Anda di halaman 1dari 6

ISSN : 2443—1141

PENELITIAN

Derajat Kesehatan Masyarakat Kepulauan di


Kecamatan Kepulauan Derawan Kabupaten
Berau
A.Anwar1*, Muhammad Sultan2

Abstrak

Masalah kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor (multi kausal)
olehnya itu pemecahannya harus secara komprehensif melalui upaya kesehatan masyarakat. Semua
kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung adalah untuk mencegah penyakit (preventif),
meningkatkan kesehatan (promotif), pengobatan (kuratif) maupun, pemulihan kesehatan
(rehabilitative). Wilayah pesisir yang merupakan wilayah yang secara administratif jauh pusat kota
memungkinkan terjadinya masalah kesehatan disebabkan oleh akses dan sarana prasarana tidak me-
madai karena kondisi geografis yang terdiri dari gugusan pulau yang dipisahkan oleh laut. Tujuan
penelitian ini adalah memperoleh data dan informasi mengenai status kesehatan masyarakat dalam
rangka penyusunan dan implementasi program kesehatan yang tepat dan berkelanjutan. Penelitian
ini bersifat survey yaitu mengamati secara langsung keadaan dan masalah kesehatan yang ada di
masyarakat pesisir Kepulauan Derawan dengan jumlah sampel 100 orang dengan menggunakan
metode simple random. Hasil survey dan observasi dengan 100 responden KK didapatkan hasil bahwa
masyarakat kepulauan Kecamatan Pulau Derawan memiliki permasalahan dengan pengelolaan sam-
pah rumah tangga, sebesar (75 %), kepemilikan jaminan kesehatan yang masih sangat rendah
(78.8%),kebiasaan merokok di didalam rumah (68%). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa masyara-
kat kepulauan Kecamatan Pulau Derawan memiliki permasalahan dalam aspek Kesehatan Lingkungan
khususnya dalam pengelolaan sampah, aspek administrasi kebijakan kesehatan yaitu kepemilikan
jaminan kesehatan dan aspek kesehatan perilaku dengan tingginya angka kebiasaan merokok di da-
lam rumah

Kata Kunci : Derajat kesehatan masyarakat,promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, administrasi


kebijakan kesehatan, jaminan kesehatan

Pendahuluan (preventif), promosi kesehatan (promotif), pen-


Masalah kesehatan masyarakat adalah gobatan bagi penderita (kuratif) maupun, pemuli-
multi kausal, maka pemecahannya harus secara han kesehatan (rehabilitative) adalah upaya
multidisplin. Semua kegiatan baik yang langsung kesehatan masyarakat.
maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit Upaya kesehatan masyarakat diperlukan
suatu kerja sama antara masyarakat dan petugas
* Korespondensi : anno.skm@gmail.com kesehatan dengan cara mencegah terjadinya suatu
1,2
Bagian Kesehatan Lingkungan universitas Mulawarman penyakit dan upaya pemulihan kesehatan. Faktor
Samarinda
penunjang dalam peningkatkan kesehatan sadalah
28 HIG IEN E V O LU M E 2 , N O. 1, J AN U AR I — A PR I L 2 0 1 6

keadaan sosial ekonomi, kesehatan lingkungan, kota memungkinkan terjadinya masalah kesehatan
kesehatan ibu dan anak, penyediaan air bersih, per- disebabkan oleh akses dan sarana prasarana tidak
baikan gizi, kesehatan dan keselamatan kerja, pro- memadai terutama daerah pesisir yang dipisahkan
mosi kesehatan dan kesehatan reproduksi. dari gugusan pulau-pulau kecil.
Upaya kesehatan masyarakat dapat ter-
wujud apabila pemerintah bersama masyarakat Metode Penelitian
bersinergi melakukan upaya pencegahan dengan Jenis penelitian yang dilakukan adalah
memperhatikan faktor-faktor yang memiliki konstri- observasional yaitu melakukan pengambilan data
busi terhadap munculnya berbagai masalah status kesehatan masyarakat tertentu serta kejadian
kesehatan,untuk itu diperlukan data-data penun- penyakit untuk digunakan dalam menyusun
jang yang akan memberikan gambaran secara hipotesis penelitian selanjutnya. Penelitian ini
umum permasalahan kesehatan pada suatu wilayah. bersifat survey yaitu mengamati secara langsung
Olehnya itu dibutuhkan upaya assessment derajat keadaan dan masalah kesehatan yang ada di
kesehatan masyarakat wilayah pesisir yang merupa- masyarakat dan didukung dengan pengambilan data
kan wilayah yang secara administratif jauh pusat sekunder di wilayah kepulauan Kabupaten Berau.

