ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
Pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang dilakukan orang dari
segala tingkat usia sepanjang hidupnya (Munandir, 1996). Pengambilan keputusan
karir bagi siswa sekolah menengah umum merupakan salah satu keputusan besar.
Salah satu faktor penting pengambiilan keputusan bagi siswa adalah siswa harus
mengenal dan paham akan dirinya sendiri. Pengambilan keputusan karir bagi
siswa sekolah menengah umum mempunyai arti penting karena hal tersebut dapat
menentukan alur pilihan karirnya di masa yang akan datang.
1
Pentingnya permasalahan tersebut dirasakan oleh siswa kelas tiga sekolah
menengah umum, karena pada saat menjelang kelulusannya mereka dihadapkan
kepada suatu pilihan melanjutkan ke perguruan tinggi atau memasuki lapangan
pekerjaan.
Gejala sekarang sekarang ini tampak di sekolah adalah kurangnya
informasi karir yang dimiliki oleh Siswa SMU. Hal tersebut didukung oleh
Munandir (1996) yang menyatakan bahwa sekolah-sekolah di Indonesia
umumnya miskin bahan Informasi tentang pekerjaan. Keraguan dalam membuat
karir menunjukkan ketidakmampuan individu dalam memilih atau menyatakan
pendapat terhadap tindakan tertentu yang akan menghasilkan pilihan untuk
mempersiapkan dirinya memasuki dunia kerja (Crites, 1969). Keraguan karir yang
dialami siswa SMU belum menjadi perhatian konselor di sekolah. Hal ini
disebabkan karir yang dialami siswa dianggap hal biasa, bukan merupakan
masalah yang perlu ditangani secara khusus. Keberhasilan siswa dalam membuat
rencana karir yang sangat dipengaruhi oleh peranan orang tua. Orang tua yang
memberikan arahan tidak langsung seperti : (1) menunjukkan kemungkinan-
kemungkinan karir, (2) memberikan bidang-bidang karir yang ada di masyarakat,
(3) memotivasi anak, (4) menyediakan sarana yang menunjang untuk berkarir dan
sebagainya dapat membantu siswa menjadi semakin aktif terlibat dalam pemilihan
karir (Lopez, 1987).
Kenyataan yang terjadi di masyarakat masih banyak dijumpai orang tua
ikut campur dalam mengatur rencana pendidikan dan pekerjaan anak-anaknya.
Anak tidak diberi kebebasan untuk menentukan pilihan karirnya sendiri, bahkan
masih ada orang tua yang menekankan masing-masing keinginannya terhadap
anak. Munichin dkk mengemukakan bahwa pengekangan (enmeshment) orang tua
terhadap anak dalam bentuk (1) individuasi artinya anak melepaskan diri dari
pengekangan orang tua, (2) fusi artinya anak yang tidak bisa melepaskan diri dari
pengekangan orang tua, dan (3) trianggulasi artinya anak yang tidak bisa
melepaskan diri dari pengekangan masing-masing orang tua.
Dengan demikian anak yang mengalami fusi maupun trianggulasi
dimungkinkan akan mengalami kesulitan dalam hubungan dengan pengambilan
keputusan karir atau pengambilan keputusan yang lain.
Situasi dan keadaan demikian menimbulkan penelitian untuk mengetahui
hubungan pola asuh orang tua dengan pengambilan keputusan karir siswa. Untuk
lebih jelasnya dapat dipahami dalam bagan kinerja berikut :
2
Variabel Indikator Deskriptor
3. Belajar kelompok.
4. Mengerjakan kerajinan
tangan.
5. Membeli alat-alat sekolah.
3
Variabel Indikator Deskriptor
4. Dalam hal 1. Masalah dengan keluarga.
memecahkan 2. Masalah dengan teman.
masalah.
4
Variabel Indikator Deskriptor
4. Keraguan karir 1. Mencari informasi 1. Melalui papan bimbingan.
jenis Undecided tentang pendidikan 2. Melalui personil sekolah.
