Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakag
Manajemen Keuangan Memiliki Peran Penting Dalam Kehidupan Perusahaan
Yang Ditentukan Oleh Perkembangan Ekonomi Kapitalisme. Pada Awal Lahirnya
Kapitalisme Sebagai System Ekonomi Pada Abad 18, Manajemen Keuangan Hanya
Membahas Topik Rugi - Laba. Selanjutnya Berturut-Turut Memiliki Peranan Antara
Lain Sebagai Berikut :
1. Tahun 1900 Awal : Penerbit Surat Berharga
2. Tahun 1930 – 1940 : Kebangkrutan, Reorganisasi
3. Tahun 1940 – 1950 : Anggaran & Internal Audit
4. Tahun 1950 – 1970 : Eksternal Perusahaan
5. Tahun 1970 – 1980 : Inflasi
6. Tahun 1980 – 1990 : Krisis Ekonomi Keuangan
7. Tahun 1990 – Sekarang : Globalisasi
Perkembangan Manajemen Keuangan Sangat Dipengaruhi Oleh Berbagai Faktor
Antara Lain Kebijakan Moneter, Kebijakan Pajak, Kondisi Ekonomi, Kondisi Sosial,
Dan Kondisi Politik. Kebijakan Moneter Berhubungan Dengan Tingkat Suku Bunga
Dan Inflasi. Khususnya Inflasi Mempunyai Dampak Langsung Terhadap Manajemen
Keuanga antar alain masalah :
1. Masalah Akuntasi
2. Kesulitan Perencanan
3. Permintaan Terhadap Modal
4. Suku Bunga
5. Harga Obligasi Menurun
Kondisi Ekonomi Juga Mempunyai Dampak Lansung Terhadap Manajemen
Keuangan Antar Lain Masalah :
1. Persaingan Internasional
2. Keuangan Internasional
3. Kurs Pertukaran Yang Berfluktuasi
4. Marger, Pengambilalihan, Dan Restrukturisasi
5. Inovasi Keuangan Dan Rekayasa Keuangan
Jadi Manajemen Keuangan Dalam Perkembangannya Telah Berubah :
1. Dari Studi Yang Bersifat Deskriptif Menjadi Studi Yang Meliputi Analisa Dan
Teori Yang Normative.
2. Dari Bidang Yang Meliputi Penggunaan Dana Dan Alokasi Dana Menjadi
Manajemen Dari Aktiva Dan Penilaian Perusahaan Di Dalam “Pasar” Secara
Keseluruhan.
3. Dari Bidang Yang Menekankan Pada Analisa Extern Perusahaan Menjadi Bidang
Yang Menekankan Pada Pengambilan Keputusan Di Dalam (Intern) Perusahaan.
B. Pengertian Manajemen Keuangan
Pengertian Manajemen Keuangan Mengalami Perkembangan Mulai Dari
Pengertian Manajemen Yang Hanya Mengutamakan Aktivitas Memperoleh Dana Saja
Sampai Yang Mengutamakan Aktivitas Memperoleh Dan Menggunakan Dana Serta
Pengelolaan Terhadap Aktiva. Beberapa Definisi Manajemen Keuangan Antara Lain
Sebagai Berikut :
1. Menurut Agus Sartono (2001 : 6) “ Manajemen Keuangan Adalah Manajemen
Dana Baik Yang Berkaitan Dengan Pengalokasian Dana Dalam Berbagai Bentuk
Investasi Secara Efektif Maupun Usaha Pengumpulan Dana Untuk Pembiayaan
Investasi Atau Pembelanjaan Secara Efisien”.
2. Menurut Sutrisno (2003 : 3) “Manajemen Keuangan Adalah Sebagai Semua
Aktivitas Perusahaan Yang Berhubungan Dengan Usaha – Usaha Mendapatkan
Dana Perusahaan Dengan Biaya Yang Murah Serta Usaha Untuk Menggunakan
Dan Mengalokasikan Dana Tersebut Secara Efisien”.
3. Manajemen Keuangan Dengan Demikian Merupakan Suatu Bidang Keuangan
Yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Keuangan Dalam Sebuah Organisasi Untuk
Menciptakan Dan Mempertahankan Nilai Melalui Pengambilan Putusan Dan
Manajemen Sumberdaya Yang Tepat (Emery Et Al, 1998 : 3).
4. Pinches (1996 : 6) Menyatakan Bahwa Manajemen Keuangan Adalah Akuisisi,
Manajemen, Dan Pembiayaan Terhadap Sumberdaya-Sumberdaya Bagi Badan
Usaha Dengan Menggunakan Uang Dan Berhubungan Dengan Harga - Harga Di
Pasar Ekonomi Eksternal.
5. Manajemen Keuangan Dapat Didefinisikan Dari Tugas Dan Tanggung Jawab
Manajer Keuangan. Meskipun Tugas Dan Tanggung Jawabnya Berlainan Di
Setiap Perusahaan, Tugas Pokok Manajemen Keuangan Antara Lain Meliputi :
Keputusan Tentang Investasi, Pembiayaan Kegiatan Usaha Dan Pembagian
Dividen Suatu Perusahaan (Weston Dan Copeland, 1992: 2).
6. Liefman : Usaha Untuk Menyediakan Uang Dan Menggunakan Uang Untuk
Mendapat Atau Memperoleh Aktiva.
7. Suad Husnan Dan Enny Pudjiastuti (1998 : 4) Manajemen Keuangan Adalah
Pengaturan Kegiatan Keuangan Dalam Suatu Organisasi Yang Menyangkut
Kegiatan Perencanaan, Analisis, Dan Pengendalian Kegiatan Keuangan.
8. Grestenberg : Bagaimana Bisnis Diselenggarakan Untuk Memperoleh Dana,
Bagaimana Mereka Memperoleh Dana, Bagaimana Menggunakannya Dan
Bagaimana Bisnis Keuntungan Didistribusikan.
9. James Van Horne : Segala Aktivitas Yang Berhubungan Dengan Perolehan,
Pendanaan Dan Pengelolaan Aktiva Dengan Tujuan Menyeluruh.

