Anda di halaman 1dari 10

A.

Jenis-jenis membaca
1) Membaca yang Bersuara
Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:
a) Membaca nyaring dan keras
Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk guru
bahasa Indonesia untuk SMP disebut membacakan. Membacakan berarti membaca untuk
orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami informasi pikiran dan
perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru,
penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain.
b) Membaca Teknik
Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus
memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:

 Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.
 Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca
sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.
 Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.

c) Membaca Indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan
memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak dalam
apresiasi sastra.
2) Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati)
Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan
pengaktifan mata dan ingatan

B.MENULIS
Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang
yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam pengertian yang lain, menulis adalah kegiatan
untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat
dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung.
Dengan demikian, dapat kita tegaskan bahwa pengertian menulis adalah kegiatan seseorang
untuk menyampaikan gagasan kepada pembACA
BAGIAN BAGIAN MENULIS
1.) Paragraf Narasi :Paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa
sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan

2.) Paragraf Deskripsi : Paragraf yang menggambarkan objek sedemikian rupa sehingga pembaca
seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan
3.) Paragraf Eksposisi : Paragraf yang memaparkan pengetahuan atau informasi dengan tujuan
agar pembaca mendapatkan informasi dan pengetahuan sejelas-jelasnya dengan dikemukakan
data-data, dan fakta untuk memperjelas pemaparannya.

4.) Paragraf Argumentasi : Paragraf yang membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca
meyakini kebenaran yang diceritakan penulis.

5.) Paragraf Persuasi : Paragraf yPengertian Menyimak Menurut Ahli

C.MENYIMAK

Pengertian Menyimak atau menengarkan adalah suatu proses kegiatan mendengarkan


lambang-langmbang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta
interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami
makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan (H. G. Tarigan). Menurut Djago Tarigan, menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu
aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik
dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan yang di simak. Sedangkan menurut
Djiwandono yang dikutip oleh Heryadi mengemukakan bahwa kemampuan menyimak
terutama terkait dengan kemampuan memahami makna suatu bentuk penggunaan bahasa
yang diungkapan secara lisan.ang bermaksud membujuk pembaca agar mau berbuat
sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya.

1. mendengar

Mendengarkan adalah merespon atau menerima bunyi secara disengaja. Memperhatikan


dengan baik apa yang dikatakan oleh orang lain yang sudah mulai melibatkan unsur
kejiwaan yang berarti aktivitas mental sudah muncul, hanya belum setinggi aktivitas
menyimak.

2. Memperhatikan

memiliki 2 arti. Memperhatikan berasal dari kata dasar hati. Memperhatikan adalah sebuah
homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda.
Memperhatikan memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga memperhatikan dapat
menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.

D.KOSA KATA

Pengertian Kosakata secara umum

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kosakata adalah semua kata
yang terdapat dalam bahasa. Selain itu, kosakata merupakan semua kata-kata yang dimiliki oleh
seseorang yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam berbahasa.
Jenis jenis kosakata

Menurut Tarigan, Dj.. jenis kosakata dapat dikategorikan sebagai berikut ini.

a. Kosakata dasar

Kosakata dasar (basic vocabularry. adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit
sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain. Di bawah ini yang termasuk ke dalam
kosakata dasar yaitu:

1. Istilah kekerabatan, misalnya: ayah, anak, nenek, kakek, paman, bibi, mertua, dan
sebagainya;

2. Nama-nama bagian tubuh, misalnya: kepala, rambut, lidah dan sebagainya;

3. Kata ganti (diri, petunjuk., misalnya: saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sana,
sini dan sebagainya;

4. Kata bilangan, misalnya: satu, dua, sepuluh, seratus, sejuta, dan sebagainya;

5. Kata kerja, misalnya: makan, minum, tidur, pergi, dan sebagainya;

6. Kata keadaan, misalnya: suka, duka, lapar, haus, dan sebagainya;

7. Kosakata benda, misalnya: tanah, udara, air, binatang, matahari, dan sebagainya.

b. Kosakata aktif dan kosakata pasif

Kosakata aktif ialah kosakata yang sering dipakai dalam berbicara atau menulis, sedangkan
kosakata pasif ialah kosakata yang jarang bahkan tidak pernah dipakai, tetapi biasanya
digunakan dalam istilah puitisasi. Sebagai contoh dapat tergambar dalam tabel di bawah ini.

