AKUNTANSI INVESTASI
KASUS PADA: BANK DANA MULYA
OLEH: KELOMPOK 2
Nama Anggota Kelompok:
1. Si Luh Putu Yulita Suningsih 1615644002 / 01
2. Putu Inten Citrawati Purna 1615644113 / 18
3. Ni Kadek Dwi Pratiwi 1615644123 / 19
4. Komang Adhitya Arya Kanuruhan 1615644154 / 23
AKUNTANSI
D4 AKUNTANSI MANAJERIAL – 5F
POLITEKNIK NEGERI BALI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Akuntansi Investasi. Kasus pada: Bank Dana Mulya” sesuai waktu yang telah
ditentukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Praktikum Akuntansi Keuangan.
Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf
apabila ada kekurangan baik mengenai teknik penulisan, isi, serta wawasannya.
Dalam hal ini kami sangat berharap ada kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan makalah ini sehingga dapat dimanfaatkan dalam upaya
meningkatkan pendidikan dan pengetahuan bersama-sama.
Demikian sepatah kata pengantar yang dapat kami sampaikan. Akhir kata
kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
1.2 Perbedaan Investasi Jangka Pendek dan Investasi Jangka Panjang ......... 2
BAB II KASUS..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
LANDASAN TEORI
2
tersebut mampu untuk menginvestasikan dana yang berlebihan dalam
saham dan obligasi untuk mendapatkan bunga yang lebih tinggi dari apa
yang akan diperoleh dari rekening tabungan normal.
Investasi jangka pendek juga dikenal sebagai investasi sementara.
Hal ini biasanya mencakup ekuitas berharga dan surat utang serta kertas
jangka pendek.
2. Menguraikan “Investasi Jangka Panjang”
Bentuk umum dari investasi jangka panjang terjadi ketika
perusahaan A menginvestasikan sebagian besar sahamnya di perusahaan B
dan keuntungannya berpengaruh secara signifikan atas perusahaan B tanpa
harus memiliki mayoritas saham voting. Dalam hal ini, harga beli akan
ditampilkan sebagai investasi jangka panjang.
Ketika sebuah perusahaan induk atau perusahaan lain membeli
obligasi atau saham biasa yang disebut investasi, keputusan tentang apakah
harus mengklasifikasikannya sebagai jangka pendek atau jangka panjang
memiliki beberapa implikasi yang cukup penting dalam cara aset tersebut
dinilai dalam neraca. Investasi jangka pendek ditandai ke pasar, dan setiap
penurunan nilai diakui sebagai kerugian. Namun, kenaikan nilai tidak diakui
hingga item tersebut dijual. Oleh karena itu klasifikasi laporan neraca
sebuah investasi – entah itu jangka panjang atau jangka pendek – memiliki
dampak langsung pada laba bersih yang dilaporkan dalam laporan laba rugi.
3. Persyaratan
Ada dua persyaratan dasar bagi perusahaan untuk
mengklasifikasikan investasi jangka pendek. Pertama, harus cair. Kedua,
manajemen harus berniat untuk menjual investasi dalam waktu 12 bulan.
Obligasi yang jatuh tempo dalam jangka waktu tersebut juga disertakan.
Penyajian di laporan posisi keuangan dan hubungannya dengan laba
komprehensif yaitu:
3
31 Desember 2011
Statement of Financial Position
Investasi
Investasi Obligasi (Jk. Pendek) xxx
Investasi Obligasi (Jk. Panjang) xxx
Investasi Saham (Jk. Pendek) xxx
Investasi Saham (Jk. Panjang) xxx
Modal
Akumulasi Laba Komprehensif xxx
Statement of Comprehensive Income
Pendapatan / Beban
Pendapatan Bunga Obligasi xxx
Pendapatan Deviden xxx
Pendapatan Investasi xxx
Pendapatan Komprehensif Lain
Laba/Rugi Belum Terealisasi xxx
4
2. Investasi dalam sekuritas ekuitas (investment in equity securities) adalah
investasi dalam sekuritas yang menunjukkan hak kepemilikan atas suatu
ekuitas atau hak untuk memperoleh waran dan opsi atau hak untuk menjual
kepemilikan tersebut dengan harga yang telah atau akan ditetapkan.
