Oleh
kelompok 2 :
Dendi (18301045)
Pekanbaru
2019
KATA PENGANTAR
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
Sekunder..................................................................................................... 10
ii
2.12 TujuandanTeknikPengkajian yang DigunakandalamPemeriksaan
Fisik ............................................................................................................ 17
Pengkajian .................................................................................................. 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan proses keperwatan (pengkajian)
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari makalah ini yaitu diantaranya:
a. Untuk mendeskripsikan pengertian proses keperawatan
b. Untuk mendeskripsikan karakteristik proses keperawatan
c. Untuk mendeskripsikan tahapan dalam proses keperawatan
d. Untuk mendeskripsikan tujuan dan jenis pengkajian
e. Untuk mendeskrisikan aktifitas utama dalam proses pengkajian
f. Untuk mendeskripsikan perbedaan data subjektif dan objektif, data
primer dan data sekunder
g. Untuk mendeskripsikan metode pengumpulan data
h. Untuk mendeskripsikan jenis interview
i. Untuk mendeskripsikan pengoorganisasian data
j. Untuk mendeskripsikan pertanyaan terbuka dan tertutup, keuntungan
dan kerugian
k. Untuk mendeskripsikan perbedaan pengkajian keperawatan dan
pengkajian medis
l. Untuk mendeskripsikan tujuan dan teknik pengkajian yang digunakan
dalam pemeriksaan fisik
m. Untuk mendeskripsikan validasi data dan metode yang digunakan
dalam validasi dan pengkajian
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian proses keperawatan
3
2.2 Karakteristik proses keperawatan
Adapun karakteristik dari proses keperawatan yaitu diantaranya:
a. Tujuan : proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu
tahapan dalam meningatkan kualitas asuhan keperawatan.
b. Sistematik : menggunakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk
mencapai suatu tujuan-meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan
menghindari masalah yang bertentangan dengan tujuan pelayanan
kesehatan / keperawatan.
c. Dinamik : proses keperawatan ditujukan dalam mengatasi masalah-
masalah kesehatan lien yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Proses keperawatan ditujukan pada suatu perubahan respon klien yang
diidentifikasi melalui hubungan antara perawat dan klien.
d.Interaktif : dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar
perawat, klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
e.Fleksibel diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun dan bisa
digunakan secara berurutan.
a. Teoritis : setiap langah dalam proses keperawatan selalu didasarkan pada
suatu ilmu yang luas, khususnya ilmu dan model keperawatan yang
berlandaskan pada filosofi keperawatan dan ditekankan pada aspek :
humanisti, holistik dan care.
Namun selain pendapat tersebut,Kozier(1945) menyebutkan proses
keperawatan mempunyai krakteristik, antara lain yaitu:
1. merupakan sistem yang terbuka dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan yang
unik dari klien, keluarga, kelompok dan komunitas.
2. Bersifat siklik dan dinamis, karena semua tahap-tahap saling berhubungan dan
berkesinambungan.
3. Berpusat pada klien, merupakan pendekatan individual dan spesifik untuk
memenuhi kebutahan klien.
4. Bersifat interpersonal dan kolaborasi.
5. Menggunakan perencanaan
6. Mempunyai tujuan
4
7. Memperbolehkan adanya kratifitas antara perawat dengan klien dalam
memikirkan jalan keluar menyelesaikan masalah keperawatan.
8. Menekannkan pada umpan balik, dengan melakukan pengkajian ulang dari
masalah atau merevisi rencana keperawatan.
9. Dapat diterapkan secara luas, proses keperawatan menggunakan kerangka kerja
untuuk semua jenis pelayanaan kesehatan klien dan kelompok.
Demikian juga dengan Craven dan Hirnle (2000), menurutnya proses
keperawatan sebagai pedoman untuk praktek keperawatan profesional,
mempunyai karakteristik, yaitu diantaranya:
1. Merupakan kerangka kerja dalam memberikan pelayanan keperawatan
kepada individu, keluarga dan masyarakat.
2.Teratur dan sistematis.
3.Saling tergantung.
4.Memberikan pelayanan yang spesifik kepada individu, keluarga, dan
masyarakat.
5.Berpusat pada klien, menggunakan klien sebagai suatu kekuatan.
6. Tepat untuk diterapkan sepanjang jangka waktu kehidupan.
7. Dapat dipergunakan dalam semua keadaan.
a. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji
dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik
fsik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga
kegiatan,yaitu Pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah kesehatan serta
keperawatan.
