan warna, warna melalui uji
pigmen warna.
Agar kegiatan preservasi ini berhasil dengan 2. Kerusakan pada keramik luar:
baik diperlukan beberapa metode yang perlu a. Dokumentasi kerusakan.
dilakukan, diantaranya sebagai berikut: o Dilakukan pengambilan beberapa foto
1. Kerusakan pada pintu: pada keseluruhan lantai yang dilapisi
a. Dokumentasi kerusakan. keramik jenis tersebut, kemudian diambil
o Dilakukan pengambilan beberapa foto pada foto pada bagian keramik yang tidak
bagian pintu. Diambil beberapa bagian mengalami kerusakan dan foto bagian
yaitu bagian kesuluruhan pintu yang tidak keramik yang mengalami kerusakan
mengalami kerusakan dan pada bagian dengan tujuan untuk melakukan studi
yang mengalami kerusakan atau banding.
pengelupasan o Dilakukanpenyeketsaanpad
o Dilakukan pensketsaan pintu dan penandaan a keseluruhan lantai yang dilapisi
bagian yang rusak pada gambar sketsa. keramik jenis tersebut, kemudian
diberikan penandaan bagian lantai mana
b. Studi pengaruh kolonial. saja yang mengalami kerusakan
o Studi ini dilakukan sebelum dilakukan b. Studi sebab kerusakan.
pengambilan solusi karena studi sangat b e o Studi kerusakan ini bertujuan untuk
rpengaruhpadakeasliandari mengetahui penyebab rusaknya keramik
karakteristik pintu ini sendiri. tersebut, apakah keruskan diakibatkan
o Studi ini dapat dilakukan dengan studi dari karena teknik pemasangan yang salah,
literatur mengenai arsitektur Hindia atau karena faktor umurnya atau karena
Belanda baik sumbernya dari buku suatu tindakan yang disengaja atau tidak
ataupun melalui media elektronik. sengaja atau ada sebuah kejadian penting
d. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai yang membuat keramik tersebut rusak.
kerusakan. c. Tindakan yang direncanakan.
o Studi kerusakan ini bertujuan untuk o Dari hasil studi dan lab dapat ditentukan
mengetahui penyebab pengelupasan pada diganti atau diperbaiki. Jika diganti harus
pintu tersebut, atau disebabkan oleh sesuai dengan karakter yang sama.

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011 35


hati kudus: pada keseluruhan bagian dak beton
a. Dokumentasi kerusakan. entrance Kapel Hati Kudus. Kemudian
o Dilakukan pengambilan beberapa foto pada diambil foto pada bagian dak beton
keseluruhan jalur sirkulasi gedung Kapel entrance Kapel Hati Kudus yang
Hati Kudus. Kemudian diambil foto pada mengalami penjamuran dan foto bagian
bagian jalur sirkulasi yang tidak dak beton yang tidak mengalami
mengalami kerusakan dan bagian jalur penjamuran. Hal bertujuan untuk
sirkulasi yang mengalami kerusakan mengetahui sejauh mana penjamuran ini
sebagai bahan pembanding. mengenai dak beton entrance Kapel Hati
o Dilakukan pensketsaan pada keseluruhan Kudus ini. Selain itu bertujuan untuk
jalur sirkulasi Kapel Hati Kudus yang sebagai data yang akan dijadikan patokan
kemudian diberikan penandaan bagian untuk merefinishing ulang dak beton
yang mengalami kerusakan. entrance.
b. Studi sebab kerusakan.
o Studi kerusakan ini bertujuan untuk o Dilakukan pensketsaan pada keseluruhan
mengetahui penyebab rusaknya jalur dak beton entrance Kapel Hati Kudus
sirkulasi Kapel Hati Kudus tersebut, ,kemudian diberikan penandaan bagian
apakah kerusakan diakibatkan karena: penampang mana saja yang mengalami
! teknik pemasangan yang salah atau, kerusakan
! faktor umurnya atau, b. Studi pengaruh kolonial.
! penjamuran yang sudah begitu lama o Studiinidilakukanuntukmemp
atau, ertahankankeasliandarikarak
! suatu tindakan yang disengaja atau teristikdakbetonentrance
tidak sengaja atau, khususnya detail dari dak beton tersebut.
ada sebuah kejadian penting yang
! o Studi ini dapat dilakukan dengan studi
menyebabkan kerusakan. dari literatur mengenai arsitektur Hindia
c. Tindakan yang direncanakan. Belanda baik dari buku ataupun melalui
o Jika penjamuran dapat dihilangkan media elektronik.
melalui solusi yang didapat dari uji lab maka c. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai
dilakukan perawatan dan keretakan dipapas kerusakan.
sebagian serta diflooring kembali. o Jika o Studi kerusakan ini bertujuan untuk
penjamuran tidak dapat diatasi maka jalur mengetahui penyebab penjamuran pada
sirkulasi dibongkar dan di flooring dak beton entrance Kapel Hati Kudus
ulang dengan tetap memperhatikan tersebut, apakah disebabkan oleh faktor c
karakter awalnya. uacaataufaktoryanglainnya
6. Penjamuran penampang dak beton entrance: . Kemungkinan lainnya dapat dilakukan
a. Dokumentasi kerusakan. juga uji lab pada dak beton entrance
o Dilakukan pengambilan beberapa foto tersebut untuk mengetahui apakah dak
beton entrance dapat diperbaiki ataukah