Hasil

Tabel 1. Rekapitulasi Permasalahan Kesehatan

Pilar Kesehatan Indikator Permasalahan Kesehatan


No. Frekuensi (%)
Masyarakat Masyarakat
1. Pendidikan Kesehatan a. Persepsi tentang Sehat (sebatas 86 86,00
dan Ilmu Prilaku tidak sakit)
2. Perilaku Hidup Bersih a. Persalinan tidak ditolong oleh tena- 11 11,00
dan Sehat ga non-medis
b. Cakupan ASI ekslusif 24 24,00
c. Kualitas air kurang baik 7 7,00
d. Konsumsi sayur dan buah 47 47,00
e. Keberadaan perokok dalam anggota 61 61,00
keluarga
3. Administrasi Kebijakan a. Kepemilikan jaminan sosial atau 23 23,00
Kesehatan asuransi kesehatan
4. Epidemiologi a. Penyakit tidak menular degeneratif 44 44,00
b. Anggota keluarga yang rentan terke- 25 38,50
na sakit adalah anak
c. Kondisi anggota keluarga yang sakit 14 21,50
masih sakit atau belum sembuh dari
sakit
5. Kesehatan dan Kesela- a. Pengetahuan responden terhadap 24 28,30
matan Kerja resiko pekerjaan terhadap
kesehatan
b. Penggunaan APD saat bekerja 41 58,30
6. Gizi Keluarga a. Cara menggunakan garam beriodi- 81 81,00
um saat memasak dengan diatabur
saat memasak
b. Cara mengolah sayur dicuci di 28 28,00
potong baru dimasak
V O LU M E 2 , N O. 1, J AN U AR I -A P R I L 2 0 1 6 HIG IEN E 29

Pilar Kesehatan Indikator Permasalahan Kesehatan


No. Frekuensi (%)
Masyarakat Masyarakat
8. Kesehatan Ibu dan Anak a. Tidak memeriksakan kehamilan ke 15 16.6
layanan kesehatan
b. Tenaga yang membantu persalinan- 8 8,00
an (dukun)
c. Cakupan ASI eksklusif 0-6 bulan 24 24,00
d. Pemberian kolostrum (cairan ASI 18 18,00
pertama yang kekuningan)
e. Ibu melahirkan di rumah 56 64,37

9. Kesehatan Lingkungan a. Kualitas air kurang baik 7 7,00


b. Pembuangan air sisa/limbah MCK ke 29 29,00
sembarang tempat
c. Bak sampah terbuka 33 33,00
d. Memusnahkan sampah dengan cara 75 75,00
membakar di area sekitar rumah
e. Memusnahkan sampah dengan cara 20 20,00
mengubur