Menurut Carpenito (2009), Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari
proses keperawatan. Pada tahap ini semua data dikumpulkan secara sistematis guna
5
menentukan kesehatan klien.Pengkajian harus dilakukan secara komprehensifterkait
dengan aspek biologis, psokologis, sosial, maupun spiritual klien.
Selain itu menurut Potter dan Perry (2005), pengkajian keperawatan adalah proses
sistematik dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien.
Sedangkan Menurut (1984), pengkajian keperawatan adalah kegiatan perawat seperti
pengumpulan data tentang orang yang akan mendapatkan perawatan, mengidentifikasi
masalah-masalah kesehatan yang dihadapi orang tersebut dengan menganalisa data yang
terkumpul, dan urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapinya agar permasalahan
yang memerlukan penanganan yang mendesak dapat didahulukan dari masalah masalah
lain yang tidak begitu terdepan.
Proses pengkajian ini meliputi :
1. Pengumpulan data
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien
sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fsik, mental, sosial dan spiritual serta
faktor lingkungan yang mempengaruhinya.Data tersebut harus akurat dan mudah
dianalisis.
2. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
3. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan.masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan
asuhan keperawatan (Masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih
memerlukan tindakan medis.
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Carpenito (2000), Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifkasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah.
6
Adapun perumusan diagnosa keperawatan anatara lain yaitu :
1. Actual :Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik
yang ditemukan.
2. Resiko :Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi.
3. Kemungkinan: Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikanmasalah keperawatan kemungkinan.
4. Wellness :Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5. Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko
tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi
tertentu.
c. Rencana keperawatan
Menurut Gordon (1994), Rencana keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan
yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan.
Rencana keperawatan dapat juga dikatakan sebagai pedoman tertulis untuk perawatan
klien.Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifkasi tindakan perawatan yang diberikan.Rencana asuhan keperawatan yang di
rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke
perawat lainnya.Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatanuntuk memberikan
asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
d. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifk. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan.Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifk
dilaksanakan untuk memodifkasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan klien.
Adapun tahap-tahapnya meliputi:
7
1. Persiapan : Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat
untuk mengevaluasi yang diindentifkasi pada tahap perencanaan.
2. Intervensi: Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fsik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
3. Dokumentasi: Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
e. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara
proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya.
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1. Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan samasekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal
ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat data,
analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi
penyebab tidak tercapainya tujuan.
8
(2002) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukanpengkajian
keperawatan, yaitu sebagai berikut:
a. Pengkajian harus relevan dengan kebutuhan klien
b. D i k u m p u l k a n d a r i b e r b a g a i m a c a m s u m b e r .
c. D i k u m p u l k a n d a r i b e r b a g a i m a c a m t e k n i k .
d. D i s u s u s n s e c a r a s i s t e m a t i s .
e. Didokumentasikan dalam format yang baik dan benar
B. Jenis Pengkajian
Adapun jenis-jenis pengkajian dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
diantaranya:
1. Pengkajian menyeluruh ( Comprehensive Assessment).
a. Proses pengkajian ini biasanya dilakukan pada awal pasien mendaftarkan dirike
pusat kesehatan.
b. Pemeriksaan meliputi semua sistem tubuh untuk mengetahui kelainan yangterjadi
pada tubuh.
c. Pemeriksaan ini akan menjadi data dasar jika suatu saat pasien kembali untuk
diperiksa.
2. Pengkajian terfokus (Focused Assessment)
a. Pengkajian ini lebih terfokus pada bagian yang mengalami kelainan.
b. Pengkajian hanya dilakukan pada area atau sistem jaringan yang di keluhkanoleh
pasien.
c. Misalnya: pengkajian pada pasien yang akan melahirkan.
3. Pengkajian lanjutan (Ongoing Assessment)
a. Pengkajian ini dilakukan pada saat perawat mengobservasistatus perkembangan
pasien.
b. Pengkajian ini bisa dilakukan di ruang saat kondisi pasien mulai membaik atausaat
melakukan tindakan.
c. Kegunaannya adalah untuk melengkapi data yang belum didapatkan danmenilai
perkembangan kondisi pasien.
