Anda di halaman 1dari 11

Laporan Modul II, MG3017

Sampling dan Analisis Ayak


Putu Yukie Peramesti A (12116003) / Kelompok 10 / Rabu, 20 Februari 2019
Asisten : Arief Prasetyo Marwan (12515036)

Abstrak – Praktikum Modul II – Praktikum Dari praktikum ini, metode sampling yang akan
Sampling dan Analisis Ayak bertujuan untuk menentukan digunakan adalah menggunakan pembagi contoh riffle,
P80, menentukan selang rataan tiap metode sampling dan teknik coning dan quartering serta increment sampling.
menentukan metode sampling terbaik. Praktikum sampling a. Menggunakan pemmbagi contoh Riffle
diawali dengan menentukan lot, kemudian diambil sampel Riffle sampler merupakan salah satu mechanical
menggunakan 3 metode yaitu menggunakan pembagi sampling. Biasanya digunakan untuk pengambilan contoh
contoh riffle, coning and quartering dan increment dalam jumlah yang besar dengan hasil yang representatif
sampling. Selanjutnya dilakukan grain counting, sehingga
dibandingkan hand sampling. Alat riffle sampler berbentuk
dihasilkan data-data yang dapat diolah/ uji statistik.
persegi panjang dan didalamnya terbagi menjadi beberapa
Sedangkan pada praktikum analisis ayak, sampel akan
sekat yang arahnya berlawanan yang berfungsi sebagai
diayak dengan ukuran ayakan yang berbeda-beda,
sehingga dapat diukur berat tertampung pada masing- pembagi contoh sama rata.
masing fraksi. Kemudian disajikan dalam bentuk grafik
ukuran partikel dan berat dengan direct plot, cumulative
direct plot, semi-log plot dan log-log plot. Hasil dari
praktikum Sampling dan Analisis Ayak ini adalah P80 yaitu
29,7979 mikrometer, selang rataan butir hitam metode riffle
sampler 0,474535 < 𝜇 < 0,611238 dan butir putih
0,442632 < 𝜇 < 0,471595, selang rataan butir hitam
metode coning and quartering 0,482727 < 𝜇 < 0,586407
dan butir putih 0,456868 < 𝜇 < 0,473998, selang rataan
butir hitam metode increment sampling 0,442771 < 𝜇 <
0,58647 dan butir putih 0,472507 < 𝜇 < 0,498253, serta Gambar a. Riffle Sampler
metode sampling yang baik adalah coning and quartering
b. Coning dan quartering
Teknik pengambilan contoh yang unik dengan
A. Tinjauan Pustaka membentuk kerucut terlebih dahulu kemudian melakukan
1. Sampling reduksi jumlah mengambil bagian yang bersebrangan
Sampling adalah tahapan pengambilan sebagian setelah dibagi menjadi 4 bagian yang sama rata.
(dalam jumlah cukup) dari suatu yang besar jumlahnya
dengan perbandingan dan distribusi kualitas yang sama,
untuk dilakukan analisis atau uji fisik. Sampling bertujuan
untuk memprediksi parameter dari populasi atau lot
(sesuatu yang jumlahnya besar) dengan memperoleh suatu
statistik dari contoh.
Berdasarkan cara mengumpulkan contoh, sampling
dibedakan menjadi random sampling dan sistematic
sampling. Random sampling adalah cara mengumpulkan Gambar b. Coning dan quartering
contoh dengan setiap unit dari lot mempunyai kesempatan
atau peluang yang sama untuk dijadikan contoh. Sedangkan c. Increment sampling
sistematic sampling adalah cara mengumpulkan contoh dari Metode increment sampling adalah pengambilan
populasi/ lot berdasarkan interval yang teratur dan spesifik sejumlah material dari populasi/ lot dengan satu kali operasi
dari segi jumlah, waktu dan ruang. Dalam sampling juga pengambilan dan menggunakan alat sampling.
dikenal istilah increment. Increment adalah sejumlah
material yang diambil dari populasi/ lot dengan satu kali Dari pengambilan sampel kemudian dilakukan grain
operasi pengambilan dan menggunakan alat sampling. counting. Grain counting adalah metode penentuan kadar
Di dunia pertambangan biasanya dilakukan beberapa dengan menghitung butir yang ada di dalam kotak-kotak.
metode sampling. Seperti core sampling dan bulk sampling. 1 2
Core sampling adalah metode sampling dengan melakukan
pengeboran terlebih dahulu. Core sampling biasanya 5
digunakan saat metallurgical test. Sedangkan bulk sampling
adalah metode mengumpulkan contoh dari hasil galian yang 3 4
dekat dengan permukaan. Biasanya bulk sampling
digunakan saat pilot test. Gambar c. Kotak Grain Counting
2. Analisis Ayak 1. Sampling
Karakteristik partikel yang berpengaruh dalam Metode sampling yang digunakan ada 3 macam yaitu :
proses pengolahan bahan galian adalah bentuk dan ukuran a. Riffle Sampler
partikel. Partikel umumnya tidak berdiri sendiri dan tidak Tabel 1. Data Grain Counting dari Riffle Sampler
berbentuk bulat sempurna. Sehingga diperlukan salah satu
Kotak 1 2 3 4 5
metode yang disebut analisis ayak. Analisis ayak dilakukan
Kertas H P H P H H H P H P
dengan menggunakan ayakan seri dengan ukuran lubang
1 1 10 1 4 37 37 7 30 37 80
tertentu. Pengayakan biasanya dilakukan setelah proses
2 3 2 3 2 40 40 5 8 40 37
kominusi. Analisis ayak digunakan untuk menentukan
3 2 5 3 15 7 7 6 15 7 33
efisiensi berbagai peralatan, menghitung derajat liberasi,
mencari penyebab dan ukuran mineral berharga yang hilang 4 8 15 1 2 34 34 4 5 34 84
bersama tailing. 5 6 6 3 9 35 35 5 16 35 60
Pengayakan terdapat dua jenis yang umum diketahui
yaitu sieving dan screening. Sieving biasanya digunakan b. Coning dan Quartering
pada skala laboratorium sedangkan screening biasanya Tabel 2. Data Grain Counting dari Coning dan Quartering
digunakan pada skala yang lebih besar yaitu industri. Kotak 1 2 3 4 5
Kertas H P H P H H H P H P
1 4 14 2 11 4 6 3 9 81 142
2 3 4 6 7 8 9 9 11 58 96
3 2 9 1 5 7 19 3 5 58 90
4 9 18 4 9 11 15 3 11 46 78
5 4 8 2 7 2 12 8 33 65 114