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

JA! No.2 Vol.1 Niki iskandar 37


3. Kerusakan pada engsel pintu: a. Dokumentasi kerusakan.
a. Dokumentasi kerusakan. o Dilakukan pengambilan beberapa foto pada
o Dilakukan pengambilan beberapa foto keseluruhan bagian gedung Kapel Hati
pada bagian engsel yang mengalami k e r Kudus yang dilapisi koral sikat jenis
usakandanyangmengalami tersebut, kemudian diambil foto pada
pengaratan. bagian dinding yang dilapisi koral sikat
o Dilakukan pengambilan foto pada yang tidak mengalami kerusakan dan foto
beberapa pintu masuk yang sudah tidak bagian dinding yang dilapisi koral sikat
dapat dibuka karena akibat dari yang mengalami kerusakan dengan tujuan
kerusakan engsel. untuk melakukan studi pola pemasangan
o Dilakukan pensketsaan denah Kapel Hati koral sikat tersebut dan sebagai bahan
Kudus dan memberikan penandaan pintu perbandingan.
yang sudah tidak dapat dibuka dan pintu o Dilakukan pensketsaan pada keseluruhan
yang mungkin akan tidak dapat berfungsi u dinding Kapel Hati Kudus yang dilapisi
ntukwaktukedepannyaakiba koral sikat jenis tersebut, kemudian
t kerusakan pada engselnya. diberikan penandaan bagian dinding mana
b. Studi sebab kerusakan. saja yang mengalami kerusakan.
o Dilakukan studi kerusakan pada engsel b. Studi sebab kerusakan.
pintu Kapel Hati Kudus pada beberapa o Studi kerusakan ini bertujuan untuk
pintu. Peninjauan pada beberapa pintu mengetahui penyebab rusaknya koral s i k
yang sudah tidak dapat dibuka lagi,disini attersebut,apakahkeruskan
dilihat apakah engsel tersebut dapat diakibatkan karena teknik pemasangan
diperbaki atau harus diganti. Serta yang salah, atau karena suatu tindakan yang
peninjauan pada beberapa pintu yang disengaja atau tidak sengaja atau ada
sudah mulai susah untuk dibuka, apakah sebuah kejadian penting yang membuat
engsel tersebut dapat diperbaiki untuk lapisan koral sikat tersebut rusak.
mengatasi pengaruh yang lebih jauh c. Tindakan yang direncanakan.
sehinggga mengakibatkan pintu tidak o Apabila kerusakan disebabkan oleh suatu hal
dapat dibuka. yang mempunyai nilai penting, maka
c. Tindakan yang direncanakan. kondisi eksisting dinding koral sikat
o Pengantian engsel dengan yang baru terebut dipertahankan.
dengan pengecetan engsel dengan warna o Apabila kerusakan disebabkan oleh faktor
yang sama melalui uji pigmen warna. umur bahan atau ketidaksengajaan
Karena mempertahankan karakteristik lainnya maka koral sikat tersebut dapat
aslinya adalah tujuan dari kegiatan diganti dengan jenis karakter koral sikat
preservasi ini. yang sama dan dilapisi anti jamur atau
4. Kerusakan pada pelapis koral sikat pada sikosol.
dinding kapel: 5. Kerusakan pada jalur sirkulasi samping kapel