2
C. Fungsi Dan Tujuan Manajemen Keuangan Fungsi Dari Manajemen Keuangan
Ada Tiga Yaitu :
1. Investment Decision (Pembelanjaan Aktif) Adalah Keputusan Terhadap
Aktiva Apa Yang Akan Dikelola Perusahaan
2. Financial Decision (Pembelanjaan Pasif) Adalah Keputusan Berkaitan Dengan
Penetapan Sumber Dana Yang Diperlukan Dan Penetapan Perimbangan
Pembelanjaan Yang Terbaik (Struktur Modal Yang Optimal)
3. Deviden Decision (Keputusan Mengenai Deviden) Adalah Keputusan
Berkaitan Penggunaan Dan Pengelolaan Aktiva (Kata Bijak : Lebih Mudah
Membangun Daripada Mengelola).

Berikut Ini Adalah Penjelasan Singkat Mengenai Fungsi – Fungsi Dari


Manajemen Keuangan Adalah Sebagai Berikut :
1. Perencanaan Keuangan
Membuat Rencana Pemasukan Dan Pengeluaran Serta Kegiatan –
Kegiatan Lainnya Untuk Periode Tertentu.
2. Penganggaran Keuangan
Tindak Lanjut Dari Perencanaan Keuangan Dengan Membuat Detail
Pemasukan Dan Pengeluaran.
3. Pengelolaan Keuangan
Menggunakan Dana Perusahaan Untuk Memeksimalkan Dana Yang Ada
Dengan Berbagai Cara.
4. Pencarian Keuangan
Mencari Dan Mengeksploitasi Sumber Dana Yang Ada Untuk Operasional
Kegiatan Perusahaan.
5. Penyimpan Keuangan
Mengumpulkan Dana Perusahaan Dan Menyimpan Dana Tersebut Dengan
Aman.
6. Pengendalian Keuangan
Melakukan Evaluasi Serta Perbaikan Atas Keuangan Dan Sistem
Keuangan Pada Perusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan
Melakukan Audit Internal Atas Keuangan Perusahaan Yang Ada Agar
Tidak Terjadi Penyimpangan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. konsep dasar manajemen keuangan


1. tujuan Manajemen keuangan
Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang
digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian keefisienan
(Sartono:2000,3) yaitu:
a. Tujuan normatif manajemen keuangan adalah maximization wealth of
stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu
memaksimalkan nilai perusahaan.
1) Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat
ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan Nilai
perusahaan adalah persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham
yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan
kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini
namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang.
2) Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti
juga memaksimalkan tujuan utama perusahaan. Meningkatnya nilai
perusahaan adalah sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para
pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka
kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat.
2. Jenis-jenis Nilai Perusahaan
Terdapat lima jenis nilai perusahaan berdasarkan metode perhitungan yang
digunakan, yaitu (Yulius dan Tarigan, 2007:3):
a. Nilai Nominal. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal
dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca
perusahaan, dan juga ditulis secara jelas dalam surat saham kolektif.
b. Nilai Pasar. Nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari
proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika
saham perusahaan dijual di pasar saham.
c. Nilai Intrinsik. Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena
mengacu kepada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam
konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset,
melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan
menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
d. Nilai Buku. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar
konsep akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antar
total aset dan total utang dengan jumlah saham yang beredar.
e. Nilai Likuidasi. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai likuidasi dapat
dihitung dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku, yaitu

4
berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan
dilikuidasi.
f. Pengukuran Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan harga saham
menggunakan rasio yang disebut rasio penilaian. Menurut Sudana (2011:23),
rasio Penilaian adalah suatu rasio yang terkait dengan penilaian kinerja saham
perusahaan yang telah diperdagangkan di pasar modal (go public).

a) Price Earning Ratio (PER)


Price earning ratio (PER) menunjukkan berapa banyak jumlah uang
yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar
laba yang dilaporkan (Brigham dan Houston, 2006:110).
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan
antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh
oleh para pemegang saham. Kegunaan price earning ratio adalah
untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang
dicerminkan oleh earning per share nya. Price earning ratio
menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per
share. Price earning ratio (PER) berfungsi untuk mengukur perubahan
kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang.
Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan
perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price earning ratio
(PER) adalah sebagai berikut:

Rumus Price Earning Ratio (PER)

5
b) Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) adalah rasio yang menunjukkan apakah
harga saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau
undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut (Fakhruddin dan
Hadianto, 2001).

Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar


menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio
ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV juga
menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan
nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang
diinvestasikan

Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya


rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar
saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV
semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif
dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price to Book Value


(PBV) adalah sebagai berikut:

Rumus Price to Book Value (PBV)

6
c) Tobin’s Q
Alternatif lain yang digunakan dalam mengukur nilai perusahaan
adalah dengan menggunakan metode Tobin’s Q yang dikembangkan
oleh James Tobin. Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio
nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan
(Weston dan Copeland, 2001).

Rasio Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar terhadap nilai buku
karena rasio ini fokus pada berapa nilai perusahaan saat ini secara
relatif terhadap berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggantinya
saat ini.

Adapaun rumus Tobin’s Q adalah sebagai berikut:

Rumus Tobin’s Q

Keterangan:
Q = nilai perusahaan
EMV = nilai pasar ekuitas
EBV = nilai buku dari total aktiva
D = nilai buku dari total hutang

EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir tahun
(closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun sedangkan
EBV diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total kewajibannya.
1) secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan
yang mempertimbangkan faktor risiko.
2) manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan
pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.
3) . memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada
aliran kas salah satu komponen laporan keuangan yang menyajikan
informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas sebuah organisasi
dalam satu periode tertentu.Dengan melihat laporan ini, kita dapat
mengetahui bagaimana perputaran arus kas suatu perusahaan.

7
3. Laba
a. Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk
suatu periode tertentu setelah dikuarangi pajak penghasilan yang disajikan
dalam bentuk laporan laba rugi.

Contoh perhitungan laba


Tito mulai menjelaskan pada Retno dimulai dari Konsep Laba. Di dalam
dunia akuntansi Laba dapat diartikan sebagai selisih antara Total Hasil
Penjualan dikurangi dengan Biaya Produksi. Atau secara awam orang
menyebutnya sebagai keuntungan. Biaya Produksi adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam melakukan proses produksi. Atau biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mengubah suatu bahan mentah hingga menjadi produk jadi
yang siap dijual.

Sebagai contoh:
Biaya produksi pembuatan pempek ditotal sebesar Rp.200.000. Biaya ini
termasuk biaya pembelian ikan, biaya pembelian bumbu masakan, biaya
pembelian minyak goreng, pembelian tepung dan lain-lain. Setelah jadi,
ternyata dari Rp.200.000 tersebut dapat dihasilkan 300 butir pempek.
Sehingga jika kita ingin memperkirakan berapa harga pokok satu butir
pempek, perhitungannya menjadi :
= Rp.200.000 : 300
= Rp.667 rupiah per butir
Namun menjual satu butir pempek dengan harga Rp.667 per butir, kita belum
mendapatkan keuntungan. Namun, jika kita menjual pempek dengan harga
Rp.1000 rupiah per butir, maka keuntungan yang akan kita dapatkan adalah
= Total Hasil Penjualan – Biaya Produksi
= (Rp1000 x 300) – Rp.200.000
= Rp.300.000 – Rp.200.000
= Rp.100.000
Jadi keuntungan atau laba yang akan didapatkan dari menjual pempek adalah
sebesar Rp.100.000 Namun, dalam usaha yang lebih kompleks, diperlukan
perhitungan laba secara lebih terperinci, karena ia terbagi lagi menjadi beberapa
jenis, yaitu :
b. Laba Kotor
c. Laba Bersih
d. Laba Bersih sesudah pajak.

b. Laba KotorYang dimaksud dengan laba kotor adalah selisih Total Penjualan
dikurangi dengan Biaya Produksi tanpa memperhitungkan bahwa sebenarnya
di dalam produksi suatu barang, kita memerlukan biaya tambahan yang
besarannya bisa berubah-ubah. Misalnya saja kita tidak memperhitungkan
biaya listrik, biaya air, biaya transportasi, bahkan biaya telefon selular yang
kita gunakan untuk menunjang aktivitas usaha kita. Jika kita tilik kembali

8
perhitungan keuntungan pada penjualan pempek sebelumnya, maka dapat kita
katakan bahwa kita hanya menghitung laba kotor. Hal ini karena kita hanya
memperhitungkan laba dengan cara mengurangi total penjualan dengan biaya
produksi.

= Total Hasil Penjualan – Biaya Produksi

= (Rp1000 x 300) – Rp.200.000

= Rp.300.000 – Rp.200.000

= Rp.100.000Sedangkan biaya-biaya tetap dan biaya variabel lainnya kita


abaikan.

Di dalam suatu usaha, perhitungan Laba Kotor belumlah memuaskan karena


sejatinya semua biaya yang timbul dalam kegiatan usaha kita tidak bisa kita
abaikan. Maka, setelah mengerti mengenai konsep laba kotor, kita juga harus
mengenal konsep Laba Bersih.