Pada saat perolehan, perusahaan harus mengklasifikasikan sekuritas
utang atau sekuritas ekuitas ke dalam salah satu dari tiga kelompok di bawah
ini:
1. Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity). Jika perusahaan mempunyai
maksud dan kemampuan untuk memiliki sekuritas utang hingga tanggal
jatuh tempo, dan disajikan di neraca sebesar harga perolehan setelah
amortisasi premium atau diskonto.
2. Diperdagangkan (trading). Jika investasi dalam sekuritas yang dibeli dan
dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat maka harus
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan (trading). Sekuritas ini
dibeli dan dimiliki dengan maksud untuk menghasilkan laba atas selisih atau
perbedaan harga jangka pendek (capital gains).
3. Tersedia untuk dijual (available for sale). Jika perusahaan bertujuan untuk
memiliki sekuritas dalam jangka panjang, maka harus diklasifikasikan
dalam kelompok tersedia untuk dijual.
5
dikelompokkan sebagai sekuritas yang dimiliki hingga jatuh tempo, jika
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan tidak diperkenankan mengklasifikasikan sekuritas utang
sebagai sekuritas yang dimiliki hingga jatuh tempo jika berniat untuk
memiliki sekuritas tersebut selama periode waktu yang tidak terbatas,
atau bila perusahaan mengantisipasi bahwa penjualan sekuritas tersebut
mungkin akan dilakukan karena perubahan suku bunga, resiko mata
uang asing, kebutuhan likuiditas atau karena alasan lainnya.
b. Mempunyai kemampuan untuk memiliki sekuritas utang tersebut
sampai tanggal jatuh tempo.
2. Investasi dalam sekuritas yang tersedia untuk dijual (investment in available
for sale).
3. Investasi dalam sekuritas perdagangan (investment in trading securities).
6
2. Metode akuntansi untuk investasi dalam ekuitas sekuritas
Bila pemilikan saham mencapai lebih dari 50% atau bahkan 100%
saham perusahaan akan memperoleh sebagian besar hak atau bahkan
seluruh hak kendali atas perusahaan lain. Dalam hal ini perusahaan yang
memiliki sebagian besar bahkan seluruh saham perusahaan lain akan
bertindak sebagai perusahaan induk (parent company) dan perusahaan
lainnya sebagai perusahaan anak (subsidiary company).
Suatu perusahaan dapat juga menguasai saham perusahaan lain yang
besarnya berkisar 20% sampai 50%. Dalam hal ini perusahaan investor
tidak mempunyai hak kendali, tetapi perusahaan investor (pemilik saham)
mempunyai pengaruh yang penting terhadap kebijakan operasi maupun
keuangan perusahaan investee. Jika situasi demikian menunjukkan bahwa
perusahaan investor mempunyai pengaruh yang cukup penting atas
kebijaksanaan finansial maupun operasional atas perusahaan investee, maka
prinsip akuntansi menyarankan untuk menggunakan metode ekuitas (equity
method).
Demikian pula sebaliknya, bila pemilikan saham kurang dari 20%,
dipandang bahwa perusahaan investor tidak mempunyai pengaruh yang
cukup penting atas perusahaan investee, kecuali adanya bukti lain yang
dapat dibuktikan. Sehingga penggunaan metode akuntansi mana yang akan
digunakan sebagai patokan yaitu:
1. Apabila pemilikkan saham kurang dari 20% maka pencatatannya
menggunakan metode biaya (cost method) sedangkan pelaporan pada
neracanya menggunakan metode nilai wajar (fair value method).
2. Metode ekuitas kekayaan (equiy method) digunakan apabila pemilikkan
berkisar antara 20%-50%,
3. Apabila pemilikkan saham lebih dari 50% maka pencatatannya
menggunakan metode biaya atau ekuitas sedangkan pelaporannya
menggunakan konsolidasi (consolidated method).