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

JA! No.2 Vol.2 Niki Iskandar 36


o harus dilakukan pengelupasan kulit o kolonial Belanda atau seperti pada a r s i t
sebagian ataukah harus dibongkar. ekturHindiaBelandapada
d. Tindakan yang direncanakan. umumnya.
o Jika penjamuran dapat dihilangkan melalui o Studi ini dapat dilakukan dengan studi
solusi yang didapat dari uji lab maka dapat dari literatur mengenai arsitektur Hindia
dilakukan perawatan, kemudian Belanda baik dari buku ataupun melalui
difinishing dengan warna yang media elektronik.
sama melalui uji pigmen. a. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai
o Jika tidak maka penampang dipapas kerusakan.
kemudian difinishing ulang, perlu o Uji lab dilakukan dengan mengambil
diperhatkan bentuk penampang harus tetap sampel pada frame kaca nako yang
mempertimbangkan karakter lama yang mengalami pengkaratan pada beberapa
dipengaruhi kolonial belanda. jendela kaca nako yang ada pada Kapel
7. Pengkaratan pada frame kaca nako: Hati Kudus. Tujuan pengambilan sampel
a. Dokumentasi kerusakan. ini untuk menemukan solusi untuk
o Dilakukan pengambilan beberapa foto pada mengatasi pengkaratan ini, apakah dapat
keseluruhan bagian Kapel Hati Kudus diatasi dengan bahan aditif yang dapat
yang mengunakan ventilasi kaca nako. menghilangkan korosi ataukah harus
Kemudian diambil foto pada bagian Kapel diganti dengan frame yang baru.
Hati Kudus yang mengunakan kaca nako b. Tindakan yang direncanakan.
yang mengalami pengkaratan pada bagian o Dari hasil studi dan lab dapat ditentukan
framenya dan bagian Kapel Hati Kudus diganti atau diperbaiki. Jika diganti harus
yang mengunakan kaca nako yang tidak sesuai dengan karakter yang lama baik
mengalami pengkaratan pada bagian bentuk dan warna melalui uji pigmen
framenya. Serta pengambilan foto pada warna.
bagian frame kaca nako yang m u n g k i n 8. Penjamuran pada kaca patri bagian luar:
akanmulaimengalami a. Dokumentasi kerusakan.
pengakaratan. Hal ini bertujuan untuk o Dilakukan pengambilan beberapa foto pada
sejauh mana pengkaratan mulai mengenai keseluruhan kaca patri yang ada pada
frame kaca nako yang ada pada Kapel Kapel Hati Kudus. Kemudian diambil foto
Hati Kudus. pada kaca patri Kapel Hati Kudus yang
o Dilakukan pensketsaan denah Kapel hati mengalami penjamuran dan foto pada kaca
Kudus dan memberikan penandaan kaca patri yang tidak mengalami penjamuran.
nako yang sudah mengalami pengkaratan Hal bertujuan untuk mengetahui sejauh
pada bagian framenya. mana penjamuran ini mengenai kaca patri
b. Studi pengaruh kolonial. yang ada pada Kapel Hati Kudus ini.
o Studi ini dilakukan untuk mengetahui Selain itu bertujuan untuk sebagai data
karakteristik jendela kaca nako pada masa yang akan dijadikan patokan