4. tidak mengabaikan social objectives adalah tujuan manajemen untuk lebih


mementingkan nilai yang bisa diciptakan oleh perusahaan untuk kesejahteraan
masyarakat
a. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan
hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan. CSR berhubungan erat dengan “pembangunan
berkelanjutan“, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan
juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini
maupun untuk jangka panjang. Berikut ini Peranan Tanggug Jawab social
Perusahaan sosial

1) Tanggung jawab terhadap Pelanggan


Tanggung jawab perusahaan kepada pelanggan jauh lebih luas
daripada hanya menyediakan barang atau jasa. Perusahaan
mempunyai tanggung jawab ketika memproduksi dan menjual
produknya, yang akan didiskusikan kemudian.
- Praktik tanggung jawab produksi
Produk sebaiknya dihasilkan dengan cara yang menjamin
keselamatan pelanggan. Produk sebaiknya memiliki label

9
peringatan yang semestinya guna mencegah kecelakaan yag
dapat ditimbulkan dari penggunaan yang salah. Untuk
beberapa produk, informasi mengenai efek samping yang
mungkin terjadi perlu disediakan.
- Praktik Tanggung Jawab Penjualan
Perusahaan perlu petunjuk yang membuat karyawan tidak
berani menggunakan strategi penjualan yang terlalu agresif
atau advertensi yamg menyesatkan dan juga memakai
survei kepuasan pelanggan untuk meyakinkan bahwa
pelanggan diperlakukan dengan semestinya oleh karyawan
bagian penjualan.
- Cara Perusahaan Menjamin Tanggung Jawab Sosial kepada
Pelanggan
Perusahaan dapat menjamin tanggung jawab social kepada
pelanggannya dengan beberapa tahap yaitu:
a) Ciptakan kode etik.
Perusahaan dapat menciptakan kode etik bisnis yang
memberikan serangkaian petunjuk untuk kualitas
produk, sekaligus sebagai petujuk bagaimana
karyawan, pelanggan, dan pemilik seharusnya
dipelihara.
b) Pantaulah semua keluhan.
Perusahaan harus yakin bahwa pelanggan
mempunyai telephone yang dapat mereka hubungi
apabila mereka mempunyai keluhan mengenai
kualitas produk atau bagaimana mereka
diperlakukan oleh para karyawan. Perusahaan dapat
berusaha mencari sumber keluhan dan harus dapat
menyakinkan bahwa problem tersebut tidak timbul
lagi.
c) Umpan balik pelanggan.
Perusahaan dapat meminta pelanggan untuk
memberikan umpan balik atas barang atau jasa yang
mereka beli akhir-akhir ini, walaupun pelanggan
tidak menghubungi untuk memberikan keluhan.
Proses ini dapat mendeteksi beberapa masalah lain
dengan kualitas produk atau cara perlakuan terhadap
pelanggan.

- Cara Konsumerisme Menjamin Tanggung Jawab terhadap


Pelanggan.
Tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan didorong
tidak hanya oleh perusahaan, tetapi juga oleh sekelompok

10
konsumen tertentu. Konsumerisme mewakili permintaan
kolektif pelanggan dimana bisnis memenuhi kebutuhan
mereka.
- Cara Pemerintah Menjamin Tanggung Jawab terhadap
Pelanggan
Sebagai tambahan dari kode tanggung jawab perusahaan
dan gelombang konsumerisme, pemerintah cenderung
menjamin tanggung jawab kepada pelanggan dengan
berbagai hukum atas keamanan produk, iklan,dan kompetisi
industry.

b. Tanggung Jawab terhadap Karyawan


Bisnis mempunyai sejumlah tanggung jawab terhadap karyawan. Pertama,
mereka mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan lapangan pekerjaan
jika mereka ingin tumbuh. Perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap
karyawannya guna memastikan keselamatan mereka, perlakuan yang
semestinya oleh karyawan lain, dan peluang yang setara
- Keselamatan Karyawan
Perusahaan memastikan bahwa tempat kerja aman bagi
karyawan dengan memantau secara ketat proses produksi.
Beberapa tindakan pencegahan adalah memeriksa mesin
dan peralatan guna memastikan bahwa semuanya berfungsi
dengan baik, mengharuskan digunakannya kacamata
keselamatan atau peralatan lainnya yang dapat mencegah
terjadinya cedera, dan menekankan tindakan pencegahan
khusus dalam seminar-seminar pelatihan Perusahaan yang
menciptakan lingkungan kerja yang aman mencegah
terjadinya cedera dan meningkatkan moral karyawan.
Banyak perusahaan saat ini mengidentifikasikan
keselamatan tu di tempat kerja sebagai salah satu tujuan
utamanya. Pemilik perusahaan mengakui bahwa perusahaan
akan mengeluarkan biaya guna memenuhi tanggung jawab
seperti keselamatan karyawan. Usaha perusahaan untuk
menyediakan lingkungan kerja yang aman mencerminkan
biaya penting dalam menjalankan usaha.
- Perlakuan yang semestinya oleh karyawan lain
- Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
karyawan diperlakukan dengan semetinya oleh karyawan
lain. Dua masalah utama berkaitan dengan perlakuan
karyawan adalah keragaman dan pencegahan terjadinya
pelecehan seksual. Keregaman, tidak hanya terbatas pada
jender dan suku. Karyawan dapat berasal dari latar
belakang yang sepenuhnya berbeda dan memiliki keyakinan
yang berbeda, sehingga dapat menimbulkan konflik