Berdasarkan hasil survei di Kecamatan 99% responden telah memiliki jamban keluarga
Pulau Derawan Kabupaten Berau Kalimantan Timur secara pribadi. Merujuk pada hasil penelitian sebe-
dengan 100 responden yang diwawancara. Hasil sar 47% masih mengkonsumsi nasi dan lauk pauk,
menunjukkan sebesar 86% masyarakat serta sayur. 41% sudah mengkonsumsi makanan
pengetahuan persepsi tentang sehat masih sebatas dengan tambahan buah dalam menu harian dan
bahwa ”sehat” memiliki pengertian tidak sakit saja. yang lain sebesar 12% telah menambahkan kon-
Dalam cakupan ASI eksklusif, didapatkan hasil sebe- sumsi susu pada konsumsi makanan harian untuk
sar 24%. Responden yang tidak memberikan ASI pemenuhan gizi. Selanjutnya, keberadaan perokok
secara eksklusif yakni sekitar 14 %. Selain itu re- dalam keluarga sebesar 61% dengan kebiasan
sponden yang menyatakan lupa apakah telah mem- merokok ada dalam rumah sebesar 6,5%, di luar
berikan ASI secara eksklusif atau tidak sebesar 33% rumah sebesar 10%, dan mereka yang merokok di
dan yang tidak meberikan jawaban sebesar 29%. sembarang tempat 83,5%.
Untuk cakupan ASI eksklusif perlu ditingkatkan lagi Pada indicator administrasi kebijakan
dengan upaya upaya promotif dari petugas kesehatan, hanya 23% reponden yang menyatakan
kesehatan. Mengingat pentingnya untuk mencip- memiliki jaminan kesehatan baik BPJS mandiri, PNS
takan generasi yang sehat dan cerdas untuk pem- atau TNI, penerima bantuan iuran atau pun swasta.
bangunan SDM di masa yang akan datang. Rendahnya kepemilikan jaminan kesehatan ini
Dalam cakupan penggunaan air bersih menunjukkan bahwasannya kesadaran masyarakat
untuk keperluan rumah tangga, bahwa hampir se- untuk memiliki jaminan kesehatan masih rendah
luruhnya telah menggunakan air bersih dengan pula.
kulitas yang baik. Kualitas air yang baik didapatkan Pada indikator epidemiologi, terdapat 17%
dari sumber air bersih seperti sumur, PAM, atau- pernah menderita menular dengan sebaran penya-
pun dari sungai yang dapat diakses degan mudah kit diare 5%, DBD 2%, TBC 1% dan ISPA 13%. Untuk
oleh masyarakat. Pada kebiasaan mencuci tangan penyakit menular jauh lebih sedikit dibandingkan
sebagian besar responden 92% telah menerapkan dengan angka kejadian penyakit tidak menular.
cara cuci tangan yang baik dengan menggunakan Paling rentan terkena penyakit dalam kepala
air mengalir dan sabun. Selanjutnya pada keluarga adalah anak kemudian ibu dan bapak. Ini
kepemilikan jamban keluarga menunjukkan bahwa disebabkan oleh masih rentannya anak dengan
30 HIG IEN E V O LU M E 2 , N O. 1, J AN U AR I — A PR I L 2 0 1 6