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

JA! No.2 Vol.1 Niki iskandar 38


o untuk melakukan treatment pada kaca o Hati Kudus. Kemudian diambil beberapa
patri. sampel foto pada bagian tiang minaret
o Dilakukan pensketsaan denah Kapel Hati yang mengalami pelapukan pada
Kudus dan memberikan penandaan kaca kayunya. Hal ini bertujuan untuk
patri yang sudah mengalami penjamuran. mengetahui sejauh mana kayu pada tiang
a. Studi pengaruh kolonial. minaretyangsudahmengala
o Studi ini dilakukan untuk mengetahui m i pelapukan.
keaslian dari karakteristik kaca patri pada b. Studi pengaruh kolonial.
jaman kolonial Belanda yang sesuai o Studi ini dilakukan sebelum dilakukan
dengan arsitektur Hindia Belanda pengambilan solusi karena studi sangat b
o Studi ini dapat dilakukan dengan studi erpengaruhpadakeaslianda
dari literatur mengenai arsitektur Hindia r i karakteristik tiang minaret Kapel Hati
Belanda baik dari buku ataupun melalui Kudus ini sendiri. Apakah ada suatu
media elektronik. ornamen arsitektur pada tiang minaret ini
b. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai yang mencirikan suatu karateristik dari
kerusakan. pengaruh Kolonial Belanda.
o Studi kerusakan ini bertujuan untuk c. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai
mengetahui penyebab penjamuran pada kerusakan.
kaca patri Kapel Hati Kudus tersebut o Studi kerusakan ini bertujuan mengetahui
disebabkan oleh faktor cuaca atau faktor sejauh mana pelapukan mengenai kayu
yang lainnya. Serta untuk mengetahui tiang minaret tersebut, apakah akan
apakah penjamuran akan mengakibatkan berdampak pada sebuah kerusakan yang
efek samping yang lebih jauh lagi. fatal.
Kemungkinan lainnya dapat dilakukan o Uji lab ini dimaksudkan dengan tujuan
juga uji lab pada kaca patri tersebut untuk untuk mengetahui jenis kayu yang dipakai
mengetahui apakah kaca patri tersebut untuk tiang minaret. Dengan mengetahui
dapat diperbaiki ataukah harus diganti jenis kayu yang dipakai kita dapat
dengan yang baru. menentukan jenis kayu yang akan dipakai
c. Tindakan yang direncanakan. untuk mengganti tiang kayu minaret yang
o Dari hasil studi dan lab dapat ditentukan mengalami pelapukan. Paling tidak kita
apakah kaca patri tersebut harus diganti dapat menggantinya dengan karateristik
atau diperbaiki. Jika diganti harus sesuai yang sama, baik dari segi tekstur, kelas
dengan karakter yang lama baik bentuk kayu dan daya tahan kayu yang dipakai.
dan warna dan tekstur. d. Tindakan yang direncanakan.
9. Pelapukan pada tiang minaret: o Dari hasil studi dan lab dapat ditentukan
a. Dokumentasi kerusakan. diganti atau diperbaiki. Jika diganti harus
o Dilakukan pengambilan beberapa foto sesuai karakter yang lama baik bentuk dan
pada keseluruhan tiang minaret Kapel warna, warna melalui pigmen warna.