11
ditempat kerja. Banyak perusahaan memcoba untuk
mengintegrasikan karyawan dengan latar belakang yang
berbeda agar mereka belajar bekerja sama guna mencapai
tujuan bersama perusahaan sekalipun merka memiliki
pandangan yang berbeda mengenai masalah-masalah di luar
kerja. Banyak perusahaan merespons terhadap
meningkatnya keregaman antar karyawan dengan
menawarkan seminar mengenai keregaman, yang
menginformasikan kepada karyawan mengenai keregaman
budaya.Pencegahan terjadinya pelecehan seksual. Masalah
lain di tempat kerja adalah seksual(sexual harassment),
yang melibatkan komentar atau tindakan yang bersifat
seksual tidak di terima. Perusahaan cenderung mencegah
pelecehan seksual dengan memberikan seminar mengenai
hal tersebut. Misalnya, seorang karyawan mungkin akan
membuat suatu paksaan seksual terhadap karyawan lain dan
menggunakan kepuasaan pribadi dalam perusahaan untuk
menakuti status pekerjaan lain. Seperti, seminar deversitas.
Seminar ini dapat menolong karyawan menyadari
bagaimana suatu pernyataan atau perilaku mungkin dapat
menyinggung perasaan karyawan lain. Seminar ini tidak
hanya suatu tindakan tanggung jawab terhadap karyawan
tetapi juga dapat memperbaiki produktivitas perusahaan
dengan menolong karyawan merasa kerasan dan nyaman.
c. Tanggung Jawab kepada Pemagang Saham (Investor)
Perusahaan bertanggung jawab untuk memuaskan pemiliknya(para pemegang
saham). Karyawan dapat tergoda untuk membuat keputusan yang memuaskan
kepentingan mereka sendiri dan bukannay kepentingan pemilik saham.
Misalnya saja, bebrapa karyawan megambil uang perusahaan untuk
kepentingan pribadinya dan bukan kepentingan perusahaan. investor yang
dikenal sebagai pedagang dalam telah memilihcara-cara tidak etis untuk
meningkatkan kesehatan financial mereka sendiri. Perdangan dalam (insider
trading) melibatkan orang dalam yang menggunakan informasi rahasia
perusahaan untuk memperkaya diri sendiri atau keluarga dan teman-teman
mereka. Sebuah kasus yang terjadi pada Martha Steward, meskipun Steward
tidak pernah dituntut dengan perdagangan dalam, ia diputuskan bersalah
karena otoritas yang menyelediki kemungkinan adanya perdagangan sejenis.
Konflik dalm usaha untuk memastikan Tanggung jawab. Mengaitkan
kompemsasi karyawan dengan kinerja perusahaan dapat menyelesaikan
sebagian dari konflik kepentingan tetapi menciptakan masalah lainnya.
Terdapat banyak kasus perusahaan yang menyesatkan investor potensial
maupun investor yang ada saat ini dengan sengaja tidak menyebutkan
informasi relevan yang dapat membuat saham mereka menjadi jatuh. Selain
itu, terdapat banyak kasus perusahaan yang menerbitkan estimasi pendapatan

12
dan laba yang terlau dibesar-besarkan. Ketika perusahaan menyesatkan
investor dengan menciptakan pandangan yang terlalu optimistis terhadap
kinerja potensialnya, perusahaan dapat menyebabkan investor membayar
terlau banyak untuk saham perusahaan. Harga saham tersebut kemungkinan
besar akan turun ketika kondisi kuangan perusahaan yang sebenarnya terlihat.
Investor menjadi lebih curiga terhadap laporan keuangan perusahaan sekarang
ketika mereka menyadari bahwa beberapa perusahaan mungkin terlibat dalam
pelaporan yangtidak etis. Beberapa perusahaan telah mengambi inisiatif untuk
mengurangi kecurigaan dengan menyediakan laporan keuangan yang lebih
lengkap yang juga lebih dapat dipahami dan dapat diinterprestasikan dengan
lebih mudah. Bagaimana Pemegang Saham Memastikan Tanggung Jawab.
Pemegang saham untuk mempengaruhi kebijakan manejemen perusahaan.
Pemegang saham telah sangat aktif khususnya ketika mereka tidak puas
dengan gaji ekskutif perusahaan atau kebijakan lainnya. Pemegang saham
yang paling aktif adalah investor institusional (institusional investors), atau
lembaga keuangan yang membeli sejumlah besar saham. Jika satu investor
institusional yakin bahwa perusahaan dikelola dengan buruk, maka investor
tersebut dapat mencoba untuk eksekutif perusahaan dan menyatakan
ketidakpuasannya. Investor tersebut juga dapat mencoba berkolaburasi dengan
investor institusional lain yang juga memiliki sejumlah besar saham
perusahaan. Hal ini memberikan kekuasaan yang lebih besar untuk melakukan
negosiasi karena eksekutif perusahaan kemungkinan besar akan
mendengarkan investor institusional yang secara kolektif memiliki sejumlah
besar saham perusahaan. Investor institusional tidak mencoba mendikte
bagaimana perusahaan seharusnya dikelola. Melainkan, mereka mencoba
untuk memastikan bahwa menejer perusahaan mengambil keputusan
kepentingan seluruh pemegang saham.
d. Tanggung Jawab terhadap Kreditor
Perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban keuangannya
kepada kreditor. Jika suatu perusahaan mengalami masalah keuangan dan
tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan tersebut harus
menginformasikan hal ini kepada kreditornya. Suatu perusahaan memiliki
insentif yang kuat untuk memenuhi tanggung jawabnya terhadap kreditor. Jika
perusahaan tidak membayar utangnya kepada kreditor, perusahaan tesebut
dapat dipaksa pailit.
e. Tanggung Jawab terhadap lingkungan
Kualitas lingkungan adalah kebaikan public, dimana setiap orang
menikmatinya tanpa peduli siapa yng membayar untuknya. Jika suatu produk
yang dihasilkan suatu perusahaan tentunya membawa dampak negative
tehadap lingkungan (pencemaran lingkunga) seperti, polusi udara, tanah dan
air. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Polusi udara
beberapa proses produksi menimbulkan polusi udara yang
sangat berbahaya bagi lingkungan masyarakat karena bias