Career. dan pekerjaan. 3. Melalui Perpustakaan.
4. Melalui Depnaker.
5. Melalui brosur-brosur.
6. Melalui buku-buku.
n ∑ x ∑ y−∑ x ∑ y
R=
√ n∑ x−(∑ x ) √ n ∑ y −(∑ y )
2 2 2
5
Tabel 1. di atas menunjukkan bahwa siswa yang menunjukkan sangat
sering mengalami keraguan karir jenis Indensicive Career ada 1 orang. Artinya
siswa yang mengalami keraguan jenis Indensicive Career hanya sedikit dari
jumlah siswa (1%) yang tingkat keraguannya sangat tinggi. Siswa yang
menyatakan sering mengalami keraguan karir jenis Indesicive Career sebanyak 28
siswa. Artinya sebagian kecil dari jumlah responden (16%) mengalami keraguan
jenis Indesicive Career dengan tingkat keraguan karir tinggi.
Memperhatikan ringkasan hasil analisis pada tabel 3 di atas yaitu harga rx2
y1 = 0,343 adalah signifikan. Dengan demikian hipotesis nol ditolak dan hipotesis
kerja diterima. Diterimanya hipotesis kerja tersebut menunjukkan ada hubungan
yang signifikan pengekangan orang tua terhadap kepribadian anak dalam bentuk
fusi dengan keraguan karir jenis Indencisive Career siswa SMU.
6
Memperhatikan ringkasan hasil analisis pada tabel 4 di atas yaitu harga rx2
y1 = 0,321 adalah signifikan. Dengan demikian hipotesis nol ditolak dan hipotesis
kerja diterima. Diterimanya hipotesis kerja tersebut menunjukkan ada hubungan
yang signifikan pengekangan orang tua terhadap kepribadian anak dalam bentuk
trianggulasi dengan keraguan karir jenis Indencisive Career siswa SMU.
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian difokuskan pada hasil analisis dan pasangan
sebagai berikut :
1. Siswa SMU Negeri Kotamadya Jambi sebagian besar tingkat keraguan karir
jenis Indecisive Career yang dialaminya tergolong sedang.
2. Siswa SMU Negeri Kotamadya Jambi sebagian besar tingkat keraguan karir
jenis Undecided Career yang dialaminya tergolong tinggi.
3. Tidak terdapat hubungan pengekangan orang tua terhadap kepribadian anak
dalam bentuk fusi dengan keraguan jenis Undecided Career. Artinya tidak
terdapat hubungan yang signifikan.
4. Tidak terdapat hubungan pengekangan orang tua terhadap hubungan yang
signifikan bentuk fusi dengan keraguan Undecided Career, Artinya tidak
terdapat hubungan yang signifikan semakin tingginya keraguan karir jenis
yang dialami siswa SMU.
7
A. Kesimpulan
1. Sebagian besar siswa SMU menyatakan mengalami keraguan jenis Indesicive
Career dengan tingkat keraguan sedang.
2. Sebagian besar siswa SMU menyatakan mengalami keraguan jenis Undecided
Career dengan tingkat keraguan tinggi.
3. Terhadap hubungan yang siginifikan antara pengekangan orang tua terhadap
kepribadian anak dalam bentuk fusi dan keraguan karir jenis Indesicive
Career.
4. Terhadap hubungan yang signifikan antara pengekangan orang tua terhadap
kepribadian anak dalam bentuk trianggulasi dan keraguan karir jenis
Indesicive Career.
5. Tidak ada hubungan yang signifikan pengekangan orang tua terhadap
kepribadian anak dalam bentuk Fusi dan keraguan karir jenis Undecided
Career.
6. Tidak ada hubungan yang signifikan pengekangan orang tua terhadap
kepribadian anak dalam bentuk trianggulasi dan keraguan karir jenis
Undecided Career.
DAFTAR PUSTAKA
Fredy Rangkuti, (2007), Analisis SWOT Teknik Analisis Membedah Kasus Bisnis,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.