KOSAKATA AKTIF DAN PASIF

Kosakata Aktif

Kosakata Pasif

a. Bunga, kembang
b. Matahari
c. Angin
d. Hati
e. Jiwa
f. (zaman) dahulu
g. dsb.
h. Puspa, kusuma
i. Surya, mentari
j. Bayu, puwana
k. Kalbu
l. Sukma
m. Bahari
n. dsb.

c. Bentukan kosakata baru

Kosakata baru ini muncul disebabkan adanya sumber dalam dan sumber luar bahasa. Sumber
dalam diartikan sebagai kosakata swadaya bahasa Indonesia sendiri, sedangkan sumber luar
merupakan sumber yang berasal dari kata-kata bahasa lain. Kosakata sumber luar ini meliputi
pungutan dari bahasa daerah ataupun juga bahasa asing.

d. Kosakata umum dan khusus

Kosakata umum adalah kosakata yang sudah meluas ruang lingkup pemakaiannya dan dapat
menaungi berbagai hal, sedangkan kosakata khusus adalah kata tertentu, sempit, dan terbatas
dalam pemakaiannya.

e. Makna denotasi dan konotasi

Kridalaksana . memberi definisi mengenai makna denotasi yaitu kata atau kelompok kata yang
didasarkan pada penunjukkan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas
konvensi tertentu, sifatnya objektif. Makna denotasi ini biasa disebut juga dengan makna
sebenarnya; makna yang mengacu pada suatu referen tanpa ada makna embel-embel lain; bukan
juga makna kiasan atau perumpamaan. Makna denotasi ini tidak menimbulkan interpretasi dari
pendengar atau pembaca.

Makna konotasi adalah makna yang timbul dari pendengar atau pembaca dalam menstimuli atau
meresponnya. Dalam merespon ini terkandung emosional dan evaluatif yang mengakibatkan
munculnya nilai rasa terhadap penggunaan atau pemakaian bahasa atau kata-kata tersebut. Dalam
pembagiannya, makna konotasi ini terbagi menjadi konotasi positif dan konotasi negatif.
Konotasi positif yaitu konotasi yang mengandung nilai ras tinggi, baik, halus, sopan dan
sebagainya. Misalnya: suami isteri, jenazah, nenek dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud
konotasi negatif adalah konotasi yang mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor, porno,
dan sebagainya. Misal: laki bini, buruh, mayat, bunting, udik, dan sebagainya.

f. Kata tugas

Dalam Alwi (1999:287. mengatakan bahwa kata tugas dapat bermakna apabila dirangkaikan
dengan kata lain. Kata tugas ini hanya memiliki arti gramatikal seperti ke, karena, dan, dari, dan
sebagainya.
g. Kata benda (nomina)

Kata benda atau nomina dapat diklasifikasikan ke dalam tiga segi, yaitu dari segi semantis,
sintaksis, dan segi bentuk. Secara semantis kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia,
binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Secara sintaksis biasanya diikuti oleh kata sifat dan
dapat diikuti kata ‘bukan’. Sedangkan dari segi bentuk morfologinya, kata benda terdiri atas
nomina bentuk dasar dan nomina turunan.

E. ABSI

UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK KARYA SASTRA

UNSUR INTINSIK

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.

Unsur-unsur intrinsik karya sastra adalah :

a. TEMA
b. AMANAT
c. ALUR/PLOT
d. PERWATAKAN/PENOKOHAN
e. LATAR/SETTING
f. SUDUT PANDANG/POINT OF VIEW

UNSUR-UNSUR INTRINSIK

A. TEMA

adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan
dalam karangannya

B. AMANAT

adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu
yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita
terhadap hidup

C. PLOT/ALUR

adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir.


TAHAP-TAHAP ALUR

1. Tahap perkenalan/Eksposisi

adalah tahap permulaan suatu cerita yang dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada
ketegangan (perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran fisik, penggambaran
tempat)

2. Tahap pertentangan /Konflik

adalah tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku (titik pijak menuju
pertentangan selanjutnya)

Konflik ada dua ;

1. konflik internaladalah konflik yang terjadi dalam diri tokoh.

2. konflik eksternaladalah konflik yang terjadi di luar tokoh(konflik tokoh dengan tokoh, konflik
tokoh dengan lingkungan, konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll)

3. Tahap penanjakan konflik/Komplikasiadalah tahap dimana ketegangan mulai terasa semakin


berkembang dan rumit (nasib pelaku semakin sulit diduga, serba samar-samar)

4. Tahap klimaksadalah tahap dimana ketegangan mulai memuncak (perubahan nasip pelaku
sudah mulai dapat diduga, kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita)

5. Tahap penyelesaianadalah tahap akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-
nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang
penyelesaiannya diserahkan kepada pembaca, jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada
penyelesaian.

MACAM-MACAM ALUR

Alur maju

adalah peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa datang.

2. Alur mundur/Sorot balik/Flash back

adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini,
baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh.

3. Alur gabungan/Campuranadalah peristiwa-peristiwa pokok diutarakan. Dalam pengutararaan


peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa-peristiwa yang
lampau,kemudian mengenang peristiwa pokok ( dialami oleh tokoh utama) lagi.
PERWATAKAN/PENOKOHAN

adalah bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh

ADA TIGA CARA UNTUK MELUKISKAN WATAK TOKOH

Analitikadalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh.