7
Dapat disimpulkan pengaruh tingkat pengendalian dan pengaruh
terhadap metode akuntansi investasi dalam sekuritas ekuitas adalah sebagai
berikut:
Besarnya Pemilikan Besarnya Pengaruh Metode Akuntansi
Kurang dari 20% Tidak ada pengaruh penting Metode nilai wajar
20% sampai 50% Pengaruh penting Metode ekuitas
Lebih dari 50% Hak kendali Metode konsilidasi
Karena itu, akuntansi dan pelaporan untuk investasi dalam ekuitas
sekuritas tergantung tingkat pengaruh dan jenis sekuritas yang terlibat.
Akuntansi dan pelaporan untuk sekuritas ekuitas menurut kategorinya
diikhtisarkan sebagai berikut:
Keuntungan atau
Pengaruh
Persentase Metode kerugian
lainnya terhadap
Kepemilikan Penilaian kepemilikan yang
laba
belum direalisir
Kepemilikan
kurang dari
20%
Diakui dalam laba
Deviden yang
komprehensif
diumumkan,
1. Tersedia lainnya dan sebagai
Nilai Wajar keuntungan dan
untuk dijual komponen terpisah
kerugian dari
dari ekuitas
penjualan
pemegang saham
Deviden yang
diumumkan,
Diakui dalam laba
2. Perdagangan Nilai Wajar keuntungan dan
bersih
kerugian dari
penjualan
Bagian
propesional
Kepemilikan dalam laba bersih
antara 20% Ekuitas Tidak diakui investee
sampai 50% (disesuaikan
dengan amortisasi
yang tepat)
Kepemilikan
Tidak dapat
lebih dari Konsolidasi Tidak diakui
diterapkan
50%
8
1.6 Jurnal-jurnal yang Diperlukan
Untuk mencatat investasi dalam bentuk sekuritas utang (investment in
debt securities) dapat menggunakan pencatatan sesuai dengan jenis investasi
yang telah dijual dan/atau dibeli, yaitu sebagai berikut:
9
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Tersedia untuk Dijual Diperdagangkan
1. Saat Pembelian
Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx Investasi Tersedia untuk Dijual xxx Investasi Diperdagangkan xxx
Kas xxx Kas xxx Kas xxx
2. Penerimaan Bunga dan Amortisasi
a. Diskon Amortisasi
Kas xxx Kas xxx Kas xxx
Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx Investasi Tersedia untuk Dijual xxx Investasi Diperdagangkan xxx
Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx
b. Amortisasi Premium
Kas xxx Kas xxx Kas xxx
Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx Investasi Tersedia untuk Dijual xxx Investasi Diperdagangkan xxx
Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx
3. Saat Penyesuaian
a. Diskon Amortisasi
Piutang Bunga xxx Piutang Bunga xxx Piutang Bunga xxx
Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx Investasi Tersedia untuk Dijual xxx Investasi Diperdagangkan xxx
Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx
b. Amortisasi Premium
Piutang Bunga xxx Piutang Bunga xxx Piutang Bunga xxx
Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx Investasi Tersedia untuk Dijual xxx Investasi Diperdagangkan xxx
Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx
10
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Tersedia untuk Dijual Diperdagangkan
1. Saat Penjualan
a. Bila Laba
Kas xxx Kas xxx Kas xxx
Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx Investasi Tersedia untuk Dijual xxx Investasi Diperdagangkan xxx
Laba Penjualan xxx Laba Penjualan xxx Laba Penjualan xxx
b. Bila Rugi
Kas xxx Kas xxx Kas xxx
Rugi Penjualan xxx Rugi Penjualan xxx Rugi Penjualan xxx
Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx Investasi Tersedia untuk Dijual xxx Investasi Diperdagangkan xxx
2. Diskon Amortisasi
Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx Investasi Tersedia untuk Dijual xxx Investasi Diperdagangkan xxx
Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx
3. Amortisasi Premium
Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx
Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx Investasi Tersedia untuk Dijual xxx Investasi Diperdagangkan xxx
4. Bunga Berjalan
Kas xxx Kas xxx Kas xxx
Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx Pendapatan Bunga xxx
11
Untuk mencatat investasi dalam bentuk sekuritas ekuitas (investment in
equity securities) dapat menggunakan pencatatan dengan dua metode, yaitu
metode biaya (apabila kepemilikan saham kurang dari 20%) dan metode ekuitas
(apabila kepemilikan melebihi 20%-50%), sesuai dengan rangkuman jurnal
berikut:
12
“kupon”). Untuk mengetahui perbedaan saham dan obligasi lainnya perhatikan
tabel berikut:
Saham dan obligasi merupakan 2 aspek yang tidak asing bagi para
investor. Orang-orang yang memiliki uang berlebih dapat berinvestasi dengan
cara membeli saham maupun obligasi. Sebagian orang membeli saham dan
obligasi untuk disimpan dengan harapan akan mendapatkan keuntungan secara
periodik, atau biasa disebut dengan istilah passive income. Seringkali,
13
keuntungan yang diperoleh dari pemegang saham maupun obligasi dapat
berjumlah jauh lebih besar daripada bunga bank.