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011 39


10. Pengelupasan pada pelapis kursi duduk a. Dokumentasi kerusakan.
kebaktian: o Dilakukan diambil sampel beberapa titik
a. Dokumentasi kerusakan. pada setiap dinding kapel Hati Kudus.
o Dilakukan pengambilan beberapa foto o Tujuannya agar memperoleh karakter warna
pada kesuluruhan kursi duduk kebaktian yang sama dengan aslinya.
dan pengambilan foto pada kursi yang b. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai
mengalamipengelupasanpa kerusakan.
d a pelapisnya. o Uji pigmen warna agar sesuai dengan
o Pengambilan foto pengelupasan secara karakter awalnya. Uji pigmen warna ini
detail pada kursi tersebut. Hal ini bertujuan dilakukan dengan mengambil sampel
untuk mengetahui sejauh mana warna dari beberapa titik pada dinding
pengelupasan yang dialami kursi tersebut. kapel Hati Kudus, dan dibawa ke
b. Studi pengaruh kolonial. laboratorium untuk menemukan pigmen
o Studi ini dilakukan sebelum dilakukan warnanya. Sehingga dapat dihasilkan
pengambilan solusi karena studi sangat b warna yang sama saat proses
erpengaruhpadakeaslianda pengoplosan warna.
r i karakteristik kursi kebaktian Kapel c. Tindakan yang direncanakan.
Hati Kudus ini sendiri. Perlu diketahui o Pengecatan ulang. Dari keseluruhan
apakah ada suatu detail arsitektur pada teknik harus didahului dokumentasi foto
kursi kebaktian ini yang mencirikan sebelum dan setelah Kapel Hati Kudus
suatu karateristik dari pengaruh Kolonial direstorasi. Hal ini bertujuan untuk
Belanda ataukah pelapisnya sendiri yang menjadi bahan perbandingan apakah
memiliki karakter tersendiri. hasil preservasi yang dilakukan maksimal
c. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai ataukah sebaliknya.
kerusakan.
o Studi kerusakan ini dilakukan dengan TAHAPAN DAN JADWAL KEGIATAN
mengambil beberapa sampel pada
pengelupasan pelapis kursi kebaktian Tahapan dan jadwal kegiatan dibagi menjadi 3
tersebut. Disini dapat diketahui sebab tahapan sebagi berikut:
dari pengelupasan tersebut, apakah 1. Pra Restorasi
karena faktor umur atau karena dasar a. Tahap Awal
kayunya yang mulai rusak. i. Perundingan mengenai kegiatan restorasi
d. Tindakan yang direncanakan. dengan pihak kapel hatik kudus untuk
o Dari hasil studi dapat ditentukan diganti menjelaskan tujuan restorasi.
atau diperbaiki. Jika hanya dapat ii. Perundingan mengenai proses restorasi
diperbaiki, diperbaiki dengan hati-hati dan pencarian solusi untuk mengtasi
sesuai dengan karakter aslinya. keberlangsungann kegiatan kebaktian di
11. Pengecatan dinding kapel hati kudus: kapel hati kudus.

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

JA! No.2 Vol.1 Niki iskandar 40


iii. Perundingan mengenai pentingnya restorasi
keterlibatan pihak kapel hati kudus dalam 2. Proses Restorasi
proses restorasi. a. Pemilihan tenaga kerja yang kompeten (saat
iv. Meminta persetujuan kepada pihak kapel proses berjalan tenaga kerja di dampingi oleh
hati kudus untuk terlaksananya proses ahli restorasi, baik dari dari bagian lab atau
restorasi. bagian analisator,dll)
b. Tahap Antara b. Pembekalan
i. Pemilihan tim dokumentasi yang c. Persiapan material dan alat untuk proses
kompeten. restorasi dan penyedian tempat penyimpanan
ii. Pembekalan mengenai tugas-tugas apa saja bahan dan alat yang aman dan jauh dari
yang dilakukan oleh tim dokumentasi dan gangguan.
pembagian tim dokumentasi menjadi d. Pelaksanaan solusi. Jika didapat dari studi dan
beberapa divisi sesuai item yang akan hasil lab bahwa elemen arsitektur tersebut
didokumentasikan. hanya perlu untuk diperbaiki, maka dilakukan
iii. D o k u m e n t a s i k e m b a l i t e r h a d perbaikan yang hati-hati (dalam arti tetap
a p kerusakan pada kapel hati kudus dan menjaga keasliannya). Jika didapat dari hasil
kondisi awal kapel hati kudus sebelum studi dan hasil lab bahwa elemen arsitektur
proses restorasi dimulai. tersebut tidak dapat diperbaiki dan harus
c. Tahap Akhir diganti dengan yang baru, maka pengantian
i. Pemilihan tim studi dan tim lab yang materialataujeniselemenharu
kompeten s memperhatikan pengaruh kolonial baik
ii. Pembekalan mengenai kewajiban tim karateristik, bentuk dan hal lainnya.
studi dan tim lab serta tugas-tugasnya. e. Pembersihan lahan kerja dan pelapasan alat
iii. Studi ulang mengenai pengaruh bantu.
arsitektur hindia belanda pada kapel hati f. Selama tenaga kerja bekerja proses studi dan
kudus pada tiap elemenya agar tiap tes lab tetap berjalan jika solusi yang
elemen dapat terjaga keasliannya. ditemukan tidak dapat diterapkan dengan
iv. Studi ilmiah terhadap krusakan pada tiap alasan tertentu.
elemen aritektur pada kapel hati kudus g. Selama proses berlangsung teteap dilakukan
untuk menemukan solusi mengatasi kegiatan dokumentasi dan beberapa kali
kerusakan. pembekalan untuk mengetahui kemajuan
v. Tes laboratorium terhadap kerusakan kerja yang dilakukan.
pada elemen arsitektur yang memerlukan 3. Pasca restorasi
tes lab dengan alasan kalo ada bagian a. Dokumentasi hasil bangunan setelah proses
yang dapat dipertahankan tanpa diganti restorasi telah selesai. Fungsi dokumentasi
dapat dirawat atau diperbaiki dengan ini menetukan apakah restorasi yang sifatnya
melalui tes lab ini. preservasi ini berhasil atau tidak, hilang a.
vi. Penyusunan solusi sebagai dasar teknik keasliannya atau tidak.

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011 41


b. Perapian dan pengakutan peralatan.
c. Serah terima.
d. Evaluasi dan pemeliharaan.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari pengajuan penelitian ini adalah:


1. Pentingnya mempertahankan hasil dari karya
sejarah, khususnya dalam penelitian ini
adalah hasil dari karya arsitektur Hindia
Belanda (Kapel Hati Kudus) sebagai salah
satu bagian dari sejarah arsitektur nusantara.
2. Dengan terlaksananya perencanaan kegiatan
restorasi Kapel Hati Kudus ini dalam
penelitian ini, semoga dapat memberikan
contoh kepada pihak lainya bahwa sangatlah
penting untuk mempertahankan sebuah
warisan Nusantara
3. Dengan terlaksananya restorasi Kapel Hati
Kudus, bangunan tersebut dapat berfungsi
lebih lama lagi.

DAFTAR PUSTAKA

- Abieta, Arya, IAI. Peraturan dan Persyaratan


Konservasi Bangunan. Materi Penataran
Strata 3. Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta.
2009.
- ICOMOS. The Burra Charter. 1999.
- Undang-undang Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
- Undang-undang Republik Indonesia Nomor
28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
- PP No. 36/2005 Pasal 83 ayat 2.
- PP No. 36/2002 pasal 83 ayat 1.
- PP No. 36/2005 pasal 88 ayat 2.
- PP No. 36/2005 pasal 68-70.

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah


ANALISA
ANALISA ARSITEKTUR PROSES faktor cuaca atau faktor yang lainnya.
kemungkinan lainnya dapat dilakukan
IMPLEMENTASI PADA TIAP ELEMEN juga uji lab pada pintu tersebut untuk m
engetahuiapakahpintudapa
Agar kegiatan preservasi ini berhasil dengan t dipertahankan atau tidak.
baik diperlukan beberapa metode yang perlu o Dari hasil studi dan lab dapat ditentukan
dilakukan, diantaranya sebagai berikut:
diganti atau diperbaiki. Jika diganti
1. Kerusakan pada pintu:
harus sesuai dengan karakter yang lama
a. Dokumentasi kerusakan. baik bentuk dan warna, warna melalui
o Dilakukan pengambilan beberapa foto pada uji pigmen warna.
bagian pintu. Diambil beberapa bagian 2. Kerusakan pada keramik luar:
yaitu bagian kesuluruhan pintu yang tidak a. Dokumentasi kerusakan.
mengalami kerusakan dan pada bagian
o Dilakukan pengambilan beberapa foto
yang mengalami kerusakan atau pada keseluruhan lantai yang dilapisi
pengelupasan keramik jenis tersebut, kemudian diambil
o Dilakukan pensketsaan pintu dan penandaan foto pada bagian keramik yang tidak
bagian yang rusak pada gambar sketsa. mengalami kerusakan dan foto bagian
keramik yang mengalami kerusakan
b. Studi pengaruh kolonial. dengan tujuan untuk melakukan studi
o Studi ini dilakukan sebelum dilakukan banding.
pengambilan solusi karena studi sangat b e o Dilakukanpenyeketsaanpa
rpengaruhpadakeasliandari d a keseluruhan lantai yang dilapisi
karakteristik pintu ini sendiri. keramik jenis tersebut, kemudian
o Studi ini dapat dilakukan dengan studi dari diberikan penandaan bagian lantai mana
literatur mengenai arsitektur Hindia saja yang mengalami kerusakan
Belanda baik sumbernya dari buku b. Studi sebab kerusakan.
ataupun melalui media elektronik.
o Studi kerusakan ini bertujuan untuk
d. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai mengetahui penyebab rusaknya keramik
kerusakan.
tersebut, apakah keruskan diakibatkan
o Studi kerusakan ini bertujuan untuk karena teknik pemasangan yang salah,
mengetahui penyebab pengelupasan pada atau karena faktor umurnya atau karena
pintu tersebut, atau disebabkan oleh suatu tindakan yang disengaja atau tidak
sengaja atau ada sebuah kejadian penting
yang membuat keramik tersebut rusak.
c. Tindakan yang direncanakan.
o Dari hasil studi dan lab dapat ditentukan
diganti atau diperbaiki. Jika diganti harus
sesuai dengan karakter yang sama.