c. Increment Sampling
Tabel 3. Data Grain Counting dari Increment Sampling
Gambar d. Ayakan dan Vibrator Kotak 1 2 3 4 5
Kertas H P H P H H H P H P
Analisis ayak menggunakan suatu alat yang terdiri 1 9 19 8 7 3 14 3 13 56 102
dari susunan ayakan sesuai standar dan mesin penggetar 2 1 3 3 3 4 2 17 28 10 20
(vibrator). Kemudian hasil analisis ayak biasanya 3 4 5 1 1 9 23 4 13 50 72
dipresentasikan dalam bentuk grafik dengan ukuran partikel
4 7 43 5 14 5 21 2 13 33 87
sebagai absis dan berat sebagai ordinat. Ada empat jenis
5 1 7 3 3 3 13 1 14 33 87
grafik yang biasanya digunakan yaitu direct plot,
cummulative direct plot, semi-log plot dan log-log plot.
2. Analisis Ayak
a. Direct plot
Tabel 4. Data Berat Material Tertampung Setiap Fraksi
Ukuran partikel pada jarak yang sama sebagai absis
pada Analisis Ayak
terhadap berat tertampung pada masing-masing ayakan
Berat
berukuran tertentu. Fraksi Fraksi
tertampung
b. Cummulative direct plot (mesh) (x𝟏𝟎−𝟑mikrometer)
(gram)
Persen berat kumulatif tertampung atau persen berat
+35 +0,420 108,2
kumulatif lolos ayakan terhadap ukuran.
-35 +65 -0,420 +0,210 250,8
c. Semi-log plot
Sumbu X menggunakan skala logaritmik. -65 +80 -0,210 +0,177 51
d. Log-log plot -80 +100 -0,177 +0,149 37,3
Sumbu X dan Y menggunakan skala logaritmik. -100 +140 -0,149 +0,111 31
-140 -0,111 15,1
Gaudin-Schuhman plot adalah log-log plot dimana Loss 6,6
persen berat kumulatif lolos ayakan sebagai ordinat dan Total 500
𝑥 𝑚
ukuran partikel sebagai absis. Dengan 𝑌 = 100 [ ]
𝑘 C. Pengolahan Data Percobaan
dimana: Prosedur Percobaan
“Y” adalah persen berat kumulatif lolos ukuran x, 1. Sampling
“m” adalah modulus distribusi, a. Riffle Sampler
“k” adalah modulus ukuran dalam mikrometer
“x” adalah ukuran partikel Bahan yang telah disiapkan di Laboratorium
digunakan dan diaduk dengan baik.
B. Data Percobaan
Sampling dan analisis ayak menggunakan lot/
populasi : campuran galena (Hitam) dan silika (Putih).
c. Increment Sampling
Bahan direduksi menggunakan pembagi contoh
riffle, sampai diperoleh sebanyak 150 gram. Bahan yang telah disiapkan di Laboratorium
digunakan dan diaduk dengan baik.

Langkah diulangi sebanyak 5 kali


Sejumlah sampel ditebarkan di kertas kotak
grain counting. Contoh dituangkan dengan corong sehingga
berbentuk kerucut.

Butir-butir Hitam dan Putih dalam kotak grain Sampel kerucut diambil pada bagian atasnya
counting (kotak 1,2, 3,4, dan 5) dihitung. dengan menggunakan sekop kecil dengan satu

Langkah diulangi sebanyak 5 kali


kali operasi.

Data banyak butir Hitam dan Putih dicatat pada


tabel percobaan dan dihitung %beratnya. Sejumlah sampel diatas sekop diambil dan
ditebarkan di kertas grain counting.

Rata-rata, variansi, standar deviasi dan selang


rata-rata (table student “t”) pada 95% Butir-butir Hitam dan Putih dalam kotak grain
confidence interval dihitung. counting (kotak 1,2, 3,4, dan 5) dihitung.

b. Coning and Quartering


Bahan yang telah disiapkan di Laboratorium Data banyak butir Hitam dan Putih dicatat pada
digunakan dan diaduk dengan baik. tabel percobaan dan dihitung %beratnya.

Bahan direduksi menggunakan metode coning Rata-rata, variansi, standar deviasi dan selang
and quartering yaitu contoh dituangkan dengan rata-rata (table student “t”) pada 95%
corong sehingga berbentuk kerucut. confidence interval dihitung.

2. Analisis Ayak

Sampel kerucut diratakan dengan penggaris, Contoh diambil dari material yang telah
Langkah diulangi sebanyak 5 kali

kemudian dibagi menjadi 4 bagian. disediakan di laboratorium.

Saringan diambil dan disusun sebagai berikut


Sejumlah sampel yg saling berhadapan diambil 6-8-10-20- dan 28 mesh.
dan ditebarkan di kertas grain counting.

Sampel diayak selama kira-kira 15 menit


Butir-butir Hitam dan Putih dalam kotak grain dengan mesin vibrator.
counting (kotak 1,2, 3,4, dan 5) dihitung.

Contoh yang sudah diayak diambil 500 gram.