Ada pula orang-orang yang mencari keuntungan dengan
cara memperjualbelikan saham. Orang-orang tersebut mendapatkan
keuntungan dengan cara membeli ketika harga rendah dan menjualnya kembali
di saat harga saham naik. Untuk bisa memprediksi kenaikan atau penurunan
harga saham suatu perusahaan, diperlukan pemahaman prinsip dasar ekonomi,
yaitu tentang konsep supply and demand. Selain itu, pengetahuan tentang
kinerja perusahaan tersebut juga merupakan aspek penting yang menentukan
harga saham perusahaan tersebut. Dengan kedua cara ini, keuntungan yang
didapat dari saham bisa jauh lebih besar daripada bunga deposito bank maupun
obligasi.
Pembeli obligasi akan diuntungkan karena mereka memperoleh
sejumlah keuntungan tetap setiap tahunnya. Obligasi adalah salah satu bentuk
investasi yang aman dibandingkan saham, karena bunga yang diterima tiap
tahunnya sudah ditentukan jumlahnya. Lain dengan saham, yang jumlah
keuntungannya tidak pasti dan memiliki resiko perusahaan bangkrut.
14
Jurnal:
Investasi xxx
Kas xxx
15
No Keterangan Metode Konvensional Metode Nilai Tunai Jurnal Metode Konvensional Jurnal Metode Nilai Tunai
Harga perolehan Harga Kurs (nominal x kurs) = xxx Nilai Tunai Nominal = nominal x 1/(1+i)^n = xxx Investasi Obligasi xxx Investasi Obligasi xxx
apabila obligasi Biaya Pembelian = xxx Nilai Tunai Bunga = % bunga x {1-(1/(1+i)^n}/i = xxx
1
dibeli tepat pada Kas xxx Kas xxx
pembayaran bunga Harga Perolehan = xxx Harga Perolehan = xxx
Harga perolehan Harga Kurs (nominal x kurs) = xxx Nilai Tunai Nominal = nominal x 1/(1+i)^n = xxx Investasi Obligasi xxx Investasi Obligasi xxx
apabila obligasi Biaya Pembelian = xxx Nilai Tunai Bunga = bunga x {1-(1/(1+i)^n}/i = xxx
Piutang Bunga/Pendapatan Bunga xxx Piutang Bunga/Pendapatan Bunga xxx
2 dibeli tidak tepat Harga Perolehan = xxx Harga Perolehan = xxx
pada pembayaran Bunga = nominal x % bunga x lama = xxx Bunga = nominal x % bunga x Lama = xxx
bunga Kas xxx Kas xxx
Jumlah Yang Dibayar = xxx Jumlah Yang Dibayar = xxx
Obligasi saat dimiliki
Jurnal saat pembelian (dicatat pendekatan
laba/rugi)
Kas xxx
Pendapatan Bunga xxx
a. Penerimaan Pendapatan Bunga = nominal x % bunga x
Tidak ada perhitungan Jurnal saat pembelian (dicatat pendekatan Tidak ada pencatatan
bunga obligasi lama (biasanya 6 bulan)
neraca)
Kas xxx
Piutang Bunga xxx
Pendapatan Bunga xxx
3 b. Bunga yang
masih harus xxx
diterima (piutang Piutang Bunga
bunga dihitung
dari terakhir Perhitungannya = nominal x % bunga x lama Tidak ada perhitungan Tidak ada pencatatan
penerimaan bunga
Pendapatan Bunga xxx
sampai dengan
laporan akhir
periode)
Kerugian Penilaian Harga Pasar
c. Penilaian xxx
dibawah HP
obligasi akhir Tidak ada perhitungan Tidak ada perhitungan Tidak ada pencatatan