9
2.5 Aktifitas Utama dalam Proses Pengkajian
Dalam proses pengkajian aktifitas utama yang dilakukan mencangkup tiga hal yaitu
diantaranya:
a. Pengumpulan data
Tujuannya diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada
pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengaatasi
masalah tersebut yang mencangkup aspek fisik, mental, sosial dan spiritual sera faktor
lingkungan yang mempengaruhinya.Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
Adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi:
1) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
2) Pola koping sebelumnya dan sekarang
3) Fungsi status sebelumnya dan sekarang
4) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawwatan.
5) Resiko untuk masalah potensial
6) Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
b. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berfikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
c. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa maslah kesehatan. Masalah
kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan asuhan keperawatan(masalah
keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis.
Selamjutnya disusun diagnosis keperawtan sesuai dengan prioritas.
2.6 Perbedaan Data Subjektif dan Objektif, Data Primer dan Data Sekunder
A. Data subjektif dan objektif
Data Subjektif adalah data yang didapatkan dari pasien, meliputi perasaan pasien dan
semua data yang dikeluhkan oleh pasien.data ini dapat didapatkan melalui wawancara
dengan pasien. Sedangkan Data Objektif adalah data yang bisa diukur oleh observasi, bisa
didapatkan dari hasil pengukuran saat pemeriksaan fisik, laboratorium, foti dan sebagainya.
10
B. Data Primer dan data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan.Sedangkan Data primer merupakan sumber data yang
diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data
primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok,
hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil
pengujian.
Menurut Potter dan Perry (1997) wawancara adalah suatu pola dalam
memulai komunikasi dengan tujuan yang spesifik dan terarah dalam area
tertentu.Dalam keperawatan tujuan utama dari wawancara adalah untuk
mengetahui riwayat kesehatan keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan
kesehatan dan faktor-faktor risiko, dan faktor-faktor spesifik dari perubahan
11
status kesehatan dan pola kehidupan klien, serta untuk menjalin hubungan
perawat-klien.Wawancara dapat dilakukan dengan klien langsung atau
dengan orang yang terdekat dengan klien.
Menurut (Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et
al., 1995) terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat perawat
melakukan wawancara dengan klien adalah:
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik
dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa
untuk mendeteksi masalah kesehatan klien.
Menurut (Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et al.,
1995) untuk pemeriksaan fisik perawat menggunakan teknik inspeksi,
auskultasi, palpasi, dan perkusi.
12
2. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
pendengaran dan dibantu dengan penggunaan statescope, misalnya:
mendengar bising usus, bunyi jantung, bunyi paru-paru, dan lain-lain.
3. Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara perabaan
terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan, misalnya:
perabaan pada bagian tubuh yang diduga adanya radang, pembengkakan,
pemeriksaan kehamilan, oedem, dan lain-lain.
4. Perkusi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mengetuk
bagian tubuh yang dilakukan dengan cara menggunakan ujung-ujung jari
tangan atau menggunakan alat seperti reflek hammer pada pemeriksaan
reflek.
1) Wawancara tertutup
2) Wawancaraterbuka
13
Wawancara ini bertolak belakang dengan jenis wawancara tertutup,
yaitu wawancara yang dilakukan dengan tidak merahasiakan informasi
mengenai narasumbernya dan juga memiliki pertanyaan – pertanyaan
yang tidak terbatas atau tidak terikat jawabannya.Contohnya adalah
wawancara yang meminta narasumber untuk memberikan penjelasan
lengkap.
3) Wawancara konferensi
4) Wawancara kelompok
5) Wawancara individual
14
6) Wawancara terpimpin
7) Wawancara bebas
15
b. Penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi.
16
2) Memungkinkan orang-orang yang diwawancarai meningkatkan
kosa katanya, yang mencerminkan pendidikan, nilai-nilai, sikap
dan kepercayaan yang dimiliki.
3) Membuka peluang pertanyaan-pertanyaan berikutnya.
4) Lebih menarik perhatian orang-orang yang diwawancarai.
5) Memunculkan spontanitas.
6) Penyusunan kata-kata yang lebih mudah bagi orang-orang yang
diwawancarai.
7) Bisa digunakan saat terdesak karena pewawancara tidak siap.
17
a. Tujuan pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
18
4) Auskultasi
2.13 Menjelaskan validasi data dan metode yang digunakan dalam validasi
data pengkajian
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun simpulan yang dapat diambil dari makalah diatas yaitu diantaranya:
3.2 saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Bates, Barbara. 1998. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta: EGC.
Hamid, Achir Y.S. 2000. Aspek Spiritual dalam Keperawatan. Jakarta: Widya
Medika.