kondisi lingkungan serta imunitas yg tergolong ren- pegal dalam bekerja sebanyak 58 responden dari 91
dah dibandingkan dengan orang dewasa. Berdasar- responden. Hal ini perlu diperhatikan oleh para ma-
kan hasil survey di kecamatan pulau derawan ter- najer tempat bekerja untuk meningkatkan program
dapat 44% masyarakat menderita penyakit tidak peningkatan pengetahuan para pekerja tentang
menular. Untuk penyakit tidak menular yang bersi- bahan-bahan yang memungkinkan dapat mengan-
fat berbahaya (Hipertensi, kolesterol, penurunan cam kesehatan bahkan keselamatan para karyawan.
daya penglihatan,archercleorosis, jantung dan dia- Selain itu juga dibutuhkan kesadaran para tenaga
betes), Untuk penyakit terbanyak yang pernah di- pekerja untuk mengenal keadaan lingkungan kerja
derita para responden masuk dalam penyakit lain- mereka.
lain seperti pusing/migraine, ngilu pada tulang, dan Rata-rata penduduk Kelurahan Sungai Ka-
darah rendah. pih merupakan transmigrasi. Dimana sebelumnya
Pada indikator kesehatan dan keselamatan penduduk yang ada di daerah itu hanya sedikit dan
kerja, berdasar hasil survei bahwa responden yang terdapat pelabuhan kapal sehingga hal ini men-
bekerja di sektor informal seperti petani, dorong para transmigran untuk memanfaatkan sara-
berdagang, pengrajin, dan buruh (bangunan dan na tersebut dan menjadikan mata pencaharian un-
pelabuhan) dan sektor jasa lainnya sebesar 94% tuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga rata
sehingga dapat dikategorikan bahwa tempat mere- -rata penduduk disana merupakan para buruh yang
ka bekerja adalah di ruang terbuka. Pengetahuan bekerja selama 1-5 tahun. Hal ini dapat dilihat dari
akan risiko dan keselamatan cukup besar yaitu hasil survey yang menunjukkan bahwa 42 respond-
71.7% memiliki pengetahuan yang cukup tentang en tersebut telah menekuni pekerjaannya selama 1-
resiko ditempat kerja mereka, tentunya dengan 5 tahun dengan persentase 46%.
pengetahuan yang mereka miliki akan meminimal- Pada indicator gizi masyarakat, sebanyak
kan risiko kecelakaan kerja, dari data penelitian han- 85 % responden memberikan persepsi mereka
ya 2 pekerja sektor informal yang pernah mengala- mengenai makanan bergizi yaitu makanan dengan
mi kecelakan kerja dalam proses bekerja. Masalah menu seimbang (nasi, sayur, lauk-pauk, buah dan
terbesar bagi para pekerja sector informal adalah susu). mengenai makan bergizi sudah sangat baik.
ketaatan terhadap penggunaan alat pelindung diri Dari hasil survey 100% responden telah
yang masih sangat rendah, dari data responden menggunakan garam yang mengandung yodium.
58.3% para pekerja tidak memnggunakan alat pelin- Cara pengolahan sayur pada warga sebanyak 72%
dung diri. Dari survey yang dilakukan, diperoleh 91 memakai prosedur memotong, mencuci dan me-
responden yang bekerja sebanyak 51% tidak masak. Diliat dari hasil tersebut masih terjadi kesa-
menggunakan APD, pencapaian ini menunjukkan lah prosedur pengolahan sayur dimana prosedur
bahwa penggunaan APD di masyarakat Kelurahan memotong sayur terlebih dahulu itu memungking-
Sungai Kapih masih minim, dikarenakan mayoritas kan terjadinya penurunan kandungan gizi dari terse-
pekerjaan responden di Kelurahan Sungai Kapih RT but pada saat pencucian dan akan dimasak.
08 dan RT 12 bekerja di sektor informal. Dan Prosedur yang benar adalah mencuci, memotong
kelengkapan APD dari 91 responden yang bekerja dan memasak, dari perlakuan procedure pen-
kelengkapan APD yang mereka pakai sebesar 24 golahan sayur untuk masyarakat pulau derawan
responden (26%) memakai masker. Hal ini telah hanya sekitar 28% yang memenuhi kriteria pen-
memenuhi standar kesehatan kerja yaitu pemakaian golahan sayur yang benar. Dari hasil survey bahwa
alat pelindung diri (Ramdan, 2005), tetapi sebanyak hanya 9% responden yang melakukan cara pena-
51% tidak menggunakan. Sedangkan keluhan serta buran garam setelah masak sementara ada 81%
gangguan dari kondisi tersebut memberikan melakukan dengan cara tabur pada saat makanan
dampak negatif yang ditimbulkan berupa pegal- sedang dalam proses pematangan makanan.
V O LU M E 2 , N O. 1, J AN U AR I -A P R I L 2 0 1 6 HIG IEN E 31

Dengan kesalahan cara pencampuran tersebut wan.