*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah

Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011 35


hati kudus:
- Dokumentasi kerusakan.
o Dilakukan pengambilan beberapa foto pada keseluruhan jalur sirkulasi gedung Kapel Hati Kudus.
Kemudian diambil foto pada bagian jalur sirkulasi yang tidak mengalami kerusakan dan bagian
jalur sirkulasi yang mengalami kerusakan sebagai bahan pembanding.
o Dilakukan pensketsaan pada keseluruhan jalur sirkulasi Kapel Hati Kudus yang kemudian
diberikan penandaan bagian yang mengalami kerusakan.
- Studi sebab kerusakan.
o Studi kerusakan ini bertujuan untuk mengetahui penyebab rusaknya jalur sirkulasi Kapel Hati Kudus
tersebut, apakah kerusakan diakibatkan karena:
teknik pemasangan yang salah atau,
faktor umurnya atau,
penjamuran yang sudah begitu lama atau,
suatu tindakan yang disengaja atau tidak sengaja atau,
ada sebuah kejadian penting yang menyebabkan kerusakan.
- Tindakan yang direncanakan.
QQ Jika penjamuran dapat dihilangkan melalui solusi yang didapat dari uji lab maka dilakukan
perawatan dan keretakan dipapas sebagian serta diflooring kembali. o Jika penjamuran tidak dapat
diatasi maka jalur sirkulasi dibongkar dan di flooring
ulang dengan tetap memperhatikan karakter awalnya.
VV Penjamuran penampang dak beton entrance:
- Dokumentasi kerusakan.
o Dilakukan pengambilan beberapa foto
pada keseluruhan bagian dak beton entrance Kapel Hati Kudus. Kemudian diambil foto pada
bagian dak beton entrance Kapel Hati Kudus yang mengalami penjamuran dan foto bagian dak
beton yang tidak mengalami penjamuran. Hal bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
penjamuran ini mengenai dak beton entrance Kapel Hati Kudus ini. Selain itu bertujuan untuk
sebagai data yang akan dijadikan patokan untuk merefinishing ulang dak beton entrance.

Dilakukan pensketsaan pada keseluruhan dak beton entrance Kapel Hati Kudus ,kemudian
diberikan penandaan bagian penampang mana saja yang mengalami kerusakan
- Studi pengaruh kolonial.
? Studiinidilakukanuntukmempertahankankeasliandarikarakteristikd
a k b e t o n e n t r a n c e khususnya detail dari dak beton tersebut.
Studi ini dapat dilakukan dengan studi dari literatur mengenai arsitektur Hindia Belanda baik
dari buku ataupun melalui media elektronik.
o Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai kerusakan.
Studi kerusakan ini bertujuan untuk mengetahui penyebab penjamuran pada dak beton entrance
Kapel Hati Kudus tersebut, apakah disebabkan oleh faktor c u a c a a t a u f a k t o r y a n g l a i
n n y a . Kemungkinan lainnya dapat dilakukan juga uji lab pada dak beton entrance tersebut
untuk mengetahui apakah dak beton entrance dapat diperbaiki ataukah

Anda mungkin juga menyukai