Cadangan Penurunan Nilai
periode xxx
Obligasi dibawah HP
Harga Kurs (nominal x kurs) = xxx
Kas xxx
Biaya Penjualan = (xxx)
Harga Jual = xxx
Penjualan obligasi Rugi Penjualan xxx
4 tepat pada Tidak ada perhitungan Tidak ada pencatatan
pembayaran bunga Laba/Rugi :
Laba Penjualan xxx
Harga Jual = xxx
Harga Pokok = xxx
Investasi Obligasi xxx
Laba/Rugi = xxx
16
Harga Kurs (nominal x kurs) = xxx
Kas xxx
Biaya Penjualan = (xxx)
Harga Jual = xxx
Rugi Penjualan xxx
Bunga = nominal x % bunga x lama = xxx
Penjualan obligasi Jumlah Yang Diterima = xxx
5 tidak tepat pada Tidak ada perhitungan Laba Penjualan xxx Tidak ada pencatatan
pembayaran bunga
Laba/Rugi :
Investasi Obligasi xxx
Harga Jual = xxx
Harga Pokok = xxx
Pendapatan Bunga xxx
Laba/Rugi = xxx
Harga Kurs termasuk BB = N x
= xxx
Harga perolehan Kurs termasuk BB Investasi Obligasi xxx
apabila obligasi Bunga = nominal x % bunga x lama = (xxx)
dibeli tidak tepat Harga Kurs (nominal x kurs) = xxx
6 pada pembayaran Tidak ada perhitungan Piutang Bunga/Pendapatan Bunga xxx Tidak ada pencatatan
Biaya Pembelian = xxx
bunga (kurs
termasuk bunga Harga Perolehan = xxx
berjalan) Bunga = nominal x % bunga x lama = xxx Kas xxx
Jumlah Yang Dibayar = xxx
Harga Kurs termasuk BB = N x
= xxx
Kurs termasuk BB Kas xxx
Bunga = nominal x % bunga x lama = (xxx)
Harga Kurs (nominal x kurs) = xxx
Harga perolehan Rugi Penjualan xxx
Biaya Penjualan = (xxx)
apabila obligasi
dijual tidak tepat Harga Jual = xxx
Laba Penjualan xxx
7 pada pembayaran Bunga = nominal x % bunga x lama = xxx Tidak ada perhitungan Tidak ada pencatatan
bunga (kurs Jumlah Yang Diterima = xxx
termasuk bunga Investasi Obligasi xxx
berjalan) Laba/Rugi :
Harga Jual = xxx
Harga Pokok = xxx Pendapatan Bunga xxx
Laba/Rugi = xxx
Harga Jual = xxx Jurnal amortisasi awal periode s.d. penjualan
Biaya Penjualan = (xxx)
Pendapatan Investasi xxx
Harga Jual bersih = xxx
Penjualan obligasi Bunga Berjalan = xxx
Investasi Obligasi xxx
8 sebelum jatuh Tidak ada perhitungan Jumlah Yang Diterima = xxx Tidak ada pencatatan
tempo
Laba Rugi Penjualan Jurnal Laba/Rugi Penjualan
Harga Jual Bersih xxx Kas xxx
Nilai Buku Investasi s.d dijual : Amortisasi Premium xxx
17
Harga Perolehan xxx Rugi Penjualan xxx
Amortisasi Premium/Diskonto s.d. Dijual xxx Laba Penjualan xxx
(xxx) Pendapatan Bunga xxx
Laba/Rugi Penjualan Investasi Obligasi xxx Investasi Obligasi xxx
Pelunasan obligasi Kas xxx
9 pada saat jatuh Tidak ada perhitungan Tidak ada perhitungan Tidak ada pencatatan Pendapatan Bunga xxx
tempo Investasi Obligasi xxx
18
1.10 Menghitung Amortisasi
1. Metode garis lurus
Untuk menghitung amortisasi garis lurus, tarif amortisasi tiap bulan
dihitung mulai saat pembelian sampai dengan tanggal jatuh tempo.