Data banyak butir Hitam dan Putih dicatat pada
tabel percobaan dan dihitung %beratnya.
Saringan diambil dan disusun sebagai berikut
35-65-80- 100- dan 140 mesh.

Rata-rata, variansi, standar deviasi dan selang


rata-rata (table student “t”) pada 95%
confidence interval dihitung.
𝑛𝐻 𝑥𝜌𝐻
𝑥𝑖 = %𝐻 = 𝑥100%
Sampel diayak selama kira-kira 15 menit (𝑛𝐻 𝑥𝜌𝐻 ) + (𝑛𝑃 𝑥𝜌𝑃 )
dengan mesin vibrator dengan amplitudo 2 mm 1𝑥7
𝑥1 = %𝐻 = 𝑥100% = 20,896%
(1𝑥7) + (10𝑥2,65)

Tabel 5. Pengolahan Data Persen Berat Galena pada


Berat material yang tertampung dimasing-
Metode Riffle Sampler
masing fraksi ditimbang.
𝒊 𝒙𝒊 ̅
𝒙𝒊 − 𝒙 ̅)𝟐
(𝒙𝒊 − 𝒙
1 20,896% -33,393% 0,11151
2 79,848% 25,559% 0,065328
Data berat material dicatat pada tabel 3 51,376% -2,913% 0,000848
percobaan dan dihitung % berat contoh, 4 58,486% 4,197% 0,001761
% berat tertampung kumulatif, % berat lolos
5 72,539% 18,250% 0,033307
kumulatif untuk setiap fraksi.
6 39,773% -14,516% 0,021071
7 79,848% 25,559% 0,065328
8 34,568% -19,721% 0,038891
Data-data diatas digambarkan dengan direct 9 56,911% 2,622% 0,000687
plot, cummulative direct plot, semi-log plot dan 10 46,823% -7,466% 0,005574
log-log plot. 11 54,989% 0,701% 4,91E-05
12 74,064% 19,776% 0,039107
13 35,911% -18,378% 0,033775
Dicari nilai P80 dengan Gaudin- Schuhman 14 51,672% -2,617% 0,000685
𝑥 𝑚 15 60,644% 6,355% 0,004038
plot dengan rumus 𝑌 = 100 [ ]
𝑘 16 31,478% -22,810% 0,052031
17 84,084% 29,795% 0,088777
18 46,823% -7,466% 0,005574
Perhitungan dan Pengolahan Hasil Percobaan
1. Sampling 19 67,879% 13,590% 0,018469
• Menghitung persen berat dari masing-masing warna 20 43,723% -10,566% 0,011164
butir untuk masing-masing metode sampling. 21 38,132% -16,156% 0,026103
- Persen berat galena dengan 𝜌𝐻 = 7 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 22 62,278% 7,989% 0,006382
𝑛𝐻 𝑥𝜌𝐻 23 51,376% -2,913% 0,000848
𝑥𝑖 = %𝐻 = 𝑥 100%
(𝑛𝐻 𝑥𝜌𝐻 ) + (𝑛𝑃 𝑥𝜌𝑃 ) 24 67,879% 13,590% 0,018469
- Persen berat silika dengan 𝜌𝑃 = 2,65 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 25 45,220% -9,069% 0,008225
𝑛𝑃 𝑥𝜌𝑃 𝒏
𝑥𝑖 = %𝑃 = 𝑥 100% 0,658003
(𝑛𝐻 𝑥𝜌𝐻 ) + (𝑛𝑃 𝑥𝜌𝑃 ) ̅
𝒙 54,289% ̅)𝟐
∑(𝒙𝒊 − 𝒙
• Menghitung rata-rata dari persen berat dari masing- 𝒊=𝟏

masing warna butir untuk masing-masing metode 𝒔𝟐 0,027417


sampling. 𝒔 0,16558
25 25

𝑥̅𝐻 = ∑ %𝐻 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥̅𝑃 = ∑ %𝑃 Rata-rata dari %H adalah:


25
𝑖=1 𝑖=1
𝑥̅𝐻 = ∑ %𝐻
• Menghitung variansi dari persen berat dari masing- 𝑖=1

masing warna butir untuk masing-masing metode 20,896% + 79,848% + ⋯ + 45,220%


𝑥̅𝐻 = = 54,289%
sampling. 25
𝑛 Variansi dari %H adalah :
2
1 𝑛
𝑠 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 1
𝑛−1 𝑠2 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑖=1 𝑛−1
• Menghitung standar deviasi dari masing-masing warna 𝑖=1
2
1
butir untuk masing-masing metode sampling. 𝑠 = [(20,896% − 54,289%)2
25 − 1
𝑠 = √𝑠 2 + (79,848% − 54,289%)2 + ⋯
• Menghitung selang rataan + (45,220% − 54,289%)2 ]
𝑠 𝑠 1
𝑥̅ − 𝑡𝛼 < 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝛼 𝑠2 = 𝑥0,658003 = 0,027417
2 √𝑛 2 √𝑛 24
Dengan 𝛼 = 5% sehingga 𝑡5% = 2,064 Standar deviasi dari %H adalah :
2
𝑠 = √𝑠 2
a. Riffle Sampler 𝑠 = √0,027417 = 0,16558
Persen berat Galena (Hitam)
Selang rataan dari % H adalah : 1
𝑠 𝑠 𝑠2 = [(79,104% − 45,711%)2
𝑥̅ − 𝑡𝛼 < 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝛼 25 − 1
2 √𝑛 2 √𝑛 + (20,152% − 45,711%)2 + ⋯
0,16558 0,16558 + (54,780% − 45,711%)2 ]
54,289% − 2,064 < 𝜇 < 54,289% + 2,064
√25 √25 1
𝑠2 = 𝑥0,841929 = 0,03508
0,474535 < 𝜇 < 0,611238 24
Standar deviasi dari %P adalah :
Selisih selang rataan dari %H adalah 0,136703
𝑠 = √𝑠 2
𝑠 = √0,03508 = 0,187298
Persen berat Silika (Putih) Selang rataan dari % P adalah :
𝑛𝑃 𝑥𝜌𝑃 𝑠 𝑠
𝑥𝑖 = %𝑃 = 𝑥 100% 𝑥̅ − 𝑡𝛼 < 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝛼
(𝑛𝐻 𝑥𝜌𝐻 ) + (𝑛𝑃 𝑥𝜌𝑃 ) 2 √𝑛 2 √𝑛
10𝑥2,65 0,187298
𝑥1 = %𝑃 = 𝑥 100% = 79,104% 45,711% − 2,064 <𝜇
(1𝑥7) + (10𝑥2,65)
√25
0,187298
Tabel 6. Pengolahan Data Persen Berat Silika pada Metode < 45,711% + 2,064
√25
Riffle Sampler 0,442632 < 𝜇 < 0,471595
𝒊 𝒙𝒊 ̅
𝒙𝒊 − 𝒙 ̅)𝟐
(𝒙𝒊 − 𝒙 Selisih selang rataan dari %P adalah 0,028962
1 79,104% 24,816% 0,061582
2 20,152% -34,137% 0,116531
3 48,624% -5,665% 0,003209
b. Coning and quartering
4 41,514% -12,774% 0,016318
Persen berat Galena (Hitam)
5 27,461% -26,828% 0,071972 𝑛𝐻 𝑥𝜌𝐻
6 60,227% 5,939% 0,003527 𝑥𝑖 = %𝐻 = 𝑥100%
(𝑛𝐻 𝑥𝜌𝐻 ) + (𝑛𝑃 𝑥𝜌𝑃 )
7 20,152% -34,137% 0,116531 4𝑥7
𝑥1 = %𝐻 = 𝑥100% = 43,011%
8 65,432% 11,143% 0,012418 (4𝑥7) + (14𝑥2,65)
9 43,089% -11,199% 0,012542
10 53,177% -1,111% 0,000124 Tabel 7. Pengolahan Data Persen Berat Galena pada
11 45,011% -9,278% 0,008608 Metode Coning dan Quartering
12 25,936% -28,353% 0,080389 𝒊 𝒙𝒊 ̅
𝒙𝒊 − 𝒙 ̅)𝟐
(𝒙𝒊 − 𝒙
13 64,089% 9,801% 0,009605 1 43,011% -10,446% 0,010912
14 48,328% -5,960% 0,003553 2 66,456% 12,999% 0,016897
15 39,356% -14,932% 0,022297 3 36,988% -16,469% 0,027121
16 68,522% 14,233% 0,020258 4 56,911% 3,454% 0,001193
17 15,916% -38,373% 0,147247 5 56,911% 3,454% 0,001193
18 53,177% -1,111% 0,000124 6 32,445% -21,012% 0,044149
19 32,121% -22,167% 0,04914 7 69,364% 15,907% 0,025305
20 56,277% 1,989% 0,000395 8 34,568% -18,889% 0,035679
21 61,868% 7,579% 0,005744 9 54,002% 0,545% 2,97E-05
22 37,722% -16,566% 0,027444 10 43,011% -10,446% 0,010912
23 48,624% -5,665% 0,003209 11 60,108% 6,651% 0,004424
24 32,121% -22,167% 0,04914 12 61,478% 8,021% 0,006434
25 54,780% 0,492% 2,42E-05 13 62,995% 9,538% 0,009097
𝒏
0,841929 14 60,904% 7,447% 0,005546
̅
𝒙 45,711% ̅)𝟐
∑(𝒙𝒊 − 𝒙 15 60,098% 6,641% 0,00441
𝒊=𝟏
16 63,781% 10,325% 0,01066
𝒔𝟐 0,03508
17 70,131% 16,675% 0,027805
𝒔 0,187298
18 49,321% -4,136% 0,001711
19 65,953% 12,496% 0,015615
Rata-rata dari %P adalah:
25 20 30,568% -22,889% 0,052391
𝑥̅𝐻 = ∑ %𝐻 21 46,823% -6,634% 0,004401
𝑖=1 22 68,367% 14,910% 0,022231
79,104% + 20,152% + ⋯ + 54,780% 23 61,314% 7,857% 0,006174
𝑥̅𝐻 = = 45,711%
25 24 41,874% -11,582% 0,013415
Variansi dari %P adalah : 25 39,038% -14,419% 0,02079
𝑛 𝒏
1
𝑠2 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 ̅
𝒙 53,457% ̅)𝟐
∑(𝒙𝒊 − 𝒙 0,378495
𝑛−1
𝑖=1 𝒊=𝟏
𝒔𝟐 0,015771 17 29,869% -23,588% 0,05564
𝒔 0,125581 18 50,679% -2,777% 0,000771
19 34,047% -19,410% 0,037673
Rata-rata dari %H adalah: 20 69,432% 15,976% 0,025522
25
21 53,177% -0,279% 7,81E-06
𝑥̅𝐻 = ∑ %𝐻 22 31,633% -21,823% 0,047627
𝑖=1 23 38,686% -14,771% 0,021817
43,011% + 66,456% + ⋯ + 39,038%
𝑥̅𝐻 = = 53,457% 24 58,126% 4,669% 0,00218
25
25 60,962% 7,505% 0,005633
𝒏
Variansi dari %H adalah :
𝑛 ̅
𝒙 46,543% ̅)𝟐
∑(𝒙𝒊 − 𝒙 0,497983
2
1 𝒊=𝟏
𝑠 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛−1 𝒔𝟐 0,020749
𝑖=1
1 𝒔 0,144046
𝑠2 = [(43,011% − 53,457%)2
25 − 1 Rata-rata dari %P adalah:
+ (66,456% − 53,457%)2 + ⋯ 25

+ (39,038% − 53,457%)2 ] 𝑥̅𝐻 = ∑ %𝐻


1 𝑖=1
𝑠2 = 𝑥0,378495 = 0,015771 56,989% + 33,544% + ⋯ + 60,962%
24 𝑥̅𝐻 = = 46,543%
Standar deviasi dari %H adalah : 25
Variansi dari %P adalah :
𝑠 = √𝑠 2 𝑛
2
1
𝑠 = √0,015771 = 0,125581 𝑠 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛−1
Selang rataan dari % H adalah : 𝑖=1
𝑠 𝑠 1
𝑥̅ − 𝑡𝛼 < 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝛼 𝑠2 = [(56,989% − 46,543%)2
2 √𝑛 2 √𝑛 25 − 1
0,125581 + (33,544% − 46,543%)2 + ⋯
53,457% − 2,064 <𝜇 + (60,962% − 46,543%)2 ]
√25
0,125581 1
< 53,457% + 2,064 𝑠2 = 𝑥0,497983 = 0,020749
24
√25
Standar deviasi dari %P adalah :
0,482727 < 𝜇 < 0,586407
𝑠 = √𝑠 2
Selisih selang rataan dari %H adalah 0,10368
𝑠 = √0,020749 = 0,144046
Selang rataan dari % P adalah :
Persen berat Silika (Putih) 𝑠 𝑠
𝑥̅ − 𝑡𝛼 < 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝛼
𝑛𝑃 𝑥𝜌𝑃 2 √𝑛 2 √𝑛
𝑥𝑖 = %𝑃 = 𝑥 100%
(𝑛𝐻 𝑥𝜌𝐻 ) + (𝑛𝑃 𝑥𝜌𝑃 ) 0,144046
46,543% − 2,064 <𝜇
14𝑥2,65 √25
𝑥1 = %𝑃 = 𝑥 100% = 56,989% 0,144046
(4𝑥7) + (14𝑥2,65)
< 46,543% + 2,064
√25
Tabel 8. Pengolahan Data Persen Berat Silika pada Metode 0,456868 < 𝜇 < 0,473998
Coning dan Quartering
Selisih selang rataan dari %P adalah 0,017131
𝒊 𝒙𝒊 ̅
𝒙𝒊 − 𝒙 ̅)𝟐
(𝒙𝒊 − 𝒙
1 56,989% 3,533% 0,001248
2 33,544% -19,912% 0,03965 c. Increment Sampling
3 63,012% 9,555% 0,00913 Persen berat Galena (Hitam)
4 43,089% -10,367% 0,010748 𝑛𝐻 𝑥𝜌𝐻
𝑥𝑖 = %𝐻 = 𝑥100%
5 43,089% -10,367% 0,010748 (𝑛𝐻 𝑥𝜌𝐻 ) + (𝑛𝑃 𝑥𝜌𝑃 )
9𝑥7
6 67,555% 14,098% 0,019876 𝑥1 = %𝐻 = 𝑥100% = 55,580%
(9𝑥7) + (19𝑥2,65)
7 30,636% -22,821% 0,052079
8 65,432% 11,975% 0,014341
Tabel 9. Pengolahan Data Persen Berat Galena pada
9 45,998% -7,459% 0,005563
Metode Increment Sampling
10 56,989% 3,533% 0,001248
𝒊 𝒙𝒊 ̅
𝒙𝒊 − 𝒙 ̅)𝟐
(𝒙𝒊 − 𝒙
11 39,892% -13,565% 0,0184
1 55,580% 4,118% 0,001696
12 38,522% -14,935% 0,022304
2 46,823% -4,639% 0,002152
13 37,005% -16,451% 0,027064
3 67,879% 16,417% 0,026951
14 39,096% -14,361% 0,020623
4 30,071% -21,391% 0,045759
15 39,902% -13,554% 0,018372
5 27,397% -24,065% 0,057911
16 36,219% -17,238% 0,029715
6 75,117% 23,655% 0,055958 Persen berat Silika (Putih)
7 72,539% 21,077% 0,044423 𝑛𝑃 𝑥𝜌𝑃
𝑥𝑖 = %𝑃 = 𝑥 100%
8 72,539% 21,077% 0,044423 (𝑛𝐻 𝑥𝜌𝐻 ) + (𝑛𝑃 𝑥𝜌𝑃 )
9 48,544% -2,918% 0,000852 19𝑥2,65
𝑥1 = %𝑃 = 𝑥 100% = 44,420%
10 72,539% 21,077% 0,044423 (9𝑥7) + (19𝑥2,65)
11 59,188% 7,726% 0,005969
Tabel 10. Pengolahan Data Persen Berat Silika pada
12 56,911% 5,449% 0,002969
Metode Increment Sampling
13 64,719% 13,257% 0,017575
𝒊 𝒙𝒊 ̅
𝒙𝒊 − 𝒙 (𝒙𝒊 − 𝒙̅)𝟐
14 50,049% -1,413% 0,0002
1 44,420% -7,042% 0,004959
15 50,049% -1,413% 0,0002
2 53,177% 1,715% 0,000294
16 36,145% -15,317% 0,023462
3 32,121% -19,341% 0,037407
17 84,084% 32,622% 0,10642
4 69,929% 18,467% 0,034105
18 50,827% -0,635% 4,03E-05
5 72,603% 21,141% 0,044693
19 38,610% -12,852% 0,016517
6 24,883% -26,579% 0,070646
20 37,872% -13,590% 0,018469
7 27,461% -24,001% 0,057604
21 37,872% -13,590% 0,018469
8 27,461% -24,001% 0,057604
22 61,594% 10,132% 0,010266
9 51,456% -0,006% 3,24E-09
23 44,836% -6,626% 0,004391
10 27,461% -24,001% 0,057604
24 28,896% -22,566% 0,050924
11 40,812% -10,650% 0,011342
25 15,873% -35,589% 0,126658
𝒏 12 43,089% -8,373% 0,00701
̅
𝒙 51,462% ̅) 𝟐
∑(𝒙𝒊 − 𝒙 0,727076 13 35,281% -16,181% 0,026182
𝒊=𝟏 14 49,951% -1,511% 0,000228
𝒔𝟐 0,030295 15 49,951% -1,511% 0,000228
𝒔 0,174054 16 63,855% 12,393% 0,01536
17 15,916% -35,546% 0,126352
Rata-rata dari %H adalah: 18 49,173% -2,289% 0,000524
25
19 61,390% 9,928% 0,009856
𝑥̅𝐻 = ∑ %𝐻 20 62,128% 10,666% 0,011376
𝑖=1
21 62,128% 10,666% 0,011376
55,580% + 46,823% + ⋯ + 15,873%
𝑥̅𝐻 = = 51,462% 22 38,406% -13,056% 0,017046
25
23 55,164% 3,702% 0,001371
Variansi dari %H adalah : 24 71,104% 19,642% 0,038582
𝑛 25 84,127% 32,665% 0,1067
1 𝒏
𝑠2 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛−1 ̅
𝒙 48,538% ̅)𝟐
∑(𝒙𝒊 − 𝒙 0,748451
𝑖=1
1 𝒊=𝟏
𝑠2 = [(55,580% − 51,462%)2
𝒔𝟐
25 − 1 0,031185
+ (46,823% − 51,462%)2 + ⋯ 𝒔 0,176594
+ (15,873% − 51,462%)2 ]
1 Rata-rata dari %P adalah:
𝑠2 = 𝑥0,727076 = 0,030295
24 25
Standar deviasi dari %H adalah : 𝑥̅𝐻 = ∑ %𝐻
𝑠 = √𝑠 2 𝑖=1
44,420% + 53,177% + ⋯ + 84,127%
𝑠 = √0,030295 = 0,174054 𝑥̅𝐻 = = 48,538%
25
Selang rataan dari % H adalah : Variansi dari %P adalah :
𝑠 𝑠 𝑛
𝑥̅ − 𝑡𝛼 < 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝛼 1
2 √𝑛 2 √𝑛 2
𝑠 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
0,174054 𝑛−1
𝑖=1
51,462% − 2,064 <𝜇
√25 2
1
𝑠 = [(44,420% − 48,538%)2
0,174054 25 − 1
< 51,462% + 2,064 + (44,420% − 48,538%)2 + ⋯
√25
0,442771 < 𝜇 < 0,58647 + (84,127% − 48,538%)2 ]
1
Selisih selang rataan dari %H adalah 0,14369 𝑠2 = 𝑥0,748451 = 0,031185
24
Standar deviasi dari %P adalah :
𝑠 = √𝑠 2
𝑠 = √0,031185 = 0,176594
Selang rataan dari % P adalah :
𝑠 𝑠 Cumulative Direct Plot
𝑥̅ − 𝑡𝛼 < 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝛼
2 √𝑛 2 √𝑛
(Tertampung)
0,176594

Berat Tertampung
48,538% − 2,064 <𝜇

Kumulatif (%)
150%
√25
0,176594
< 48,538% + 2,064 100%
√25
0,472507 < 𝜇 < 0,498253 50%
y = -2,4606x + 1,2485
Selisih selang rataan dari %P adalah 0,025747 R² = 0,9978
0%
0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500

2. Analisis Ayak Ukuran partikel (x10^-3 mikrometer)


Tabel 11. Pengolahan Data Analisis Ayak
Gambar 2. Cumulative Direct Plot (Tertampung)
%Berat % Berat
Fraksi % Berat
Tertampung Lolos
(mesh) Tertampung
Kumulatif Kumulatif
Cumulative Direct Plot (Lolos)
+35 21,640% 21,640% 78,360%
100%
-35 +65

Berat Lolos Kumulatif( %)


50,160% 71,800% 28,200%
80% y = 2,4606x - 0,2485
-65 +80 10,200% 82,000% 18,000% R² = 0,9978
-80 +100 7,460% 89,460% 10,540% 60%
- 40%
+140
100 6,200% 95,660% 4,340%
20%
-
140 3,020% 98,680% 1,320% 0%
loss 1,320% 100,000% 0,000% 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500

Fraksi (x10^-3 Ukuran partikel (x10^-3 mikrometer)


Log ukuran Log %BTK
mikrometer)
Gambar 3. Cumulative Direct Plot (Lolos)
+0,420 -0,3768 -0,6647
-0,420 +0,210 -0,3768 -0,6778 -0,1439 • Semi-log Plot
-0,210 +0,177 -0,6778 -0,7520 -0,0862
-0,177 +0,149 -0,7520 -0,8268 -0,0484 Semi-log Plot (Tertampung)
-0,149 +0,111 -0,8268 -0,9547 -0,0193 120%
Berat Tertampung
Kumulatif (%)

-0,111 -0,9547 -0,0058 100%


loss 0,0000 80%
60%
Dari pengolahan data diatas, data analisis ayak dapat y = -1,2946x - 0,2147 40%
dipresentasikan dengan : R² = 0,9587 20%
• Direct Plot 0%
-1,500 -1,000 -0,500 0,000
Direct Plot Ukuran partikel (x10^-3 mikrometer)
60%
Berat Tertampung (%)

Gambar 4. Semi-log Plot (Tertampung)


50%
40%
y = 0,6215x + 0,0424 Semi-log Plot (Lolos)
30%
R² = 0,166
20% 100%
10% y = 1,2946x + 1,2147 80%
Kumulatif (%)

R² = 0,9587
Berat Lolos

0% 60%
0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500
40%
Ukuran partikel (x10^-3 mikrometer)
20%

Gambar 1. Direct Plot 0%


-1,500 -1,000 -0,500 0,000
-20%
• Cumulative Direct Plot Ukuran partikel (x10^-3 mikrometer)

Gambar 5. Semi-log Plot (Lolos)


• Log-log Plot dari 𝑦 = 2,4606𝑥 − 0,2485 dengan y 0,8. Sehingga
didapatkan nilai k yaitu 32,4114. Sedangkan untuk mencari
Log-log Plot (Tertampung) m atau modulus distribusi menggunakan persamaan Log-log
20% Plot (Lolos) yaitu 𝑦 = 2,6542𝑥 + 1,073. Sehingga
didapatkan nilai m yaitu 2,6542. Setelah mendapatkan nilai
Berat tertampung

0% k dan m, maka dapat dicari nilai x dengan y=80


Kumulatif (%)

-1,500 -1,000 -0,500 0,000 𝑥 𝑚


-20% menggunakan persamaan 𝑌 = 100 [ ] yaitu 29,7979
𝑘
mikrometer. Jadi, P80 dari analisis ayakan ini adalah
-40%
29,7979 mikrometer.
y = -1,0961x - 0,9912
R² = 0,8878 -60% Analisis ayak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
distribusi ukuran partikel, alat ayakan yang digunakan,
-80%
waktu pengayakan dan amplitudo dari proses pengayakan
Ukuran partikel (x10^-3 mikrometer)
dengan mesin vibrator. Semakin besar distribusi ukuran
Gambar 6. Log-log Plot (Tertampung) partikel maka alat ayakan atau mesh yang diperlukan,
semakin banyak dengan rentang mesh yang cukup besar
sehingga analisis ayak yang dilakukan akan berbeda setiap
Log-log Plot (Lolos) distribusi ukuran partikel. Alat ayakan yang digunakan juga
dapat mempengaruhi analisis ayak jika ada kerusakan
50%
ataupun cacat pada salah satu mesh dari ayakan. Sehingga
Berat Lolos Kumulatif (%)

y = 2,6542x + 1,073
R² = 0,8458 0% ukuran partikel yang seharusnya tertampung atau tertahan
-1,500 -1,000 -0,500 0,000 di mesh yang lebih besar masuk ke ukuran mesh yang lebih
-50%
kecil. Waktu pengayakan dan amplitudo juga
-100% mempengaruhi analisis ayak. Semakin lama waktu
pengayakan dan semakin besar amplitudo yang digunakan
-150% maka hasil analisis ayak akan lebih representatif.
-200% Faktor kesalahan yang terjadi selama percobaan
Ukuran partikel (x10^-3 mikrometer) analisis ayak adalah saat penimbangan berat yang
tertampung ada material yang terbang ataupun masih
Gambar 7. Log-log Plot (Lolos) tertinggal di ayakan yang biasa disebut loss. Total loss yang
ada pada percobaan ini adalah 6,6 gram. Selain itu juga
Log-log Plot (Lolos) disebut juga Gaudin-Schuhman Plot. terjadi beberapa faktor kesalahan pada penimbangan yang
Dari gambar 3. Cumulative Direct Plot (Lolos) didapatkan menyebabkan terdapat error dalam hasil analisis ayak mulai
persamaan : dari ketidaktelitian praktikan saat menimbang berat
𝑦 = 2,4606𝑥 − 0,2485 tertampung setiap fraksi hingga kegiatan yang lainnya.
80 = 2,4606𝑥 − 0,2485 Selain itu juga ada pergantian prosedur percobaan yang
80 − 0,2485 awalnya menggunakan fraksi ayakan 35-48-65-100-150-
𝑥= = 32,4114
2,4606 200 mesh, menjadi fraksi ayakan 35-65-80-100-140 mesh
𝑘 = 𝑥 = 32,4114 karena ayakan harus disusun dengan rapi dan pas.
Dari gambar7. Log-log Plot (Lolos) didapatkan persamaan Kegunaan analisis ayak di industri adalah untuk
: menghitung dan menentukan efisiensi dari berbagai
𝑦 = 2,6542𝑥 + 1,073 peralatan dalam industri, menentukan derajat liberasi dari
𝑚 = 2,6542 mineral dan mencari penyebab dan ukuran mineral berharga
𝑥 𝑚 yang hilang bersama dengan tailings.
Sehingga 𝑌 = 100 [ ]
𝑘
Percobaan sampling pada praktikum ini
𝑥 2,6542
80 = 100 [ ] menggunakan tiga metode. Masing-masing metode
32,4114 sampling menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Untuk
metode pertama yang menggunakan Riffle Sampler,
𝑥 = 29,7979 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 didapatkan hasil rata-rata persen berat dari butir hitam
𝑥 = 0,297979 . 10−3 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (Galena) yaitu 54,289% dengan variansi 0,027417, standar
deviasi 0,16558 dan selang rataan 0,474535 < 𝜇 <
D. Analisis Hasil Percobaan 0,611238 dengan selisih selang rataan yaitu 0,136703.
Menghitung nilai P80 atau ukuran partikel yang Sedangkan hasil rata-rata persen berat dari butir putih
dapat diloloskan ayakan sehingga hasilnya adalah 80% dari (Silika) yaitu 45,711% dengan variansi 0,03508, standar
material yang diayak adalah menggunakan Gaudin- deviasi 0,187298 dan selang rataan 0,442632 < 𝜇 <
𝑥 𝑚 0,471595 dengan selisih selang rataan yaitu 0,028962.
Schuhman Plot yaitu 𝑌 = 100 [ ] . Untuk mencari nilai k
𝑘 Untuk metode kedua yang digunakan adalah metode
atau modulus ukuran yang merupakan ukuran ayakan dalam Coning and Quartering, didapatkan hasil rata-rata persen
mikron dimana 80% material lolos dapat menggunakan berat dari butir hitam (Galena) yaitu 53,457% dengan
persamaan dari Cumulative Direct Plot (Lolos) yaitu nilai x variansi 0,015771, standar deviasi 0,125581 dan selang
rataan 0,482727 < 𝜇 < 0,586407 dengan selisih selang F. Daftar Pustaka
rataan yaitu 0,10368. Sedangkan hasil rata-rata persen berat Ardra. Tt. “Analisis Ayak (Sieve Analysis)”. Diakses dari
dari butir putih (Silika) yaitu 46,543% dengan variansi https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/analisis-
0,020749, standar deviasi 0,144046 dan selang rataan ayak-sieve-analysis/ pada tanggal 24 Februari 2019.
0,456868 < 𝜇 < 0,473998 dengan selisih selang rataan Kelly, G., W. 1982. Introduction to Mineral Processing.,
yaitu 0,017131. Untuk metode sampling terakhir yaitu New York : JohnWiley & Son.
Increment sampling, didapatkan hasil rata-rata persen berat Materi Perkuliahan Pengolahan Bahan Galian.
dari butir hitam (Galena) yaitu 51,462% dengan variansi
0,030295, standar deviasi 0,174054 dan selang rataan
G. Lampiran
0,442771 < 𝜇 < 0,58647 dengan selisih selang rataan
• Konversi Ukuran
0,14369. Sedangkan hasil rata-rata persen berat dari butir
Tabel a. Konversi Ukuran Ayakan
putih (Silika) yaitu 48,538% dengan variansi 0,031185,
standar deviasi 0,176594 dan selang rataan 0,472507 <
𝜇 < 0,498253 dengan selisih selang rataan yaitu 0,025747.

Dari ketiga metode sampling yang digunakan, hasil


terbaik dan akurat adalah dari metode coning and
quartering. Karena dari selisih selang rataan untuk butir
hitam dan silika terkecil dibandingkan dengan dua metode
lainnya. Selisih selang rataan butir hitam yaitu 0,10368 dan
selisih selang rataan butir putih yaitu 0,017131.
Masalah yang dihadapi saat percobaan sampling
adalah kurang tercampurnya bahan yang akan disampling
yang telah disediakan di laboratorium, kesalahan praktikan
dalam menerapkan metode sampling misalnya: saat
menuangkan material yang akan disampling ke riffle
sampler, membagi sampel yang telah disusun kerucut ke
dalam 4 bagian, dan juga dalam proses satu kali operasi dari
increment sampling, kurang telitinya saat melakukan grain
counting karena hanya menggunakan mata telanjang tidak
menggunakan mikroskop.
Di perusahaan pengolahan bahan galian, kegunaan
dari sampling adalah untuk mendapatkan statistik untuk
memperkirakan parameter dari populasi ataupun lot. Dari
statistik itu maka bisa ditentukan apakah kapastitas dan
parameter dari material sudah sesuai dengan standar dari
laboratorium. Selain itu juga untuk mengetahui persen berat • Foto Praktikum
dai material sehingga dapat diketahui kadar, kualitas dan
kuantitas dari mineral berharga yang ingin diambil.

E. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum modul 2 Sampling dan
Analisis Ayak adalah sebagai berikut.
Pertama nilai P80 yaitu 29,7979 mikrometer
𝑥 𝑚
didapatkan melalui Gaudin-Schuhman Plot 𝑌 = 100 [ ] .
𝑘
dengan nilai k yaitu 32,4114 dan nilai m yaitu 2,6542.
Gambar e. Metode Riffle Sampler
Selang rataan butir hitam metode riffle sampler
0,474535 < μ < 0,611238 dan butir putih 0,442632 <
μ < 0,471595, selang rataan butir hitam metode coning
and quartering 0,482727 < μ < 0,586407 dan butir putih
0,456868 < μ < 0,473998, selang rataan butir hitam
metode increment sampling 0,442771 < μ < 0,58647 dan
butir putih 0,472507 < μ < 0,498253.
Metode sampling yang terbaik adalah coning and
quartering karena memiliki selisih selang rataan terkecil
dibandingkan dengan kedua metode lainnya. Selisih selang
rataan butir hitam yaitu 0,10368 dan selisih selang rataan
butir putih yaitu 0,017131.
Gambar f. Metode Coning and Quartering
alat yang memotong aliran sehingga dapat dikumpulkan
sebagian kecil materialnya. Automatic sampler ini
cenderung lebih efektif karena untuk pabrik biasanya
menggunakan populasi ataupun lot yang jumlahnya besar.
Selain itu biasanya juga ada pabrik yang tetap menggunakan
tahapan umum reduksi sampel seperti menggunakan riffle
sampler, coning and quartering dan juga increment
sampling

2. Pada pengambilan contoh, perlu ditentukan lebih


dahulu berat contoh atau banyaknya increment yang
Gambar g. Grain Counting akan diambil. Jelaskan faktor –faktor yang
mempengaruhi banyaknya increment atau berat
contoh yang akan diambil.
Jawab :
Faktor yang mempengaruhi banyaknya increment
atau berat contoh yang akan diambil adalah bentuk dan
ukuran dari material yang akan disampling. Semakin besar
material yang akan disampling maka contoh yang harus
diambil juga besar karena material tersebut cenderung
heterogen. Dibandingkan dengan material yang halus dapat
dilakukan pengambilan sampel dengan jumlah yang sedikit
karena cenderung homogen.
Kuantitas dari sampel, semakin besar kuantitas
Gambar h. Increment Sampling sampel yang diambil maka semakin representatif hasil
yang akan didapatkan.

Gambar i. Ayakan dan Mesin Vibrator

Gambar j. Menimbang Material Tertampung

• Jawaban Soal Modul


1. Jelaskan teknik pengambilan contoh serta reduksi
jumlah yang umum dilakukan di pabrik pengolahan.
Jawab:
Teknik pengambilan contoh yang umum dilakukan
di pabrik adalah automatic sampler. Terdapat cutter yaitu

Anda mungkin juga menyukai