13
menimbulkan penyakit dan saluran pernapasan. Contonya
seperti, polusinya kendaraan, produksi bahan bakar dan
baja. Suatu perusahaan tentunya mempunyai tujuan untuk
menghasilkan suatu produknya yang baik dengan begitu
mereka berusaha agar yang dihasilkan tidak membahayakan
lingkungan, contoh pada perusahaan otomotif dan baaja
telah mengurangi polusi udara dengan mengubah proses
produksinya sehingga lebih sedikit karbon dioksida yang
dilepaskan ke udara Peranan pemerintah dalam mencegah
polusi udara. Pemerintah juga terlibat dalam
memberlakukan pedoman tertentu yang mengharuskan
perusahaan untuk membatasi jumlah karbon dioksida yang
ditimbulkan olehproses produksi. Pada tahun
1970, Environmental Protection Agency(EPA), diciptakan
untuk mengembangkan dan memberlakukan standar polusi
- Polusi Tanah
Tanah telah terpolusi oleh limbah yang beracun yangn tida
dihasilkan dari beberapa proses produksi. Akibatnya tanah
akan rusak tidak subur dan akan berdampak buruk bagi
pertanian. Dengan begitu perusahaan harus mempunyai
suatu strategi yang mengarah pada pencegahan terhadap
polusi tanah. Misalkan, perusahaan merevisi produksi dan
pengemasan guna mengurangi jumlah limbah. Perusahaan
juga harus menyimpan limbah beracunnya ditempat yang
khusus untuk limbah beracun dan perusahaan juga bias
mendaur ulang membatasi penggunaan bahan baku yang
pada akhirnya akan menjadi limbah padat. Ada banyak
perusahaan yang memiliki program lingkungan yang
didesain untuk mengurangi kerusakan lingkuperngan.
Contoh, perusahaan Homestake Mining Company
mengakui bahwa operasi penambangannnya merusak tanah,
sehingga perusahaan tersebut mengelurkan uang untuk
meminimalkan dampak terhadap lingkungan.
- Polusi Air / Pencemaran Air
Pencemaran air mengacu pada perubahan fisik, biologi,
kimia dan kondisi badan air yang akan mengganggu
keseimbangan ekosistem.Seperti jenis polusi, hasil polusi
air bila jumlah besar limbah yang berasal dari berbagai
sumber polutan tidak dapat lagi ditampung oleh ekosistem
alam.Sebenarnya ada alasan tertentu yang berada di
belakang apa yang menyebabkan pencemaran air. Namun,
penting untuk membiasakan diri dengan dua kategori utama
pencemaran air, polusi beberapa datang langsung dari
lokasi tertentu seseorang. Jenis polusi disebut pencemaran

14
sumber titik seperti pipa air tercemar limbah yang mengalir
ke sungai dan lahan pertanian. Sementara itu, polusi sumber
non-titik adalah polusi yang berasal dari daerah-daerah
besar seperti bensin dan kotoran lain dari jalan raya yang
masuk ke danau dan sungai. Salah satu penyebab utama
pencemaran air yang telah menyebabkan masalah kesehatan
lingkungan yang serius dan merupakan polutan yang
berasal dari bahan kimia dan proses industri. Ketika pabrik-
pabrik dan produsen menuangkan bahan kimia dan limbah
ternak langsung ke sungai dan sungai, air menjadi beracun
dan tingkat oksigen yang habis menyebabkan banyak
organisme air mati. Limbah ini termasuk pelarut dan zat-zat
beracun. Sebagian besar limbah tidak biodegradable.
tanaman Power, pabrik kertas, kilang, pabrik-pabrik mobil
membuang sampah ke sungai. Jadi suatu perusahaan sangat
berperan penting dalam menengani masalah tersebut
dengan melakukan penilitian dan strategi untuk mencegah
terjadinya polusi air. Jadi pad prinsipnya perusahaan harus
melakukan ada dua cara untuk menanggulangi pencemaran,
yaitu penanggulangan non-teknis dan secara
teknis. Penanggulangan secara non-teknis yaitu usaha
untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara
menciptakan peraturan perundang-undangan yang dapat
merencanakan,mengatur dan mengawasi segala macam
bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak
terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya
dapat smemberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan
industri yang akan dilaksanakan, misalnya AMDAL,
pengaturan dan pengawasan kegiatan, serta menanamkan
perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis
bersumber kepada industri terhadap perlakuan buangannya,
misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau
menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
g. Tanggung Jawab terhadap Komunitas
Suatu perusahaan ketika mendirikan basisnya di suatu komunitas, maka
perusahaan tersebut menjadi bagian dari komunitas itu dan mengandalkan
komunitas tersebut sebagai pelanggan dan karyawannya. Perusahaan
mendemonstrasikan acara-acara local atau memberikan sumbangan ke yayasan
local, misalkan perusahaaan yang telah mendonasikan dana ke unversitas-
universitas Untuk perusahaan multinasional, komunitas perusahaan adalah
lingkungan internasionalnya. Ada banyak perusahaan yang terlibat dengan bisnis
internasionalnya misalnya sumbangan-sumbangan untuk bencana alam, seperti
tsunami, gempa. Konflik dengan memaksimalkan tanggung jawab
sosial, keputusan para manajer perusahaan yang memaksimalkan tanggung jawab

15
sosial dapat konflik dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Biaya yang
melibatkan dalam mencapai tujuan akan harus dibebankan kepada pelanggan.
Jadi, kecerendungan memaksimalkan tanggung jawab sosial terhadap komunitas
akan mengurangi kemampuan perusahaan menyediakan produk dengan harga
wajar kepada konsumen. Sebagai konsekuensi, masyarakat dan pemegang saham
biasa mendapat keuntungan dari mendukung sosial tersebut. Apabila suatu
perusahaan dapat mengidentifikasikan secara tepat suatu gerakan sosial yang ada
hubungannya dengan bisnisnya, maka dapat secara bersamaan memberikan
konstribusi kepada masyarakat dan memaksimalkan ni lai perusahaan. Misalnya,
suatu manufaktur sepatu dapat mensponsori lomba lari.
5. Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial suatu Bisnis
Pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis adalah merupakan penjabaran dari
kepedulian sosial dari suatu bisnis. Dengan semakin tinggi tingkat kepedulian
sosial suatu bisnis, maka bararti akan semakin meningkat pelaksanaan praktik
bisnis etik dalam masyarakat. Dengan pelaksanaan etika bisnis maka kepentingan
masyarakat banyak akan terlindung dari praktik bisnis yang merugikan
kepentingan masyarakat banyak. Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab
sosial suatu bisnis yang dapat atau telah dilakukan oleh beberapa pengusan
6. Pelaksanaan Hubungan Industri Pancasila (HIP)
Banyak pengusaha yang telah menyusun dan melaksanakan hubungan industry
pancasila ini dalam bentuk yang sering dikenal sebagai Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB). KKB ini merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara
pengusaha dengan para pekerja atau karyawan perusahaan yang biasanya
dituangkan dalam sebuah buku. Dalam KKB ini diadakan berbagai ketentuan
tentang hak-hak serta kewajiban karyawan. Hak-hak karyawan meliputi hak atas
gaji maupun bentuk-bentuk lain yang berupa kesejahteraan baik moril maupun
materil baginya sedangkan kewajiban karyawan yaitu melksanakan tugas
pekerjaan yang ditugaskannya bagi masing-masing karyawan yang bersangkutan
sesuai dengan jabatan yang dipikulnya.
7. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Banyak pengusaha yang pada saat ini telah melakukan AMDAL ini dalam
melaksanakan kegiatan bisnisnya. Wujud nyata dari amdal ini tercermin dalam
pelaksanaan pengolahan limbah industry sedemikian rupa sehingga limbah
tersebut menjadi tidak mengganggu lingkungan. Proses produksi yang dilakukan
oleh suatu bisnis tidak jarang akan menimbulkan pencemaran lingkungan atau
polusi, baik polusi tanah, air dan udara. Dalam hal ini masih banyak pula
pengusaha yang belum menyadari akan tanggung jawabnya terhadap pengolahan
limbah industry ini. Hal ini pada umumnya disebabkan karena kurangnya
kesadaran pengusaha terhadap pencemaran lingkungannya.
8. Penerapan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penerapan prinsip K3 ini telah banyak dilaksanakan pula oleh pengusaha kita. Ada
beberapa perusahaan telah memperoleh penghargaan yang berupa “ ZERO
ACCIDENT ’’. Perusahaan yang memperoleh penghargaan ini bararti telah
menjalankan proses produksinya sedemikian lama tanpa mengalami kecelakaan

16
kerja bagi karyawannya. Hal ini merupakan prestasi yang cukup bagus dalam
menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Guna menjalankan pekerjaannya baik
berupa topi pengaman, masker, maupun pakaian kerja khusus dan sebagainya.
9. Perkebunan Inti Rakyat (PIR)Pelaksanaan program pemerintah yang berupa PIR
di mana dalam hal ini Perkebunan Besar yang biasanya adalah milik negara
merupakan intinya yang akan menjadi motor penggerak pembangunan perkebunan
rakyat di sekitarnya yang merupakan plasma. Perkebunan rakyat di sekitar yang
merupakan plasma ini akan mendukung kelancaran pemasokan bahan baku bagi
nakan terjadi saling membantu antara perusahaan rakyat yang pada umumnya
kecil. Dengan demikian maka pembangunan bangsa akan berjalan secara
seimbang dan saling menompang.
10. System Bapak Angkat- Anak Angkat
Pelaksanaan system ini juga banyak membantu kelancaran proses pembangunan
bangsa serta keterkaitan industry maupun ketrkaitan kepentingan masyarakat
banyak. Praktik tersebut tentu saja juga tidak mudah untuk dilaksanakan karena
diperlukan kesadaran yang tinggi dari pengusaha besar yang harus bersedia untuk
membantu perkembangan bagi pengusaha kecil yang seringkali banyak
menimbulkan persoalan bagi pengusaha besar yang menjadi bapak angkat.

B. Nilai perusahaan yang belum go-publik dan Perusahaan go-publik


Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat diukur dengan harga jual
seandainya perusahan tersebut dijual. Jadi tidak hanya nilai aset (laporan dineraca)
tetapi diperhitungkan juga tingkat resiko usaha, prospek perusahaan, manajemen
lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi nilai perusahan adalah :
1. Perusahaan belum atau tidak go-publik : harga seandainya perusahaan dijual
2. Perusahaan go-publik : harga saham dijual belikan dipasar modal Nilai perusahaan
yang belum go-publik adalah

C. Dari Indikasi Tersebut Dapat Ditarik Pengertian :


1) Memaksimalisasi nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalisasi laba.
2) Perusahaan bisa saja meningkatkan laba dengan mengeluarkan saham dengan
hasil penjualan saham dinvestasikan pada deposito atau obligasi pemerintah.
Dengan cara ini dijamin laba akan besar tetapi keuntungan per lembar saham akan
menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar bertambah, sehingga kondisi
perusahaan tidak baik.
3) Terminologi profit memiliki pengertian ganda, disebabkan terdapat banyak
definisi profit.

D. memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalkan laba per lembar
saham ( earning per share = eps ) alasanya : tujuan memaksimalisasi laba tidak
memperhatikan waktu dan lamanya keuntungan yang diharapkan. Tidak
mempertimbangkan risiko atau ketidakpastian dari keuntungan di masa yang akan
datang. Jika suatu usulan mengandung risiko yang besar, maka kenaikan keuntungan
per lembar saham akan diikuti dengan penurunan harga saham.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Yang Dapat Saya Ambil Dari Materi Manajemen Keuangan Adalah :

1. Perkembangan Manajemen Keuangan Sangat Dipengaruhi Oleh Beberapa Faktor


Antara Lain: Kebijakan Moneter, Kebijakan Pajak, Kondisi Ekonomi, Kondisi
Sosial Dan Kondisi Politik.
2. Manajemen Keuangan Dalam Perkembangannya Telah Berubah :
 Dari Studi Yang Bersifat Deskriptif Menjadi Studi Yang Meliputi Analisa
Dan Teori Yang Normatif.
 Dari Bidang Yang Meliputi Penggunaan Dana Dan Alokasi Dana Menjadi
Manajemen Dari Aktiva Dan Penilaian Perusahaan Di Dalam “Pasar”
Secara Keseluruhan.
3. Dari Bidang Yang Menekankan Pada Analisa Extern Perusahaan Menjadi Bidang
Yang Menekankan Pada Pe. Manajemen Keuangan Adalah Aktivitas Pemilik Dan
Manajemen Perusahaan Untuk Memperoleh Sumber Modal Yang Semurah -
Murahnya Dan Menggunakannya Se-Efektif, Se-Efisien, Dan Seproduktif
Mungkin Untuk Menghasilkan Laba.
4. Fungsi Manajemen Keuangan Ada 3 (Tiga) Yaitu :
 Investment Decision (Pembelanjaan Aktif).
 Financial Decision (Pembelanjaan Pasif).
 Deviden Decision (Keputusan Mengenai Deviden).
 Tujuan Perusahaan Pada Dasarnya Adalah Memaksimumkan
Kesejahteraan Pemilik Dan Meningkatkan Nilai Perusahaan Dengan
Pertimbangan Teknis.
5. Menurut Pakar Ekonomi Burton A. Kolb Dalam Principle Financial Manajemen
(1998 : 2) Mengatakan Bahwa : “Manajemen Keuangan Merupakan Sebagai
Penghimpun Dan Penganalisaan Data Financial Yang Memberikan Informasi
Pada Para Manajer, Pemilik, Pihak Pemerintah”.
6. ngambilan Keputusan Di Dalam Perusahaan.

18
Daftar Pustaka

Weston, J. Fred Dan Thomas E. Copeland, 1999, Manajemen Keuangan, Edisi 8,


Cetakan Kesepuluh, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Keown, J. Arthur Dkk. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Bahasa


Indonesia Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta

Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, Dan Aplikasi), Edisi


Pertama, Cetakan Kedua, Ekonisia, Yogtakarta.

Agus Sartono (2001). Manajemen Keuangan, Edisi 3, Dosen Fakultas Ekonomi


Universitas Gajah Mada, Bpfe, Yogyakarta.

Burton A.Kolb And Richard F. Demong, 1988, Principles Of Financial Management,


2nd, Irwin

Www.Google.Com/Pengertian-Manajemen-Keuangan.Htm

19

Anda mungkin juga menyukai