Berikut contoh tabel amortisasi premium investasi obligasi dengan
metode garis lurus:
Jangka Waktu Bunga Amortisasi Bunga Premium Nilai Buku
Tahun
Amortisasi Nominal Premium Efektif Obligasi Obligasi
a b c d e f g
1 h i
2
3
Catatan:
i = harga perolehan obligasi
h = nominal obligasi – nilai buku
b = dihitung dari tanggal pembelian sampai tanggal jatuh tempo
c = nominal obligasi x bunga obligasi x jangka waktu / 12
d = premium obligasi / jangka waktu jatuh tempo x jangka waktu
amortisasi
e = bunga nominal – amortisasi premium
f = premium obligasi – amortisasi premium
g = nilai buku obligasi – amortisasi premium
Jurnal amortisasi premium
Pendapatan Bunga xxx
Investasi Obligasi xxx
Jurnal pendapatan bunga
Kas xxx
Pendapatan Bunga xxx
Berikut contoh tabel amortisasi diskonto investasi obligasi dengan
metode garis lurus:
Jangka Waktu Bunga Amortisasi Bunga Diskonto Nilai Buku
Tahun
Amortisasi Nominal Diskonto Efektif Obligasi Obligasi
A b c d e f g
1 h i
2
3
19
Catatan:
e = bunga nominal + amortisasi diskonto
g = nilai buku obligasi + amortisasi diskonto
Jurnal amortisasi diskonto
Investasi Obligasi xxx
Pendapatan Bunga xxx
Jurnal pendapatan bunga
Kas xxx
Pendapatan Bunga xxx
2. Metode Bunga Efektif
Berikut merupakan contoh tabel amortisasi metode bunga efektif:
20
BAB II
KASUS
2.1 Informasi
Dalam rangka persiapan untuk mengadministrasi transaksi-transaksi
yang berhubungan dengan investasi, Sidhaka Consultant telah menyiapkan
akun-akun baru sebagai pelengkap bagan akun yang telah dimiliki oleh Bank
Dana Mulya. Akun-akun baru tersebut adalah:
1. Akun Investasi Obligasi. Akun ini digunakan untuk mencatat investasi
dalam bentuk obligasi. Obligasi yang termasuk dalam akun ini adalah
obligasi yang diperoleh dengan tujuan untuk dipertahankan sampai dengan
tanggal jatuh tempo (meskipun tidak menutup kemungkinan untuk menjual
obligasi tersebut dalam kondisi perusahaan memerlukan dana). Akun ini
termasuk dalam klasifikasi dalam klasifikasi Investasi (bukan merupakan
bagian dari aset lancar).
2. Akun Investasi Saham. Akun ini digunakan umtuk mencatat investasi
dalam bentuk saham perusahaan lain, yang dibeli dengan tujuan (1) untuk
memperoleh hak atas kepemilikan perusahaan lain, dan atau (2) untuk
mendapatkan tambahan pendapatan dari dividen.
3. Akun Surat-surat Berharga Obligasi. Akun ini digunakan untuk mencatat
investasi dalam bentuk obligasi yang diperoleh dalam rangka memanfaatkan
kelebihan dana atau dalam rangka untuk mendapatkan capital gain. Akun ini,
karena sifatnya, diklasifikasikan sebagai salah satu pos aset lancar.
4. Akun Surat-surat Berharga Saham. Akun ini digunakan untuk mencatat
investasi dalam bentuk saham yang diperoleh dalam rangka memanfaatkan
kelebihan dana atau dalam rangka untuk mendapatkan capital gain. Akun ini,
karena sifatnya, diklasifikasikan sebagai salah satu pos aset lancar.
5. Akun Penyesuaian Harga Pasar Surat Berharga. Akun ini digunakan
untuk mencatat selisih antara harga pasar surat-surat berharga obligasi
maupun saham dengan harga perolehannya.
21
6. Akun Laba (Rugi) Investasi-Belum Direalisasi. Akun ini digunakan untuk
mencatat laba atau rugi sebagai akibat adanya perubahan harga surat-surat
berharga obligasi maupum saham pada tanggal laporan posisi keuangan.