akan mengurangi nilai gizi pada makanan. Di tinjau dari sisi lokasi hunian masyara-
Pada indicator kesehatan ibu dan anak, kat dikecamatan pulau derawan memenuhi kriteria
dari hasil survey pemeriksaan kehamilan sebanyak tempat yang aman yang dijadikan sebagai tepat
81% secara berkala dan 16,6% tidak melakukan hunian karena bebas dari banjir, tidak tergenang
pemeriksaan kehamilan secara berkala dan 2.3 % pada saat musim hujan dan bebas dari tanah long-
lupa ataupun tidak tahu. Untuk memeriksakan ke- sor, sementara keadaan bangunan hunian yang
hamilannya dipusat layanan kesehatan kebanyakan dimiliki oleh responden sebanyak 62% memiliki
dari mereka memeriksakan kehamilan di pusk- bangunan permanen dan 28% masih bersifat semi
esmas sebanyak 59 %, pemeriksaan kehamilan permanen.
yang paling baik adalah di puskesmas karena Berdasarkan hasil observasi dan wa-
peralatan yang lengkap dan apbila terjadi kelainan wancara maka didapatkan bahwa responden
pada kandungan akan lebih cepat untuk tertangani masyarakan yang memiliki kandang ternak adalah
secara medis. Kebanyakan ibu hamil memerik- 22% responden dan tidak memiliki kandang ternak
sakannya ke pelayanan kesehatan dan melakukan adalah 76%. Berdasarkan hasil observasi dan wa-
konsultasi untuk tindakan – tindakan selanjutnya wancara maka didapatkan bahwa tidak memiliki
mayoritas mendapatkan pelayanan sperti pen- jamban/ WC di rumah sebanyak 1 % dan memiliki
imbangan berat badan, pengukuran lengkar lengan, jamban adalah 99%. Berdasarkan hasil observasi
kadar Hb, tekanan darah, dan tinggi puncak rahim. dan wawancara maka didapatkan bahwa respond-
Untuk tempat kelahiran sendiri kebanyakan ibu en di Rt. 08 Namun hasil observasi bahwa wc
hamil melaksanakan persalinannya di Puskesmas, cemplung kotoran akan langsung jatuh kelaut dan
bidan praktek, rumah dan di rumah. Masyarakat mencemari lingkungan air laut. Keadaan tersebut
pulau Derawan melakukan persalinan paling ban- menjadi salah masalah yang penting terkait upaya
yak adalah dirumah sendiri sebanyak 63.37% diban- pengelolaan sampah oleh masyarakat pulau dera-
tu oleh bidan dari puskesmas adapula yang me- wan. Karena dari hasil observasi dilapangan me-
lahirkan di rumah sebanyak 8 orang itu melahirkan mang tidak ada tempat sampah komunal yang dise-
dibantu oleh dukun. diakan oleh pemerintah setempat. Semestinya ka-
Pengolahan Air masyarakat pulau rena kepulauan derawan adalah salah satu pulau
derawan adalah dengan merebus 68%, air isi ulang tujuan wisata dikalimantan timur tentunya harus
31% dan ada 1 % responden bahkan langsung menjadi prioritas utama dalam penanganan sam-
meminumnya tampa pengolahan terlebh dahulu. pah. Ada beberapa model yang bisa ditawarkan
Sementara jarak air dari sumber cemaran adalah misalnya dengan program bank sampah dengan
kurang dari 10 meter adalah 16 %, 10 meter 19% memberdayakan masyarakat lokal untuk men-
dan lebih dari sepuluh meter adalah 65 %. Jarak gorganisir dalam pengelolaan samapah pulau. Kon-
sumber air perlu diperhatikan untuk menjaga disi kekinian untuk pulau derawan sangat
kualitas sumber air baku yang digunakan untuk mengkwatirkan dimana sampah-sampah yang
keperluan sehari untuk menghindari penularan dihasilkan dari masyarakat atau pengunjung di pu-
penyakir akibat kontaminasi, bakteri, dan virus lau tersebut tidak terkelola dengan baik sehingga
melalui media air (water borne Desease) seperti terkesan pulau derawan menjadi pulau tujuan
diare, kholerae, disentri, tiphus abdominalis dan wisata dengan kondisi sanitasi yang buruk.
lain sebagainya. Dari distribusi sumber air untuk
keperluan rumah tangga dengan kualitas baik ada Kesimpulan
93% dan tidak memenuhi kriteria ada 7% dari 100 Berdasarkan penelitian yang dilakukan
responden masyarakat dikecamatan pulau dera- dari 100 responden diwawancara dapat diperoleh
32 HIG IEN E V O LU M E 2 , N O. 1, J AN U AR I — A PR I L 2 0 1 6