Contoh :

Siapa yang tidak kenal Pak Edi yang lucu, periang, dan pintar. Meskipun agak pendek justru
melengkapi sosoknya sebagai guru yang diidolakan siswa. Lucu dan penyanyang.

2. Dramatikadalah pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung.

Bisa melalui tempat tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan


tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh.

Contoh :

Begitu memasuki kamarnya Yayuk, pelajar kelas 1 SMA itu langsung melempar tasnya ke
tempat tidur dan membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu terlebih dahulu. (tingkah laku
tokoh)

3. Campuran adalah gabungan analitik dan dramatik.

Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan

PELAKU/TOKOH DALAM CERITA

1. Pelaku utamaadalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu
hadir/muncul pada setiap satuan kejadian.

2. Pelaku pembantuadalah pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam cerita.Bisa
bertindak sebagai pahlawan mungkin juga sebagai penentang pelaku utama.

3. Pelaku protagonis

adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide kebenaran.(jujur,setia,baik hati
dll)

4. Pelaku antagonisadalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis (penipu,


pembohong dll)
5. Pelaku tritagonisadalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga
yang biasa disebut dengan tokoh penengah.

LATAR/SETTING

Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.

Macam-macam latar

Latar tempatadalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di kota, di
ruangan dll)

2. Latar waktuadalah kapan cerita itu terjadi ( pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll)

3. Latar suasanaadalah dalam keadaan dimana cerita terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai,
sepi dll)

SUDUT PANDANG PENGARANG

Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.

Sudut pandang dibedakan atas :

Sudut pandang orang kesatuadalah pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung
dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya(aku, saya, kata ganti orang
pertama jamak : kami, kita)

2. Sudut pandang orang ketig adalah pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh
di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga
jamak, nama-nama lain)

UNSUR EKSTRINSIK

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar

UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK

1. Latar Belakang Penciptaanadalah kapan karya sastra tersebut diciptakan


2. Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakanadalah keadaan masyarakat baik itu
ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya sastra diciptakan

3. Pandangan hidup pengarang/Latar belakang pengarang

PENGERTIAN SASTRA LAMA DAN SASTRA MODERN

Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi”
atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa
digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti
atau keindahan tertentu

SASTRA LAMA

Sastra lama adalah sastra yang berbentuk lisan atau ucapan,sering juga disebut sastra melayu
yang proses terjadinya berasal dari ucapan serta orang-orang zaman dahulu. Cerita-cerita tersebut
banyak yang mengandung pelajaran serta hikmah yang dapat diambil dari orang-orang yang
mendengarnya. Belum ada perhitungan pasti barapa jumlah karya sastra lama yang terdapat di
Indonesia. Tapi kalau dilihat dari jumlah penduduk serta jumlah suku yang terdapat di Indonesia,
nampaknya karya sastra lama berjumlah ratusan ribu bahkan jutaan. Karena setiap
suku,daerah,bahkan kampung memiliki sastra lama tersendiri dan yang diceritakan menjadi
dongeng turun temurun dari masa ke masa. Seperti contohnya saja tentang legenda si maling
kundang,yang terus di ceritakan dari masa ke masa.

Mayoritas cerita rakyat yang dikisahkan secara turun temurun masuk dalam kategori sastra lama.
Secara umum,sastra lama mencakup dongeng mitos,legenda,sage fable,parable gurindam,pantun
hingga mantra

CIRI-CIRI SASTRA LAMA

- Anonim atau tidak ada nama pengarangnya

- Istanasentris (terikat pada kehidupan istana kerajaan)

- Karangan berbrntuk tradisional

- Proses perkembangannya statis

- Bahasa klise
SASTRA BARU/modern

Sastra baru atau sering disebut sastra modern adalah sastra yang muncul dan berkembang setelah
masa sastra lama. Bisa dikatakan bahwa sastra modern dimulai ketika terjadi perubahan-
perubahan yang cukup mendasar terhadap sifat dan ciri khas sastra yang digunakan masyarakat.
Bisa dikatakan pula lahirnya sastra modern adalah ketika mulai terjadi perubahan penggunaan
media yang digunakan yaitu dari media lisan yang bersifat kuno menjadi penggunaan media
tulisan yang lebih modern

CIRI-CIRI SASTRA BARU

- Pengarang dikenal oleh masyarakat luas

- Bahasa tidak klise

- Proses perkembangan dinamis

- Tema karangan bersifat rasional

- Bersifat modern

- Masyarakat sentris (berkutat pada masalah kemasyarakatan)

Contoh sastra baru : novel,biografi,cerpen,drama,sonata,dsb

Kesimpulan : meskipun zaman sudah modern tetapi kita harus tetap melestarikan sastra lama.

Penutup : demikian yang kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam Makala
ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kalian semua. Kami mohon maaf apabila
ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,dimengerti,jelas dan
lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Sekian penutup dari
kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai