Anda di halaman 1dari 16

KONSELING KEAGAMAAN BAGI LANJUT USIA (LANSIA)

Dulhadi

Abstrak
Secara alami, jika panjang umur, manusia pasti mengalami penuaan dan
memasuki fase lansia. Sebagian lansia siap dengan fase ini bahkan sangat berbahagia
dengannya. Namun sebagian ada yang tidak siap dan menderita karenanya.
Ketidaksiapan ini dapat dimengerti karena ketika seseorang telah menapaki usia lanjut
berbagai “kenikmatan” yang selama ini dia rasakan secara perlahan mulai menghilang.
Oleh sebab itu, tidak jarang ditemui seorang lansia kemudian menjadi merasa tidak
berguna lagi yang berujung pada keputusasaan. Kondisi lansia yang seperti ini tentu tidak
boleh dibiarkan. Mereka harus tetap bersemangat dalam menjalani hidup seperti apapun
kondisinya. Dan salah satu upaya agar mereka tetap bisa menikmati hidup di masa
tuanya ini adalah dengan menghadirkan konseling keagamaan.

Kata kunci: konseling, keagamaan, dan lansia.

A. Pendahuluan diperlihatkannya. Rita Arkinson (dalam


Jika hidup seseorang berjalan Jalaluddin: 2003) membagi tahap per-
secara normal, mencapai usia rata-rata kembangan menjadi delapan tahap, yaitu
manusia umumnya, maka memasuki usia (1) tahun-tahun pertama, (2) tahun kedua,
lanjut atau lanjut usia menjadi sebuah (3) tahun ketiga hingga tahun-tahun ke
keniscayaan. Semua orang tentu men- empat, (4) tahun ke enam hingga puber-
ginginkan memiliki usia yang panjang, tas, (5) Adolesen, (6) kedewasaan awal,
namun tentu pula tidak semua orang siap (7) kedewasaan menengah, (8) tahun-
menghadapi masa usia lanjut. tahun terakhir (usia lanjut). Dijelaskan oleh
Ketidaksiapan sebagian orang Rita, bahwa pembagian tahap-tahap ini
mengadapi dan menjalankan hidup dalam didasarkan pada berbagai perubahan
usia yang telah lanjut, dapat difahami, perkembangan baik fisik maupun psikis
karena setelah seseorang memasuki usia yang berbeda untuk setiap tahap
lanjut ini ia akan mengalami berbagai perkembangannya pada sekitar tahap
penurunan dari segi fisik. Sejalan dengan tersebut.
penurunan tersebut, maka secara psikis Terkait dengan tahap perkem-
terjadi berbagai perubahan pula. Peru- bangan terakhir sebagaimana tersebut di
bahan-perubahan gejala psikis ini ikut atas, yang diperkirakan ketika seseorang
mempengaruhi berbagai aspek kejiwaan memasuki usia 65 tahun, maka ia akan
yang terlihat dari pola tingkah laku yang menghadapi berbagai permasalahan.

﴾ 133 ﴿
Permasalahan pertama adalah penurunan Meningkatnya sikap keagamaan
dan berkurangnya kemampuan fisik, pada orang lanjut usia yang telah
menurunnya aktivitas, sering mengalami dikemukakan di atas memberikan gamba-
gangguan kesehatan, yang kesemuanya ran yang lebih konkret tentang ciri-ciri
ini menyebabkan mereka kehilangan keberagamaan mereka. Jalaluddin (2003)
semangat. Pengaruh dari kondisi mengidentifikasi ciri-ciri keberagamaan
penurunan kemampuan fisik ini menye- lansia, di antaranya sebagaimana berikut:
babkan mereka yang berada pada usia 1. Kehidupan keagamaan pada usia
lanjut merasa dirinya sudah tidak berharga lanjut sudah mencapai tingkat
atau kurang dihargai. kemantapan.
Masih menurut hasil penelitian Rita 2. Meningkatnya kecenderungan untuk
Arkinson yang dikutip oleh Jalaluddin menerima pendapat keagamaan.
(2003) ditemukan bahwa masalah utama 3. Mulai muncul pengakuan terhadap
yang dihadapi manusia usia lanjut adalah realitas tentang kehidupan akhirat
konflik batin antara keutuhan dan keputus- secara lebih sungguh-sungguh.
asaan. Oleh karena itu, mereka cenderung 4. Sikap keagamaan cenderung men-
mengingat sukses masa lalu sehingga garah kepada kebutuhan saling cinta
umumnya mereka yang berada pada antar sesama manusia dan sifat-sifat
tingkat usia lanjut ini senang membantu luhur.
para remaja yang aktif, terutama pada 5. Timbul rasa takut kepada kematian
kegiatan-kegiatan yang bersifat keagama- yang meningkat sejalan dengan per-
an. tambahan usia lanjutnya.
Oleh sebab itu pula dapat 6. Perasaan takut kepada kematian ini
dimengerti bila kehidupan keagamaan berdampak pada peningkatan
seseorang yang telah lanjut usia umumnya pembentukan sikap keagamaan dan
mengalami peningkatan. Berdasarkan pe- kepercayaan terhadap adanya
nelitian yang dilakukan oleh Robert H. kehidupan abadi (akhirat).
Thouless (1992) ditemukan bahwa pada Munculnya perasaan-perasaan ne-
umumnya manusia lanjut usia memiliki gatif seperti ini, tentu harus segera diatasi,
kecenderungan untuk menerima pendapat sebab jika tidak, maka akan membuat
keagamaan dari orang lain. Lebih dari itu, mereka semakin tidak berdaya dan se-
mereka semakin menyadari akan realitas makin mempercepat kerapuhan fisik
tentang kehidupan akhirat. Bahkan kesa- mereka. Di sinilah letak pentingnya keha-
daran tentang adanya realitas kehidupan diran seorang pembimbing rohani (konse-
akhirat, tumbuh hingga 100 persen. lor agama) bagi mereka. Kehadiran konse-
lor agama bagi lansia, terutama yang

﴾ 134 ﴿
menghuni panti sosial menjadi kebutuhan mengalami gangguan kesehatan yang
primer. Oleh karena itu, layanan konseling, menyebabkan mereka kehilangan se-
khususnya konseling agama harus hadir mangat.
mendampingi lansia untuk memberikan
bimbingan dan tuntunan mereka meng- 2. Batasan Umur Lansia
hadapi saat-saat kematian yang mungkin Para ahli dan lembaga-lembaga
tidak lama lagi. resmi yang berwenang ternyata memliki
pendapat yang berbeda tentang batasan
B. Deskripsi tentang Lansia umur lansia, terutama dalam menetapkan
1. Pengertian Lansia pada umur berapa seseorang itu dianggap
Lansia (lanjut usia) adalah periode telah memasuki usia lanjut. Nia Aprina
penutup dalam rentang hidup seseorang. (2014) dalam kutipannya mengklasifikasi
Masa ini dimulai dari umur 60 tahun usia lansia sebagaimana berikut:
sampai meninggal dunia. Lansia ditandai a. Penggolongan lansia menurut Kemen-
dengan adanya perubahan yang bersifat terian Kesehatan:
penurunan kondisi fisik, psikis, dan sosial 1. Kelompok lansia dini (55-64 tahun),
yang saling berinteraksi satu sama lain. merupakan kelompok yang baru
Menurut UU no. 4 tahun 1965 lansia memasuki lansia.
adalah seseorang yang mencapai umur 55 2. Kelompok lansia (65-70 tahun).
tahun, tidak berdaya mencari nafkah 3. Kelompok lansia beresiko tinggi,
sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari- yaitu lansia yang berumur 70 tahun
hari dan menerima nakah dari orang lain ke atas.
(wahyudi dalam Nia Aprina 2014). b. Penggolongan lansia menurut Organi-
Prayitna (dalam Nia Aprina, 2014) sasi Kesehatan Dunia (WHO):
mendefinisikan lansia sebagai orang yang 1. Usia pertengahan (middle age) 45-
mencapai usia 56 tahun ke atas, tidak 59 tahun.
mempunyai penghasilan dan tidak 2. Lanjut usia (olderly) 60-74 tahun.
berdaya untuk mencari nafkah untuk 3. Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun.
memenuhi kebutuhan pokoknya sehari- 4. Lansia sangat tua (very old) di atas
hari. Menurut jalaluddin (2010) lansia 90 tahun.
adalah orang yang telah mencapai umur 3. Kondisi Fisik lansia
65 tahun. Pada usia ini mereka mulai Secara fisik lansia pasti mengalami
menghadapi banyak permasalahan. penurunan yang signifikan. Seiring deng-
Permasalahan pertama adalah penurunan an semakin bertambahnya usia, maka
kemampuan fisik hingga kekuatan fisik kemampuan fisikpun akan semakin me-
berkurang, aktivitas menurun, sering nurun. Sri Surini Pudjiastuti dan Budi

﴾ 135 ﴿
Utomo (2003) mencoba menggambarkan mengakibatkan penurunan kontrol motorik
secara komprehensif sisi-sisi fisik yang atau gangguan gerakan. Gejala gangguan
mengalami gangguan fungsi setelah sese- sensorik yang sering timbul pada lansia
orang memasuki usia lanjut. Menurut adalah hilangnya perasaan jika
keduanya setidaknya ada tujuh gangguan dirangsang (anestesia), perasaan
fisik yang akan dirasakan oleh para lansia, berlebihan jika dirangsang (hiperestesia),
yaitu: perasaan yang timbul tidak semestinya
a. Gangguan fungsi motorik. (paraestesia), nyeri, gangguan fungsi
b. Gangguan fungsi sensorik. proprioseptif, seperti gangguan rasa
c. Gangguan fungsi sensomotorik. gerak, getar, dan posisi.
d. Gangguan fungsi kognitif dan intra- Gangguan fungsi sensomotorik
personal. utama lansia adalah gangguan keseimba-
e. Gangguan fungsi interpersonal dan ngan dan koordinasi. Keseimbangan dan
sosial. koordinasi merupakan integrasi kerja
f. Gangguan kemampuan fungsional. berbagai otot termasuk fungsi sistem
g. Gangguan lingkungan aktifitas. aferen dan eferen saraf. Penurunan koor-
Fungsi motorik mengalami dinasi disebabkan oleh penurunan kekua-
gangguan disebabkan adanya perubahan tan otot, waktu reaksi menjadi lambat,
pada otot, yaitu terjadinya penurunan hilangnya fleksibilitas, fostur yang jelek,
kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas dan gangguan keseimbangan.
dan fleksibilitas otot, kecepatan waktu Adapun gangguan kognitif dan
reaksi dan rileksasi, dan kinerja intrapersonal dapat dilihat dengan jelas
fungsional. Penurunan fungsi dan pada penurunan kemampuan memecah-
kekuatan otot sebagaimana di atas akan kan masalah, memori, perhatian dan
mengakibatkan pada: bahasa. Gangguan kognitif ini mengaki-
a. Penurunan kemampuan mempertahan- batkan pada:
kan keseimbangan tubuh. a. Memori panjang. Lansia akan
b. Hambatan dalam gerak duduk ke ber- mengalami kesulitan dalam mengung-
diri. kapkan kembali cerita atau kejadian
c. Peningkatan resiko jatuh. yang tidak begitu manarik perhatian-
d. Penurunan kekuatan otot dasar pang- nya. Dia juga akan kesulitan apabila
gul. melakukan pekerjaan yang membutuh-
e. Perubahan postur tubuh. kan ingatan yang kompleks atau rumit.
Gangguan fungsi sensorik lansia Di samping itu, dia juga mengalami
mengakibatkan gangguan penerimaan in- dalam menempatkan objek.
formasi dari reseptor sensorik sehingga

﴾ 136 ﴿
b. Proses informasi. Lansia akan menjadi serta kumis dan kuku. Selain itu
kesulitan dalam menerima informasi kemunduran juga terjadi pada kemam-
baru seperti TV dan film. puan berkomunikasi seperti kemampuan
Selanjutnya banyak penelitian me- menggunakan telepon, menulis surat, dan
nunjukkan bahwa terdapat fungsi otak mengadakan transaksi bisnis.
yang mengalami sedikit perubahan atau Masih menurut Sri Surini
tidak mengalami perubahan dengan Pudjiastuti dan Budi Utomo (2003) bahwa
bertambahnya usia, misalnya menyimpan kemunduran gerak fungsional dapat di-
informasi. Dengan bertambahnya usia, kelompokkan menjadi tiga tingkatan
didapatkan penurunan berlanjut dalam ketergantungan, yaitu:
kecepatan belajar, memeroses informasi a. Mandiri, yaitu lansia mampu melak-
baru, dan bereaksi terhadap stimulus sanakan tugas tanpa bantuan orang
sederhana atau kompleks. lain (bisa saja lansia tersebut mem-
Kemampuan interpersonal me- butuhkan alat adaptasi seperti alat
rupakan kemampuan seseorang dalam bantu jalan, alat kerja, dan lain-lain).
berhubungan, berkomunikasi, dan ber- b. Bergantung sebagian, yaitu lansia bisa
interaksi dengan orang lain sebagai melaksanakan tugas dengan beberapa
individu, kelompok atau masyarakat. Pe- bagian memerlukan bantuan orang lain.
nuaan menyebabkan individu mengalami c. Bergantung sepenuhnya, yaitu lansia
krisis yang disebut dengan istilah per- tidak dapat sama sekali melakukan
tempuran dalam dua kondisi/situasi, yaitu tugas tanpa bantuan orang lain.
menghadapi golongan muda dan tua. Menurut Scheuder (dalam Sri
Keadaan itu sering menimbulkan stres dan Surini Pudjiastuti dan Budi Utomo: 2003)
kekhawatiran akan tersisih dan kurang ketergantuan lansia secara praktis dibagi
dihargai. dalam tiga tingkatan, yaitu:
Berbagai kemunduran fisik a. Ketergantungan mengurus pribadi, me-
mengakibatkan kemunduran gerak fung- rupakan ketergantungan yang paling
sional baik kemampuan mobilitas atau berat.
perawatan diri. Kemunduran fungsi mobili- b. Ketergantungan domistik, golongan ini
tas meliputi penurunan kemampuan masih dapat melakukan perawatan
mobilitas di tempat tidur, berpindah, pribadi, tetapi untuk memasak, mencuci
jalan/ambulasi, dan mobilitas dengan alat pakaian, belanja, dan pekerjaan rumah
adaptasi. Kemunduran kemampuan pera- lainnya harus dibantu.
watan diri meliputi penurunan kemampuan c. Ketergantungan finansial dan sosial,
aktivitas makan, mandi, berpakaian, defe- golongan ini masih dapat aktif bekerja
kasi dan berkemih, merawat rambut, gigi,

﴾ 137 ﴿
dan pergi ke luar rumah, mereka hanya sebagaimana digambarkan oleh Nia
membutuhkan bantuan keuangan. Aprina (2014) ditandai dengan:
Penurunan gerak dan fungsi lansia a. Sistem peredaran darah, jantung orang
berdampak terhadap kemampuan ber- yang lebih tua bekerja dengan lebih
adaptasi dengan lingkungan aktivitasnya. keras untuk memompa jumlah darah
Keterbatasan lansia dalam penyesuaian yang sama, sehingga menimbulkan
diri dengan lingkungan aktivitasnya peningkatan tekanan darah.
menyebabkan masalah lingkungan akti- b. Keseimbangan, semakin tua seseorang
vitas. Masalah lingkungan aktivitas ini semakin kurang keseimbangannya, se-
meliputi lingkungan di dalam dan di luar hingga mudah mengalami jatuh.
rumah. c. Kekuatan otot, berkurangnya kekuatan
Masalah lingkungan aktivitas di otot sangat tampak pada otot-otot
dalam rumah meliputi kemampuan untuk tangan dan otot yang menopang tegak-
beradaptasi dengan: nya tubuh.
a. Desain alat rumah tangga untuk d. Kecepatan dalam bergerak, semakin
keperluan memasak, mencuci, menye- tua seseorang apalagi sampai men-
trika, dan letak telepon dan kotak obat. capai usia lanjut, maka kecapatan dan
b. Desain interior rumah meliputi tangga, kelincahan akan melambat.
lantai, pintu, kamar mandi, WC, e. Canggung dan gemetaran, lansia cen-
washtafel, dan penerangan. derung menjadi canggung dan mudah
c. Desain mebel yang meliputi kursi, meja, gemetaran, sehingga menyebabkan
dan tempat tidur. sesuatu yang dibawa dan dipegangnya
Adapun masalah lingkungan akti- tertumpah dan jatuh. Lebih dari itu, para
vitas di luar rumah meliputi kemampuan lansia cenderung dalam mengerjakan
beradaptasi dengan alat transportasi sesuatu dilakukan dengan tidak hati-
umum/mobil, berbelanja, bekerja, dan hati dan teratur.
berkreasi. Masalah lain kemungkinan akan f. Sistem sensori, sistem ini juga
timbul pada lansia yang menggunakan alat mengalami penurunan yang meliputi
bantu/adaptasi, seperti kursi roda, kruk, indra penglihatan, pendengaran, pera-
walker, tripot, tongkat, splint, dan prostese. sa, pembau, dan peraba. Kemampuan
Perkembangan masa dewasa melihat dan mendengar berkurang dan
akhir atau usia lanjut membawa penu- kebanyakan para lansia memerlukan
runan fisik yang lebih besar dibandingkan alat bantu pendengaran. Daya pen-
dengan periode-periode usia sebelumnya. ciuman menjadi kurang tajam, karena
Perubahan pada kondisi fisik lansia, pertumbuhan sel dalam hidung berhenti
dan semakin lebatnya bulu rambut di

﴾ 138 ﴿
lubang hidung. Daya perasa juga wanita datang bersamaan dengan
berkurang akibat semakin banyaknya meopause atau berhentinya haid,
tunas perasa yang terletak di lidah dan sedangkan pada laki-laki diperlukan
di permukaan bagian dalam pipi ber- waktu yang lama untuk dapat ereksi.
henti tumbuh karena bertambahnya
usia. Kepekaan terhadap rasa pahit 4. Kondisi Psikologis Lansia
dan masam bertahan lebih lama di- Sejak manusia mencapai usia ke-
bandingkan kepekaan terhadap rasa dewasaan hingga ke usia 50 tahun,
manis dan asin. perkembangan fisik manusia boleh dikata-
g. Sistem visual, dengan semakin tua, kan tidak mengalami perubahan yang
semakin dibutuhkan cahaya untuk banyak. Barulah di atas usia 50 tahun
dapat melihat lebih jelas. Begitu pula mulai terjadi penurunan perkembangan
dengan membaca semakin terasa sulit yang drastis hingga mencapai usia lanjut.
dan memerlukan lensa korektif. Oleh karena itu, umumnya garis perkem-
h. Sistem pernapasan, meliputi fungsi bangan pada periode ini digambarkan
paru-paru menurun akibat berkurang- dengan garis yang menurun. Periode ini
nya elastisitas serabut otot yang mem- disebut dengan periode regresi (penu-
pertahankan pipa kecil dalam paru-paru runan).
tetap terbuka. Penurunan fungsi ini Sejelan dengan penurunan ter-
akan lebih berat jika yang bersangkutan sebut, maka secara psikis terjadi berbagai
memiliki kebiasaan merokok dan perubahan pula. Menurut jalaluddin
kurang berolahraga. (2010), dengan mengutip beberapa pene-
i. Otak dan sistem saraf, menurunnya litian yang pernah dilakukan oleh para
fungsi otak akan berakibat melemah- psikolog, didapati beberapa kondisi psiko-
nya daya ingat, sehingga para lansia logis yang umumnya terjadi pada lansia,
sering mengalami lupa termasuk mi- antara lain:
num obat yang pada akhirnya akan a. Kehilangan semangat hidup.
menimbulkan penyakit atau memper- b. Merasa tidak berharga dan kurang
parah penyakit yang sudah dideritanya. dihargai.
j. Seksualitas, orang yang berusia lanjut c. Merasa sudah tidak berguna lagi.
masih tetap memiliki nafsu seksual d. Terjadi konflik batin antara keutuhan
seperti halnya orang muda. Perubahan dan keputusasaan.
kemampuan seksual pada lansia e. Selalu dibayangi kesuksesan masa
ditandai dengan datangnya masa lalu.
klimakterium, yaitu pada saat fungsi- Kartini Kartono (2000) juga
fungsi seksual telah menurun. Pada memberikan gambaran tentang kondisi

﴾ 139 ﴿
kejiwaan pada lanjut usia. Menurutnya, kehidupan keagamaan pada lansia
jika lansia tidak bisa menerima kondisi penyebabnya adalah karena adanya
dirinya dengan baik, maka kemungkinan penurunan kemampuan seksual. Menurut
hal berikut ini akan terjadi, yaitu: pendukung pendapat ini lansia mengalami
a. Mengalami kesulitan beradaptasi prustasi di bidang seksual, sejalan dengan
secara sehat dengan lingkungan. penurunan kemampuan fisik dan prustasi
b. Secara fisik akan tampak layu, sayu, semacam ini dinilai sebagai satu-satunya
dan lemas. faktor yang membentuk sikap keagamaan.
c. Muncul perasaan apatis. Namun menurut Robert, pendapat ini
d. Sering dilanda depresi. terlalu berlebihan. Sebab, hasil penelitian
e. Selalu merasa serba salah. menunjukkan bahwa meskipun kegiatan
f. Gampang berputusasa. seksual secara biologis boleh jadi sudah
g. Mudah tersinggung. tidak ada lagi pada lansia, namun
h. Gampang meledak-ledak dan ribut. kebutuhan untuk mencintai dan dicintai
i. Sering dilanda kegelisahan dan cemas. masih tetap ada pada usia setua itu.
j. Perasaan dilematis antara pemenuhan William James (1958) juga mem-
kebutuhan dan tenaga yang masih berikan penjelasan bahwa umur keaga-
dimiliki. maan yang sangat luar biasa tampaknya
5. Perkembangan Jiwa justru terdapat pada usia tua, ketika
Keagamaan Lansia gejolak seksual sudah berakhir. Jalaluddin
Robert H. Thouless (1992) menga- (2010) ketika mengomentari pendapat
takan bahwa perkembangan kehidupan James di atas mengatakan bahwa
keagamaan pada usia lanjut berdasarkan pendapat William James tersebut sampai
penelitian psikologi agama ternyata saat ini masih dijadikan rujukan dalam
meningkat. M. Argyle mengutip sejumlah melihat korelasi antara kehidupan keaga-
penelitian yang dilakukan oleh Cavan yang maan seseorang dengan kehidupan
mempelajari 1200 orang sampel berusia seksualnya. Jika dihubungkan dengan
60-100 tahun, menemukan bahwa secara kehidupan esoteris para tokoh agama,
jelas kecenderungan untuk menerima seperti biarawan/biarawati atapun para
pendapat keagamaan yang semakin biksu, agaknya korelasi tersebut menam-
meningkat pada umur-umur ini. Sedang- pakkan hubungan yang positif.
kan pengakuan terhadap realitas tentang Berbagai latar belakang yang
kehidupan akhirat baru muncul sampai menjadi penyebab kecenderungan sikap
100 persen setelah usia 90 tahun. keagamaan pada manusia lanjut usia
Lebih jauh Robert H. Thouless seperti dikemukakan di atas, akan
(1992) menjelaskan peningkatan memberikan gambaran yang lebih jelas

﴾ 140 ﴿
tentang ciri-ciri utama keberagamaan produktif, maka lansia membutuhkan
mereka. Menurut Jalaluddin (2010) ciri-ciri kemudahan dalam beraktivitas, pemaha-
keberagamaan lansia dapat diurai seba- man tentang lingkungan beraktivitas, dan
gaimana berikut ini. pelayanan kesehatan yang memadai.
a. Kehidupan keagamaan manusia lanjut Kemudahan dalam beraktivitas
usia sudah mencapai tingkat keman- akan membantu lansia melakukan kegia-
tapan. tannya tanpa hambatan, menggunakan
b. Meningkatnya kecenderungan untuk energi minimal, dan harus ada upaya agar
menerima pendapat keagamaan yang ter-hindar dari cedera. Pemahaman ling-
berasal dari luar dirinya. kungan aktivitas akan membantu lansia
c. Mulai muncul pengakuan terhadap dalam penyesuaian aktivitas individu di
realitas tentang kehidupan akhir secara rumah ataupun aktivitas sosial di masya-
lebih sungguh-sungguh. rakat. Dan pelayanan kesehatan yang
d. Sikap keagamaan cenderung menga- memadai amat diperlukan sebab lansia
rah kepada kebutuhan saling cinta sangat rentan terhadap penyakit dan
antar-sesama manusia dan sifat-sifat cedera.
luhur. Melihat keragaman masalah kese-
e. Timbul rasa takut kepada kematian. hatan pada lansia, upaya pencegahan ha-
rus diutamakan. Masalah kesehatan
6. Kebutuhan Lansia lansia tidak terjadi seketika itu saja, tetapi
Sebagaimana kelompok umur melalui proses kemunduran yang panjang.
yang lain, kelompok umur lansia juga me- Proses itu dapat dihambat atau dalam
miliki banyak kebutuhan, baik kebutuhan beberapa hal tertentu dapat dicegah bila
primer maupun skunder, baik kebutuhan upaya pencegahan dilakukan sejak dini,
yang bersifat fisik maupun psikis. Secara terpadu, terus-menerus, dan berkesinam-
fisik, lansia juga masih membutuhkan bungan. Pertimbangan lain adalah tinggi-
makan dan minum, rumah tempat ber- nya biaya pelayanan kesehatan sehingga
lindung, pakaian, bahkan bagi yang sehat, upaya pencegahan akan jauh lebih hemat
masih perlu akan kebutuhan biologis. dan murah dari pada upaya pengobatan.
Pemenuhan kebutuhan primer Secara psikologis, lansia perlu
yang bersifat fisik di atas amat sangat perhatian secara khusus. Lansia juga bu-
diperlukan agar lansia tertap bisa mem- tuh belaian dan kasih sayang, layaknya
pertahankan kualitas hidupnya. Sri Surini masa kanak-kanak. Secara psikologis,
Pudjiastuti dan Budi Utomo (2003) men- lansia sangat sensitif dan mudah ter-
yarankan agar lansia tetap mampu mem- singgung. Oleh karena itu, ucapan yang
pertahankan kualitas hidup, tetap aktif dan disampaikan kepada mereka haruslah

﴾ 141 ﴿
kata-kata yang lemah lembut dan penuh tua menurut tuntunan Islam, berawal dari
dengan kesopanan. rumah tangga. Allah menyebutkan pe-
meliharaan secara khusus orangtua yang
C. Perlakuan terhadap Lansia Menurut telah lanjut usia dengan memerintahkan
Islam kepada anak-anak mereka untuk mem-
Manusia usia lanjut dalam peni- perlakukan anak-anak mereka dengan
laian banyak orang adalah manusia yang penuh kasih sayang. Sebagaimana firman
sudah tidak produktif lagi. Kondisi fisik Allah, yang artinya:
rata-rata sudah menurun, sehingga dalam
“Jika salah seorang di antara
kondisi yang sudah uzur ini berbagai
kedua atau kedua-duanya sampai
penyakit siap untuk menggerogoti mereka. berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali
Dengan demikian di usia lanjut ini ter-
janganlah kamu mengatakan
kadang muncul semacam pemikiran kepada keduanya perkataan “ah”
dan janganlah kamu membentak
bahwa mereka berada pada sisa-sisa
mereka dan ucapkanlah kepada
umur dan hanya menunggu kematian saja. mereka perkataan yang
mulia”(QS. Al-Isra’: 23)
Dengan begitu pula, terkadang muncul
gejolak batin yang sulit untuk diatasi oleh
Thoha Abdullah Al-Afifi (1987)
mereka sendiri. Jika tidak dapat di atasi,
ketika menafsirkan kata “uff”dalam ayat di
bukan tidak mungkin akan muncul teka-
atas mengatakan bahwa perkataan itu
nan batin dan gangguan jiwa lainnya se-
biasanya diucapkan bagi sesuatu yang
perti stress, putus asa, dan pada akhirnya
ditolak. Menurutnya, jika ada perkataan
mereka akan mengasingkan diri sebagai
yang lebih buruk dari kata uff itu tentulah
wujud dari rasa rendah diri.
Allah akan menyebutkannya. Oleh karena
Dalam kondisi sebagaimana di
itu, perkataan uff untuk kedua orang tua
atas, menurut Jalaluddin (2010) agama
adalah perkataan yang paling buruk.
dapat difungsikan dan diperankan sebagai
Al-Qur’an telah memberikan tun-
penyelamat. Sebab, melalui pengamalan
tunan kepada umat manusia bagaimana
ajaran agama, lansia merasa memperoleh
seharusnya mereka memperlakukan
tempat bergantung. Menurut ajaran
orangtua, sebagaimana firman-Nya, yang
agama, perlakuan terhadap lansia harus
artinya:
dilakukan dengan seteliti dan setelaten
mungkin.
“Dan rendahkanlah dirimu
Perawatan terhadap lansia sejati- terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan
nya dilakukan oleh anak-anak, bukan ke-
ucapkanlah: “Wahai Tuhanku,
pada badan atau panti asuhan, termasuk kasihilah mereka berdua,
sebagaimana mereka berdua telah
panti jompo. Perlakukan terhadap orang-

﴾ 142 ﴿
mengasihi dan mendidikku sejak mendapat dua pintu neraka yang
aku masih kecil” (QS. Al-Isra’: 24) terbuka, dan jika ia membuat
marah salah satunya, maka
Menurut ibnu Jarir dan Ibnu Munzir tebuka satu pintu neraka
untuknya”.
yang dimaksud dengan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan
Dalam subuah hadits yang sangat
penuh kesayangan adalah tunduk kepada
populer dinyatakan oleh Rasulullah, seba-
kedua orangtua sebagaimana tunduknya
gaimana sabdanya: “Ridha Allah tergan-
kepada tuannya yang bengis dan keras.
tung kepada ridha orangtunya dan kemur-
Pengertian ini memberikan kiasan bagai-
kaan Allah tergantung kepada kemurkaan
mana seharusnya seorang anak bersikap
orangtuanya”
di hadapan orangtua (Thoha Abdullah Al-
Islam mengajarkan bahwa dalam
Afifi; 1987).
perkembangannya, manusia mengalami
Sebagai gambaran tentang hal itu
penurunan kemampuan sejalan dengan
adalah pernyataan Aisyah ra tentang
pertambahan usia mereka. Sebagaimana
bagaimana perilaku anak kepada orang-
firman-Nya:
tua, adalah dialog Rasulullah dengan
seorang laki-laki. Rasulullah bertanya: “Barangsiapa kami panjangkan
umurnya niscaya kami kembalikan ia
“siapakah yang bersamamu?” Laki-laki itu
kepada kejadian (nya), maka apakah
menjawab: “ayahku”. Beliau berkata: mereka tidak memikirkannya” (QS.
36: 68).
“jangan berjalan di depannya dan jangan
duduk sebelum dia, jangan memanggilnya
Dari penjelasan di atas tergambar
dengan namanya dan jangan berbuat
bagaimana perlakukan terhadap manusia
sesuatu yang menyebabkan orang lain
lanjut usia menurut Islam. Lansia di-
memakinya”.
pandang tak ubahnya seorang bayi yang
Perlakuan kepada orangtua de-
memerlukan pemeliharaan dan perawatan
ngan baik dikaitkan sebagai kewajiban
serta perhatian khusus dengan penuh
agama. Menurut Ibnu Abbas, Rasulullah
kasih sayang. Perlakuan yang demikian itu
bersabda:
tidak dapat diwakilkan kepada siapapun,
melainkan menjadi tanggung jawab anak-
“Barang siapa membuat ridha
anak mereka. Perlakuan yang baik dan
kedua orangtuanya di waktu pagi
dan sore, maka iapun mendapat penuh kesabaran serta kasih sayang
dua pintu surga yang terbuka,
dinilai sebagai kebaikan. Sebaliknya, per-
dan jika membuat ridha salah
satu di antaranya, maka akan lakuan tercela dinilai sebagai sebuah ke-
terbuka satu pintu surga.
durhakaan.
Barangsiapa pada waktu pagi
dan sore membuat amarah Penjelasan ini menunjukkan bah-
orangtuanya, maka ia akan
wa perlakuan terhadap manusia usia lanjut

﴾ 143 ﴿
menurut Islam merupakan kewajiban keimanannya, sehingga ada
agama, maka sangat tercela dan dipan- kecenderungan di suatu saat untuk
dang durhaka apabila seorang anak tega mengikuti agama yang satu, dan pada
menempatkan orangtuanya di tempat pe- kali lain berkeinginan untuk mengikuti
nampungan atau panti jompo. Alasan apa- agama yang lain lagi.
pun tidak bisa diterima bagi perlakuan 4. Problem karena perbedaan faham dan
seperti itu. pandangan; artinya seseorang atau
sekelompok individu menderita konflik
D. Problem Keagamaan Lansia batin karena mendapatkan informasi
Pada dasarnya problem ke- yang bertentangan mengenai ke-
agamaan yang dihadapi manusia di segala imanan dan/atau ubudiyah yang men-
tingkatan usianya tidaklah jauh berbeda. yebabkannya sulit untuk melakukan
Artinya apa yang menjadi problem lansia suatu tindakan atau perbuatan.
bisa juga menjadi problem bagi anak 5. Problem ketidakfahaman mengenai
muda. Begitu juga sebaliknya. Menurut ajaran agama; artinya seseorang atau
Aunur Rahim Faqih (1994), problem-pro- sekelompok individu melakukan seautu
blem keagmaan manusia dapat dirinci tindakan atau perbuatan yang disadari
sebagai berikut: atau tidak merugikan dirinya sendiri
1. Problem ketidakberagamaan; artinya dan/atau orang lain, karena tidak me-
seseorang atau kelompok individu tidak mahami secara penuh ajaran agama.
atau belum beragama dan berkehen- 6. Problem pelaksanaan ajaran agama;
dak untuk beragama, merasakan ke- artinya seseorang atau sekelompok
sulitan untuk memeluk atau menganut individu tidak mampu menjalankan
suatu agama disebabkan belum ajaran agama sebagaimana mestinya
mampu meyakinkan diri tentang agama karena adanya berbaagai sebab.
mana yang paling tepat bagi dirinya
untuk dianut. E. Konseling Keagamaan (Islam) bagi
2. Problem pemilihan agama; artinya Lansia
seseorang atau sekelompok individu Konseling keagamaan dapat
yang belum menganut agama dan didefinisikan sebagai proses pemberian
berkehendak untuk beragama merasa bantuan kepada individu agar menyadari
kesulitan dalam memilih suatu agama kembali eksistensinya sebagai makhluk
tertentu untuk dianut. Allah yang seharusnya dalam kehidupan
3. Problem kegoyahan iman; artinya keagamaannya senantiasa selaras den-
seseorang atau sekelompok individu gan ketentuan dan petunjuk Allah sehing-
yang senantiasa goyah dalam ga dapat mencapai kebahagiaan hidup di

﴾ 144 ﴿
dunia dan akhirat (Aunur Rahim Faqih: d. Membantu individu menjalankan
1994). ketentuan dan petunjuk Allah men-
Sebagaimana dimaklumi bahwa genai kehidupan keagamaan.
konseling adalah upaya yang pene- 2. Membantu individu memecahkan ma-
kanannya pada usaha kuratif atau peme- salah yang berkaitan dengan kehidu-
cahan masalah yang dihadapi seseorang. pan keagamaannya, antara lain dengan
Secara Islami, konseling keagamaan cara:
dapat dijadikan media untuk membantu a. Membantu individu memahami
seseorang menyadari kembali keberada- problem yang dihadapinya.
annya di dunia ini sebagai makhluk Allah, b. Membantu individu memahami kon-
sebagai ciptaan-Nya untuk senantiasa disi dan situasi diri dan lingkungan-
mengabdi kepada-Nya sesuai dengan nya.
petunjuk dan ketentuan-Nya. Menyadari c. Membantu individu memahami dan
eksistensinya sebagai makhluk Allah menghayati berbagai cara untuk
sesuai dengan ketentuan-Nya, berarti mengatasi problem kehidupan ke-
menyadari bahwa di dalam dirinya Allah agamaannya sesuai dengan syari’at
telah menyertakan fitrah untuk beragama Islam.
Islam dan menjalankannya dengan d. Membantu individu menetapkan
sebaik-baiknya. pilihan upaya pemecahan problem
Dengan demikian, permasalahan keagamaan yang dihadapinya.
keagamaan apapun senantiasa akan di- 3. Membantu individu memelihara
kembalikan kepada petunjuk Allah. Oleh situasi dan kondisi kehidupan
karena itu, konseling keagamaan memiliki keagamaan dirinya yang telah
tujuan yang sangat mulia yaitu: baik agar tetap baik dan/atau
1. Membantu individu mencegah timbul- menjadi lebih baik.
nya masalah-masalah dalam kehidu- Oleh sebab itu, menurut Aunur
pan keagamaan, antara lain dengan Rahim Faqih (1994) yang menjadi subjek
cara: atau pihak yang mendapat konseling
a. Membantu individu menyadari fi- (klien) dari konseling keagamaan ini
trahnya sebagai manusia. adalah:
b. Membantu individu mengembang- 1. Individu/kelompok individu yang tidak
kan fitrahnya sehingga bisa meng- beragama dan belum meyakini akan
aktualisasikan dirinya. perlunya agama.
c. Membantu individu memahami dan 2. Individu/kelompok individu yang tidak
menghayati ketentuan dan petunjuk atau belum beragama dan bermaksud
Allah dalam kehidupan keagamaan. beragama, tetapi belum mempunyai

﴾ 145 ﴿
keyakinan yang pasti untuk menganut yang dilontarkan konselor harus berupa
agama yang mana. kata-kata yang mudah difahami, sopan
3. Individu/kelompok individu yang dan tidak menyinggung atau melukai
senantiasa goyah keimanannya, hati dan perasaan klien. Demikian pula
sehingga terlalu mudah untuk berganti- ketika memberikan nasehat atau
ganti agama. pandangan positif tentang hal-hal yang
4. Individu/kelompok individu yang harus direnungkan oleh klien,
menghadapi konflik keagamaan karena hendaknya dilakukan dengan kalimat-
memperoleh informasi yang berbeda kalimat yang indah, bersahabat,
mengenai ajaran agama. menenangkan dan menyenangkan.
5. Individu/kelompok individu kurang 2. Membacakan do’a untuk klien. Untuk
pemahamannya mengenai ajaran memantapkan klien, maka do’a yang
agama sehingga melakukan tindakan diucapkan konselor harus didengar
atau perbuatan yang tidak semestinya oleh klien atau jiwanya menjadi tenang
menurut syari’at Islam. dan turut mengucapkan kata “amin”.
6. Individu/kelompok individu yang Teknik ini dapat dilakukan konselor
tidak/belum menjalankan ajaran agama pada konseling yang bersifat kelompok.
sebagaimana mestinya. Teknik ini juga sangat besar
Hamdani Bakran Azdz-Dzaky manfaatnya bagi klien, karena do’a
(2006) mengungkapkan tentang langkah- dapat menimbulkan optimisme dan
langkah yang bisa ditempuh seorang ketentraman jiwa.
konselor agama dalam memberi konseling Sementara itu Kartini Kartono
kepada kliennya. Tentu saja langkah ini (2000) memberikan saran, agar para
bisa diberikan setelah konselor melakukan lansia tetap memiliki jiwa yang sehat dan
identifikasi problem klien secara tegar, maka para lansia harus:
mendalam. 1. Mau menerima kondisi diri apa adanya.
1. Memberikan nasehat, wejangan, 2. Usia tua harus disikapi sebagai sebuah
himbauan dan ajakan yang baik dan keniscayaan dan harus dianggap
benar. Dalam konseling, konselor lebih sebagai pengalaman baru.
banyak menggunakan lisan, yaitu 3. Segala kebahagiaan dan puncak
berupa pertanyaan-pertanyaan yang kehidupan yang sudah digariskan oleh
harus dijawab oleh klien dengan baik, Tuhan Yang Maha Kuasa, juga semua
jujur, dan benar. Agar konselor dapat ujian dan duka nestapa sudah dilalui
mendapatkan jawaban-jawaban dan dengan pasrah hati. Namun perjalanan
pertanyaan-pertanyaan yang jujur dan hidup seterusnya masih harus
terbuka dari klien, maka kalimat-kalimat dilanjutkan dengan ketabahan dan

﴾ 146 ﴿
tawakal. Sebab pada masa usia tua ini 9. Lansia harus mampu membebaskan
masih saja ada misi-misi hidup yang diri dari segala bentuk ambivalensi
harus diselesaikan sampai tuntas; di (kemajemukan).
samping harus memberikan kebaikan 10. Lansia harus menghadapi hidup ini
dan kecintaan kepada lingkungan dengan penuh senyuman dan
sekitar, misalnya berbuat kebaikan keberanian menghadapi masa akhir
kepada anak-istri, cucu-cucu, para hayat.
tetangga, generasi penerus,
masyarakat sekitar, dan lain-lain. F. Penutup
4. Usia tua harus diterima dengan Menjadi tua adalah sebuah
kemantapan hati sebagai karunia dari keniscayaan. Semua kita harus siap
Tuhan Yang Maha Kuasa. menghadapinya dengan kegembiraan dan
5. Pada usia tua ini, lansia harus lebih senyuman. Namun menyambut hari tua
sabar dan tidak lagi bermimpi dengan kegembiraan dan senyuman, tidak
melakukan hal-hal yang luar semua orang dapat melakukannya. Untuk
kemampuannya, walaupun harus tetap bisa melakukannya, sesorang harus
berniat untuk selalu berbuat baik. menyadari bahwa hidup ini bukanlah
6. Tidak lagi melakukan perbandingan seperti bulatan bola, tetapi bagaikan garis
antara masa jayanya dulu dengan lurus yang tidak akan pernah kembali lagi
kondisi barunya yang sekarang. Sebab ke titik awal. Oleh karena itu, kesadaran
hal itu hanya akan membuat dirinya seperti ini harus ditanamkan kepada setiap
sedih dan kecewa. orang lebih-lebih kepada mereka yang
7. Setiap hari lansia harus merasa telah berusia senja. Salah satu cara
semurni, seindah dan seringan bayi menanamkan kesadaran seperti ini adalah
yang baru lahir dan dilahirkan kembali dengan menghadirkan konseling
di dunia dalam kedamaian spritual. keagamaan.
Segala masalah hidup akan dihadapi
dengan hati yang lepas gembira. G. Daftar Pustaka
8. Lansia harus bisa membebaskan diri Aunur Rahim Faqih, (2001), Bimbingan
dari segala hawa nafsu, ambisi, dan dan Konseling dalam Islam, UUI
keinginan berkuasa, serta nafsu untuk Press: Jogjakarta.
memiliki. Apa yang didambakan dalam Bogdan, Robert, & Taylor, J. Steven,
usia yang seperti ini semestinya (1992), Pengantar Metode
sesuatu yang bisa menghadirkan Penelitian Kualitatif: Suatu
ketenangan, kedamaian dan kesejukan Pendekatan Fenomenologi
hati. terhadap Ilmu-ilmu Sosial,

﴾ 147 ﴿
(Terjemahan Arief Furchan), Jalaluddin Rakhmat, (2000), Psikologi
Usaha Nasional: Surabaya. Sosial, Remaja Rosdakarya:
Departemen Agama, (2013), Al-Qur’an Jakarta.
dan Terjemahannya, Yayasan Kartini Kartono, (2000), Hygiene Mental,
Penyelenggara/Penafsir Al- Mandar maju: Bandung.
Qur’an, Lajnah Penafsir Mushaf Muhammad Utsman Najati, (2004),
Al-Qur’an, Kementerian Agama Psikologi dalam Perspektif
RI. Hadits, Pustaka Al-Husna Baru:
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, 2006, Jakarta.
Konseling dan Psikoterapi Islam, Nia Aprina, 2014, Bimbingan Praktik
Fajar Pustaka Baru, Jokjakarta. Shalat pada Orang Lanjut Usia di
UPT Panti Sosial Tresna Wedha
Harun Rasyid, (2000), Metodologi Mulia Dharma Kecamatan
Penelitian Kualitatif Bidang Sungai Raya Kabupaten Kubu
Sosial dan Agama, BMT STAIN: Raya, STAIN Pontianak.
Pontianak. Sri Surini Pudjiastuti dan Budi Utomo,
Iin Tri Rahayu, (2009), Psikoterapi (2013), Fisioterapi pada Lansia,
(perspektif Islam dan Psikologi Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Kontemporer), UIN Malang Jakarta.
Press: Malang. Thoha Abdullah Al-Afifgi (1987), Hak
James, Willian, (1958), The Varieties of Orangtua pada Anak dan Hak
Religious Experience, New York, Anak pada Orangtua, Dar El Fikr:
AS. Jakarta.
Jalaluddin, 2000, Psikologi Agama, PT. Thouless, Robert H, 1992, Pengantar
RajaGrafindo Persada: Jakarta. Psikologi Agama, Terj. Machnun
Husein, Rajawali: Jakarta.

﴾ 148 ﴿

Anda mungkin juga menyukai