kesimpulan sebagai berikut : Pemeriksaan kehamilan telah dilakukan


Persepsi sehat hanya sebatas tidak sakit dan mencakup 73% dari 90 responden ibu, pemerik-
adalah 86%. saan kehamilan banyak dilakukan di bidan praktek
Pada indikator PHBS meliputi persalinan (27%) dan puskesmas (49%), persalinan banyak dil-
ditolong oleh tenaga kesehatan 89%, cakupan ASI akukan di rumah sebesar 63%, 89% persen persali-
eksklusif sebesar 24%, penggunaan air bersih untuk nan ditolong oleh tenaga medis, 18 % ibu mem-
kebutuhan rumah tangga 93%, 100% responden berikan kolostrum pada bayi pasca persalinan,
mencuci tangan sebelum makan 2% diantaranya cakupan pemberian ASI pada bayi 24%.
hanya mencuci tangan menggunakan air mengalir Kesehatan lingkungan : sumber air bersih
tanpa sabun, 99% responden memiliki jamban dari sungai 25%, sumur gali 59%, PAM 14% dan lain-
sendiri, 41% responden telah rajin konsumsi sayur lain 3%, kulaitas air bersih 93% baik, pengolahan air
dan buah, 61% keberadaan perokok dalam keluarga minum dengan di rebus 68% dan pengisian galon isi
55 orang diantaranya masih merokok didalam ru- ulang 31%, sarana penyediaan air bersih 97% baik,
mah dan sembarang tempat. lokasi hunian 100% bebas banjir, keberadaan kan-
Dalam AKK berkaitan dengan kepemilikan dang ternak di sekitar rumah 22%, kepemilikan jam-
jaminan sosial atau asuransi kesehatan sekitar 23% ban 99%, jamban leher angsa 97%, septic tank ked-
memiliki jaminan sosial dan asuransi kesehatan. ap air 65%, tempat sampah 18% tidak terawat dan
Angka kesakitan responden sebesar 44% merupakan 33% terbuka, sampah domestik 75 % masih dibakar
penyakit tidak menular/ degenerative, 21,5% re- dan 20% dikubur dalam lubang.
sponden sakit masih merasakan sakit, upaya pen-
gobatan sebgian besar dilakukan di Puskesmas 40%. Daftar Pustaka
Dalam ruang lingkup kesehatan dan kesela- BPS, 2013. Berau Dalam Angka 2013.
matan kerja responden yang mengetahui resiko Bustan, 1999. Pengantar Epidemiologi,
pekerjaannya sebesar 61% dan yang tidak menge- Departemen Kesehatan RI, 1999. Indikator PHBS.
Depkes, Jakarta
tahui sebesar 24%, dan penggunaan alat pelindung Depkes RI, 1999. Persyaratan Kesehatan Pe-
diri (APD) yang menggunakan sebesar 44% dan yang rumahan, Jakarta
tidak menggunakan APD sebesar 41%. Dalam gizi Kecamatan Pulau Derawan Dalam Angka 2013
keluarga sebagian besar responden berpersepsi Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta.
bahwa makanan sehat adalah makanan yang me- Notoatmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku
nyehatkan sebesar 85%, penggunaan garam bery- Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta
odium mencakup 100% responden, penambahan Ramdan, 2006. Dasar-dasar Kesehatan dan Kesela-
garam di lakukakan saat memasak 81%, dan cara matan Kerja. FKM UNMUL, Samarinda
Soemirat, 2009. Kesehatan Lingkungan. Gadjah-
mengolah sayur 72% masih di potong baru di cuci mada University Press, Yogyakarta
dan di masa, lauk yang sering dikonsumsi adalah Suma’mur, 1989. Keselamatan Kerja dan Pencega-
ikan 95%. han Kecelakaan. Haji Masagung, Jakarta.
Widayatun, 1999. Ilmu Prilaku. CV Sagung Seto, Ja-
karta

Anda mungkin juga menyukai