7. Akun Pendapatan Investasi. Akun ini digunakan untuk mencatat
pendapatan yang berasal dari investasi saham (yang berupa dividen).
8. Akun Pendapatan Bunga Obligasi. Akun ini digunakan untuk mencatat
pendapatan bunga obligasi dan juga untuk mencatat amortisasi premi atau
diskonto obligasi. Amortisasi premi dan diskonto obligasi dilakukan dengan
metode bunga efektif.
Selain itu Bank Dana Mulya melayani empat cara penyimpanan uang,
yaitu:
1. Tabungan
Merupakan simpanan uang yang bisa dilakukan secara perseorangan
atau instansi yang dapat ditarik kapan saja (dengan memanfaatkan sarana
ATM atau Anjungan Tunai Mandiri untuk penarikan uang secara mandiri).
Tetapi simpanan uang dalam bentuk tabungan tidak bisa ditarik tunai dengan
menggunakan bilyet giro, cek dan alat penarikan lain yang ditentukan bank.
2. Giro
Merupakan simpanan uang yang dapat ditarik secara tunai pada
setiap jam kerja bank. Cara penarikan simpanan uang ini dengan
menggunakan bilyet giro, cek, surat perintah penarikan dan lain sebagainya.
3. Deposito Berjangka
Merupakan tabungan atau uang yang disetorkan nasabah namun tidak
dapat ditarik sebelum tanggal jatuh temponya. Ada beberapa angka jangka
waktu yang dapat dipilih, yaitu 1, 3, 6, 12, atau 24 bulan. Apabila deposito
berjangka dicairkan sebelum tanggal jatuh temponya maka nasabah akan
dikenakan penalti.
4. Sertifikat deposito
Merupakan instrumen utang untuk pertukaran dalam peminjaman
uang institusi dalam masa waktu yang telah ditentukan, investor mendapat
hasil yaitu suku bunga yang tinggi.
22
2.2 Kebijakan Akuntansi Perusahaan
1. Untuk kepentingan para pemegang saham dan pihak-pihak lainnya,
perusahaan telah menetapkan periode akuntansi yang sama dengan tahun
kalender, yaitu periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember.
2. Untuk memperoleh pendapatan yang bersifat tetap untuk jangka waktu yang
relative cukup panjang dan dengan risiko yang relatif rendah, Bank Dana
Mulya direkomendasikan untuk mengalokasikan dana antara Rp
15.000.000.000,00 sampai Rp 20.000.000.000,00 untuk pembelian surat
obligasi yang dikeluarkan oleh badan-badan usaha milik Negara.
3. Untuk memanfaatkan kelebihan dana untuk jangka waktu yang relatif
singkat dan memperoleh selisih lebih harga beli dengan harga jual kembali,
Bank Dana Mulya direkomendasi untuk mengalokasikan dana antara Rp
2.000.000.000,00 sampai Rp 5.000.000.000,00 untuk pembelian surat
obligasi di bursa saham, khususnya surat obligasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan-perusahaan dengan prospek yang menjanjikan.
4. Untuk memperluas jaringan operasi bisnis perbankan, Bank Dana Mulya
direkomendasi untuk memiliki saham bank lain, khususnya bank yang tidak
termasuk dalam deretan papan atas di Indonesia. Untuk itu, Bank Dana
Mulya direkomendasi untuk memiliki saham antara 20% sampai 30% dari
jumlah saham yang dikeluarkan oleh bank lain tersebut.
5. Untuk mendapatkan tambahan pendapatan yang bersifat spekulatif, Bank
Dana Mulya direkomendasi untuk membeli saham di bursa saham, dan
menjual kembali saham tersebut pada saat harga saham yang bersangkutan,
dalam estimasi yang akurat, mencapai titik optimal. Jumlah dana yang dapat
dialokasikan untuk kegiatan tersebut tidak melebihi Rp 2.500.000.000,00.
2.3 Permasalahan
1. Pada awal bulan Agustus 2010, Bank Dana Mulya telah meminta bantuan
kepada Sidhaka Consultant, sebuah konsultan manajemen terkemuka di
23
Jakarta untuk membantu dalam merencanakan penyaluran dana secara
optimal.
24
DAFTAR PUSTAKA